• Tidak ada hasil yang ditemukan

SELF EFFICACY DAN SHALAT DHUHA

A. Self Efficacy

a. Pengertian Self Efficacy

Menurut Bandura self efficacy adalah presepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. self efficacy berhubungan dengan keyakinan diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. self

efficacy adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan

yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. self efficacy berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai), sedang self efficacy menggambarkan penilaian kemampuan diri.1

Manusia dalam suatu situasi tertentu sangat tergantung pada responsitas perilaku, lingkungan, dan kondisi kognitif, khususnya faktor-faktor yang berkaitan dengan keyakinan bahwa mereka dapat atau tidak memenuhi kebutuhan perilaku untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan dalam situasi tertentu. Bandura menyebut ekspektasi-ekspektasi macam ini kemampuan diri untuk memengaruhi hasil yang diharapkan (self

1Awisol, Psikologi Keepribadian, (Malang : UMM Press, 2007),

19

efficacy). Menurut Bandura keyakinan manusia terhadap self efficacy mereka akan memengaruhi arah tindakan yang akan

dipilih untuk diupayakan, seberapa banyak upaya yang akan ditanamkan pada aktifitas-aktifitas tersebut, seberapa lama akan bertahan ditengah gempuran badai dan kegagalan, dan seberapa besar keinginan mereka untuk bangkit kembali. Meskipun self

efficacy memiliki pengaruh klausal yang kuat pada tindakan

manusia bukan berarti dia satu-satunya penentu. Lebih tepatnya

self efficacy harus berkombinasi dengan lingkungan, perilaku

sebelumnya, dan variable kepribadian lainnya, khususnya ekspetasi terhadap hasil, untuk dapat menghasilkan perilaku tertentu.2

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy

Bandura menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi self efficacy pada diri individu antara lain : a. Budaya

Budaya mempengauhi self efficacy melalui nilai (values), kepercayaan (beliefs), dalam proses pengaturan diri (self regulatory process) yang berfungsi sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai konsekuensi dari keyakinan akan self efficacy.

2

Jess Feist, Greogory J. Feist, Teories of Personality, Terj. Yudi Santoso, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 415.

20 b. Gender (Jenis Kelamin)

Perbedaan gender juga berpengaruh terhadap self

efficacy. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Bandura yang

menyatakan bahwa wanita lebih efikasinya yang tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai wanita karir akan memiliki self efficacy yang tinggi dibandingkan dengan pria yang bekerja.

c. Sifat dari tugas yang dihadapi

Derajat yang kompleksitas dari kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu tersebut terhadap kemampuan dirinya sendiri. semakin kompleks tugas yang dihadapi oleh individu maka akan semakin rendah individu tersebut menilai kemampuannya. Sebaliknya, jika individu dihadapkan pada tugas yang meudah dan sederhana maka akan semakin tinggi individu tersebut menilai kemampuannya.

d. Intensif eksternal

Faktor lain yang dapat mempengaruhi self efficacy individu adalah insentif yang diperolehnya. Bandura menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan self efficacy adalah competent continges incentive, yaitu insentif yang dapat diberikan orang lain yang merefleksikan keberhasilan seseorang.

21

e. Status atau peran individu dalam lingkkungan

Individu yang memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat kontrol yang lebih besar sehingga self

efficacy yang dimilikinya juga tinggi. Sedangkan individu

yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki kontrol yang lebih kecil sehingga self efficacy yang dimilikinya juga rendah.

f. Individu tentang kemampuan diri

Individu yang memiliki self efficacy tinggi, jika ia memperoleh informasi positif mengenai dirinya, sementara inidvidu akan memiliki self efficacy yang rendah, jika ia memperoleh informasi negatif mengenai dirinya.3

c. Fungsi Self Efficacy

Efikasi diri yang telah terbentuk akan mempengaruhi dan memberi fungsi pada aktifitas individu. Bandura menjelaskan tentang pengaruh dan fungsi tersebut, yaitu :

a. Fungsi kognitif

Bandura menyebutkan bahwa pengaruh dari Self

efficacy pada proses kognitif seseoraang sangat berfariasi.

Pertama, Self efficacy yang kuat akan mempengaruhi tujuan pribadinya. Semakin kuat Self efficacy, semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya sendiri dan yang memperkuat adalah komitmen individu terhadap tujuan

3

Bandura, A, Self Efficacy, The Excercise Of Control, (New York : W. H. Freeman and Company, 1997), hlm. 56-71.

22 tersebut. Individu dengan Self efficacy yang kuat mempunyai cita-cita yang tinggi, mengatur rencana dan berkomitmen pada dirinya untuknya mencapai tujuan tersebut. Kedua, individu dengan Self efficacy yang kuat akan mempengaruhi bagaimana individu tersebut menyiapkan langkah-langkah antisipasi bila usahanya yang pertama gagal dilakukan. b. Fungsi motivasi

Self efficacy memainkan peranan penting dalam

pengaturan motivasi diri. Sebagian besar motivasi manusia dibangkitkan secara kognitif. Individu memotivasi dirinya sendiri dan menuuntun tindakan-tindakannya dengan menggunakan pemikiran-pemikiran tentang masa depan sehingga individu tersebut akan membentuk kepercayaan mengenai apa yang dapat dirinya lakukan. Individu juga akan mengantisipasi hasil-hasil dari tindakan-tindakan yang prospektif, menciptakan tujuan bagi dirinya sendiri dan merencanakan bagian dari tindakan-tindakanuntuk merealisasikan masa depan yang berharga. Self efficacy mendukung motivasi dalam berbagai cara dan menentukan tujuan-tujuan yang diciptakan individu bagi dirinya sendiri dengan seberapa besar ketahanan individu terhadap kegagalan. Ketika menghadapi kesulitan dan kegagalan, individu yang mempunyai keraguan diri terhadap kemampuan dirinya akan lebih cepat dalam mengurangi usaha-usaha yang dilakukan atau menyerah. Individu yang

23

memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan dirinya akan melakukan usaha yang lebih besar ketika individu tersebut gagal dalam menghadapi tantangan. Kegigihan atau ketekunan yang kuat mendukung bagi mencapai suatu performansi yang optimal. Self efficacy akan berpengaruh terhadap aktifitas yan dipilih, keras atau tidaknya akan tekun atau tidaknya individu dalam usaha mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

c. Fungsi Afeksi

Self efficacy akan mempunyai kemampuan coping

individu dalam mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami pada situasi yang sulit dan menekan, dan juga akan memepengaruhi tingkat motivasi individu tersebut. Self

efficacy memegang peranan penting dalam kecemasan, yaitu

untuk mengontrol stres yang terjadi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pernaytaan Bandura bahwa Self efficacy mengatur perilaku untuk menghindari suatu kecemasan. Semakin kuat Self efficacy, individu semakin berani menghadapi tindakan yan menekan dan mengancam. Individu yang yakin pada dirinya senidri dapat menggunakan kontro pada situasi yang mengancam, tidak akan membangkitkan pola-pola pikiran yang mengganggu. Sedangkan bagi individu yang tidak dapat mengatur situasi yang mengancam akan mengalami kecemasan yang tinggi. Individu yang memikirkan ketidakmampuan coping dalam

24 dirinya dan memandang banyak aspek dari lingkungan sekeliling sebagai situai ancaman yang penuh bahaya, akhirnya akan membuat individu membesar-besarkan ancaman yang mungkin terjadi dan kekhawatiran terhadap hal-hal yang sangat jarang terjadi. Melalui pikiran-pikiran tersebut, individu menekan dirinya senidiri dan meremehkan kemampuan dirinya sendiri.

d. Fungsi Selektif

Fungsi selektif akan mempengaruhi pemilihan aktifitas atau tujuan yang akan diambil oleh individu. Individu menghindari aktifitas dan situasi yang individu percayai telah melampaui batas kemampuan coping dalam dirinya, namun individu tersebut telah siap melakukan aktifitas-aktifitas yang menantang dan memilih situasi yang dinilai mampu untuk diatasi. Perilaku yang individu buat ini akan memperkuat kemampuan, minat-minat dan jaringan sosial yang mempengaruhi kehidupan, dan akhirnya akan mempengaruhi arah perkembangan personal. Hal ini karena pengaruh sosial berperan dalam pemilihan lingkungan, berlanjut untuk meningkatkan kompetensi, nilai-nilai dan minat-minat tersebut dalam waktu yang lama setelah faktor

25

yang mempengaruhi keputusan keyakinan telah memberikan pengaruh awal.4

d. Sumber Self efficacy

Self efficacy pada individu terjadi apabila individu belajar

mengenali diri sendiri dengan mencatat sebanyak mungkin aspek positif yang dimiliki, serta menerima diri sendiri secara apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan. Karena dengan itu akan tumbuh keyakinan dari dalam dirinya sendiri yang dapat membantu melakukan aktivitasnya sehingga tidak ada hambatan atau halangan apapun.5

e. Aspek-Aspek Self efficacy

Efikasi diri yang dimiliki seseorang berbeda-beda, dapat dilihat berdasarkan aspek yang mempunyai implikasi penting pada perilaku. Bandura (1986) mengemukakan tiga aspek dalam

self efficacy, yaitu :

a. Magnitude, aspek ini berkaitan dengan kesulitan tugas. Apabila tugas-tugas yang dibebankan pada individu disusun menurut tingkat kesulitannya, maka terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah, atau tinggi. Individu akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk

4Bandura A, Self Efficacy, In V.S.Ramachaudran (Ed), Encyclopedia Of

Human Behavior , (Vol.4pp.), (New York : Academic Press, 1994), hlm. 4-7. 5

S. Azwar, Efikasi Diri dan Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa, (Jurnal Psikologi, 1996), No. I, hlm. 33-40.

26 dilaksanakannya dan akan tugas-tugas yang diperkirakan diluar batas kemampuan yang dimilikinya.

b. Strength, aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemampuan seseorang terhadap keyakinannya. Tingkat efikasi diri yang lebih rendah mudah digoyangkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya, sedangkan seseorang yang memiliki efikasi diri yang kuat tekun dalam meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang memperlemahnya.

c. Generality, aspek ini berhubungan luas dengan bidang tugas atau tingkah laku. Beberapa pengalaman berangsur-angsur menimbulkan penguasaan terhadap pengharapan pada bidang tugas atau tingkah laku yang khusus sedangkan pengalaman lain membangkitkan keyakinan yang meliputi berbagai tugas.6

Dokumen terkait