• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan

Dalam dokumen Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia Bu (Halaman 160-165)

Bab XII Ekuitas

3. Tambahan Modal Disetor

4.1. Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan adalah selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan kantor cabang atau perusahaan anak di luar negeri yang termasuk dalam kriteria entitas asing.

Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign operation), yang

aktivitasnya bukan merupakan bagian integral dari perusahaan pelapor.

B. Dasar Pengaturan

1. Kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) adalah suatu anak perusahaan

(subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang dari perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor atau entitas asing.

(PSAK 11: Paragraf 6)

2. Metode yang digunakan untuk menjabarkan laporan keuangan suatu kegiatan usaha luar negeri bergantung pada cara pendanaan dan operasi perusahaan pelapor. Untuk tujuan ini, kegiatan usaha luar negeri diklasifikasikan sebagai “kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dengan operasi

perusahaan pelapor” atau sebagai “entitas asing”. (PSAK 11: Paragraf 7)

3. Kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dengan operasi perusahaan pelapor menjalankan usahanya seolah-olah suatu perluasan dari operasi perusahaan pelapor. Sebagai contoh, suatu kegiatan usaha luar negeri semacam itu mungkin hanya menjual barang-barang yang diimpor dari perusahaan pelapor dan mengirimkan hasilnya ke perusahaan pelapor. Dalam keadaan tersebut, suatu perubahan dalam nilai tukar antara mata

uang pelaporan (reporting currency) dengan mata uang kegiatan usaha luar

negeri (foreign operation) memiliki dampak langsung pada arus kas dari

operasi perusahaan pelapor. Oleh karena itu, perubahan dalam nilai tukar memengaruhi masing-masing pos moneter pada kegiatan usaha luar negeri

daripada investasi neto perusahaan pelapor dalam operasi tersebut. (PSAK 11:

Paragraf 8)

4. “Sebaliknya, entitas asing mengakumulasikan kas dan pos moneter lainnya, mengadakan pengeluaran, menghasilkan pendapatan atau berutang, dalam

5. Laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dari perusahaan pelapor harus dijabarkan dengan menggunakan prosedur sebagaimana dinyatakan dalam PSAK No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing, seolah-olah transaksi kegiatan usaha luar negeri tersebut

merupakan transaksi perusahaan pelapor sendiri. (PSAK 11: Paragraf 11)

6. Berdasarkan pertimbangan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar sebenarnya, misalnya kurs rata-rata selama suatu periode, sering kali digunakan

untuk menjabarkan pendapatan dan beban suatu entitas asing. (PSAK 11:

Paragraf 15)

7. Penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing mengakibatkan pengakuan selisih kurs yang timbul dari:

a. Penjabaran pendapatan dan beban dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi dan aset serta kewajiban dengan menggunakan kurs penutup;

b. Penjabaran saldo awal investasi neto dalam entitas asing dengan kurs yang berbeda dari yang dilaporkan sebelumnya; dan

c. Perubahan lain atas ekuitas dalam entitas asing.

Selisih kurs ini tidak diakui sebagai pendapatan atau beban untuk periode yang bersangkutan, karena perubahan dalam nilai tukar hanya sedikit atau bahkan tidak berdampak atas arus kas dari operasi, baik sekarang maupun yang akan datang untuk entitas asing maupun perusahaan pelapor. Bila suatu entitas asing dikonsolidasikan tapi tidak dimiliki seluruhnya, akumulasi selisih kurs yang ditimbulkan penjabaran dan tertribusi untuk kepentingan minoritas, dialokasikan dan dilaporkan sebagai suatu bagian dari kepentingan minoritas

dalam neraca konsolidasi. (PSAK 11: Paragraf 16)

8. Perusahaan harus mengungkapkan selisih kurs bersih yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi

selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode. (PSAK 11: Paragraf 24)

C. Penjelasan

1. Kegiatan kantor cabang atau anak perusahaan bank di luar negeri dapat diklasifikasikan sebagai:

a. bagian integral dari bank; atau

2. Untuk kegiatan kantor cabang atau perusahaan anak luar negeri yang merupakan bagian integral dari bank, masing-masing pos dalam laporan keuangan dijabarkan seolah-olah seluruh transaksi dilaksanakan sendiri oleh bank pelapor. Selisih penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

3. Kantor cabang atau perusahaan anak diindikasikan sebagai entitas asing apabila:

a. Kantor cabang atau perusahaan anak memiliki tingkat otonomi yang memadai.

b. Transaksi-transaksi dengan bank bukan suatu proporsi besar bagi kantor cabang atau perusahaan anak.

c. Aktivitas operasi kantor cabang atau perusahaan anak dibiayai terutama dari operasinya sendiri atau pinjaman lokal, bukan dari bank.

d. Biaya sumber dana, tenaga kerja dan komponen lainnya dari produk atau jasa kegiatan usaha kantor cabang atau perusahaan anak terutama dibayar atau diselesaikan dalam mata uang setempat daripada dalam mata uang pelaporan (Rupiah).

e. Pendapatan kegiatan usaha kantor cabang atau perusahaan anak terutama

dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang pelaporan (Rupiah).

f. Pengelolaan arus kas mandiri.

4. Penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing untuk disatukan dengan laporan keuangan bank, digunakan prosedur sebagai berikut:

a. Aset dan kewajiban entitas asing, baik moneter maupun non-moneter dijabarkan dengan menggunakan kurs penutupan.

b. Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

c. Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

5. Berdasarkan pertimbangan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar sebenarnya, misalnya kurs rata-rata selama suatu periode, seringkali digunakan untuk menjabarkan pendapatan dan beban suatu entitas asing.

D. Perlakuan Akuntansi

1. Dalam menjabarkan laporan keuangan suatu entitas asing untuk disatukan/ diinkorporasi dengan laporan keuangan perusahaan pelapor digunakan prosedur sebagai berikut:

a Aset dan kewajiban serta saldo komitmen dan kontinjensi entitas asing,

baik moneter maupun non moneter dijabarkan dengan menggunakan

kurs penutup (closing rate).

b Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

c Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai dengan pelepasan investasi neto yang bersangkutan.

d Pada saat pelepasan (disposal), selisih kurs yang telah ditangguhkan harus

diakui sebagai pendapatan atau beban dalam periode yang sama pada waktu keuntungan atau kerugian pelepasan diakui.

E. Ilustrasi Jurnal

1. Pada saat transfer aset dan/atau kewajiban dari kantor cabang luar negeri: Db/Kr. Aset yang terkait

Db/Kr. Kewajiban yang terkait

Kr/Db. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2. Pada saat transfer saldo laba dari kantor cabang luar negeri:

Db. Rekening antar kantor luar negeri Kr. Saldo laba

Db/Kr. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 3. Pada saat transfer saldo rugi dari kantor cabang luar negeri:

Db. Saldo rugi

Kr. Rekening antar kantor luar negeri

F. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:

1. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode.

2. Perubahan dalam klasifikasi suatu kegiatan kantor cabang atau perusahaan anak di luar negeri yang signifikan, yang meliputi:

a. sifat perubahan dalam klasifikasi;

b. alasan perubahan;

c. dampak perubahan atas modal bank; dan

d. dampak pada laba bersih atau kerugian untuk setiap periode sebelumnya jika perubahan klasifikasi terjadi pada periode sebelumnya yang paling awal.

3. Dampak perubahan dalam nilai tukar yang terjadi setelah tanggal neraca terhadap pos-pos moneter mata uang asing atau laporan keuangan suatu kantor cabang atau perusahaan anak di luar negeri, jika perubahan tersebut sedemikian besar sehingga bila tidak diungkapkan akan mempengaruhi kemampuan pembaca laporan keuangan untuk membuat evaluasi dan keputusan yang tepat.

4.2. Selisih Transaksi Restrukturisasi Eni tas Sepengendali

Dalam dokumen Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia Bu (Halaman 160-165)

Dokumen terkait