• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semangat Terus Berpengaruh di Setiap Sudut

Jika kita perhatikan pengaruh dari ustadz Hasan Al-Banna tidak saja terdapat di Mesir. Pengaruh beliau juga merambah seluruh dunia. Merasuk ke dalam benak kaum muslimin Amerika, Eropa, Asia, Afrika dan Australia. Pendek kata, di seluruh benua yang terdapat dibumi ini, telah berdiri berbagai macam cabang dari jamaah Ikhwanul Muslimin. Mereka berdakwah seperti Ikhwanul Muslimin pusat melakukan dakwah. Mereka mengikuti teknik-teknik (uslub) dakwah yang dilakukan jamaah Ikhwanul Muslimin. Mereka memilih aturan yang telah digariskan Ikhwanul Muslimin. Mereka berteriak dengan slogan-slogan Ikhwanul Muslimin. Di setiap benua, akan kita dapati para pemuda Ikhwanul Muslimin. Mereka seperti Hasan Al-Banna dan Hasan Al-Hudhaibi -dua orang pembimbing Ikhwanul Muslimin-. Berulang kali mempelajari surat-surat Al-Imam Asy- Syahid. Berguru pada buku-buku yang telah ditulis beliau. Belajar di dalam sekolah beliau. Seluruh dunia, baik dunia Islam maupun tidak, tertuju kepada seluruh gerakan Islam, aktifitas Islam dan kepada dakwah Islam. Ini semua termasuk hasil usaha dari jamaah Ikhwanul Muslimin. Paling tidak, dunia mengadopsi pelajaran-pelajaran yang berasal dari jamaah ini. Dunia menerapkan prinsip-prinsip yang telah digariskan oleh jamaah ini. Hal itu terjadi, karena para pemuda Ikhwan bergerak, hidup, berinteraksi dan berpengaruh. Jihad menurut Islam diantaranya adalah bergerak, hidup dan berinteraksi. Karena kesempurnaan Islam terletak dari kesinambungan jihad hingga hari kiamat. Seluruh penulis dan para dai Islam abad terakhir ini hanya diam membisu terhadap kewajiban jihad ini. Tidak ada ustadz yang menghidupkan kewajiban jihad ini kecuali ustadz abad ini, ustadz Hasan Al-Banna.

Ratusan tahun terakhir ini, tidak ada seorang pun yang menjadikan jihad merupakan bagian dari dakwahnya. Hanya Hasan Al-Banna sajalah yang menyerukan untuk menghidupkan kembali kewajiban jihad ini. Slogan beliau yang terkenal adalah, “Jihad merupakan jalan kami.” Ungkapan ini bukan sekedar slogan belaka dan bukan aksesoris belaka. Beliau tidak saja mempopulerkan kata “jihad” tanpa penjelasan tentang maknanya. Beliau menyeru bahwa jihad merupakan jalan dari jamaah Ikhwanul Muslimin. Beliau terapkan atas diri sendiri terlebih dahulu, sebelum ia menyeru kepada orang lain. Dialah yang pertama kali di dalam jamaah Ikhwanul Muslimin yang menggunakan pakaian militer. Dia pula yang pertama kali berlatih menggunakan senjata sebagai persiapan untuk membebaskan Palestina. Dia juga yang pertama kali ikut serta dalam melatih para Ikhwan menggunakan berbagai macam dan bentuk senjata. Dia menanamkan dalam jiwa para pemuda untuk mencintai jihad.

Perasaan yang kuat ini memenuhi jiwa para pemuda yang berada di seantaro dunia Islam. Perasaan ini menggerakkan orang yang semulanya diam. Merubah berbagai macam keadaan. Menjauhkan diri dari berpangku tangan. Menanamkan pada diri para pemuda muslim perasaan berani yang sebenarnya. Menanamkan rasa mau mengorbankan diri secara berkesinambungan. Salah satu anak dari jajaran Ikhwan telah mati syahid di Palestina. Maka pembangkit semangat jihad ini berangkat menemui Al- Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Para ikhwan teringat pesan Al-Imam Asy-Syahid kepada pembangkit semangat jihad tersebut, Jika nanti anda menemui saya untuk mengucapkan belasungkawa, maka pergilah anda beserta para pengikut anda. Adapun jika anda datang menemui saya untuk mengucapkan rasa suka cita, maka selamat datang di surga ini.” Segala hal yang berkenaan dengan kewajiban jihad ini telah terungkap dihadapan kami. Di dalam kewajiban jihad ini terungkap dimensi dunia dan akhirat. Jika Allah menganugerahi dan memberi saya kemulian dengan mati syahidnya salah satu anak saya, maka saya menjadi bersemangat untuk melakukan amal saleh. Karena anda akan mengenal kami sebagai keluarga yang berjihad. Alhamdulillah, anak kedua saya turut ke medan jihad. Air mata saya memancar keluar. Saya bergetar merasa terharu. Karena kepergian anak saya berjihad merupakan nasehat yang paling baik. Saya bergetar merasa terharu mengingat ustadz kami Hasan Al-Banna. Tidak ada penjelasan yang lebih baik selain memberi semangat kepada seorang mukmin untuk berjihad. Inilah ustadz kami. Barangsiapa yang ingin menjadi ustadz yang sesungguhnya, berkacalah padanya.

Adapun ucapan sangatlah banyak, mengucapkan beberapa lafadz sangatlah mudah. Begitu pula dengan mengucapkan syair-syair, amatlah mudah. Namun yang dituntut dari para pria adalah mengangkat senjata dan yang dituntut dari para konglomerat adalah mengencangkan ikat pinggang.

Hasan Al-Banna bukanlah sebuah sejarah di suatu hari. Sejarah yang membicarakan tentang laki-laki yang mempunyai keinginan dan cita-cita yang besar terhadap dunia. Dia menjadi pimpinan militer yang membuat pusing para musuhnya. Menjadi pimpinan pasukan di laut yang memporak-porandakan senjata musuhnya. Ini semua bermotifkan ekonomi yang sangat terkenal di dalam bidang keuangan. Sejarah telah menceritakan tentang tindak tanduk mereka ini. Adapun para rasul, para nabi, pengikut mereka dan para pengemban dakwah tidaklah demikian. Mereka menghimpun masyarakat di atas petunjuk untuk kebaikan dunia dan akhirat. Jika dunia merupakan kehidupan yang fana dan mudah lenyap. Maka akhirat merupakan kehidupan yang abadi yang disiapkan Allah bagi mereka yang beramal baik. Jika seseorang beramal shaleh, menjalankan kehidupan di dunia dengan memperhatikan batas-batas halal dan haram, maka dijamin namanya akan selalu dikenang di dunia dan di akhirat. Dia akan termasuk orang yang mempunyai derajat yang tinggi. Oleh karena itu para rasul, nabi dan dai tidak pernah menjadi sejarah yang senantiasa dibaca. Karena mereka hingga saat ini masih hidup. Kehidupan

mereka nampak pada jutaan orang yang mengimani, mengikuti dan menerapkan semua ajaran yang telah mereka sampaikan.

Bukankah kita melihat bahwa nama Muhammad saw senantiasa disebut namanya di waktu siang dan malam, di setiap kesempatan secara terus menerus. Di waktu matahari terbit, di saat adzan waktu shalat tiba, nama beliau saw senantiasa dikumandangkan. Apakah hal ini anda anggap sebagai sejarah atau beliau saw senantiasa hidup dengan segala maknanya. Terutama bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang bermakna.

Al-Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna mengikuti jejak Rasulullah saw yang merupakan bentuk kecintaan dan keimanannya terhadap beliau saw. Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Sehingga Hasan Al-Banna tidak akan pernah menjadi sejarah. Karena beliau senantiasa hidup berdetak di jantung setiap orang yang tergabung di dalam barisan Ikhwanul Muslimin. Mereka dengan karunia Allah akan senantiasa hidup. Mereka akan menyerahkan tongkat perjuangan kepada generasi selanjutnya. Jika salah seorang Ikhwan meninggal, maka akan muncul Ikhwan yang lain dan akan terus begitu hingga hari kiamat tiba. Bukankah ini berarti kehidupan?

Al-Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna juga manusia. Sama seperti yang lainnya. Dari sisi manusia tak ada kelebihan beliau terhadap yang lain. Ia berperawakan tidak pendek dan juga tidak tinggi. Namun, ia berwibawa dan disegani. Kedua matanya bersinar cemerlang menunjukkan kecerdasan pemiliknya. Mata akan senang bila melihatnya. Jiwa akan merasa tenang bila dekat dengannya. Ketampanan beliau terpancar dari amal shaleh beliau yang banyak. Suara beliau terbilang tidak merdu. Namun, suara beliau jelas terdengar dan enak didengar. Jika beliau membaca Al-Quran, beliau mempunyai lantunan yang membuat orang terhanyut dan membuat orang ingin menyimaknya. Jika beliau berbicara, maka suaranya menarik perhatian pendengar. Seluruh peserta yang hadir dalam acara ceramah beliau, diam memperhatikan. Jika beliau naik mimbar, maka kefasihan, penjelasan dan kata-kata terhormat yang keluar dari mulut beliau. Mulut beliau suci bersih, namun berani menyuarakan kebenaran. Serta nampak ketabahan beliau yang tercermin dari suaranya. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam ketika menyampaikan sebuah khutbah. Sehingga hal ini membangkitkan keinginan para pendengar untuk mendengar lebih banyak lagi kata-kata yang keluar dari mulut beliau. Para pendengar berharap agar beliau tidak menghentikan ceramahnya. Tulisan dan khutbah beliau selalu dihiasi dengan gaya bahasa sastra yang tinggi. Seperti isti’arah, kinayah dan

tasybih.4 Beliau mengucapkan hal ini semua tanpa ada halangan

sedikitpun. Layaknya seperti anak panah yang melesat menuju sasarannya. Ucapannya benar, argumennya jelas dan kuat. Anda akan merasa cendrung untuk mendengar berbagai macam pemikiran yang keluar dari mulut beliau. Ucapan beliau bebas bergerak dan jujur. Ucapan yang keluar dari mulut beliau membantu menjelaskan segala hal yang ingin beliau sampaikan. Beliau tidak terlalu memperhatikan masalah penampilan luar.

Beliau tidak menggunakan pakaian panjang, tidak menggunakan seragam. Beliau tidak memakai pakaian panjang kecuali jika terdapat kesesuaian dan keindahan. Mengenai warna, beliau memilih berbagai macam warna. Beliau memiliki sebuah tas kulit kecil yang senantiasa menemani beliau di dalam perjalanan. Di dalam tas tersebut terdapat minyak wangi Syabrawisy 555, sisir dan sebuah mushaf. Mushaf yang sering beliau letakkan di dalam saku, jika beliau tidak membawa tas kulit tersebut.

Semua Upayanya Didedikasikan