• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semiotika Charles Sanders Peirce

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 37-43)

Menurut Peirce, semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yang disebut

teori segitiga makna (triangle of meaning),47 diantaranya:

1. Tanda (Sign)

Sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain diluar tanda itu sendiri.

2. Acuan Tanda (objek)

Konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

3. Penggunaan Tanda (Interpretant)

Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atu makna yang ada dalam benak sesorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

47

Rahmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media

Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Kencana, Jakarta

Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan (Triangle of Meaning)

SIGN

INTERPRETANT OBJECT

Yang dikupas dari segitiga adalah bagaimana makna muncul dari sebuah

tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.48 Analisis ini

bersifat subjektif. Periset seolah-olah ia memahami pemikiran subjek yang dirisetkan. Tentu saja periset harus menyertakan konteks social budaya, teori-teori, konsep-konsep, dan data-data untuk menjelaskan analisis dan

interpretasinya.49

Menurut Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something is some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Konsekuansinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triandik, yakni ground di baginya

menjadi tiga:50 48 Ibid, hal 35 49 Ibid, hal 267 50

1. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.

2. Sinsign adalah eksistensi actual benda tau peristiwa yang pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai.

3. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.

Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda menjadi icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol) :

1. Icon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa sehingga tanda mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen dan obyeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas.

2. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomena atau eksistensi di antara representmen dan obyeknya. Di dalam indeks hubungan antara tanda dengan obyeknya bersifat kongkrit, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal.

3. Symbol adalah jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensional sesuai kesepakan sosial atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat.

Berdasarkan Interpretant, tanda (sign atau representame) dibagi atas rheme, dicent sign dan argument :51

1. Rhema adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan.

2. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuatu kenyataan. Misalnya, jika pasa suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu-rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa di situ sering terjadi kecelakaan

3. Argument adalah tanda langsung memberikan alasan tentang sesuatu.

Berdasarkan berbagai klafikasi tersebut, Peirce membagi tanda menjadi

sepuluh jenis:52

1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan kualitas tanda. Misalnya, suara keras yang menandakan orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan

51

Ibid Hal 42

2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh Foto, Diagram, Peta dan Tanda Baca

3. Rhematic indexial Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman

langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena

kehadirannya disebabkan oleh sesuatu: pantai yang sering merengut nyawa orang yang sedang mandi di situ akan dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna bahaya dilarang mandi disini.

4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya : Tanda Larangan yang terdapat dipintu masuk sebuah kantor.

5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas.

6. Rhematic Indexcial Legisign, yakni tanda yang mengacu kapada objek tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, mana buku itu? Dan jawab, itu

7. Dicent Indexcial Lesisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang

berputar-putar di atas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah dilarikan kerumah sakit.

8. Rhematic Symbol, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakan, harimau. Mengapa kita katakana demikian, karena ada asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau.

9. Dicent Symbol atau Proposition adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata pergi!! Penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan sertamerta kita pergi. Padahal proposisi yang kita dengan hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan yang membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang mengandung makna yang berasosiasi di dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafirkan proposisi itu, dan seseorang segera menetapkan pilihan atau sikap.

10. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata “Gelap. Orang itu berkata gelap sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. Dengan demikian argumen merupakan tanda yang berisi penilaian atau

alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut mengandung kebenaran.

Penelitian ini akan mengidentifikasikan pesan dalam tampilan film yang terdiri dari gambar yang lalu mengkelompokan menjadi beberapa jenis tanda sampai kemudian menemukan makna dibalik tanda yang dipaparkan menggunakan analisis semiotika dengan kajian analisis semiotika Peirce. Dengan model triadic, dimana antara tanda, objek dan interpretasi memiliki hubungan interpretasi peneliti atas data yang diperolehnya. Analisis semiotika Charles Sanders Peirce memaknai tanda-tanda tersebut untuk membantu penulis dalam mencari tanda-tanda Eksistensi Manusia pada film Life of Pi.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 37-43)

Dokumen terkait