BAB II LANDASAN TEORI
2.2 Sensor Kecepatan
Sensor kecepatan merupakan sensor yang berfungsi untuk mengetahui berapa kecepatan yang dapat dihasilkan oleh suatu objek. Sensor kecepatan GPS merupakan perangkat kecepatan yang menggunakan perubahan data posisi koordinat bumi yang diperoleh dari satelit GPS yang diolah oleh prosesor menjadi kecepatan. Bentuk modul sensor kecepatan GPS akan ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Modul Sensor Kecepatan 2.3 Sensor Arus (ACS712)
ACS712 adalah Hall Effect current sensor. Hall effect allegro ACS712 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem komunikasi.
Pada umumnya aplikasi sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol motor, deteksi beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih.
Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga. Cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan.
Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall
IC yang 7 didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.
Bentuk modul sensor arus akan ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Modul Sensor Arus 2.4 Sensor Tegangan
Sensor tegangan ini digunakan untuk mengukur tegangan AC atau DC.
Prinsip kerja modul sensor tegangan yaitu didasarkan pada prinsip penekanan resistansi, dan dapat membuat tegangan input berkurang hingga 5 kali dari tegangan asli. Bentuk modul sensor tegangan akan ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Modul Sensor Tegangan 2.5 Sensor Kedalaman (Sensor Ultrasonik)
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan
waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah objek padat, cair, butiran maupun tekstil. Sensor ultrasonic dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler melalui satu pin I/O.
Sensor ultrasonik pada umumnya digunakan untuk menentukan jarak sebuah objek. Sensor ultrasonik mempunyai kemampuan untuk mendeteksi objek lebih jauh terutama untuk benda-benda yang keras. Pada benda-benda yang keras yang mempunyai permukaan yang kasar gelombang ini akan dipantulkan lebih kuat dari pada benda yang permukaannya lunak. Bentuk modul sensor kedalaman atau sensor ultrasonik akan ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Modul Sensor Ultrasonik 2.6 Panel Surya
Panel surya adalah pembangkit listrik yang bekerja berdasarkan efek
fotoelektrik.Energi surya disebut sebagai energi terbarukan atau berkelanjutan
karena akan tersedia selama matahari terus bersinar. Panel surya terbuat dari
bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor ini seperti silikon, germanium, dan
fosfor. Berdasarkan teori Maxwell tentang radiasi elektromagnet , cahaya dapat
dianggap sebagai spektrum gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang berbeda. Pendekatan yang berbeda dijabarkan oleh Einstein
bahwa efek photovoltaic mengindikasikan cahaya merupakan partikel diskrit atau
quanta energi [6].
Sifat cahaya sebagai energi dalam paket-paket foton ini yang diterapkan pada sel surya. Semakin besar input yang diberikan, maka daya listrik yang dapat dihasilkan oleh sel surya semakin besar. Daya listrik adalah besaran yang diturunkan dari nilai tegangan dan arus yang dihasilkan merupakan bagian dari kelistrikan yang dimiliki oleh sel surya. Daya listrik yang diberikan oleh sel surya akan ditunjukkan pada Persamaan 2.1 [7].
ππ ππ = ππ ππ.πΌπ ππβ¦β¦β¦..(2.1) Efesiensi keluaran maksimum (Ι³) didefinisikan sebagai persentase daya keluaran optimum terhadap energi cahaya yang digunakan, yang dituliskan pada Persamaan 2.2.
Ξ· = π.ππ’π‘
π.ππ π₯ 100%
...(2.2) Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapatkan cahaya diperoleh dari kemampuan perangkat sel surya tersebut untuk memproduksi tegangan ketika diberi beban dan arus melalui beban pada watu yang sama. Kemampuan ini direpresentasikan dalam kurva arus-tegangang (I-V) yang ditunjukkan seperti pada Gambar 2.7 [8].
Gambar 2.7 Karakteristik Kurva I-V Pada Panel Surya
2.6.1 Jenis-jenis Panel Surya Berdasarkan Tingkat Efisiensinya a. Panel Surya Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi terkini & menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan. Gambar panel surya mono-crystalline akan ditunjukkan pada Gambar 2.8 [9].
Gambar 2.8 Panel Surya Mono-crystalline b. Panel Surya Polikristal (Poly-Crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Type ini memerlukan luas permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan
daya listrik yang sama. Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah
dibandingkan type monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung
lebih rendah. Gambar panel surya polycrystal ditunjukkan pada Gambar 2.9
[9].
Gambar 2.9 Panel Surya Poly-Crystalline c. Panel Surya Thin Film Photovoltaic
Merupakan panel surya ( dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis mikrokristal-silicon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5%
sehingga untuk luas permukaan yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar daripada monokristal & polykristal. Inovasi terbaru adalah Thin Film Triple Junction PV (dengan tiga lapisan) dapat berfungsi sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya yang ditera setara. Gambar panel surya Thin Film Photovoltaic ditunjukkan pada Gambar 2.10 [9].
Gambar 2.10 Panel Surya Thin Film Photovoltaic
2.7 Baterai
Baterai pada kendaraan listrik berfungsi sebagai sumber energi, menyimpan arus listrik dan juga untuk menstabilkan tegangan sebelum dimanfaatkan untuk mengoperasikan beban, seperti motor starter, penerangan (lampu), klakson, dan lain sebagainya. Baterai sangat penting sebagai pemasok energi ke seluruh komponen kelistrikan yang ada pada kendaraan listrik, hal ini menjadikan baterai sangat vital sebagai sumber tenaga komponen-komponen listrik.
Menurut Rudolf Michael, Accumulator dapat di artikan sebagai sel listrik yang berlangsung proses elektrokimia secara bolak-balik (reversible) dengan nilai efisiensi yang tinggi. Disini terjadi proses pengubahan tenaga kimia menjadi tenaga listrik, dan sebaliknya tenaga listrik menjadi tenaga kimia dengan cara regenerasi dari elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dengan arah yang berlawanan didalam sel-sel yang ada dalam akumulator [10].
Saat pengisian tenaga listrik dari luar diubah menjadi tenaga listrik didalam akumulator dan disimpan didalamnya. Sedangkan saat pengosongan, tenaga di da-lam akumulator diubah lagi menjadi tenaga listrik yang digunakan untuk mencatu energi dari suatu peralatan listrik. Dengan adanya proses tersebut akumulator sering dikenal dengan elemen primer dan sekunder. Adapun jenis-jenis baterai berdasarkan proses yang terjadi dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Baterai Primer
Baterai primer biasa disebut Single Use atau baterai sekali pakai. Baterai jenis ini umumnya memberikan tegangan 1.5 volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), dan C (medium). Jenis baterai yang tergolong dalam kategori ini diantaranya adalah Baterai Zinc-Carbon, Baterai Alkaline, Baterai Lithium, Baterai Silver Oxide dan lain-lain.
2. Baterai Sekunder
Baterai sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau
Rechargeable Battery. Pada prinsipnya, cara baterai sekunder menghasilkan
arus listrik adalah sama dengan baterai primer. Hanya saja, reaksi kimia pada
baterai sekunder ini dapat berbalik (reversible). Pada saat baterai digunakan
menghubungkan beban pada terminal baterai (discharge), electron akan
mengalir dari negative ke positif. Sedangkan pada saat sumber energi luar (charge) dihubungkan ke baterai sekunder, electron akan mengalir dari positif ke negative sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis jenis baterai yang dapat di isi ulang yang sering kita jumpai antara lain :
a. Baterai lon lithium (li-lon)
Didalam baterai ini ion litium bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif saat dilepaskan, dan kembali saat diisi ulang. Baterai Li-ion memakai senyawa lithium interkalasi sebagai bahan elektrodanya, berbeda dengan lithium metalik yang dipakai di baterai litium non isi ulang. Baterai ion lithium umumnya dijumpai pada barang barang elektronik konsumen. Baterai ini merupakan jenis baterai isi ulang yang paling popular untuk peralatan elektronik portabel, karena memiliki salah satu kepadatan energi terbaik, tanpa efek memori, dan mengalami kehilangan isi yang lambat saat tidak digunakan. Selain digunakan pada peralatan elektronik konsumsi, LIB juga sering digunakan oleh industry militer, kendaraan listrik, dan dirgantara.
Sejumlah penelitian berusaha memperbaiki teknologi LIB tradisional, berfokus pada kepadatan energi, daya tahan, biaya, dan keselamatan intrinsik.
Bentuk baterai ini ditunjukkan pada Gambar 2.11 [11].
Gambar 2.11 Baterai Ion Lithium b. Baterai Lithium Polimer (Li-Po)
Hampir sama dengan baterai Li-Ion akan tetapi baterai Li-Po tidak
menggunakan cairan sebagai elektrolit melainkan menggunakan elektrolit
polimer kering yang berbentuk seperti lapisan plastic film tipis. Lapisan film
ini disusun berlapis-lapis diantara anoda dan katoda yang mengakibatkan
pertukaran ion. Dengan metode ini baterai LiPo dapat dibuat dalam berbagai
bentuk dan ukuran. Diluar dari kelebihan arsitektur baterai Lipo, terdapat
juga kekurangan yaitu lemahnya aliran pertukaran ion yang terjadi melalui elektrolit polimer kering. Hal ini menyebabkan penurunan pada charging dan discharging rate. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi dengan memanaskan baterai sehingga menyebabkan pertukaran ion menjadi lebih cepat, namun metode ini dianggap tidak dapat untuk diaplikasikan pada keadaan sehari-hari. Seandainya para ilmuwan dapat memecahkan masalah ini maka resiko keamanan pada baterai jenis lithium akan sangat berkurang.
Bentuk baterai ini akan ditunjukkan pada Gambar 2.12 [11].
Gambar 2.12 Baterai Lithium Polimer (Li-Po) c. Baterai Lead Acid
Baterai Lead Acid atau biasa disebut aki merupakan salah satu jenis baterai yang menggunakan asam timbale (lead acid) sebagai bahan kimianya.
Secara umum terdapat dua jenis beterai lead acid, yaitu Starting Battery dan Deep Battery. Bentuk baterai lead acid akan ditunjukkan pada Gambar 2.13 [11].
Gambar 2.13 Baterai Lead Acid d. Baterai Nikel-Metal Hydride
Baterai jenis ini dibuat dengan komponen yang lebih terjangkau dan
ramah lingkungan. Baterai Ni-MH menggunakan ion hidrogen untuk
menyimpan energi, tidak seperti baterai lithium ion yang menggunakan ion lithium. Baterai Ni-MH terdiri dari campuran nikel dan logam lain seperti titanium. Baterai ini biasanya mengandung pula komponen logam lain seperti mangan, aluminium, kobalt, zirconium, dan vanadium. Logam-logam tersebut pada umumnya berfungsi sebagai penangkap ion hidrogen yang dilepaskan untuk memastikan tidak mencapai fase gas. Bentuk baterai ini akan ditunjukkan pada Gambar 2.14 [11].
Gambar 2.14 Baterai Nikel-Metal Hydride (Ni-MH) 2.7.1 Rumusan Terapan Untuk Mencari Kapasitas Baterai
Rumus terapan yang digunakan untuk mendapatkan data kapasitas baterai dapat ditulis pada Persamaan 2.3 [12]
π
Baterai= πΌ
Bateraix π
Baterai...(2.3) Keterangan :
πΌ
Baterai= Arus pada baterai (A) π
Baterai= Arus pada baterai (V)
πBaterai = Daya pada baterai (Wh)Adapun perhitungan untuk mengetahui berapa lama baterai dapat menyuplai beban dapat menggunakan Persamaan 2.4.
Durasi = (
πΎππππ ππ‘ππ π΅ππ‘ππππ (πβ)π·ππ¦π πππ π‘πππ π΅ππππ (π)
) β ππππππ ππππ π πππ‘ππππ 20% ...(2.4) Keterangan :
Diefisiensi baterai merupan kondisi dimana baterai dalam keadaan tidak
efisien, tidak baik, atau tidak ideal lagi dalam memberikan kinerja. Pada
baterai lead acid diefisiensinya adalah sebesar 20% yang berarti baterai akan
memberi kemampuan optimal saat dalam kondisi kapasitas sebesar 20%
sampai dengan 100%.
Adapun untuk menentukan persentase penggunaan energi listrik pada baterai didapatkan dengan menggunakan Persamaan 2.5.
ππππ πππ‘ππ π ππππππ’ππππ πππ‘ππππ =
ππππππππππππ΅ππ‘ππππ
π₯ 100%...(2.5) Keterangan :
ππππππππππ
: Energi yang dikonsumsi saat melakukan percobaan (Wh) π
π΅ππ‘ππππ: Kapasitas baterai (Wh)
2.8 Solar Charge Controller
Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke baterai. Alat ini juga memiliki banyak fungsi yang pada dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai. Solar charge controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah DC yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar charge controller mengatur overcharging (kelebihan pengi-sian karena baterai sudah penuh) dan kelebihan tegangan (overvoltage) dari panel surya.
Kelebihan tegangan dan pengisian akan mengurangi umur baterai. Solar Charge Controller menerapkan teknologi Pulse Width Modulation (PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban.
Panel surya 12 V umumnya memiliki tegangan output 16 - 21 V. Jadi tanpa Solar Charge Controller, baterai akan rusak oleh overcharging dan ketidakstabilan tegangan. Baterai umumnya dicas pada tegangan 14-14,7 V. Fungsi detail dari Solar Charge Controller antara lain:
a. Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan over-voltage. Apabila baterai dalam keadaan kondisi sudah terisi penuh maka listrik yang disuplai dari modul surya tidak akan dimasukkan lagi dapa baterai dan sebaliknya juga jika keadaan kondisi baterai sudah kurang dari 30% maka Solar Charge Controller tersebut akan mengisi kembali baterai sampai penuh.
b. Mengatur arus yang dibebaskan atau diambil dari baterai agar baterai
tidak kelebihan pengisian dan kelebihan beban.
c. Monitoring temperatur baterai, Solar Charge Controller biasanya terdiri dari satu input (dua terminal) yang terhubung dengan output panel sel surya, satu output (dua terminal) yang terhubung dengan baterai/aki dan satu output (dua terminal) yang terhubung dengan beban. Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel surya karena biasanya ada diode proteksi yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel surya ke baterai, bukan sebaliknya [13].
Adapun dua jenis teknologi Solar Charge Control yang digunakan, yaitu PWM (Pulse Wide Modulation), seperti namanya menggunakan lebar pulse dari on dan off electrical, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical form. MPPT (Maximun Power Point Trac-ker), yang lebih efisien konversi DC to DC (Direct Curret). MPPT dapat mengambil daya maksimum dari panel surya.
MPPT dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban ke dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih besar dari daya yang dihasilkan oleh panel surya, maka daya dapat diambil dari baterai. Adapun Solar Charge Controller tipe PWM dan MPPT akan ditunjukkan pada Gambar 2.15 [14].
(a)
(b)
Gambar 2.15 Solar Charge Controller tipe (a) PWM, dan (b) MPPT
2.9 Trolling Motor
Trolling motor adalah sistem propulsi air laut yang terdiri dari motor listrik dan baling-baling yang nantinya akan mengarahkan kapal dalam air. Pada umumnya trolling motor besar digunakan pada kapal pemancing. Selain itu, trolling motor juga digunakan sebagai sumber penggerak utama untuk perahu air yang lebih kecil seperti kano dan kayak. Trolling motor ini juga dikenal sebagai motor tempel listrik dikarenakan posisinya yang ditempelkan di bagian belakang kapal. Trolling motor sering diangkat dari air untuk mengurangi hambatan ketika mesin utama kapal beroperasi [15].
2.10
Propeller KapalPropeller merupakan bentuk alat penggerak kapal yang paling umum digunakan dalam menggerakkan kapal. Sebuah kapal dapat bergerak dengan kecepatan sesuai keinginan owner membutuhkan gaya dorong (thrust). Gaya dorong tersebut dihasilkan oleh motor induk atau main engine yang ditransmisikan melalui poros dan disalurkan ke baling-baling atau propeller.
Sistem propulsi yang terdiri dari propulsor, mesin penggerak dan badan
kapal harus dirancang yang paling efisien yaitu jumlah energi yang diperlukan
untuk propulsi arah pendorong kapal harus sekecil mungkin namun dapat
mencapai kecepatan yang direncanakan. Propulsor tersebut adalah propeller dan
mesin penggeraknya dapat berupa ketel uap dan turbin, turbin gas, mesin diesel
[16].
2.11 Teori Yang Digunakan Pada Alat Ukur Konsumsi Energi Listrik Teori yang akan digunakan pada alat ukur konsumsi energi listrik ialah sebagai berikut.
a. Tegangan
Tegangan listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit muatan listrik dari satu tempat ke tempat lain. Tegangan listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt ini juga sering disebut sebagai potensial listrik karena pada dasarnya tegangan listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik. Rumus untuk mencari tegangan akan ditunjukkan pada Persamaan 2.6 [17].
V =
πtitik yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah melalui media konduktor dalam tiap satuan waktu. Rumus untuk mencari arus listrik akan ditunjukkan pada Persamaan 2.7 [17].
I =
πSatuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik
yang mengalir per satuan waktu. Rumus daya listrik akan ditunjukkan pada Persamaan 2.8 [17].
P = V Γ I...(2.8) Keterangan :
P = Daya (watt) V = Tegangan (volt) I = Arus (ampere)
d. Penggunaan Energi
Penggunaan energi listrik adalah berapa banyak daya listrik yang digunakan pada Solar Boat RE15. Rumus penggunaan energi listrik akan ditunjukkan pada Persamaan 2.9 [17].
W = P x t...(2.9) Keterangan :
W = Energi Listrik (Watthour) P = Daya (watt)
t = Waktu (hour)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum
Dalam kegiatan penelitian sudah pasti dilakukan suatu metode yang merupakan langkah dan tahapan yang dilakukan dalam memulai suatu proses penelitian. Penyusunan metode penelitian ini dimaksudkan adalah agar seorang peneliti dapat memperoleh suatu hasil yang diharapkan serta bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa hal yang merupakan tahapan yang dilakukan dengan tujuan mempermudah peneliti menentukan keberhasilan jawaban yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Adapun tahapan β tahapan yang akan ditempuh adalah pertama berupa penetapan waktu dan tempat penelitian, persiapan peralatan dan bahan yang akan digunakan, penentuan variable yang akan di amati selama melakukan penelitian dan prosedur dan mengambil data.
3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Taman Cadika Johor dengan lama waktu penelitian adalah 2 (dua) bulan termasuk waktu untuk persiapan semua komponen yang dibutuhkan dan pembuatan alat selama penelitian.
3.3 Rangkaian Keseluruhan Alat Ukur Konsumsi Energi Listrik Rangkaian alat konsumsi energi listrik akan ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Ukur Konsumsi Energi Listrik
3.4 Prosedur Penelitian
Diagram alir penelitian adalah suatu alur dalam bentuk gambar dimana diagram alir ini akan dijelaskan tahapan-tahapan proses penelitian yang akan digunakan. Gambar diagram alir pada penelitian ini ditunjukkan Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian
MULAIStudi Literatur
Perancangan dan Desain Alat
Pembuatan Alat
Analisis Data Alat Berfungsi
Hasil dan Kesimpulan
SELESAI
TIDAK
Pengujian Alat
IYA
Kalibrasi Alat
Penampilan Data
Tahapan ini dimulai dari menentukan topik, karena dari setiap penelitian yang paling utama sebelum melakukan penelitian ialah menentukan topik apa yang akan di telitinya. Setelah menentukan topic selanjutnya identifikasi masalah, pembatasan masalah, studi literature, perancangan alat, pembuatan alat, pengujian alat, penampilan data dan pengambilan data. Pada saat alat sudah siap untuk di pakai melakukan penelitian, maka penelitian dapat dilaksanakan.
Dalam penelitian ini alat ukur konsumsi energi listrik berperan untuk menunjukkan berapa penggunaan daya pada Solar Boat RE15, dimana data yang dihasilkan dari alat ukur konsumsi energi listrik akan ditampilkan pada software Tera Term dimana hasilnya dapat disimpan diberbagai software misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel, NotePad, dan software sejenis lainnya. Setelah semua data daya yang diperlukan terpenuhi maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan. Setelah hasil penelitian didapatkan maka penelitian selesai.
3.5 Perangkat Yang Digunakan Pada Alat Ukur Konsumsi Energi Listrik Perangkat yang digunakan pada alat ukur konsumsi energi listrik ialah sebagai berikut.
a. Arduino Uno
Arduino adalah mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet).
Memiliki 14 pin input dan output digital dimana 6 pin terebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Arduino sangat mudah digunakan karena memilki bahasa pemograman yang mudah untuk dipahami, seperti bahasa C. Gambar arduino uno akan ditunjukkan pada Gambar 3.3 [5].
Gambar 3.3 Arduino Uno
Spesifikasi Arduino Uno dapat dilihat pada Tabel 3.1 : Tabel 3.1 Arduino Uno
Mikrokontroller Atmega328
Operasi Voltage 5V
Input Voltage 7-12 V (Rekomendasi)
Input Voltage 6-20 V (limits)
I/O 14 pin (6 pin untuk PWM)
Sensor tegangan adalah komponen yang dapat mengukur tegangan DC dalam bentuk satuan angka yang outputnya lansung dikirim ke arduino dalam bentuk satuan angka. Sensor tegangan digunakan untuk mengetahui berapa besaran tegangan yang digunakan pada Solar Boat RE15. Gambar sensor tegangan akan ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Sensor Tegangan c. Sensor Arus
Sensor arus adalah komponen yang dapat mengukur arus dalam bentuk
satuan angka yang outputnya lansung dikirim ke arduino dalam bentuk satuan
angka. Sensor arus digunakan untuk mengetahui berapa besar arus listrik yang
digunakan pada Solar Boat RE15. Gambar sensor arus akan ditunjukkan pada
Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Sensor Arus
d. Sensor Kecepatan (GY-GPS6MV2)
Sensor kecepatan atau GY-GPS6MV2 adalah sensor yang berfungsi untuk mengetahui berapa kecepatan yang dapat ditempuh pada Solar Boat RE15 dalam satuan kilometer per jam. Gambar sensor kecepatan akan ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Sensor Kecepatan (GY-GPS6MV2)
e. Sensor Kedalaman Propeller Motor (Ultrasonik)
Sensor kedalaman propeller motor adalah komponen yang dapat mengukur
kedalaman propeller (baling-baling motor) pada Solar Boat RE15. Prinsip
kerja sensor ini sama seperti kelelawar yang memancarkan gelombang
ultrasonik. Gambar sensor kedalaman propeller motor akan ditunjukkan pada
ultrasonik. Gambar sensor kedalaman propeller motor akan ditunjukkan pada
Dalam dokumen
SKRIPSI RANCANG BANGUN ALAT UKUR KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA SOLAR BOAT RE15
(Halaman 18-0)