• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Sensor Photodioda

Sensor Photodioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya. Dioda pada umumnya hanya dapat mengalirkan arus dari anoda ke katoda, namun fotodioda dapat mengalirkan arus yang berarah sebaliknya (dari katoda ke anoda) saat diberi cahaya. Photodioda adalah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti dioda pada umumnya, tetapi jika tidak mendapat cahaya maka photodioda akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir. Fungsi photodioda adalah biasa digunakan untuk mendeteksi pulsa cahaya dalam serat optik dan lainnya yang sensitif terhadap gerakan cahaya, Simbol dan Bentuk Fisik Photodioda.

Gambar 2. 4 Simbol dan bentuk fisil Photodioda 2.7 Catu Daya

Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya.Adaptor merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC (Bolak Balik) yang tinggi menjadi tegangan DC (Searah) yang lebih rendah.Pada prinsipnya adaptor merupakan sebuah power supply atau catu daya yang telah disesuaikan voltasenya dengan peralatan elektronik yang akan disupplynya. Sebuah alat yang beroperasi pada voltase 12V (Volt) maka harus memiliki sebuah adaptor yang bertugas untuk mengubah votlase 220 VAC dari PLN menjadi 12VDC.Tanpa kehadiran adaptor, maka perangkat elektronika tersebut akan mengalami kerusakkan karena tidak mampu beradaptasi akan voltse yang terlalu tinggi dalam bentuk AC (Bolak Balik).

2.7.1 Fungsi dan Penggunaan Adaptor

Fungsi utama sebuah adaptor yakni mengubah arus AC menjadi DC dengan besar tegangan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan beban atau peralatan listrik.Selain itu, fungsi lain dari sebuah adaptor ialah sebagai alat untuk menyambungkan sumber tegangan DC atau juga menjadi sebuah alternatif pengganti dari tegangan DC seperti baterai dan aki.Adaptor banyak digunakan sebagai power supply atau catu daya dalam beberapa peralatan elektronika seperti amplifier, radio, Televisi dan beberapa perangkat elektronik lainnya. Selain adaptor dipasang langsung pada peralatan elektronik ada juga yang dirangkai sendiri secara terpisah.Untuk adaptor yang terpisah dari peralatan elektronik merupakan adaptor yang bersifat universal dimana pada tegangan outputnya dapat diatur manual sesuai

dengan kebutuhan, misalnya 3 Volt, 4,5 Volt, 6 Volt, 9 Volt dan seterusnya.Namun ada juga adaptor terpisah yang juga menyediakan tegangan tertentu dan diaplikasikan untuk rangkaian elektronika tertentu seperti adaptor laptop atau adaptor monitor.

2.7.2 Bagian – Bagian Adaptor

Bagian – bagian yang secara umum terdapat pada sebuah adaptor antara lain : 1. Trafo (Transformator) berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan

AC sesuai dengan kebutuhan beban listrik. Pada umumnya trafo dibagi menjadi 2 jenis, yakni trafo step up dan trafo step down. Pada sebuah adaptor, jenis trafo yang digunakan adalah trafo step down atau trafo penurun tegangan.

2. Rectifier (Penyearah) berfungsi untuk menyearahkan tegangan yang dihasilkan oleh trafo. Tegangan yang telah diturunkan oleh transformator masih memiliki arus bolak balik (AC), untuk itu harus disearahkan terlebih dahulu agar rangkaian elektronika dapat beroperasi.Bagian yang berfungsi untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC dinamakan dengan rectifier (penyearah gelombang). Rangkaian rectifier umumnya terdiri dari beberapa komponen dioda.

3. Filter (Penyaring) merupakan bagian dari adaptor yang berperan untuk menyaring atau meratakan sinyal arus yang berasal dari rectifier atau penyerah.

Filter ini terdiri dari beberapa komponen kapasitor jenis ELCO atau Elektrolit.

4. Voltage Regulator ialah Sebuah trafo sebenarnya dapat beroperasi tanpa adanya voltage regulator, akan tetapi tegangan yang dihasilkan tidak akan stabil.Regulator atau pengatur tegangan memiliki peran penting dalam adaptor yakni menstabilkan tegangan dan arus DC yang tetap dan stabil sehingga tegangan output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal dari output filter.Voltage regulator terdiri dari komponen dioda zener, transisitor atau IC.

2.8 LCD ( Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan komponen elektronika yang tipis, datar yang digunakan sebagai media dari penyampaian sebuah informasi dengan menampilkan sejumlah karakter atau beberapa monokromatik pixel yang mempunyai latar belakang sebuah sumber cahaya atau reflector LCD karakter menggunakan catu daya yang kecil sehingga hanya membutuhkan baterai

elektronik. LCD yang terpakai adalah LCD bertipe 16 x 2 yang berarti LCD yang terdiri dari 2 baris dimana di setiap barisnya hanya mampu menampilkan sebanyak 16 karakter. LCD (Liquid Crystal Display) terdiri dari 8 bit data bus (DB0- DB7) yang digunakan untuk menyalurkan data ASCII (American Standard Code for Information Interchange) maupun perintah pengatur kerjanya. Selain 8 bit tersebut, ada 3 line kontrol yang merupakan bagian terpenting ketika dihubungkan oleh mikrokontroller.Liquid crystal display adalah komponen yang dapat menampikan tulisan.Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter .LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2 .

Perangkat display menggunakan perangkat yang terbuat dari LCD seperti CD player, DVD player, jam tangan digital, komputer, dll. Ini biasa digunakan di industri layar untuk menggantikan penggunaan CRT. Tabung Sinar Katoda meng gunakan daya yang sangat besar jika dibandingkan dengan LCD, dan CRT lebih berat serta lebih besar. Perangkat ini lebih tipis serta konsumsi daya yang sangat rendah. Prinsip kerja LCD 16x2 adalah menghalangi cahaya daripada menghilang.

LCD 16x2 merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk menampilkan tampilan dengan bahan berupa cristal cair. LCD ini banyak ditemui pada alat-alat elektronik seperti kalkulator, televisi, dan led berjalan yang bisanya di perusahaan.

LCD ini memiliki 16 kolom dan 2 baris. LCD ini memiliki 16 pin kaki.

Gambar 2. 5 Bentuk Fisik LCD 16X2

Penggunaan led 16x2 banyak digunakan oleh seseorang seperti penggunaannya pada robot ataupun alat-alat besar saja menggunakan alat ini. Misalkan mesin oven atau mesin lainnya. Kegunaan led ini sangat diperlukan untuk kepentingan melihat output

yang dihasilkan misalnya kita ingin melihat suhu dari mesin tersebut. Keterangan pin

 RS=High: untuk mengirim data

 RS=Low:Untuk mengirim Instruksi

15 Anode Power Catu daya layar,positif 16 Katoda Power Catu daya layar ,negatif

Pengiriman data ke LCD (Liquid Crystal Display) ada dua macam tipe data, yaitu sebagai instruksi dan sebagai data karakter untuk menginterpretasikan kedua data tersebut, digunakan instruksi Register Select dimana untuk membedakan kondisi tersebut, jika kondisi berlogika = 1 (high) data yang diterima adalah data karakter untuk ditampilkan di LCD sedangkan, bila berlogika = 0 (low) data yang diterima LCD (Liquid Crystal Display) adalah data instruksi. Instruksi diperlukan untuk LCD (Liquid Crystal Display), untuk menghapus layar atau bisa untuk memindahkan dan meletakkan kursor pada baris dan kolom tertentu. Data yang diperoleh di LCD nantinya akan diperintahkan untuk dibaca atau ditulis dengan menggunakan Read &

Write, data akan dituliskan di LCD bila berlogika = 0 (low), sedangkan data akan dibaca dari LCD bila berlogika = 1 (high). Kedua instruksi tersebut akan aktif jika insruksi Enable berlogika = 1 (high), sebaliknya jika berlogika = 0 (low), kedua instruksi tersebut akan dinonaktifkan.

2.9 Pengertian Buzzer

Buzzer adalah komponen kecil namun efisien untuk menambahkan fitur suara ke proyek/ sistem. Ini adalah struktur 2-pin yang sangat kecil dan kompak sehingga dapat dengan mudah digunakan pada Breadboard dan bahkan pada PCB yang menjadikannya komponen yang banyak digunakan dalam sebagian besar aplikasi elektronik. Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang masuk dalam keluarga transduser, yang dimana dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Nama lain dari komponen ini disebut dengan beeper.

Gambar 2. 6 Bentuk Fisik Buzzer

2.9.1 Jenis-Jenis Buzzer 1. Buzzer Aktif

Buzzer aktif adalah buzzer yang langsung bunyi ketika kita aliri arus listrik.

2. Buzzer pasif

Buzzer Pasif adalah buzzer yang akan berbunyi ketika kita tentukan frekuensi bunyinya.Maksudnya begini, jika buzzer pasif hanya dialiri arus listrik atau dihubungkan ke sumber tegangan, ia tidak akan bunyi.Dalam kehidupan sehari hari, umumnya digunakan untuk rangkaian alarm pada jam, bel rumah, perangkat peringatan bahaya, dan lain sebagainya.Jenis jenis yang sering ditemukan dipasaran yaitu tipe piezoelectric. Dikarenakan tipe ini memiliki kelebihan seperti harganya yang relatif murah, mudah diaplikasikan ke dalam rangkaian elektronika.

2.9.2 Cara Kerja Buzzer

Pada saat ada aliran catu daya atau tegangan listrik yang mengalir ke rangkaian yang menggunakan piezoelectric,maka akan terjadi pergerakan mekanis pada piezoelectric tersebut. Yang dimana gerakan tersebut mengubah energi listrik menjadi energi suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

Gambar 2. 7 Konfigurasi Pin Buzzer

Piezoelectric menghasilkan frekuensi di range kisaran antara 1 5 kHz hingga 100 kHz yang diaplikasikan ke Ultrasound. Tegangan operasional piezoelectric pada umumnya yaitu berkisar antara 3 Vde hingga 12 Vde,konfigurasi pin buzzer.

Tabel 2. 5 Keterangan konfigurasi Pin Buzzer

No Pin Nama Pin Deskripsi

1 Positif Diidentifikasi dengan simbol (+) atau kabel terminal yang lebih panjang. Dapat didukung oleh 6V DC.

2 Negatif diidentifikasi oleh ujung terminal pendek. Biasanya

terhubung ke ground sirkuit.

Spesifikasi atau datasheet dari buzzer meliputi 1) Nilai Tegangan: 6V DC

2) Tegangan Pengoperasian: 4-8V DC 3) Nilai current: 30mA

4) Tipe Suara: Bunyi Kontinu 5) Frekuensi resonansi: 2300 Hz 6) Kecil dan package rapih

Buzzer adalah komponen kecil namun efisien untuk menambahkan fitur suara ke proyek/ sistem. Ini adalah struktur 2-pin yang sangat kecil dan kompak sehingga dapat dengan mudah digunakan pada Breadboard dan bahkan pada PCB yang menjadikannya komponen yang banyak digunakan dalam sebagian besar aplikasi elektronik.Buzzer ini dapat digunakan hanya dengan menyalakannya menggunakan catu daya DC mulai dari 4V hingga 9V. Baterai 9V sederhana juga dapat digunakan, tetapi disarankan untuk menggunakan catu daya + 5V atau +6V yang teregulasi.

2.10 Pengertian Motor Servo

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor.Motor servo sering dipakai untuk mengubah energi listrik menjadi mekanik melalui interaksi atau gesekan dari kedua medan magnet permanent.Motor Servo berfungsi sebagai penggerak roda gigi agar dapat memutar potensiometer dan poros output-nya secara bersamaan. Potensiometer atau encoder berfungsi sebagai sensor yang akan memberikan sinyal umpan balik ke sistem kontrol untuk menentukan posisi targetnya.Potensiometer pada motor servo digunakan dalam pengaplikasian sederhana seperti mobil remote kontrol. Sedangkan encoder bisa diaplikasikan pada motor servo industri.Jika sistem kontrol mendeteksi posisi target pada motor servo sudah benar, maka putarannya secara otomatis akan berhenti akan tetapi, jika posisi target atau sudutnya belum tepat maka motor servo akan diubah posisinya sampai benar.

Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian

gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo

Gambar 2. 8 Bentuk fisik Motor Servo

Motor servo mempunyai ciri khas yakni memiliki tiga kabel. Dua kabel digunakan untuk memberikan catu daya kepada motor dan satu kabel lagi digunakan untuk mengontrol arah putar rotor (bagian yang berputar). Umumnya, motor servo dirancang berputar dari sudut 0° hingga 180°. Namun, ada pula jenis yang dapat berputar 360°. Tiga kabel di motor servo biasa diberi warna merah, cokelat, dan oranye (atau kuning).Kabel catu daya (warna merah) dihubungkan ke sumber tegangan DC. > Kabel ground (warna cokelat) dihubungkan ke ground.Kabel kontrol (warna oranye) dihubungkan ke pin yang ditujukan untuk mengatur arah putar rotor.Kekuatan putar motor servo dinyatakan dengan torsi. Semakin tinggi torsinya, semakin kuat motor tersebut untuk memutar suatu beban. Oleh karena itu, motor servo yang digunakan perlu disesuaikan dengan beban yang ingin diputar. Sebagai contoh, motor servo SG90 tidak cukup kuat untuk membuka kunci pintu.Motor servo biasa digunakan pada lengan robot Aplikasi lain motor servo yakni pada benda-benda berikut: ban berjalan,kamera auto focus,sistem pelacak matahari ,printer,pengendali mesin industri,pada mainan mobil atau pesawat remot kontrol,pelabelan otomatis ,drone, pengaturan lempengan DVD untuk bergerak memutar.

BAB 3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Metodologi Perancangan

Adapun metodologi perancangan yang dilakukan dalam pembuatan sistem adalah sebagai berikut:

3.1.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Menentukan masalah

Permasalahan merupakan kunci utama mengapa tugas akhir ini dibuat. Tugas akhir ini dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dalam proses perumusan masalah, peneliti melihat di rumah sakit alat monitoring cairan infus masih dilakukan secara manual dimana Perawat harus datang ke ruang pasien untuk mengecek cairan infus dan dengan alat monitoring melalui android perawat dapat memantau melalui jarak jauh.

2. Menentukan ruang lingkup dan tujuan

Penentuan ruang lingkup ini dilakukan agar penelitian lebih terarah, sedangkan tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini.

3. Menentukan Judul

Judul akan menggambarkan isi dari laporan. Berdasarkan permasalahan yang ada,maka dapat disimpulkan judul untuk tugas akhir ini adalah “Alat monitoring jumlah tetesan cairan Infus Berbasis NodeMCU-ESP-32 menggunakan Android”

3.1.2 Tahap Pembuatan Sistem

Metode Pelaksanaan dalam persiapan ini secara umum dibagi kedalam 5 tahap yang diperlihatkan oleh diagram berikut:

Tahap 1: Pendesainan Prototipe Alat

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mendesain Alat Pada di desain komponen-komponen alat yaitu desain alat monitoring jumlah tetesan cairan infus.

Tahap 2: Pembuatan Prototipe Alat

Alat didesain seperti tiang panjang yang berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan cairan infus

Tahap 3: Pembuatan rangkaian alat

Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan rangkaian dengan memasang komponen komponen elektronik.

Tahap 4: Pengukuran

Pada tahap ini akan dilakukan pengukuran tiap-tiap komponen Tahap 5: Analisa Data

Pada tahap ini akan dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh dari hasil pengukuran.

3.1.3 Tahap Pengukuran, Analisis Dan Kesimpulan

Dalam menyusun tugas akhir ini penulis melakukan beberapa penerapan metode penelitian untuk menyelesaikan permasalahan. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara:

a) Studi pustaka untuk mengumpulkan, mempelajari serta menyeleksi bahan-bahan tentang pemograman berbasis mikrokontroller Arduino.

b) Pengumpulan data yang berhubungan dengan tugas akhir.

Data yang dibutuhkan adalah data-data tentang komponen-komponen elektronika yang akan digunakan dalam perancangan alat.

c) Analisis Sistem.

Melakukan analisis terhadap program yang akan dibuat serta komponen komponen elektronika yang digunakan.

d) Perancangan sistem.

Merancang suatu sistem alat monitoring jumlah tetesan cairan infus pasien berbasis NodeMCU dengan control android.

e) Impelentasi Sistem (Coding).

Menyusun kode program untuk sistem alat monitoring jumlah tetesan cairan infus pasien berbasis NodeMCU dengan control android

f) Testing

Melakukan pengujian sistem yang telah dibuat sehingga dapat melakukan perbaikan sistem apabila ditemukan kesalahan pada sistem.

g) Dokumentasi Sistem.

Pembuatan dokumentasi sistem,lengkap dengan analisis yang telah diperoleh

3.2 Perancangan Sistem 3.2.1 Diagram Blok Sistem

Diagram sistem adalah dimana bagian utama atau fungsi diwakili oleh blok yang dihubungkan oleh garis yang menunjukkan hubungan blok. Block diagram biasanya digunakan untuk level yang lebih tinggi, deskripsi yang kurang terperinci yang dimaksudkan untuk memperjelas konsep keseluruhan tanpa memperhatikan rincian implementasi.

Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem

Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari suatu atau lebih komponen yang memiki kesatuan kerja tersendiri ,dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen yang lainnya Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari sistem.Dengan diagram

blok dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum .Dalam diagram blok power supply ,tegangan input yang digunakan adalah 220 Volt tegangan listrik searah (DC).Blok diagram power supply menggunakan sumber daya listrik agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

Sumber daya utama yang digunakan ialah power supply atau adaptor berfungsi memberikan tegangan dan arus listrik pada komponen-komponen elektronika Alat ini bekerja berdasarkan sisa cairan sensor yang akan membaca cairan infus yang terdapat ada dua sensor yang dipasang pada tiang infus.Sensor yang digunakan ialah sensor inframerah dan sensor photodioda,sensor infra merah berfungsi sebagai memancarkan sinar infarared,sistem akan bekerja jika sinar infrared yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar inframerah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima dan sensor photodioda berfungsi sebagai penerima sinyal infrared.

Sensor infrared dan sensor photodioda diletakkan dibawah tabung tetesan cairan infus, ketika cairan akan menetes maka sensor inframerah akan bekerja dimana sinar inframerah yang dipancarkan akan terhalang dari suatu objek yaitu cairan infus dan sensor photodioda yang akan menerima sinyal dari sinar inframerah Kemudian dihubungkan ke NodeMCU Esp32 sebagai mikrokontroler utama akan diproses lalu dikirim ke database melalui internet.Output yang diperoleh pada saat monitor ialat LCD 12x6 berfungsi menampilkan jumlah tetesan/menit dan buzzer sebagai komponen elektronika yang dapat mengeluarkan bunyi.ketika cairan infus akan habis pada titik yang sudah ditentukan maka buzzer akan berbunyi agar infus segara diganti dengan yang baru.Motor servo digunakan sebagai mesin penggerak Roller Clamp set ,Roller clamp set adalah bagaian infus set yang menempel pada tube berfungsi untuk menghentikan dan mengalirkan cairan infus.

3.2.2 Perancangan Rangkaian Sistem

3.2.2.1 Perancangan Rangkaian Sensor Inframerah dan Photodioda pada NodeMCU

Cara kerja Sensor Photodioda ialah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti dioda pada umumnya, tetapi jika tidak mendapat cahaya maka photodioda akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir.

tetapi pada simbol photodioda arah dua panahnya menghadap ke dalam. Photodioda banyak digunakan sebagai sensor cahaya dalam dunia elektronika, karena sifatnya yang peka terhadap cahaya. Cara kerja Sensor Infrared ialah komponen yang memberikan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.

Gambar 3. 2 Rangkaian ESP-32 dengan sensor inframerah dan photodioda Keterangan gambar :

Vcc pada Sensor Inframerah(photodioda) dihubungkan ke Vcc 5Volt NodeMCU Gnd pada sensor inframerah(photodioda) dihubungkan ke Gnd NodeMCU Output Pada Sensor Inframerah (photodioda) dihubungkan ke input analog NodeMCU

Hubungan NodeMCU ESP-32S dengan sensor Infrared dan Photodioda ialah sensor infrared akan bekerja maka sinar infrared yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda maka mengakibatkan sinar inframerah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima dan sensor photodioda berfungsi sebagai penerima sinyal infrared.Pada saat sensor infrared diletakan dibawah cairan infus maka sensor dapat mendeteksi jumlah tetesan/menit dan cairan infus habis atau tidaknya .Jika cairan

infus habis dan tidak ada menghalangi sinar infrared maka sensor infrared dapat terdeteksi ke penerima. Dan sensor photodioda yang diletakkan didepan cairan infus akan mendeteksi apakah ada atau tidaknya cahaya karena sensor infrared peka terhadap cahaya photodioda menerima cahaya jika cahaya dari inframerah memantul pada permukaan yang berwarna putih , dan photodioda tidak menerima cahaya. Jika cahaya dari inframerah memantul pada permukaan yang berwarna hitam, dikarenakan permukaan yang berwarna hitam meresap cahaya yang dipantulkan oleh inframerah. Pada saat sensor infrared dan photodioda mendeteksi cairan infus maka sensor infrared dan photodioda akan mengirim sinyal ke NodeMCU ESP-32S untuk menjalankan program dan memproses data dari input dan mengolahnya kemudian data yang sudah diproses ditampilkan pada output yang akan terhubung pada mikrokontroler.

3.2.2.2 Perancangan Rangkaian LCD dengan NodeMCU

Hubungan antara NodeMCU ESP-32S dengan Lcd 12C adalah untuk menampikan suatu data ,baik,karakter huruf . LCD yang digunakan pada tugas akhir menggunakan lcd jumlah baris 16 dan 2 kolom Pada perancangan LCD bertujuan untuk memastikan alat ini berfungsi sesuai dengan apa yang diperintahkan .Dalam hasil pengujian in membuktikan tampilan pada lcd yang sudah diprogram sebagai output.

Gambar 3. 3 Rangkaian ESP-32 dengan LCD

Keterangan gambar :

Ground pada LCD dihubungkan pada ground ESP-32S

SCL pada LCD dihubungkan pada input analog IO21 ESP-32S SDA pada LCD dihubungkan pada Input analog IO22 ESP-32S Vcc pada LCD dihubungkan pada Vcc + 5 volt ESP-32S 3.2.2.3 Perancangan rangkaian Buzzer dengan NodeMCU

Buzzer berfungsi untuk memberikan informasi ke user bahwa cairan infus akan menetes Kaki negatif pada buzzer dihubungkan ke ground dan kaki positif dihubungkan ke pin 31 ATAU IO19 pada ESP-32S.Maka infus akan hidup ketika cairan menetes dan saat infus akan habis.

Gambar 3. 4 Rangkaian ESP-32 dengan Buzzer

3.2.2.4 Perancangan Rangkaian NodeMCU dengan Motor Servo

Fungsi Motor Servo adalah sebagai pengontrol kecepatan pada tetesan infus Motor

Fungsi Motor Servo adalah sebagai pengontrol kecepatan pada tetesan infus Motor

Dokumen terkait