• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sensor tegangan ini adalah sensor yang biasa digunakan untuk pengukuran tegangan AC satu fasa, yang mana sensor ini mengkonversi tegangan AC input menjadi output tegangan AC yang sudah direduksi tegangannya namun frekuensinya tetap yaitu 50Hz, selain itu keunggulan sensor ini adalah bias mendeteksi tegangan hampir 1000 volt menurut datasheet dengan syarat arusnya harus tidak lebih dari 2mA, sehingga diharuskan menggunakan resistor sebagai penurun arus.

Gambar 2.9 Sensor Tegangan

Pin Sensor ACS 712 Fungsi

IP + Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring didalamnya IP - Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring didalamnya

GND Terminal sinyal ground

FILTER Terminal untuk kapasitor eksternal yang berfungsi sebagai pembatas bandwith

Viout Terminal keluaran sinyal analog

Vcc Terminal masukan catu daya

Universitas Sumatera Utara

2.10 Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan Anda.

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi

3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock

Universitas Sumatera Utara

dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal,sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi. Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.

Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip sama.

2.10.1.ATMega328

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).

Gambar 2.10.1 Mikrokontroller ATMega 328 Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :

a.130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.

b.32 x 8-bit register serba guna.

c.Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

d.32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.

e.Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

f.Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

g.Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.

Universitas Sumatera Utara

h.Master / Slave SPI Serial interface.

Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data.Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit.

Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh.Sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan

Universitas Sumatera Utara

mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :

Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas,rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi, pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum.

Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal,sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi.Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.

Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri.

2.10.2 Komponen Penyusun Mikrokontroler

Mikrokontroler terdiri dari bagian / part seperti yang terlihat dibawah ini.

Gambar 2.10.2 Komponen Penyusun Mikrokontroler

Pada gambar 1 dapat dilihat suatu mikrokontroler standart yang disusun oleh komponen-komponen sebagai berikut:

a. CPU (Central Processing Unit)

CPU ini merupakan pengontrol utama dalam suatu mikrokontroler. Jangan salah mengartikan CPU ini sebagai „CPU‟ komputer anda dirumah. CPU pada mikrokontroler ada yang berukuran 8 bit ada pula yang berukuran 16 bit. CPU ini akan membaca program yang tersimpan di dalam ROM dan melaksankannya.

b. ROM (Read Only Memory)

ROM merupakan suatu memori (alat untuk mengingat) yang memiliki sifat hanya bisa dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulisi. Dalam dunia

Universitas Sumatera Utara

mikrokontroler, ROM digunakan untuk menyimpan program bagi mikrokontroler tersebut. Program tersimpan dalam format biner („0‟ atau „1‟). Susunan bilangan biner tersebut bila telah dibaca oleh mikrokontroler akan memiliki arti sendiri.

c. RAM (Random Access Memory)

Berbeda dengan ROM yang bersifat hanya baca, maka RAM adalah jenis memori yang selain dapat dibaca juga dapat ditulisi berulang-kali. Tentunya ada semacam data yang bisa berubah pada saat mikrontroler tersebut bekerja. Perubahan data tersebut tentunya juga harus disimpan ke dalam memori. Untuk itulah dipakai memori jeniks RAM. Namun RAM tersebut memiliki sifat tidak dapat mempertahankan isinya bila catu daya listrik kepadanya dihilangkan.

d. I/O (Input/Output)

Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler menggunakan terminal I/O (port I/O). Port tersebut disebut sebagai Input/Output karena pada umumnya port tersebut dapat dipakai sebagai masukan atau sebuah keluaran.

Sebagai masukan contohnya adalah pada saat mikrokontroler harus mengawasi sebuah saklar (switch) untuk mendeteksi apakah saklar tersebut ditekan atau tidak.

Sebagai keluaran contohnya adalah pada saat mikrokontroler harus menyalakan sebuah LED.

e. Komponen Lainnya

Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, lainnya memiliki ADC (Analaog To Digital Converter), dan komponen-komponen lainnya. Pemilihan komponen tambahan yang sesuai dengan tugas kerja mikrokontroler akan sangat membantu perancangan sehingga dapat mempertahankan ukuran yang kecil.

Apabila komponen-komponen diatas belum ada padaa suatu mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat ditambahkan pada system mikrokontroler.

2.10.3 Cara Kerja Mikrokontroler

Untuk dapat membuat mikrokontroler bekerja, ada banyak hal yang harus dikerjakan. Pertama adalah membuat program. Program yang dibuat harus sesuai dengan jenis mikrokontroler yang digunakan, hal ini karena tiap mikrokontroler memiliki bahasa pemrograman tersendiri yang mungkin tidak kompatibel. Setelah

Universitas Sumatera Utara

anda membuat program dengan menggunakan editor teks, maka anda harus mengkopilasi program tersebut sesuai dengan tipe mikrokontroler yang dipakai.

Secara sederhana tujuan mengkompilasi adalah untuk merubah dari bahasa manusia (op-code) menjadi bahasa mikrokontroler. Setelah itu program yang telah dikompilasi ( biasanya dalam format.hex) dimasukkan kedalam ROM dari mikrokontroler tersebut. Ada jenis mikrokontroler yang tidak memiliki ROM internal. Untuk itu andaharus memasukkan kedalam ROM (dalam hal ini dipakai EPROM) menggunakan EPROM programmer Jika mikrokontroler yang anda gunakan memiliki EPROM memiliki ROM internal, maka dengan menggunakan programmer mikrokontroler, program akan dimasukkan kedalam ROM internalnya. Pada tahap ini anda sudah memiliki mikrokontroler yang dapat berfikir. Setelah memasang kristal/resonator dan catu daya, maka mikrokontroler tersebut akan bekerja sesuai dengan program yang anda berikan.

Gambar 2.10.3 Tahap-tahap persiapan suatu mikrokontroler

Tulis program pada editor teks

Kompilasi program

tersebut

Masukkah program kedalam mikrokontroler

Mikokontroler ready in action

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Blok

Diagram blok merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan peralatan elektronika, karenadari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja keseluruhan dari rangkaian elektronika yang dibuat. Sehingga keseluruhan blok dari alat yang dibuat dapat membentuk suatu sistem yang dapat bekerja sesuai dengan perencanaan. Diagram blok dari cas batere dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah.

Gambar 3.1. Diagram Blok Dari Rangkaian

Penjelasan pada diagram blok ini adalah dilakuan pengukuran pada baterai yaitu pada blok Battery Measurements. Saat melakukan pengukuran ada 3 parameter yang dihasilkan yaitu Arus,Tegangan, dan juga suhu. Arus dan Tegangan kemudian menuju blok Battery Parameter Identification dimana pada blok ini terdapat sensor arus dan juga sensor tegangan untuk mengedintifikasi besarnya arus dan tegangan yang dihasilkan pada proses pengukuran di blok Battery Measurements. Setelah mengetahui besarnya arus dan tegangan yang dihasilkan maka diberikan tahanan pada hasil indentifikasi besar arus dan tegangan tersebut. Pada blok Battery SoC Estimator adalah tempat terjadinya pemantauan selama proses penchargeran.

Kemudian pada blok Battery Soh Estimation adalah proses memprediksi berapa lama daya pakai pada baterai yang diukur. Hasil predikisi lama penggunaan baterai

Universitas Sumatera Utara

tersebut didapat setelah memperhatikan setiap proses pada blok sebelumnya yaitu pemantauan pada saat proses pengisian (Charge) juga pemantauan proses pengosongan (Discharge) yang terjadi pada blok Battery SoC Estimator dan juga dengan memperhatikan temperature selama proses pengukuran berlangsung.

3.2 Rangkaian Mikrokontroller ATMega328

Mikrokontroler adalah suatu keeping IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PPL, EEPROM dalam suatu kemasan.

Mikrokontroller ATmega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism.

Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler Atmega328

3.3 Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD

Gambar 3.3. Rangkaian LCD

Universitas Sumatera Utara

Dari gambar 3.3 rangkaian ini terhubung ke mosi, miso, sck pada pin PB3, PB4, PB5, yang merupakan pin I/O dua arah Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroller ATMega328.

3.4 Rangkaian Skema Kontroller

Gambar 3.4. Rangkaian Skema Kontroller

Rangkaian ini adalah rangkaian controller keperluan pengecasan batere dengan metode Trickle Charger. Pengatur waktu pengecasan batere .Waktu diambil dari DS1307.

3.5 Rangkaian Skematik

Rangkaian Skematik adalah Suatu Rangkaian elektronika yang menggmabarkan suatu rangkaian dengan menggunakan symbol-symbol listrik. dalam schematic diagram symbol-symbol listrik tersebut di hubungkan dengan garis yang menggambarkan koneksi dan hubungan dari komponen listrik di dalam rangkaian.

dengan menggunakan schematic diagram cara kerja dari suatu system kelistrikan

Universitas Sumatera Utara

dapat di amati dari input sampai dengan outputnya. Dengan melihat skema kita bisa tahu bagaimana komponen-komponen dalam rangkaian tersebut di hubungkan.

Karena itu skema sangat di perlukan dalam perancangan ataupun perbaikan peralatan

elektronik.

Gambar 3.5 Rangkaian Skematik Minimum Sistem

Rangkaian Minimum System ATMega 328 Rangkaian Minimum System memiliki peran penting dalam seluruh sistem kerja alat. Sistem Minimum Rangkaian Mikrokontroler ATMega 328 Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler sebagai prosesnya mikrokontroler yang digunakan dalam system ini adalah mikrokontroler dengan jenis AVR seri ATMega 328.

Mikrokontroler ini mempunyai 20 pin yang meliputi 14 pin I/O digital dengan 6 pin yang dapat berfungsi sebagai output PWM (Pulse Width Module) dan 6 pin I/O analog. Pemilihan ATMega ini akan memaksimalkan pembuatan alat sebagai pengolahdata.

Universitas Sumatera Utara

Perhitungan Nilai SOC : [SOCo–(Q/Qmax)*100%]

Ya Tidak Apakah SOC batt = 100 % Mulai

Penentuan nilai Initial SOC baterai

Monitoring nilai : I batt V batt

Menghitung jumlah muatan listrik yang masuk ke baterai

Q = I x t Pengisian Baterai

menggunakan arus konstan

Selesai

Proses pengisian di hentikan

3.6 Flowchart Sistem

Gambar 3.6. 3.6 Flowchart Sistem

Dari gambar Flowchart Sistem dapat diketahui bahwa saat melakukan pengisian baterai harus menggunakan arus yang konstan, Kemudian melakukan pemantauan terhadap nilai dari arus dan tegangan pada baterai untuk mengetahui berapa jumlah muatan listrik yang masuk ke baterai. Setelah mengetahui muatan baterai barulah dapat dilakukan perhitungan nilai SoC dengan rumus yang sudah dicantumkan pada sistem flowchart. Apabila nilai SoC baterai sudah mencapai 100% maka proses pengisian akan terhenti, tetapi jika nilai SoC belum mencapai 100% maka pemantauan akan terus dilakukan kembali mulai dari pengisian dengan arus konstan seperti pada system flowchart tersebut.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian SOC

Estimasi state of charge dimaksudkan untuk mencari padanan yang akan digunakan saat translasi dari tegangan ke bentuk state of charge. Pengujian dilakukan dengan proses charging baterai dan discharging baterai dengan arus konstan serta dikorelasikan dengan datasheet baterai. Perhitungan state of charge dihitung berdasarkan banyaknya arus yang masuk/keluar dari dan ke baterai dengan retang waktu tertentu.

Gambar 4.1 Grafik Tegangan dan SOC saat charging

Gambar 4.1 Grafik Tegangan dan SOC saat discharging

Tegangan Baterai (Volt)

4,2 4,1 4 3,9 3,8 3,7 3,6 3,5 3,4 3,3

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

State of Charge

4,2 4 3,8 3,6 3,4 3,2 3 2,8 2,6 2,4

Tegangan Baterai (Volt)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

State of Charge

Universitas Sumatera Utara

Pada grafik pengujian SOC charging menggunakan arus konstan 1,45 A (0,5C, kapasitas 2,9 Ah). Saat pengujian baterai penuh pada 4,2 V, sedangkan baterai memiliki titik nol pada 3,3 volt. Jika dibandingkan dengan datasheet terjadi perbedaan karena karena ada penurun arus saat charging, proses charging yang kurang sempurna serta kondisi baterai yang tidak ideal.

Pada grafik pengujian discharging dengan arus discharge 1,45 A (0,5C, kapasitas 2,9 Ah). Pada pengujian discharging baterai memiliki titik nol saat 2,5 V sedangkan baterai didischarge dari 4 Volt saat baterai penuh. Jika dibandingkan dengan datasheet, titik awal dan akhir memiliki kesamaan namun terjadi sedikit perbedaan dari beberapa lekuk grafik, hal ini disebabkan kondisi baterai yang tidak ideal serta proses discharge yang kurang sempurna.

4.2 Hasil Monitoring SOC

State of Charge (SOC) untuk mnengindikasikan level atau tingkat pengisian daya pada baterai. SOC biasanya dalam bentuk persen dari proses pengisian baterai. Hasil monitoring dan logger data untuk SOC seperti yang ada pada data yang ditampilkan pada tabel mewakili data logger yang didapat.

Waktu (m) Hasil Monitoring

Waktu (m) Hasil Monitoring

1 menit 21.4% 100 menit 72.4%

10 menit 25.8% 110 menit 76.6%

20 menit 32.1% 120 menit 84.9%

30 menit 37.5% 130 menit 90.1%

40 menit 42.9% 140 menit 93.5%

50 menit 48.5% 150 menit 94.6%

60 menit 54.3% 160 menit 95.8%

70 menit 59.6% 170 menit 96.9%

80 menit 64% 180 menit 98%

90 menit 68.2% 190 menit 99.1%

Tabel 4.2 Hasil Monitoring (State of Charge )SOC

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2 Grafik Kenaikan SOC Baterai

Kurva SOC akan selalu menunjukan kenaikan dai awal hingga proses pengisian berhenti. Walaupun terjadi perubahan nilai arus maupun tegangan. Hanya saja pada kenaikan SOC ini berhubungan dengan waktu. Kemiringan kurva terlihat sangat besar gradiennya jika dibandingkan dengan kondisi baterai saat akan terisi penuh. Hal ini juga menandakan bahwa dengan arus yang lebih besar baterai akan terisi oleh muatan lebih cepat. SOC dalam bentuk persen, dan mengacu pada kapasitas baterai. Kapasitas baterai pada penelitian ini mencapai 26000 mAh dalam kondisi maksimum.

100

80

60

40

20

0

5 40 80 120 160 200

SOC (%)

Times(m)

Universitas Sumatera Utara

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan Charging/Discharging baterai dengan metode Estimasi State of Charge:

1. SoC dapat mengestimasi proses pengisian dengan melakukan pemantauan setiap sel pada baterai lithium, Arus dan Tegangan. Pada pengujian SOC charging menggunakan arus konstan 1,45 A (0,5C, kapasitas 2,9 Ah). Saat pengujian baterai penuh pada 4,2 V, sedangkan baterai memiliki titik nol pada 3,3 volt. Jika dibandingkan dengan datasheet terjadi perbedaan karena karena ada penurun arus saat charging, proses charging yang kurang sempurna serta kondisi baterai yang tidak ideal.

2. Perancangan alat ukur SoC ini bertujuan untuk memperoleh sistem pemakaian baterai yang tepat, yaitu dengan memperhatikan proses charger dan discharger yang tepat. Dengan system charger dan discharger yang tepat maka dapat diketahui berapa lama siklus hiudup/ batas lama pemakaian dari baterai kendaraan listrik yang kita gunakan.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan penulis dalam pembuatan tugas ahir ini adalah :

1.Untuk penelitian terkait Charging/Discharging baterai Lithium sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode Estimasi State of Charge, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Charging/Discharging mempengaruhi nilai efisiensi energi dari baterai Lithium. Agar baterai dapt digunakan dengan umur yang panjang.

2.Sebaiknya penelitian tentang efesiensi penggunaan baterai lebih banyak lagi dilakukan mengingat masih banyak orang yang tidak memperdulikan perawatan baterai yang tepat sehingga menimbulkan kerusakan baterai yang cepat dan menimbulkan banyak limbah baterai.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Asian Journal of Applied Science and Technology (AJAST) Volume 1,Issue 5, Page 95-103, june 2017

Budiharto, Widodo. 2010. Robotika Teori dan Impelmentasi. Yogyakarta: Andi Rangkuti, Syahban. 2011. Mikrokontroller ATMEL AVR ISIS PROTEUS dan Code Vision AVR. Bandung: informatika

Khoruddin, Aifif Muhmammad. 2015. Pengembangan mikrokontroller Digital Analog.Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

Murnane, Martin and Adel Ghazel. A Closer Look at State of Charge (SOC) and State of Healt (SOH) Estimetion Techniques for Batteries.

Chif Technology officer, EBSYS Technology inc./WEVIOO Group F. Anindhita, Adiarso, A. Sugiyono, and M. S. Boedoyo, Outlook Energi Indonesia, no. November. 2015.

T. B. David, Linden and Reddy, Handbook Of Batteries, 3rd Edit i. The McGraw-Hill Companies, Inc, 2001.

J. Kamp, “Final Design Report: CAN Lighting System,” no. May, p. 64, 2015.

A. F. Farizy and D. A. Asfani, “Desain Sistem Monitoring State of Charge Baterai pada Charging Station Mobil Listrik Berbasis Fuzzy Logic Dengan Mempertimbangkan Tempera1ture,” vol. 5, no. 2, 2016.

D. Wahjudi, M. Eng, P. Studi, S. Desain, F. Seni, and D. Fsrd, “Desain Perangkat Pengisian Baterai mobil listrik Dengan Pendekatan Efisiensi Lahan Dan Fleksibilitas Produk,” J. Tingkat Sarj. FSRD ITB, vol. 1, no. 1, pp. 1–5, 2012.

S. Said, "Outlook Energi Indonesia 2014," D. E. N. R. Indonesia, Ed., ed, 2014.

X. W. B. Zhu, "The Research of Vehicle Power Li-ion Battery Pack Balancing Method," presented at the The Ninth International Conference on Electronic Measurement & Instruments, Shanghai, Cao‟an road 4800, China, 2009.

D. Deng, "Li-ion batteries: basics, progress, and challenges," Department of Chemical Engineering and Materials Science, Wayne State University, Detroit, Michigan 482022015.

Y. P. Richard C.Cope, "The Art of Battery Charging," 1999.

Universitas Sumatera Utara

Mickael Hilairet, FrancoisAuger, Eric Berthelot. (2007). Speed and rotor flux estimation of induction machines using a two-stage extended Kalman filter. Elsevier.

Automatica 45 (2009) 1819-1827

D. L. a. J. T. Yong Tian, "A Comparative Study of State-of- Charge Estimation Algorithms for Lithium-ion Batteries in Wireless Charging Electric Vehicles,"

Graduate School, College of Optoelectronic Engineering, Shenzhen University, Shenzhen, P.R. China, 2016.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen terkait