• Tidak ada hasil yang ditemukan

3) Uji fitokimia

4.5 Senyawa Fitokimia Spirulina platensis

Biomassa kering dan ekstraksi fikosianin yang diperoleh diuji kandungan komponen bioaktif menggunakan metode uji fitokimia. Uji ini akan menunjukkan komponen bioaktif apa saja yang terlarut pada masing-masing pelarut. Fitokimia pada dasarnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bagian primer dan bagian sekunder, tergantung fungsinya pada metabolisme tanaman. Bagian primer terdiri dari gula, asam amino, protein dan klorofil. Bagian sekunder terdiri dari alkaloid, terpenoid, saponin, komponen fenol, flavonoid, tannin dan lain-lain (Koche et al. 2010). Hasil uji fitokimia pada biomassa kering dan ekstrak fikosianin Spirulina platensis dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil analisis fitokimia biomassa kering dan fikosianin Spirulina platensis

Uji Fitokimia Biomassa kering (Kultur 12 hari) Biomassa kering (Kultur 16 hari) Fikosianin (Kultur 12 hari) Fikosianin (Kultur 16 hari) Keterangan Alkaloid :

Dragendorff + + + + Endapan merah

atau jingga

Meyer + + + + Endapan putih

kekuningan

Wagner - - + + Endapan coklat

Steroid + + + + Perubahan dari merah menjadi biru/hijau Flavonoid - - - - Lapisan amil alkohol warna merah/kuning/hijau

Saponin + + + + Terbentuk busa

Fenol

Hidrokuinon + + - -

Warna hijau atau hijau biru

Keterangan: (+) = terdeteksi; (-) = tidak terdeteksi

Adanya kandungan alkaloid ditandai dengan adanya endapan. Hal ini terjadi karena senyawa alkaloid mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas. Elektron bebas ini akan disumbangkan pada atom logam berat

membentuk senyawa kompleks dengan gugus yang mengandung atom nitrogen sebagai ligannya. Senyawa kompleks ini tidak larut (mengendap) dan memberikan warna sesuai dengan pereaksi yang digunakan. Pereaksi Wagner akan membentuk endapan coklat, dengan pereaksi Dragendorff akan terbentuk endapan merah hingga jingga dan dengan pereaksi Meyer akan terbentuk endapan putih. Pereaksi Meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Sementara pereaksi Wagner mengandung kalium iodida dan iod. Metabolisme reaksi Wagner terjadi jika ada asam, reaksi dapat terjadi karena adisi ion hidrogen pada ikatan rangkap dua lalu membentuk karbokation. Elektron dari bagian lain molekul tertarik ke atom karbon yang bermuatan positif dan terbentuk ikatan kimia baru dengan penyingkiran ion hidrogen atau adisi ion negatif. Pereaksi Dragendorff mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrit berair. Pereaksi-pereaksi ini digunakan berdasarkan kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan logam yang memiliki bobot atom tinggi seperti merkuri, bismut, tungsten, atau iod (Seniwaty et al. 2009).

Hasil alkaloid dari fikosianin Spirulina platensis memberikan hasil positif pada ketiga pereaksi yang digunakan, sedangkan biomassa kering Spirulina platensis memberikan hasil positif pada pereaksi Dragendorff dan Meyer dan hasil negatif pada pereaksi Wagner. Disimpulkan bahwa Spirulina platensis mengandung komponen alkaloid, dimana alkaloid mampu menghambat aktivitas enzim α-glukosidase. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahman (2011) yang menyatakan bahwa biomassa kering Porphyridium cruentum mengandung komponen bioaktif alkaloid, mempunyai aktivitas antihiperglikemik.

Identifikasi steroid menggunakan uji Liebermann-Burchard (anhidra asetat- H2SO4 pekat) memberikan warna hijau-biru. Pada penelitian ini, sampel diekstrak dengan menggunakan kloroform, kemudian ke dalam filtrat ditambahkan asetat anhidrat. Larutan kemudian dipekatkan dan diasamkan dengan asam sulfat pekat. Sampel biomassa kering dan fikosianin Spirulina platensis menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi biru. Steroid pada mulanya dipertimbangkan hanya sebagai komponen pada substansi hewan saja (sebagai hormon seks, hormon adrenal, asam empedu dan lain sebagainya), akan

tetapi akhir-akhir ini steroid juga ditemukan pada substansi tumbuhan. Sterol terdapat dalam tumbuhan tingkat rendah tetapi kadang-kadang terdapat juga dalam tumbuhan tingkat tinggi, contoh fukosterol yaitu steroid utama pada alga coklat dan juga terdeteksi pada kelapa (Harborne 1984). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hasanah (2011), bahwa Porphyridium cruentum memiliki senyawa golongan steroid sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi. Steroid seperti fukosterol, diisolasi dari sumber daya hayati laut bersifat non toksik dan mempunyai khasiat menurunkan kolesterol dalam darah dan mendorong aktivitas antidiabetes (Hardyanti 2011).

Sampel penelitian yang telah ditambahkan air panas membentuk busa yang stabil selama 30 menit dan tidak hilang pada penambahan satu tetes HCl 2N. Hal ini menunjukkan bahwa sampel biomassa kering dan fikosianin Spirulina platensis positif mengandung saponin. Saponin merupakan komponen lipida polar yang bersifat ampifilik (memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik). Lipid cair dalam sistem cair secara spontan terdispersi membentuk misel dengan ekor filik yang bersinggungan dengan medium cair. Misel tersebut dapat mengandung ribuan molekul lipid. Lipid cair membentuk suatu lapisan dengan ketebalan satu molekul yaitu lapisan tunggal. Ekor hidrokarbon pada sistem tersebut terbuka sehingga terhindar dari air dan lapisan hidrofilik memanjang ke air yang bersifat polar, sistem inilah yang disebut dengan busa (Clark 2010). Saponin dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah (Harborne 1984). Saponin memiliki aktivitas antimikroba, merangsang sistem imun, dan mengatur tekanan darah (Astawan dan Kasih 2008).

Pieta (2000) menyatakan bahwa flavonoid merupakan antioksidan ‘kelas tinggi’ karena flavonoid bekerja dengan memerangkap (scavenging) radikal bebas dan ROS seperti radikal anion superoksida dan radikal bebas hidroksil. Pada penelitian ini, sampel biomassa kering dan fikosianin Spirulina platensis menunjukkan hasil negatif untuk uji flavonoid. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan aktivitas antioksidan dari sampel yang dihasilkan cukup rendah.

Komponen fenolat merupakan struktur aromatik yang berikatan dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Komponen fenolat bersifat larut air (polar) selama komponen tersebut berikatan dengan gula membentuk glikosida (Harborne 1984). Sampel diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%. Etanol digunakan sebagai pelarut uji fenol hidrokuinon karena berdasarkan hasil penelitian Yim et al. (2009) menunjukkan bahwa total fenol pada lima spesies jamur di Malaysia yang diekstraksi dengan pelarut etanol lebih tinggi daripada yang diekstraksi menggunakan pelarut metanol dan aseton.

Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa biomassa kering Spirulina platensis mengandung fenol hidrokuinon yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hijau atau hijau biru, sedangkan pada fikosianin Spirulina platensis menunjukkan hasil negatif. Komponen fenol hidrokuinon pada Spirulina platensis memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Miranda et al. (1998) yang menunjukkan bahwa komponen fenol pada Spirulina memiliki aktivitas antioksidan. Didukung oleh penelitian El-Baky et al. (2009) yang menunjukkan bahwa komponen fenol pada Spirulina maxima dapat menurunkan pembentukan radikal pada model hepatotoxicity. Hasil penelitian Romay et al. (1998) menunjukkan bahwa fikosianin dari spirulina mampu menangkap radikal hidroksil (OH*) (IC50 = 0,91 mg/mL) dan alkoksil (RO*) (IC50 = 76 μg/mL).

Hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa umur panen sampel tidak mempengaruhi jenis komponen bioaktif yang terkandung. Hal ini diduga bahwa jarak umur panen 12 dan 16 hari yang tidak terlalu jauh sehingga komponen bioaktif Spirulina platensis yang dimiliki cenderung sama.

5.1 Kesimpulan

Pengaruh umur panen Spirulina platensis dengan media MT (Modifikasi Teknis) dapat dilihat dari komponen fitokimia, aktivitas antioksidan dan kemampuan inhibisi terhadap enzim α-glukosidase. Komponen fitokimia biomassa kering Spirulina platensis umur 12 dan 16 hari mengandung 4 dari 5 komponen yang diuji yaitu alkaloid, steroid, saponin dan fenol hidrokuinon. Komponen fenol hidrokuinon tidak ditemukan pada ekstrak fikosianin.

Biomassa kering Spirulina platensis umur panen 16 hari memiliki aktivitas antioksidan terbaik dengan kategori rendah (nilai IC50 sebesar 1.040,69 ppm). Kemampuan inhibisi terhadap enzim α-glukosidase dari Spirulina platensis sangat kecil. Inhibisi biomassa kering umur panen 16 hari pada konsentrasi 2.000 ppm yaitu 32,98%. Kemampuan inhibisi Glukobay® sebagai pembanding pada konsentrasi 0,5 ppm adalah 75,86%.

5.2 Saran

Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan:

1 Pemanenan dilakukan di setiap fase pertumbuhan mikroalga Spirulina platensis. 2 Pengujian biopigmen lain yang terkandung di dalam Spirulina platensis (klorofil,

beta karoten, xanthofil) sebagai inhibitor enzim α-glukosidase.

3 Pengujian karbohidrat dan protein dari Spirulina platensis sebagai inhibitor enzim

α-glukosidase.

4 Penggunaan nutrisi media kultur yang disesuaikan dengan kebutuhan komponen yang diinginkan.

Adams M. 2005. Superfood for Optimum Health: Chlorella and Spirulina. New York: Truth Publishing. Hal 8-10

Aiba S dan Ogawa T. 1977. Assesment of growth yield of a blue green algae Spirulina platensis in axenic and continuous culture. Journal of General Microbiology. 102:179-182.

Alfarabi M. 2010. Kajian antidiabetogenik ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) in vitro. [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Andersen RA. 2005. Algal Culturing Technique. Elsevier Academic Press. UK.

Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan kadar fenolat total dan likopen pada buah tomat (Solanum lycopersicum L). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 13(1):1-9.

Ariyanto R. 2006. Uji aktivitas antioksidan, penentuan kandungan fenolik dan flavonoid total fraksi kloroform dan fraksi air ekstrak metanolik pegagan (Centella asiatica L. Urban). [skripsi]. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada.

Arlyza IS. 2005. Isolasi pigmen biru dari mikroalga Spirulina platensis. Oseanologi dan Limnologi Indonesia 2005 No.38:79-92.

[AOAC] Association of Official Analitical Chemist. 2005. Official Method of Analysis of The Association of Official Analitical of Chemist. Arlington: The Association of Official Analitical Chemist, Incorporation.

Bachtiar E. 2007. Penelusuran Sumber Daya Hayati Laut (Alga) sebagai Biotarget Industri. Makalah. Jatinangor: Fakultas Perikanan dan Kelautan, UNPAD.

Basuki T, Indah DD, Nina A, LBS Kardono. 2002. Evaluasi aktivitas daya hambat

enzim α-Glukosidase dari ekstrak kulit batang, daun, bunga dan buah kemuning [Murraya paniculata (L) Jack.]. Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXI; Surabaya, 27-28 Maret 2002. Surabaya: Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya. Hlm 314-318.

Bayer. 2004. Precose (Acarbose Tablets). http://www.drugs.com/PDR/Precose Tablets/html. [ 2 Oktober 2012]

Becker EW. 1994. Microalgae Biotechnology and Microbiology. USA: Cambridge University Press. 293 hlm.

Belay A. 2008. Spirulina (Spirulina sp.): Production and Quality Assurance. Dalam Gershwin, M. E and A. Belay .(ed.). Spirulina in Human Nutrition and Health. California: CRC Press. Hlm 22-26.

Cardozo KHM, Guaratini T, Barros MP, Falcăo RV,Tonon AP,Lopes NP, Campos S,

Torres MA, Souza AO, Cole piccolo P, Pinto E. 2007. Metabolites from alga with economical impact. Comparative Biochemistry and Physiology part C 146:60-178.

Chaiklahan R, Chirasuwan N, Loha V, Tia S, Bunnag B. 2011. Separation and purification of phycocyanin from Spirulina sp. using a membrane process. Bioresource Technology 102:7159-7164.

Chrismadha T, Nasution SH, Mardiati Y, Rosidah, Kurniasih A. 1997. Respon tumbuh alga Ankistrodesmus convulutus dan Chorella sp. terhadap intensitas cahaya. Limnotex vol 4(1):11-19.

Chrismadha T, Panggabean Lily M, Mardiati Y. Pengaruh konsentrasi nitrogen dan fosfor terhadap pertumbuhan, kandungan protein, karbohidrat dan fikosianin pada kultur Spirulina fusiformis. Berita Biologi 8(3).

Clark D. 2010. Learning Domains of Bloom’s Taxonomy. http://www.nwlink.com/- donclarkhrd/bloom.htm. [10 Oktober 2012].

Cohen ZA, Vonshak dan Richmond A. 1987. Fatty acid composition of Spirulina strain grown under various environmental conditions. Phytochemistry 26: 2255-2258.

Dewi RT dan Kardono LBS. 2001. Uji aktivitas antioksidan dan α-glukosidase inhibitor dalam ekstrak metanol jamur Scleroderma aurantium. Vulgare*. Prosiding Seminar Tantangan Penelitian Kimia. Pusat Penelitian Kimia LIPI.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2005. Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Ranking ke-4 di Dunia. http://www.depkes .go.id /index.php?Itemid=1. [1 September 2011]

Diharmi A. 2001. Pengaruh Pencahayaan terhadap kandungan pigmen bioaktif mikroalga Spirulina platensis Strain Lokal (INK). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB.

El-Baky HHA, El Baz FK, El Baroty. 2009. Production of phenolic compounds from Spirulina maxima microalgae and its protective effects in vitro toward

hepatotoxicity model. African Journal of Pharmacy and Pharmacology 3(4): 133-139.

Endo A, Kuroda M, Tsujita Y. 1976. New inhibitors of cholesterogenesis produced by Penicillium. Tokyo: Journal of Antibiotics.

Escudero MR, Escudero FR, Remsberg CM, Takemoto JK, Davies NM, Yanez JA. 2008. Identification of polyphenols and anti-oxidant capacity of Piper aduncum L. The Open Bioactive Compounds Journal 1: 18-21.

[FDA] Food and Drugs Ascociation. 2002. Diabetes . Rockville: United State Department of Health and Human Services.

Galton D and Krone W. 1991. Hiperlipidaemia in Practice. London: Gower Medical Publishing.

Garret RH dan Grisham CM. 2002. Biochemistry and Molecular Biology Education. New Orleans: Wiley Intersci.

Girindra A. 1988. Biokimia I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gordon MH. 1990. The mechanism of antioxidants action in vitro. Di dalam Hudson BJF, editor. Food Antioxidants. London: Elsevier Applied Science.

Gunawan IW, Bawa G, Sutrisnayanti N. 2008. Isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid yang aktif antibakteri pada herba meniran (Phyallanthus niruri Linn). Jurnal Kimia 2(1): 31-39.

Hall DO, Rao KK.1999. Photosynthesis six edition. Cambridge: Cambridge University Press.

Hanafi M. 1997. Studi korelasi struktur molekul dan aktivitas biologi dari UK 2, UK 3, Turunan dan Analognya. Teknologi Indonesia (Journal of Indonesia Technology) XX: 1-2.

Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam spons Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian 2(3): 127-133.

Handayani L. 2003. Pertumbuhan Spirulina platensis yang dikultur dengan pupuk komersil dan kotoran puyuh. [skripsi]. Bogor: Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Hardyanti F. 2011. Komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan anemon laut (Stichodactyla gigantea). [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Harris MI. 1993. Diabetes. Amerika serikat: United State Departement of Health and Human Services.

Hartika R. 2009. Aktivitas inhibisi α-glukosidase ekstrak senyawa flavonoid buah mahkota dewa. [skripsi]. Bogor: Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Hasanah. 2011. Mikroenkapsulasi biomassa Porphyridium cruentum. [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Henrikson R. 2009. Earth Food Spirulina. How this remarkable blue-green algae can transform your health and our planet. Ronore Enterprises, Incorporation Hawai USA. 175 p.

Horrobin DF.1983. The role of essential fatty acids and prostaglandins in the premenstrual syndrome. Journal of Reproductive Medicine 28: 465-468.

Ishikawa TY, Fujiyama C, Iragashi M, Morino N, Fada A, Kagami T, Sakamoto N, Nagano dan Nakamura H. 1989. Clinical features of familial hypercholesterolemia. Atherosclerosis 75: 95.

[IDF] International Diabetes Federation. 2011. One adult in ten will have diabetes by 2030.http://www.idf.org/media-events/press-releases/2011/diabetes-atlas-5th- edition. [1 Oktober 2012]

Juniarti, Osmeli D, Yuhernita. 2009. Kandungan senyawa kimia, uji toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) dan antioksidan (1,1 -diphenyl-2-picrilhydrazyl) dari ekstrak daun saga (Abrusprecatorius L.). Makara Sains 13(1): 50-54.

Kannan A, Hetttiarachchy N, Narayan S. 2009. Colon and breast anti-cancer effects of peptide hydrolysates derivates from rice bran. The Open Bioactive Compounds Journal 2: 17-20.

Karkos PD, Leong SC, Karkos CD, Sivaji N, Assimakopoulos DA. 2008. Spirulina in Clinical Practice: Evidence-Based Human Apllication. Hindawi Publishing Corporation.4p.

Ketaren S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI. Press.

Kim L, Butcher BA, Lee CW, Uematsu S, Akira S, Denkers EY. 2006. Toxoplasma gondii genotype determines MyD88-Dependent signaling in infected macrophages. The Journal of Immunology 177: 2584-2593.

Koche D, Shirsat R, Imran S, Bhadange DG. 2010. Phytochemical screening of eight traditionally used ethnomedicinal plants from Akola District (NS) India. International Journal of Pharma and Bio Sciences 1(4): 253-256.

Kurniasih. 2001. Komposisi nutrisi dan pigmen Spirulina platensis galur lokal ink pada berbagai konsentrasi nitrogen. [skripsi]. Bogor: Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Kurniawati A, Darusman LK, Rachmawaty RY. 2005. Pertumbuhan produksi dan kandungan triterpenoid dua jenis pegagan (Centella asiatica, Urban) sebagai bahan obat pada berbagai tingkat naungan. Buletin Agronomi 33(3): 62-67.

Lee SK. 2007. Inhibitory activity of Euonymus alatus against α-glucosidase in vitro and in vivo. Journal Nutrition Research and Practice 1(3): 184-188.

Lehninger AL. 2004. Dasar-dasar Biokimia Jilid II. Thenawidjaja M, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry. 386 hlm.

Liu et al. 2006. Synthesis and pharmacological activities of xanthone derivates as α- glukosidase inhibitors. Bioorganics and Medical Chemistry 14: 5683-5690.

Lorenz RT. 1998. Quantitative Analysis of C-phycocyanin from Spirulina pasifica (low temperature method). www.cyanotech.com [25 Januari 2011]

Macdonald IA, Bokkenheuser VD, Winter J, Mclernon AM, dan Mosbach EH. 1983. Degradation of steroids in the human gut. Journal of Lipid Research 24: 675- 700.

Mardawati E, Achyarcs, Marta H. 2008. Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis di Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya. Laporan akhir penelitian peneliti muda. Bandung: Universitas Padjajaran.

Marxen K, Vanselow KH, Lippemeier S, Hintze R, Ruser A, Hansen UP. 2007. Determination of DPPH radical oxidation caused by methanolic extract of some microalgal species by linear regression analysis of spectrophotometric measurements. Sensors 2007 (7): 2080-2095.

Masuda T. 1999. Evaluation of the antioxidant activity of environmental plants: Activity of the extract from Sheashore plants. Journal Agronomy Food Chemistry 47: 1749-1754.

Matsui T. 2004. Caffeoylsophorose, a new natural α-glucosidase inhibitor, from Red Vinegar by fermented Purple-fleshed Sweet Potato. Journal Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry. 68(11): 2239-2246.

Matsumoto K. 2002. A novel method for the assay of α-glucosidase inhibitory activity using a multichannel oxygen sensor. Journal of Analytical Sciences

18: 1315-1319.

Mayes PA. 1996. Lipid Transport and Storage. Di dalam: Murry RK, Granner DK, Mayes PA, dan Rodwell VW (eds). Harper Biochemistry. 24th ed. London: Prentice Hall International, Inc.

Miranda MS, Cintra RG, Baros SBM, Mancini-Filho J. 1998. Antioxidant activity of the microalga Spirulina maxima. Brazilian Journal of Medical and Biological Research 31: 1075-1079.

Molyneux P. 2004. The use of stable free radical diphenylpichrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioksidan activity. Journal of Science and Technology 26(2): 211-219.

Muchtadi D. 1989. Aspek Biokimia dan Gizi dalam Keamanan Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Muchtadi D, Astawan M, dan Palupi NS. 2006. Metabolisme Zat Gizi Pangan. Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasional.

Ngadiwayana, Ismiarto, Nor Basid AP, Purbowatiningrum RS. 2011. Potensi Sinamaldehid Hasil Isolasi Minyak Kayu Manis sebagai senyawa Antidiabetes. Majalah Farmasi Indonesia 22(1): 9-14.

Oliveira EG, Rosa GS, Moraes MA, Pinto LAA. 2008. Phycocyanin Content of Spirulina platensis dried in spouted bed and thin layer. Journal of Food Process Engineering, 31(1): 34-50.

Őzen T. 2009. Investigation of antioxidant properties of Nasturtium officinalle (watercress) leaf extract. Journal Drug Development Research 66(2): 187- 193.

Pamungkas E. 2005. Pengolahan limbah cair PT. Pupuk Kujang dengan Spirulina pada reactor curah (Batch). [skripsi]. Bogor: Program studi Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Panji T, Wijayanti M, Suharyanto, Bintang M. 2005. Optimasi media tumbuh untuk peningkatan aktivitas dan isolasi enzim superoksida dismutase dari biomassa Spirulina platensis. Jurnal Mikrobiologi Indonesia 10(1): 37-41.

Permatasari E. 2011. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif pada selada air (Nasturtium officinale L. R. Br). [skripsi]. Program studi Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

Pieta, PG. 2000. Flavonoids as antioxidants. Journal of Natural Product 63: 1043- 1046

Piliang WG dan Djojosoebagio SA. 1990. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB.

Poedjiadi A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Prakash A, Rigelhof F, Miller E. 2001. Antioxidant Activity. Medallion: Laboratories Analytical Progress

Prihantini NB, Damayanti D, Yuniati R. 2007. Pengaruh konsentrasi medium ekstrak tauge (MET) terhadap pertumbuhan Scenedesmus isolate Subang. Makara, Sains 11(1): 1-9.

Putra SE. 2007. Alkaloid: senyawa organik terbanyak di alam. http://www.chemistry.org/artikel_kimia/biokimia/alkaloid_senyawa_organik_ terbanyak_di alam/ [27 April 2012]

Rahman DA. 2011. Aktivitas antihiperglikemik dari biomassa dan polisakarida ekstraseluler Porphyridium cruentum sebagai inhibitor α-glukosidase. [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rafiqul, I.M, Jalal KCA, Alam MZ. 2005. Environmental factors for optimalization of Spirulina biomass in laboratory culture. Asian Network for Scientific Information. Biotechnology 4(1): 19-22.

Richmond A. 1988. Spirulina. In: Microalgal Biotechnology. MA Borowitzka and LJ. Borowitzka (Eds), 85-121. Cambridge: Cambridge University Press.

[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2008. Laporan Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Rohyami Y. 2008. Penentuan kandungan flavonoid dari ekstrak metanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). Jurnal Penelitian dan Pengabdian dppm. Vol 5:1

Romay C, Armesto J, Remirez D, González R, Ledón N, Gracίa I. 1998. Antioxidant and anti-inflammatory properties of C-Phycocyanin from blue-green algae. Inflammation Research 47: 36-41.

Roswiem P. 2006. Biokimia Umum Jilid 1. Institut Pertanian Bogor: Departemen Kimia.

Ruitang Deng, Te-Jin Chow. 2010. Hypolipidemic, antioxidant and anti- inflammatory activities of microalgae Spirulina. Cardiovascular Therapeutics 28(2010): e33-e45.

Samson ZM. 2010. Senyawa golongan alkaloid ekstrak buah mahkota dewa sebagai inhibitor alpha glukosidase. [skripsi]. Bogor: Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Seniwaty, Raihanah, Nugraheni K, Umaningrum D. 2009. Skrining fitokimia dari alang-alang (Imperata cylindrical L. Beauv) dan lidah ular (Hedyotis corymbosa L. Lamk). Sains dan Terapan Kimia 3(2): 124-133.

Silva BP, Sousa AC, Silva GM, Mendes TP, Parente JP. 2002. A new bioactive steroidal saponin from Agave attenuata. Zeitschrift für Naturforschung 57C: 423-428.

Silveira ST. 2006. Optimization of Phycocyanin Extraction from Spirulina platensis Using Factorial Design. Bioresource Technology 98: 1629-1634.

Singh G, Kotharri RM, Sharma RK, Ramamurthy V. 1995. Enhencement of Spirulina platensis productivity by a protein hydrolysate. Applied Biochemistry and Biotechnology50: 285-290.

Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Siswandono. 2002. Pengembangan Senyawa Penghambat HMG-CoA Reduktase sebagai Antilipidemik. Artocarpus 2(2): 69-76.

Subroto MA. 2006. Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sugiwati S. 2005. Aktivitas antihiperglikemik dari ekstrak buah mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (scheff.) Boerl.] sebagai inhibitor alfa glukosidase in

vitro dan in vivo pada tikus putih. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Sugiyono, Amini S. 2008. Penanganan biomassa mikroalga jenis Spirulina platensis sebagai bahan baku pangan. Peneliti Balai Besar Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan Perikanan Jakarta.

Sumastuti. 2002. Efek Antihistamin Ekstrak Daun dan Buah Mahkota Dewa pada Ileum Marmot Terpisah. www.mahkotadewa.com [10 Oktober 2012].

Suzuki O. 1991. Recent trends of oleochemicals by biotechnology. In: PORIM International Palm Oil Conference- Chemistry and Technology. Malaysia, 221-230.

Tietze HW. 2004. Spirulina Micro Food Macro Blessing. Ed ke-4. Australia: Horald W. Tietze Publishing. Hal 8-10.

Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prowirokusumo S, Lebdosukedjo L. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Trilaksani W. 2003. Antioksidan: jenis, sumber, mekanisme kerja dan peran terhadap kesehatan. [makalah]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Utomo NBP, Winarti, Erlina A.2005. Pertumbuhan Spirulina platensis yang dikultur dengan pupuk inorganik (urea, TSP dan ZA) dan kotoran ayam. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 41-48.

Vattem DA, Shetty K. 2006. Biochemical markers for antioxidant functionality. Di dalam: Sehetty K, Paliyath G, Pametto AL, Levin RE, editor. Functional Foods and Biotechnology. Boca Raton: CRC Press. 229-251 hlm.

Widianingsih, Ridho A, Hartati R, Harmoko. 2008. Kandungan nutrisi Spirulina

Dokumen terkait