• Tidak ada hasil yang ditemukan

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

d. Anak perusahaan (lanjutan)

(i) Anak perusahaan dengan kepemilikan langsung:(lanjutan)

Persentase hak Jumlah aset

kepemilikan sebelum eliminasi Jenis usaha/ Tanggal

Anak perusahaan/ tanggal pendirian atau operasi 30 September 31 Desember 30 September 31 Desember domisili akuisisi oleh Perusahaan komersial 2011 2010 2011 2010

PT Graha Sarana Penyewaan kantor 1982 99,99 99,99 363.662 263.057

Duta (”GSD”), dan manajemen

Jakarta, gedung dan jasa

Indonesia pemeliharaan,

konsultan sipil, dan pengembang/ 25 April 2001

PT Napsindo Telekomunikasi - 1999; 60 60 4.910 4.910

Primatel menyediakan Network berhenti Internasional Access Point (NAP), beroperasi (“Napsindo”), Voice Over Data (VOD), pada

Jakarta, Indonesia dan jasa terkait tanggal

lainnya/ 13 Januari

29 Desember 1998 2006 (ii) Anak perusahaan dengan kepemilikan tidak langsung:

Persentase hak Jumlah aset

kepemilikan sebelum eliminasi Jenis usaha/ Tanggal

Anak perusahaan/ tanggal pendirian atau operasi 30 September 31 Desember 30 September 31 Desember domisili akuisisi oleh Perusahaan komersial 2011 2010 2011 2010

PT Sigma Cipta Jasa teknologi 1988 100 100 571.073 503.476

Caraka informatika - (melalui (melalui

(“Sigma”), implementasi 100% 100%

Tangerang, dan integrasi sistem, kepemilikan kepemilikan

Indonesia outsourcing, dan oleh Metra) oleh Metra)

pemeliharaan lisensi

dan peranti lunak/ 1 Mei 1987

PT Telekomunikasi Telekomunikasi/ 2008 100 (melalui 100 (melalui 357.120 256.294

Indonesia 6 Desember 2007 100% 100%

International kepemilikan kepemilikan

Pte. Ltd., oleh TII) oleh TII)

Singapura

PT Balebat Dedikasi Percetakan/ 2000 65 65 101.429 86.068

Prima 1 Oktober 2003 (melalui 65% (melalui 65%

(“Balebat”), kepemilikan kepemilikan

Bogor, Indonesia oleh oleh

Infomedia) Infomedia)

PT Finnet Indonesia Data dan komunikasi 2006 60 60 76.890 71.922

(”Finnet”), perbankan/ (melalui (melalui

Jakarta, 31 Oktober 2005 60% 60%

Indonesia kepemilikan kepemilikan

oleh Metra) oleh Metra)

PT Administrasi Jasa administrasi 2010 75 75 75.820 59.970

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

d. Anak perusahaan (lanjutan)

(ii) Anak perusahaan dengan kepemilikan tidak langsung: (lanjutan)

Persentase hak Jumlah aset

kepemilikan sebelum eliminasi Jenis usaha/ Tanggal

Anak perusahaan/ tanggal pendirian atau operasi 30 September 31 Desember 30 September 31 Desember domisili akuisisi oleh Perusahaan komersial 2011 2010 2011 2010

Telkomsel Finance Keuangan - didirikan 2005 65 65 7.548 7.687

B.V., (”TFBV”), pada tahun 2005 (melalui (melalui

Amsterdam, dengan tujuan untuk 100% 100%

The Netherlands meminjam, kepemilikan kepemilikan

meminjamkan, oleh oleh

dan mengumpulkan Telkomsel) Telkomsel) dana, termasuk

menerbitkan obligasi, wesel bayar, atau instrumen utang/ 7 Februari 2005

PT Telekomunikasi Telekomunikasi/ 2010 100 (melalui 100 (melalui 40.613 2.640

Indonesia 8 Desember 2010 100% 100%

International kepemilikan kepemilikan

Ltd., oleh TII) oleh TII)

Hongkong

Aria West Didirikan untuk 1996; 100 (melalui 100 (melalui 311 311

International memberikan jasa berhenti 100% 100%

Finance di bidang beroperasi kepemilikan kepemilikan

B.V. (“AWI BV”), perdagangan dan pada tanggal oleh TII) oleh TII)

The Netherlands keuangan/ 31 Juli

3 Juni 1996 2003

Telekomunikasi Keuangan - 2002 65 (melalui 65 (melalui 19 65

Selular Finance didirikan untuk 100% 100%

Limited (“TSFL”), mengumpulkan kepemilikan kepemilikan

Mauritius dana untuk oleh oleh

pengembangan Telkomsel) Telkomsel)

bisnis Telkomsel melalui penerbitan saham debenture, obligasi, hipotek, atau surat berharga lainnya/22 April 2002 (a) Telkomsel

Berdasarkan Surat Keputusan Menkominfo No. 101/KEP/M.KOMINFO/10/2006 tanggal 11 Oktober 2006, lisensi operasi Telkomsel diperbaharui dengan memberikan hak kepada Telkomsel untuk menyediakan: (i) Layanan telekomunikasi bergerak dengan pita frekuensi radio di 900 Megahertz (“MHz”) dan 1800 MHz; (ii) Layanan telekomunikasi bergerak IMT-2000 dengan pita frekuensi radio di 2,1 GHz (3G); dan (iii) Layanan telekomunikasi dasar.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

d. Anak perusahaan (lanjutan)

(a) Telkomsel (lanjutan)

Lisensi tersebut di atas mengatur tentang hak dan liabilitas Telkomsel, termasuk sanksi-sanksi yang relevan. Lisensi tersebut memiliki masa berlaku tidak terbatas, yang akan dievaluasi secara tahunan.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No. 226/DIRJEN/2009 tanggal 24 September 2009, Telkomsel mendapatkan lisensi operasi untuk menyediakan jasa VoIP di beberapa daerah. Lisensi tersebut memiliki masa berlaku tidak terbatas, yang akan dievaluasi setiap tahun atau setiap lima tahun.

Berdasarkan Surat Bank Indonesia (“BI”) No. 10/632/DASP tanggal 12 Agustus 2008, pada tanggal 12 Agustus 2008 Telkomsel terdaftar sebagai penyedia jasa pengiriman uang dengan nomor registrasi 10/12/DASP/10 untuk menyediakan jasa pengiriman uang.

Berdasarkan Surat Keputusan Menkominfo No. 268/KEP/M.KOMINFO/9/2009 tanggal 1 September 2009, Pemerintah memberikan Telkomsel tambahan lisensi IMT-2000 pada pita frekuensi 2,1 Gigahertz (“GHz”) untuk periode 10 tahun sejak tanggal surat keputusan (Catatan 12iii dan 47c.i).

Berdasarkan Surat Keputusan Menkominfo No 39/KEP/M.KOMINFO/01/2010 dan No. 41/KEP/M.KOMINFO/01/2010, masing-masing pada tanggal 25 Januari 2010 dan 28 Januari 2010, Pemerintah memberikan Telkomsel lisensi operasi untuk menyediakan jaringan tetap lokal dalam program Kewajiban Pelayanan Universal (“KPU”). Lisensi berlaku sampai dengan berakhirnya masa perjanjian, dapat diperpanjang tergantung hasil evaluasi (Catatan 46h). Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No. 213/DIRJEN//2010 tanggal 17 Juni 2010, yang menggantikan Surat Keputusan No. 38/DIRJEN/2004, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui DJPT memberikan Telkomsel lisensi operasi untuk menyediakan jasa internet. Lisensi tersebut memiliki masa berlaku tidak terbatas, yang akan dievaluasi setiap tahun atau setiap lima tahun.

(b) Metra

Pada tanggal 25 Januari 2010, Metra telah menandatangani CSPA dengan para pemegang saham Administrasi Medika (“Ad Medika”) untuk membeli 75% saham beredar Ad Medika (Catatan 3). Selanjutnya pada tanggal 25 Februari 2010, Metra menandatangani Sales Purchase Agreement (“SPA”) dengan para pemegang saham Ad Medika atas transaksi pembelian saham tersebut sebesar Rp130.077 juta.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

d. Anak perusahaan (lanjutan)

(b) Metra (lanjutan)

Pada tanggal 2 Februari 2010, berdasarkan akta notaris Myra Yuwono, S.H. No. 1 tanggal 2 Februari 2010, para pemegang saham Metra menyetujui penambahan modal ditempatkan dari Rp1.084.179 juta menjadi Rp1.101.179 juta dengan mengeluarkan tambahan 1.700.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10.000 per saham yang akan ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan untuk keperluan penambahan modal ditempatkan pada Metra-Net. Pada tanggal 4 Maret 2010, berdasarkan akta notaris Myra Yuwono, S.H. No. 5 tanggal 4 Maret 2010, para pemegang saham Metra menyetujui penambahan modal ditempatkan dari Rp1.101.179 juta menjadi Rp1.233.179 juta dengan mengeluarkan tambahan 13.200.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10.000 per saham yang akan ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan untuk keperluan akuisisi Ad Medika (Catatan 3).

Pada tanggal 22 Juni 2010, berdasarkan akta notaris Myra Yuwono, S.H. No. 20 tanggal 22 Juni 2010, para pemegang saham Metra menyetujui penambahan modal ditempatkan dari Rp1.233.179 juta menjadi Rp1.284.179 juta dengan mengeluarkan tambahan 5.100.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10.000 per saham yang akan ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan untuk keperluan pembentukan perusahaan patungan bersama SK Telecom (Catatan 9ii).

Pada tanggal 30 Agustus 2010, berdasarkan akta notaris Myra Yuwono, S.H. No. 59 tanggal 30 Agustus 2010, para pemegang saham Metra menyetujui penambahan modal ditempatkan dari Rp1.284.179 juta menjadi Rp1.327.179 juta dengan mengeluarkan 4.300.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10.000 per saham yang akan ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan untuk keperluan penambahan modal ditempatkan pada Metra-Net.

Pada tanggal 31 Agustus 2010, berdasarkan akta notaris Myra Yuwono, S.H. No. 60 tanggal 31 Agustus 2010, para pemegang saham Metra menyetujui penambahan modal ditempatkan dari Rp1.327.179 juta menjadi Rp1.422.901 juta dengan mengeluarkan 9.572.206 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10.000 per saham yang akan ditempatkan dan disetor penuh oleh Perusahaan untuk keperluan melakukan eksekusi put option 20% saham Sigma yang dimiliki oleh PT Sigma Citra Harmoni (“SCH”).

(c) TII

Berdasarkan RUPS Sirkuler TII pada tanggal 11 Januari 2010, para pemegang saham TII menyetujui keikutsertaan TII dalam konsorsium Kabel Laut South East Asia-Japan Cable System (SJC) dan peningkatan kapasitas ke Amerika Serikat dengan jumlah investasi sebesar US$45,2 juta. Sampai dengan tanggal 30 September 2011, TII telah membayar sebesar US$6,2 juta (setara dengan Rp56.249 juta) kepada konsorsium dan menerbitkan standby letter of credit sebesar US$7,3 juta (setara dengan Rp63.685 juta) (Catatan 12).

Berdasarkan RUPS Sirkuler TII pada tanggal 10 November 2010, yang dinyatakan dalam akta notaris Siti Safarijah, S.H. No. 28 tanggal 30 November 2010, para pemegang saham TII menyetujui konversi utang sebesar Rp164.708 juta menjadi saham ditempatkan dan disetor penuh (debt to equity swap) sehingga menjadi Rp1.066.205 juta.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

d. Anak perusahaan (lanjutan)

(d) Indonusa

Pada tanggal 10 Desember 2010, berdasarkan akta notaris Dr. A. Partomuan, S.H. No. 6 tanggal 6 Januari 2011, para pemegang saham Indonusa menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh dari 481.426.353 lembar saham menjadi 753.426.353 lembar saham dengan mengeluarkan tambahan 272.000.000 saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp500 per saham yang disetor penuh oleh Perusahaan.

Pada tanggal 8 Maret 2011, berdasarkan RUPS Sirkuler Indonusa yang dinyatakan dalam akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 18 tanggal 14 Maret 2011, para pemegang saham Indonusa menyetujui konversi utang sebesar Rp174.824 juta menjadi saham ditempatkan dan disetor penuh (debt to equity swap) sehingga menjadi Rp551.537 juta. e. Kewenangan penerbitan laporan keuangan konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 28 Oktober 2011.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (“GAAP Indonesia”) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Telekomunikasi”, Keputusan No. KEP-554/BL/2010 tentang perubahan atas peraturan No. VIII.G.7 dan Surat Edaran No. SE-03/BL/2011 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. a. Dasar penyusunan laporan keuangan

Sejak 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengadopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, PSAK 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas” dan PSAK 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”, yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 dan diterapkan secara prospektif.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun dengan dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian juga disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang dicatat berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan) Standar akuntansi baru

Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai tanggal 1 Januari 2011.

i. PSAK No.1 : Penyajian Laporan Keuangan

Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan konsolidasian telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.

ii. PSAK No.3 : Laporan Keuangan Interim

Standar mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laporan laba rugi komprehensif harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasi komparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan. Laporan keuangan interim konsolidasian ini telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.

iii. PSAK No.5 : Segmen Operasi

Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktifitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yang dilaporkan. Informasi segmen operasi perusahaan dan anak perusahaan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.

iv. PSAK No.7 : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi

Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori.

Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan konsolidasian telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan)

v. PSAK 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”

Standar memberikan pedoman untuk mengakui dan mengukur jumlah tercatat aset takberwujud, serta menentukan pengungkapan yang disyaratkan tentang aset takberwujud. Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap pengakuan dan pengukuran aset takberwujud dan memastikan laporan keuangan konsolidasian telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.

vi. PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”

Standar memberikan pedoman untuk mengakui dan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih dan kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi, serta goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis dalam laporan keuangan. Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi, serta goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis dalam laporan keuangan. Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun menggunakan pedoman yang disyaratkan.

vii. PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”

Standar mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu.

Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap pengakuan pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun menggunakan perlakuan akuntansi yang disyaratkan.

viii. PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”

Standar memberikan pedoman untuk mengidentifikasikan unit penghasil kas dan mengukur penurunan nilai aset. Suatu rugi penurunan nilai harus dicatat untuk suatu unit penghasil kas ketika jumlah terpulihkan dari unit tersebut lebih kecil dari nilai tercatatnya. Rugi penurunan nilai harus dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut dan ke aset lain dari unit tersebut dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut. Standar mengharuskan entitas untuk menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi-indikasi yang menunjukkan bahwa suatu aset mengalami penurunan nilai dan rugi penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya untuk aset lain selain goodwill sudah tidak terdapat lagi.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan)

ix. ISAK 10 (Revisi 2009), “Program Loyalitas Pelanggan”

Standar memberikan pedoman untuk mencatat dan mengukur penghargaan kredit kepada pelanggan. Standar mengharuskan imbalan tersebut diidentifikasi secara terpisah dan diukur dengan mengacu pada nilai wajarnya.

Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap pencatatan dan pengukuran penghargaan kredit kepada pelanggan dan mengidentifikasikan secara terpisah imbalan tersebut dan mengukur dengan mengacu pada nilai wajarnya. Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun menggunakan pedoman akuntansi yang disyaratkan.

Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap kinerja Perusahaan dan anak perusahaan. Sebagai tambahan, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait dengan penyajian laporan keuangan, laporan keuangan Interim, segmen operasi, pengungkapan pihak-pihak berelasi, aset takberwujud, kombinasi bisnis, pendapatan, penurunan nilai aset, dan program loyalitas pelanggan sesuai dengan yang disyaratkan standar.

b. Prinsip konsolidasi

Sejak 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengadopsi PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 dan diterapkan secara retrospektif.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaannya dimana Perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung, memiliki lebih dari setengah kekuasaan suara dan memiliki kemampuan mengendalikan entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian, atau Perusahaan memiliki kemampuan mengendalikan entitas walaupun memiliki kurang dari atau sama dengan setengah kekuasaan suara. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal ketika Perusahaan memperoleh pengendalian secara efektif dan tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal pelepasannya.

Seluruh saldo dan transaksi antarperusahaan yang signifikan telah dieliminasi pada laporan keuangan konsolidasian.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Transaksi dengan pihak berelasi

Sejak 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengadopsi PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 dan diterapkan secara prospektif.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

i. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

c) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor ii. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya.

c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (i).

g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (i)(a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

d. Akuisisi anak perusahaan

Sejak 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengadopsi PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 dan diterapkan secara prospektif.

Akuisisi anak perusahaan dari pihak ketiga dicatat dengan metode pembelian. Harga perolehan akuisisi dialokasikan ke dalam aset dan liabilitas yang teridentifikasi dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal transaksi. Selisih harga perolehan dari bagian kepemilikan Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang teridentifikasi dicatat sebagai goodwill. Biaya terkait akuisisi dicatat sebagai beban pada periode saat biaya tersebut terjadi dan jasa diterima.

Perusahaan secara berkesinambungan mengevaluasi apakah terdapat indikasi penurunan nilai (“impairment”). Jika terdapat indikasi impairment, nilai aset takberwujud dan goodwill yang dapat

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

d. Akuisisi anak perusahaan (lanjutan)

Akuisisi dengan entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan nilai buku seperti metode penyatuan kepemilikan (carryover basis). Selisih harga pengalihan yang dibayar atau diterima dengan nilai buku historis terkait, setelah memperhitungkan dampak pajak penghasilan (“PPh”) yang berlaku, diakui secara langsung di ekuitas dan disajikan sebagai “Selisih transaksi restrukturisasi dan transaksi lainnya entitas sepengendali” pada bagian ekuitas.

Saldo “Selisih transaksi restrukturisasi dan transaksi lainnya entitas sepengendali” dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika tidak terdapat lagi hubungan sepengendali antara pihak-pihak yang bertransaksi.

Selisih yang timbul dari jumlah bayar dengan nilai proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset bersih teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi yang didebitkan, diakui secara langsung di ekuitas dan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Akuisisi Kepemilikan Kepentingan Nonpengendali pada Anak Perusahaan”.

e. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank, dan semua deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya, yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan.

f. Penyertaan

Sejak 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan telah mengadopsi PSAK 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” dan PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”, yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 dan diterapkan secara retrospektif.

i. Deposito berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun disajikan sebagai penyertaan sementara.

ii. Penyertaan pada efek

Penyertaan pada efek yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) dan efek untuk diperdagangkan dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual tidak diakui pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan, tetapi dilaporkan sebagai komponen terpisah pada bagian ekuitas hingga terealisasi. Laba atau rugi yang telah direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual dicatat pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dihitung berdasarkan metode identifikasi khusus. Penurunan nilai efek yang tersedia untuk dijual di bawah harga perolehannya yang bersifat non-temporer dan dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar efek untuk diperdagangkan disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif di dalam (beban) penghasilan lain-lain dalam

Dokumen terkait