• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serat Selulosa Dari Daun

Dalam dokumen POTENSI SERAT ALAM SEBAGAI MATERIAL KOMPOSIT (Halaman 169-180)

BAB V SERAT ALAM

5.3 Serat Selulosa

5.3.2 Serat Selulosa Dari Daun

Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa serat bambu dengan data mekanis pengujian didapatkan bahwa kekuatan tarik aktual terbesar dimiliki oleh komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai σ aktual sebesar 16,806 Kg/mm2. Regangan tarik terbesar dimiliki komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai ε aktual sebesar 0,012. Sedangkan modulus elastisitas tarik terbesar dimiliki komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai sebesar 1421,129 kg/mm2. Kekuatan bending terbesar dimiliki oleh komposit dengan lebar serat 5 mm dengan nilai 17,60533 kg/mm2. Hasil tersebut sudah memenuhi syarat untuk aplikasi material kulit kapal, sesuai standar BKI (Biro Klasifikasi Indonesia).

5.3.2 Serat Selulosa Dari Daun

Namun ditinjau dari perannya dalam ekspor dunia, Indonesia masih berada pada urutan ke-19 dengan pangsa hanya 0.47%.

Kondisi ini merupakan hal yang kurang menggembirakan karena Indonesia memiliki potensi agroklimat dan luasan lahan yang tersedia sangat memadai untuk pengembangan nanas.

Oleh karena itu, guna meningkatkan nilai jual tumbuhan nanas perlu pemanfatan pelepah nanas untuk dijadikan serat sebagai bahan komposit yang ramah lingkungan.

Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan (vegetable fibre) yang diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus, (termasuk dalam Family Bromeliaceae), pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim.

Bentuk daun nanas menyerupai pedang yang meruncing diujungnya dengan warna hijau kehitaman dan pada tepi daun terdapat duri yang tajam. Tergantung dari species atau varietas tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55 sampai 75

cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 sampai 0,27 cm.

Di samping species atau varietas nanas, jarak tanam dan intensitas sinar matahari akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan panjang daun dan sifat atau karakteristik dari serat yang dihasilkan. Intensitas sinar matahari yang tidak terlalu banyak (sebagian terlindung) pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus, dan mirip sutera.

Daun nanas mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah. Diantara lapisan tersebut terdapat banyak ikatan atau helai-helai serat (bundles of fibre) yang terikat satu dengan yang lain oleh sejenis zat perekat (gummy substances) yang terdapat dalam daun.

Gambar 5.11 Tumbuhan nanas

Pengambilan serat daun nanas pada umumnya dilakukan pada usia tanaman berkisar antara 1 sampai 1,5 tahun.

Serat yang berasal dari daun nanas yang masih muda pada umumnya tidak panjang dan kurang kuat. Serat yang dihasilkan dari tanaman nanas yang terlalu tua, terutama tanaman yang pertumbuhannya di alam terbuka dengan intensitas matahari cukup tinggi tanpa pelindung, akan menghasilkan serat yang pendek kasar dan getas atau rapuh.

Untuk mendapatkan serat yang kuat, halus dan lembut perlu dilakukan pemilihan pada daun-daun nanas cukup dewasa yang pertumbuhannya sebagian terlindung dari sinar matahari.

Serat nanas mampu menyerap keringat dan kelembaban.

Bahan serat nanas jatuhnya kaku dan transparan, persis seperti bahan organdi, namun serat nanas berkilau lembut, bertekstur garis halus dan agak ringan.

Dengan kelebihan yang dimiliki oleh serat nanas, disamping pemanfaatan utama untuk industri tekstil, misal pembuatan kain vertical blind (tirai penutup jendela) ataupun digunakan sebagai wall paper (kain pelapis dinding), serat nenas dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal sebagai bahan baku kertas (pulp), dikembangkan sebagai bahan composite sebagai reinforced plastics ataupun roofing (eternit).

Sebagai bahan baku pembuat kertas yang cocok untuk tissue, filter rokok dan pembersih lensa, kertas dari serat daun nenas memiliki kualitas yang baik dengan permukaan yang halus.

2) Serat Abaka

Serat abaka adalah serat yang diperoleh dari daun tanaman Musa Textilis, salah satu anggota keluarga pisang, yang berasal dari Filipina, juga dikenal dengan nama manila. Serat abaka berkilau berwarna putih sampai kuning gading, krem dan coklat muda atau bahkan sampai kehitaman bergantung pada varietas serta letak pelepah batangnya.

Serat abaka mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan tekukan, dan tahan terhadap air laut. Di filipina serat ini digunakan sebagai pakaian ningrat atau kebesaran, dengan model pakaian wanita pada umumnya berbentuk bolgoun. Serat abaka yang halus digunakan sebagai benang tenun, yang kasar untuk tali kapal, tikar, karpet, kertas (manila).

Gambar 5.12 Serat Abaka

Abaca atau Pisang abaka (Musa textilis) merupakan salah satu spesies pisang tumbuhan asli Filipina namun juga tumbuh liar dengan baik di Indonesia. Biasanya dikenal dengan nama antara lain pisang manila, dan atau pisang serat. Abaka walaupun berbeda dengan pisang, tetapi dapat diketahui dari karakteristiknya, antara lain:

Daun pisang abaca yang sempit dengan ujung yang tajam dan warna umum daun berwarna hijau gelap mengkilap sekitar 8 meter panjangnya dan 12 kaki lebarnya. Sedangkan

tanaman pisang memiliki daun yang lebih luas dan warnanya hijau agak lebih ringan.

Hati, batang dan buah-buahan dari tanaman pisang relatif lebih besar dibandingkan dengan tanaman abaka itu sendiri.

Buah abaca lebih kecil, tidak karuan sehingga seperti pisang.

Batang tanaman abaca tumbuh sampai ketinggian 9 hingga 12 kaki, dengan ketebalan 3 inchi.

Ketika dewasa, tanaman abaka terdiri dari sekitar 12 sampai 30 batang memancar dari sistem akar pusat. Masing-masing tangkai tingginya sekitar 12 sampai 20 kaki . Tangkai adalah sumber serat.

Abaca mudah tumbuh. Ini menyebarkan dirinya melalui isapan, atau tumbuh tunas dari akar.

Abaca tumbuh sekitar 10 sampai 15 meter tingginya.

Awalnya membutuhkan 2 sampai 4 tahun tanaman abaca untuk matang. Namun, abaca dapat tumbuh tunas yang

berkembang menjadi akar dan siap panen dalam 4 sampai 8 bulan setelah panen awal.

Ketika semua daun telah terbentuk dari batang, kuncup bunga berkembang, pada saat itulah tanaman telah mencapai kematangan dan kemudian siap untuk panen.

Serat abaka juga dinilai mempunyai daya apung, dan ketahanan terhadap kerusakan dari air garam. Kualitas ini membuat serat abaka sangat cocok sebagai benang / tali pintal alat-alat kelautan, terutama digunakan untuk tali kapal, hawsers, kabel, tali pancing, tali transmisi, kabel sumur pengeboran dan jaring ikan.

3) Serat Sisal

Serat Sisal adalah serat yang didapat dari daun tanaman Agavensi Salana berasal dari wilayah Sisal, Yucatan di Meksiko Tenggara. Negara penghasil sisal adalah Brazil, Haiti, Mozambique dan Angola. Serat sisal dipakai untuk tali temali.

Dibandingkan dengan Manila, serat Sisal lebih unggul dalam

hal tensile strength, panjang serat, keseragaman, kelenturan, ketahanan terhadap abrasi, dan kemuluran dalam air.

Serat ini akan dirangkai menjadi tali tambang yang terkenal karena keuletannya, keawetannya, keelastisannya, kemampuan menyerap warna dan tidak hancur karena air asin. Dengan berkembangnya bahan plastik (polypropylene), fungsi serat sisal sebagai tali pengikat (twine) sudah sebagian digantikan oleh tambang plastik. Namun karena sifatnya yang ramah lingkungan (biodegradable) maka serat sisal masih banyak dipakai dalam industri kertas, karpet, bahkan sebagai penguat pada bahan composite industri otomotif. Negara Brazil diketahui sebagai penghasil sisal terbesar di dunia dengan menyuplai sebanyak 113 ribu ton serat sisal per tahunnya.

4) Serat Henequea

Serat Henequea adalah serat yang diperoleh dari daun tanaman Agave Fourcroydes. Tanaman ini berasal dari Meksiko, dan seratnya sudah digunakan oleh orang Indian sejak zaman pra sejarah. Bentuk tanaman seperti sisal, dan cara penuaannya

seperti sisal pula. Seratnya berwarna putih berkilau dan mempunyai sifat yang sama seperti sisal. Produsen henequea adalah Mexico dan Kuba yang dibuat perkebunan dengan tinggi pohon rata-rata 1 m, jika dibiarkan henequen dapat mencapai 2 m, cara pengambilan serat dengan menebang pohonnya kemudian serat dipisahkan dengan cara dikortisasi, di cuci lalu dijemur. Panjang serat sampai 150 cm dipergunakan untuk tali temali dan kemasan.

5) Serat Lidah Mertua

Serat Lidah Mertua diperoleh dari serat daun jenis Sansivera trifasciata, merupakan jenis tanaman hias famili Agavaceae, termasuk penemuan serat baru dan mempunyai warna putih, kilau dan kekuatannya seperti sutera. Tanaman ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Dalam kondisi lembab atau basah bisa tumbuh subur. Selain cepat pertumbuhannya, jenis ini berdaun panjang sehingga memungkinkan dihasilkan serat yang baik dan banyak.

Serat ini tergolong dalam serat tumbuhan yang diperoleh dari bagian daun.

Karakteristik Serat Lidah Mertua yaitu serat daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastis dan tidak merapuh meskipun terkena air. Keunggulan sifat-sifat tersebut menyebabkan serat daun ini berpotensi digunakan sebagai bahan baku pakaian. Di beberapa negara maju, lidah mertua digunakan sebagai bahan dasar parfum. Bila ingin membuktikan aromanya, cobalah berdiri di dekat lidah mertua saat sore hari. Tanaman ini akan menghasilkan wewangian. Terlebih ketika berbunga. Serat Lidah Mertua juga banyak dimanfaatkan untuk bahan kerajinan dan sandang.

5.3.3 Serat Selulosa Dari Buah

Dalam dokumen POTENSI SERAT ALAM SEBAGAI MATERIAL KOMPOSIT (Halaman 169-180)

Dokumen terkait