TINJAUAN PUSTAKA
C. Lean Service
Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang/jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value) (Gaspersz &
Fontana, 2018). Sedangkan menurut APICS Dictionary dalam Gasperz &
Fontana (2018) mendefinisikan lean sebagai suatu filosofi bisnis yang berlandaskan pada minimasi penggunaan sumber-sumber daya (termasuk waktu) dalam berbagai aktivitas perusahaan, melalui upaya perbaikan dan peningkatan terus-menerus yang berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah (non value adding activities) dalam desain, produksi (untuk bidang manufaktur) atau operasi (untuk bidang jasa), supply chain management, yang berkaitan dengan pelanggan.
Berdasarkan perspektif lean, semua jenis pemborosan yang terdapat sepanjang value stream, yang mentransformasikan input menjadi output harus dihilangkan guna meingkatkan nilai produk (barang dan/atau jasa) dan selanjutnya meningkatkan cuctomer value. APICS Dictionary dalam Gaspersz
& Fontana (2018), mendefinisikan value stream sebagai proses-proses untuk membuat, memproduksi dan menyerahkan produk (barang dan/atau jasa) ke pasar. Tujuan lean adalah meningkatkan terus-menerus customer value melelui peningkatan terus-menerus rasio the value to waste yang merupakan rasio antara nilai tambah (real value to customer) terhadap waste (type one waste plus type two waste) (Gaspersz & Fontana, 2018).
Lean yang diterapkan di bidang jasa disebut lean service, berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activities) dalam operasi yang berkaitan langsung dengan pelanggan. Lean service merupakan suatu pendekatan yang sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan waste atau non value added activities melalui penigkatan terus-menerus (continuous improvement) dengan mengalirkan produk dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari konsumen internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan (Gaspersz, 2017).
Prinsip lean service dapat dilhat pada Tabel 2.2. berikut:
11
Tabel 2. 2. Prinsip Lean Service
No. Non-Manufacturing (Produk: Jasa Administrasi, kantor) 1 Spesifikasi secara tepat nilai produk yang diinginkan oleh
pelanggan.
2 Identifikasi Value Stream untuk setiap proses jasa.
3 Eliminasi semua pemborosan yang terdapat dalam aliran proses jasa (Moment of Truth) agar nilai mengalir tanpa hambatan
4
Menetapkan sistem anti kesalahan (mistake-proof system) setiap proses jasa (Moment of Truth) untuk menghindari pemborosan dan penundaan
5
Mengejar keunggulan untuk mencapai kesempurnaan (zero waste) melalui peningkatan terus menerus secara radikal (radical continous improvment)
Sumber: Gaspersz & Fontana (2018) D. Lean Six Sigma
Lean six sigma merupakan kombinasi antara lean dan six sigma. Six sigma dapat didefinisikan sebagai suatu metodologi yang menyediakan alat-alat untuk peningkatan proses bisnis dengan tujuan menurunkan variasi proses dan meningkatkan kualitas produk (Gaspersz & Fontana, 2018). Sedangkan lean six sigma dapat didefinisikan sebagai pendekatan sistematik dan sistematis untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) melalui peningkatan terus menerus secara radikal (radical continous improvment) untuk mencapai tingkat kerja enam sigma, dengan cara mengalirkan produk (material, work in process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan berupa hanya memproduksi 3,4 cacat untuk setiap satu juta kesempatan atau operasi 3,4 defect per million opportunities (DPMO) (Gaspersz & Fontana, 2018).
Melalui pengintegrasian keuatan-kekuatan lean dan six sigma dapat membangun kerangka kerja lean six sigma untuk mencapai lean six sigma enterprise system. Pendekatan lean bertujuan untuk menghilangkan pemborosan (waste elimination), memperlancar aliran material, produk dan informasi, serta peningkatan terus-menerus. Sedangkan pendekatan six sigma bertujuan untuk mereduksi variasi (variation reduction), pengendalian proses dan peningkatan terus menerus (Gaspersz & Fontana, 2018). Integrasi lean dan
12
six sigma (disebut lean six sigma) akan meningkatkan kinerja bisnis dan indistri melalui peningkatan kecepatan (shorter cycle time) dan akurasi (zero defects).
Pendekatan lean akan menyikapkan non value added (NVA) dan value added (VA) serta membuat value added mengalir secara lancar sepanjang value stream processes, sedangkan six sigma akan mereduksi variasi value added itu (Gaspersz & Fontana, 2018).
Lean six sigma dapat diterapkan baik pada barang dan jasa, karena yang ditekankan adalah perbaikan sistem melalui penghapusan setiap pemborosan yang ada dalam proses agar meningkatkan nilai tambah dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Penggunaan metodologi lean six sigma dalam bisnis dan industri akan membawa perusahaan menuju peningkatan kepuasan pelanggan, peningkatan profit margin, reduksi cycle times dan reduksi biaya-biaya secara terus-menerus.
Lean six sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui 5 tahapan yaitu define, measure, analyze, improvment, control (DMAIC). DMAIC merupakan inti dari analisis six sigma yang digunakan untuk meningkatkan proses bisnis yang telah ada dan akan memberikan peningkatan kualitas sehingga produk yang dihasilkan memuaskan. Setiap tahapan DMAIC memilik beberapa tools yang digunakan, antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut:
Tabel 2. 3. Typical Lean Six Sigma Tools Used Define Phase Tool
Tool Objective
Project charter Set project objectives, team members, scope SIPOC Map ID customers, suppliers, top inputs & outputs Process Map ID, classify independent & dependent variables Value Stream Map Understand Value flow through process
Spaghetti Map Trance product, service and information flow throughout the business
Process Step Filter Prioritize process steps for focused activities Performance
Assessent
ID value & Non-value Added work
13
Prioritize variables for further activity SPC Baseline variation, stability on key variables Capability Compare customer and process voices
MSA Evaluate Measurement Systems OEE Evaluate critical equipment
Takt Assessment Evaluate product velocity vs. customer needs Special-K Removal of obvious non value added items
Analyze Phase Tool
Tool Objective
VOC Obtain & Analyze customer need Multi-vari studies Passive data collection & evaluation Hypothesis testing Statistical evaluation of key inputs & output Process Flow Analysis ID of bottlenecks, buffers, use of little’s law
FMEA Analysis and correction of high risk items Improve Phase Tool
Tool Objective
Production Simulation Simulate & analyze product flow options Design of Experiments Experimentation to determine Y = f (x)
Kanban Replenishment analysis Pull Systems Reduced set-up time
Cell Design Improved flow, higher efficiency SMED Reduced set-up time
Monument Management
Use of large capital investments Total Preventive
Maintanance
Optimizing Uptime, minimizing downtime 5s Efficiency in work area functions
Kaizen, Kaizen Plan-ning
Removal of non-value-added items Sumber: Gaspersz & Fontana (2018)