• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP “ HER SUNNY SIDE ”

2.2 Setting Novel Her Sunny Side

Novel Her Sunny Side merupakan salah satu hsil karya sastra fiksi. Novel ini ditulis oleh Osamu Koshigaya pada tahun 2013. Didalam novel Her Sunny Side memiliki latar tempat, waktu, dan sosial.

a. Latar Tempat

Novel Her Sunny Side di dalm cerita terdapat latar tempat terjadinya cerita yang berbeda-beda seperti yang dibawah ini :

1. Sekolah

Ini terlihat dari kejadian pada saat Mao ditertawakan oleh teman-teman sekelasnya karena kebodohannya dalam belajar. ( Hal 9)

2. Kantor

Ini terlihat dari kejadian pertama kali mereka bertemu setelah lama berpisah, mereka bertemu kembali di kantor Lara Aurore tempat Mao bekerja. ( Hal 5)

3. Toko Musik

Ini terlihat pada saat kalimat “ Mao sudah tiba lebih dahulu di lantai lima toko musik besar tempat kami sepakat untuk bertemu. Dia sedang mendengarkan musik lewat headphone”. ( Hal 13)

4. Kafe

Ini terlihat pada saat mereka singgah di sebuah kafe setelah mereka menonton bioskop. Disana mereka banyak berbincang sambil menikmati coffe latte. ( Hal 30 )

5. Kediaman Orang Tua mao

Ini terlihat pada saat mereka mengunjungi orang tua Mao untuk meminta restu hubungan mereka. ( Hal 63 )

6. Apartemen

Ini terlihat pada saat mereka mulai tinggal bersama di sebuah apartemen, ( Hal 91 )

7. Toko Perhiasan

Ini terlihat pada saat Kosuke pertama kalinya membelikan cincin untuk Mao. Dan Mao sangat senang sekali. ( Hal 162 )

8. Taman Ichiyo

Ini terlihat pada saat mereka mengunjungi taman Ichiyo setelah lama sekali tidak kesana, dan mereka teringat akan kenangan-kenangan pada saat sekolah dulu. ( Hal 172 )

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa -peristiwa yang diceritakan dalam sebuah krya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan latar tempat dan latar sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan.

Di dalan novel Her Sunny Side, digambarkan bahwa latar waktu yang terdapat dalam cerita yang digambarkan pengarang adalah pada zaman modern

c. Latar Sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan masyarakat termasuk berbagai masalah dalam lingkup yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan misalnya atas, menengah, dan bawah.

Dalam novel Her Sunny Side, Osamu Koshigaya menggambarkan latar sosial dari tokoh utama Mao dan Kosuke adalah orang yang dari kalangan biasa-biasa saja. Mereka merupakan teman sekolah dimana pada saat itu mereka harus berpisah karena kosuke pindah sekolah. Namun pada saat dewasa mereka dipertemukan kembali karena pekerjaan, dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih dan hidup bersama. Namun pada suatu waktu Mao tiba-tiba menghilang dan meninggalkan Kosuke dan tidak pernah kembali.

2.3 Psikoanalisa Freud Dalam Kajian Sastra

Menurut Sigmund Freud (http://www.anneahira.com/psikologi-sastra.htm) psikologi dan sastra memiliki hubungan yang erat. Freud juga mengungkapkan bahwa hubungan sastrawan dengan gejala psikologis, baik yang terlihat maupun yang terungkap akan dituangkan dalam karya sastra. Hal ini semua akan dilihat dari pendekatan psikoanalisis.

Psikologi dan sastra sangat berhubungan erat karena sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan manusia lain dan pengarang banyak melakukan

pengamatan dengan manusia-manusia lain disekitarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Freud (http//www.majalahpendidikan.com/2011/pendekatan-psikologi-sastra.html), manusia sebagai sistem yang kompleks memiliki energi untuk berbagai tujuan seperti bernafas, bergerak, mengamati, dan mengingat. Mereka mempunyai kepekaan tinggi sehingga mereka mampu menangkap suasana bathin manusia lain yang paling dalam.

Psikoanalisa dalam karya sastra bergun untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama dan novel. terkadang pengarang secara tidak sadar dapat memasukkan teori psikologi yang dianutnya. Psikoanalisi juga dapat menganalisis jiwa pengarang lewat karya sastranya.

Prinsip – prinsip psikoanalisis adalah sebagai berikut :

a) Lapisan kejiwaan yang paling dalam (rendah) adalah lapisan bawah sadar (libido) atau daya hidup, yang berbentuk dorongan seksual dan perasaan-perasaan lain yang mendorong manusia mencari kesenangan dan kegairahan.

b) Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan kanak-kanak banyak mempengaruhi sikap hidup di masa dewasa.

c) Semua buah pikiran, betapapun kelihatannya tidak berarti masih tetap penting bila dihubungkan dengan daerah bawah sadar.

d) Konflik emosi pada dasarnya adalah konflik antara perasaan bawah sadar dengan keinginan-keinginan yang muncul dari luar.

e) Emosi itu sendiri bersifat dwirasa. Tidak ada emosi dari satu jenios. Benci dan sayang saling bercampur.

f) Sebagia konflik dapat diselesaikan atau disembunyikan dengan cara yang dapat diterima. Apabila dia mampu dapat keluar dari konflik itu disebut sublimasi, tetapi bila gagal ia akan menyerupai neurosis yaitu konflik emosi di dasar jiwa.

Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkapkan psikoanalisa kepribadian yng di pandang memiliki tiga unsur kejiwaan yaitu Id, Ego, Super Ego. Ketiga sistem kepribadian ini berkaitan serta membentuk totalitas, dan berupa tingkah laku manusia yang tidk lain adalah produk interaksi ketiganya.

Dalam psikoanalisis menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia berupa :

a. Id

Id merupakan sistem kepribadian yang asli. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir ( unsur-unsur biologis ) termasuk insting. Id merupakan aspek kepribadian dimana kedua aspek lain yaitu Ego dan Super Ego tumbuh.

b. Ego

Ego adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata (realita). Ego disebut eksekutif kepribadian, karena Ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan dimana dia

akan melakukan respon, dan memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.

c. Super Ego

Super Ego dalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan dan di ajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang dimaksud dalam bentuk larangan atau perintah. Super Ego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal bukannya yang real, dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan.

Adapun fungsi utama dari Super Ego adalah :

1. Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri Id agar impuls-impuls tersebut di salurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.

2. Mengarahkan Ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral daripada dengan kenyataan.

3. Mendorong individu kepada kesempurnaan.

Dari uraian di atas dapat dikethui bahwa hubungannya antara sastra dan psikoanalisa. Hubungan tersebut menurut Milner dalam Endaswara (2008 : 101) ada dua hal, yang pertama adalah bahwa ada kesamaan antara hasrat-hasrat yang tersembunyi pada setiap manusi sehingga menyebabkan kehadiran karya sastra yang mampu menyentuh perasaan kita. Karena kary sastra memberikan jalan keluar terhadap hasrat-hasrat rahasia tersebut. Kedua ada kesejajaran antara

mimpi dan sastra, dalam hal ini dihubungkan dengan elaborasi karya sastra dengan proses elaborasi mimpi yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”. Bagi freud mimpi seperti tulisan, yaitu sistem tanda yang menunjuk pada sesuatu yang berbed dengan tanda-tanda itu sendiri. Keadaan orang yang bermimpi adalah seperti penulis yang menyembunyikan pikirannnya.

Teori psikoanalisis yang diungkapkan freud dimanfaatkan untuk mengungkapkan gejala psikologi yang ada didalam karya sastra. Analisis terhadap gejala psikologi yang ada di dalam bahasa yang diungkapakan pengarang dan juga digunakan untuk menilai karya sastra sebagai proses kreatif. Selain itu psikonalisa dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokok-tokoh dalam novel. karena terkadang pengarang secara tidak sadar maupun sadar memasukkan teori psikologi yang dianutnya ke dalam intrinsik cerita. Dari situlah peran pembaca sebagai penganalisis, korektor sekaligus pengkritik terlihat sebagai pelaku utama dalam mengkaji karya sastra berdasarkan teori psikoanalisis. Jadi hubungan antara psikoanalisa dan sastra terlihat dari pembaca. Psikoanalasisa digunakan pembaca untuk menganalisis karya sastra serta melihat keretakan, ketidakteraturan, perubahan, dan distorsi yang sangat penting dalam suatu karya sastra.

Pada Id yang berupa keinginan-keinginan yang ada dalam diri Mao dan Kosuke segera dilakukan tetapi karena masih ketatnya tatakrama sosial dalam budaya yang ada dilingkungan mereka sehingga mereka melawan peraturan tersebut tetapi karena masih adanya Super ego yang menjalankan berdasarkan nilai-nilai moral yang ada pada masyarakat Jepang.

2.4 Biografi Pengarang

Osamu Koshigaya dilahirkan di Tokyo pada tahun 1971. Ia memulai karirnya sebagai penulis di usianya yang ke 20-an. Penulis sempat merasa depresi ketika debut novelnya tidak terjual selama 5 tahun. Namun beliau tidak pernah putus asa.

Osamu Koshigaya memulai debutnya sebagai penulis memalalui novel Bonus Track yang memenangkan penghargaan khusus dalam ajang Japan Fantasy Award tahun 2004. Karya-karya lainnya adalah Kaidan Tochuu no Big Noise, Hidamari no Kanojou, Sorairo Memory, Kinyou no Baka, Sekireisou no Tamaru.

BAB III

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HER SUNNY SIDE KARYA OSAMU KOSHIGAYA

3.1 Ringkasan Cerita

Kosuke dan Mao merupakan teman pada saat SMP. Pada saat itu Mao merupakan murid yang bodoh dan tidak disukai di sekolah, hanya kosuke lah yang mau berteman dengannya. Mao merupakan anak yang aneh disekolah, selain aneh dia juga bodoh. Banyak sifatnya yang membuat ia tidak disukai oleh teman-teman sekelasnya. Mao selalu bermasalah dalam kegiatan kelompok, sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. Hal-hal seperti „bekerja sama dengan yuang lain‟ baginya ibarat penebusan dosa. Sifatnya yang seperti itu paling sering muncul di acara seperti festival Olahraga. Pertama-tama, dia tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena. Hanya di nomor lompat jauh saja ia berhasil meraih nomor satu. Lain cerita dengan nomor Balapan Kaki seribu, setelah menempuh jarak 50 meter, ia akan berhenti ditengah jalan sehingga formasi timnya berantakan.

Akibat „pengkhianatan‟ itu, dimulailah gerakan „Ganggu Mao‟. Dimulai dari sandal yang hilang, lap basah yang dijejalkan di dalam meja, sampai foto Mao dari festival Olahraga yang bagian matanya dilubangi jangka. Reaksi anak-anak dikelas terbagi dua; ada yang mengganggu Mao, sementara yang lain memanas-manasi.

Hingga pada suatu hari seorang siswi mengoleskan mentega ke rambut Mao. Diperlakukan sedemikian keji, Mao tetap bergeming. Rupanya ia sempat yakin tidak ada yang salah dengan usapan itu. Si bodoh itu memang tidak pernah memetik pelajaran dari hal-hal seperti ini. Melihat hal itu Kosuke tidak bisa menahan rasa jengkelnya dan kemudian mengambil tangan Ushioda yang penuh dengan mentega lagu mengoleskan tidak hanya ke rambut tetapi juga ke wajahnya. Dan entah bagaimana caranya, justru Kosuke yang menjadi orang jahat. Bersama ibunya, mereka menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf di ruang guru, kepala sekolah, dan terakhir di pintu masuk kediaman Ushioda. Sejak insiden mentega itu tidak ada lagi yang mau bicara dengan Kosuke, mereka takut pada Kosuke. Hanya Mao yang mao berteman dengan Kosuke.

Hingga pada suatu waktu mereka berpisah karena kosuke pindah sekolah, Kosuke pindah ke SMP di kota tetangga, Matsudo. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Hingga setelah 10 tahun, Kosuke bertemu kembali dengan Mao. Pertemuan kembali mereka yang terjadi lewat pekerjaan sama sekali tidak terduga. Status Mao sebagai karyawan tetap Lara Aurore, perusahaan pembuat lingeri yang kini sedang berkembang pesat. Sedangkan Kosuke bertugas merancang iklan bagi produk Lara Aurore. Kosuke selalu mengingat Mao sebagai

„Anak Paling Bodoh di Sekolah‟, akan tetapi Mao yang dilihatnya sudah banyak

berubah. Mao bukan lagi anak bodoh 10 tahun yang lalu, tetapi ia dalah seorang wanita cantik, cerdas, dan pandai berbicara. Seiring dengan berlalunya waktu, Mao tidak memperlihatkan sifatnya yang seperti dahulu dalam hal pekerjaan. Malah, ia tampil sebagai sosok yang ulet, terutama kegigihannya saat bekerja. Saat ini sudah tahun ketiga bagi Mao bekerja di Lara Aurore.

Sejak pertemuan mereka kembali, perasaaan antara keduanya yang telah terpisah selama 10 tahun pun kembli bersemi. Mao dan Kosuke mulai dekat kembali. Selain bertemu di kantor mereka juga bertemu di luar kantor. Seperti pada suatu hari mereka berencana untuk pergi menonton film Hollywood di Yurakucho, tetapi tiba-tiba saja Mao mengubah rencana. Namuin setelah menonton film tersebut Mao malah menyesal karena film yang ditonton tidak sesuai dengan perkiraannya, ia malah menyalahkan distributor filmnya, sedangkan Kosuke hanya bisa terheran-heran dengan sifat Mao yang seperti itu. Selain menonton film di bioskop mereka juga makan malam bersama ataupun hanya sekedar untuk minum kopi bersama.

Seiring berjalannya waktu dengan kebersamaan mereka, Perasaan antara Kosuke dan Mao semakin dalam, dan akhirnya mereka pacaran. Mereka sering menghbiskan waktu bersama. Mereka tidak menunda rencana untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Kosuke mengajak Mao untuk mengunjungi keluarganya, ternyata ibu Kosuke masih mengingat Mao, keluarga Kosuke sangat senang dengan kedatangan Mao. Tapi keadaan yang berbeda terjadi di kediaman orang tua Mao saat Mao dan Kosuke datang kesana. Setelah mereka mengungkapkan maksud kedatangan mereka, terlihatlah rona kekecewaan di wajah keduanya. Ayah Mao menentang keinginan mereka untuk menikah. Pada saat itu Mao menentang ayahnya.

Orang tua Mao menentang keinginan keinginan mereka bukan tanpa alasan. Ternyata ada hal-hal yang selama ini tidak diketahui Kosuke tentang Mao. Ternyata Mao adalah anak angkat di keluarganya, selain itu dulunya Mao pernah

mengidap Retrograde Amnesia atau kehilangan ingatan. Mao mengalaminya sejak lahir hingga di bawah pengasuhan. Tidak ada petunjuk mengenai asal Mao. Nama Mao sendiri diberikan setelah dia di adopsi. Mengenai usia, dan data diri, semua di dapat dari hasil tes inteligensia dan penelitian para dokter. Orang tua Mao menjelaskan semuanya kepada Kosuke, mereka menentang keinginan mereka karena khawatir dengan latar belakang Mao yang seperti itu.

Tidak lama setelah peristiwa di kediaman orang tua Mao, mereka memutuskan untuk hidup bersama. Dimulai dengan menyewa sebuah apartemen. Awalnya Kosuke ingin menyewa sebuah rumah di Nishi-Oi yang hanya berjarak tujuh menit dari stasiun yang dilewati kereta jalur Yokosuka. Namun Mao tidak suka dengan alasan karena kamar yang menghadap ke timur ada di lantai satu dan tidak cukup mendapat sinar matahari. Karena tahu sifat Mao yang tidak bisa dibujuk, Kosuke mengalah. Setelah urusan rumah selesai mereka lalu pergi berbelanja perabotan rumah tangga.

Kehidupan mereka setelah tinggal bersama dimulai. Mereka memelihara ikan Ryukin yaitu sejenis ikan mas asal jepang. Mao menamai ikannya tersebut sesuai dengan nama personil Band kesukaannya „The Beach Boys‟ yaitu Mike, Al, Dennis, Carl, dan Brian. Mao sangat menyukai Band yang berada di era yang sama dengan The Beatles. Mereka berdua sangat menikmati kehidupan mereka. Mereka sangat bahagia layaknya kehidupan suami istri sungguhan.

Namun pada suatu hari di pagi hari Mao berkata akan mengambil koran keluar, namun setelah lam pergi Kosuke sadar Mao tidak kunjung kembali, lalu Kosuke keluar mencari Mao, namun ia tidak menemukan Mao dimanapun. Sejak

saat itu, 10 bulan setelah Kosuke dan Mao hidup bersama dan 10 hari setelah kepergian Mao yang tanpa diketahui siapa pun termasuk orang tua angkatnya tidak mengingat Mao. Kosuke juga pergi ke kantor tempat Mao bekerja, tetapi anehnya resepsionis kantornya mengatakan tidak ada yang bernama Watarai Mao disini. Ketika kosuke sedang berada di Taman Ichiyo, saat ia berada dalam keputusasaan, datanglah seekor kucing memakai sebuah kalung dengan liontin cincin dilehernya, Kosuke pun terkejut dan setelah diperhatikan bahwa cincin itu dalah cincin pernikahan yang ia berikan untuk Mao. Tersadar dari lamunannya, kini kucing abu-abu yang berada didepannya mengeong-ngeong manja. Kosuke pun yakin bahwa ia adalah Mao.

3.2 Analisis Psikologis Tokoh

Cuplikan Hal 8

Tokoh : Mao

Tempat : di SMP tempat Mao dan Kosuke bersekolah

Awalnya, orang-orang menganggap mao sebagai anak yang berperawakan mungil, manis, dan selalu bersikap baik. Hanya awalnya....

Masalah pertama muncul saat tes kecil huruf kanji. Nilai Mao sangat buruk. Dari nilai tertinggi 10, ia sering mendapatkan 1 atau 0. Benar-benar parah. Setelah kebodohannya terungkap, giliran sifat isengnya yang membangkitkan kekesalan orang lain.

Mao selalu bermasalah dalam kegiatan kelompok, sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. Hal-hal seperti „bekerja sama dengan yang lain‟ baginya ibarat penebusan dosa.

Sifatnya yang seperti itu paling sering muncul di acara festival olahraga. Pertama-tama, dia tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena. Hanya di nomor lompat jauh saja ia berhasil mendapat nomor satu. Lain cerita dengan nomor Balapan Kaki Seribu, setelah menempuh jrak 50 meter, ia akan berhenti di tengah jalan sehingga formasi timnya berantakan.

Analisis :

Dari cuplikan cerita di atas dapat dilihat bahwa tokoh Mao suka melakukan hal-hal yang salah, salah satunya yaitu melakukan kesalahan dalam kegiatan kelompok, padahal itu adalah sesuatu hal yang penting dalam kehidupan sekolah, hal-hal seperti itu seperti sesuatu hal yang sangat sulit dilakukan oleh Mao. Ia mendapatkan nilai yang buruk, tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena pertandingan olahrga, dan pada saat perlombaan Balapan Kaki seribu secara tiba-tiba ia berhenti di tengah jalan setelah menumpuh jarak 50 meter dan membuat formasi timnya berantakan. Dari kejadian tersebut dapat dilihat adanya keinginan-keinginan (Id) dalam diri Mao yang ingin segera dipenuhi. Seperti saat perlombaan Balapan Kaki seribu karena ia ingin berhenti di tengah jalan Mao langsung melakukannya. Dalam hal ini Ego menjalankan keinginan-keinginan (Id) yang terdapat dalam diri Mao untuk segera terpenuhi, tetapi keinginan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego yang menjalankan berdasarkan nilai moral yang ada. Disini berarti Ego

mengalami kegagalan dalam hal mengontrol keseimbangan Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan harus dipenuhi akan tetapi jika tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada tidak boleh dipenuhi. Seperti halnya yang dilakukan Mao dengan tiba-tiba berhenti ditengah pertandingan sehingga membuat formasi timnya berantakan, tindakan yang dilakukan Mao mencerminkan sikap yang tidak baik karena tidak adanya keinginan untuk bekerja sama dwengn kelompok dan tidak adanya loyalitas terhadap kelompok. Tindakan tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan orang jepang yang biasanya dalam melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan dengan totalitas, selain itu loyalitas terhadap kelompok juga tinggi.

Cuplikan Hal 10

Tokoh : Kosuke

Tempat: di ruang kelas

Diperlakukan sedemikian keji, Mao tetap bergeming. Rupanya dia sempat yakin tidak ada yang salah dengan usapan itu. Si bodoh itu memang tidak pernah memetik pelajaran dari hal-hal seperti ini. Setelah berkali-kali diganggu seharusnya ia mengetahui niat jahat lawannya, namun kini ia malah memberi hati hanya karena satu usapan.

“sudah cukup!!”. Suara yang semula dimaksudkan hanya sebagai bisikan untuk yng bersangkutan, malah bergema di seluruh penjuru kelas. Kosuke yang waktu

itu masih berusia 13 tahun tidak sanggup lagi menahan rasa jengkel yang sudah terlalu lama terpendam.

“....kubilang sudah cukup”. Kosuke menundukkan wajahnya lalu mengerucutkan bibir sambil mengulang perkataan tersebut. Sementara orang-orang di sekitar kami saling berpandangan, wajah ushioda berubah menjadi tidak sedap dipandang, disusul tawa mencemooh. Dia sendiri yang mencari masalah. Kosuke langsung merenggut tangan Ushioda dan mengoleskan mentega tidak hanya dirambut, tetapi juga wajahnya. Untuk sesaat dia seperti tidak menyadari apa yang telah terjadi. Namun pada akhirnya Ushioda menyadarinya dan berteriak nyaring dan meloncat ke koridor. Dan entah bagaimana caranya, justru kosuke yang menjadi si orang jahat. Bersama ibunya, mereka menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf di ruang guru, kepala sekolah, dan terakhir di pintu kediaman Ushioda.

Analisis :

Dari cuplikan cerita diatas terlihat bahwa setelah melihat Mao diperlakukan sedemikian keji oleh teman sekelasnya yaitu Ushioda, Kosuke menjaditidak bisa menahan rasa jengkelnya yang sudah lama terpendam. Diceritakan bahwa kosuke langsung mengambil tangan Ushioda yang penuh mentega dan mengoleskannya, tidak hanya mengoleskan di rambut tetapi Kosuke juga mengoleskan mentega ke wajah Ushioda. Disini terlihat adany keinginan-keinginan (Id) dari dalam diri Kosuke untuk segera mengungkapkan rasa jengkelnya terhadap perlakuan Ushioda terhadap Mao. Dalam hal ini Ego yang menjalankan keinginan-keinginan (Id) Kosuke pada saat itu dengan cara

membalas perbuatan Ushioda terhadap Mao dengan mengoleskan juga mentega

Dokumen terkait