• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan irigasi saluran akar akan mempengaruhi dentin karena bahan irigasi berkontak langsung dengan dinding saluran akar sehingga bahan irigasi yang dipergunakan dalam perawatan endodonti harus memiliki efek minimal terhadap aspek fisik gigi.22

a. Pengaruh penggunaan MTAD terhadap pengikisan dentin

MTAD telah terbukti efektif membuang smear layer, mempunyai efek antimikroba, dan tidak toksik terhadap jaringan vital.4,5,12 Sehubungan dengan efek antimikroba dan biokompatibilitas maka irigan ideal seharusnya juga tidak mempunyai efek yang buruk atau merugikan terhadap struktur dentin.22

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa EDTA lebih destruktif terhadap struktur gigi jika dibandingkan dengan MTAD.12,31 Pengujian yang dilakukan secara tertutup terhadap penampang tubulus dentin pada pemakaian EDTA selama 5 menit menunjukkan adanya sejumlah besar erosi. Berbeda dengan efek destruktif yang ditimbulkan pada pemajangan EDTA, tidak terdapat erosi yang signifikan pada dentin ketika permukaan saluran akar kontak dengan MTAD selama 1-20 menit.12

b. Pengaruh MTAD terhadap flexural strength dan modulus elastisitas dentin

Secara umum perawatan endodonti menyebabkan lemahnya struktur gigi yang dirawat terutama bila dibandingkan dengan gigi normal yang vital.22 Pengurangan struktur gigi dan efek dehidrasi pada tubulus dentin menjadi alasan utama lemah dan rapuhnya struktur gigi tanpa pulpa tersebut.22 Machnik et al. (2003) menguji efek pemakaian NaOCl, EDTA sebagai bahan irigasi yang biasa dipergunakan dan MTAD terhadap flexural strength dan modulus elastisitas dentin.22 Sebelumnya beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa NaOCl secara signifikan menurunkan flexural strength dan modulus elastisitas dentin setelah 2 jam pemaparan dan hal ini akan melemahkan saluran akar gigi. Hasil penelitian Machnick et al. (2003) menunjukkan tidak adanya perbedaan flexural strength dentin yang signifikan akibat pengaplikasian NaOCl dan saline, namun modulus elastisitas dentin menurun secara signifikan ketika NaOCl 0,6% dipergunakan. Pemaparan larutan EDTA 17% menurunkan flexural strength dan modulus elastisitas dentin secara signifikan dibandingkan dengan larutan saline. Pemaparan MTAD sesuai protokol klinis tidak menghasilkan perbedaan flexural strength dan modulus elastisitas dentin yang signifikan dibandingkan dengan saline.22 Secara klinis perubahan kekakuan struktur gigi setelah perawatan saluran akar berhubungan dengan kecendrungan terjadinya fraktur. Penurunan flexural strength juga mengindikasikan terjadinya penurunan kekuatan yang dapat menyebabkan kegagalan cohesive bonding pada permukaan dentin.22

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan MTAD sesuai protokol klinis tidak menyebabkan efek buruk terhadap flexural strength dan modulus elastisitas dentin.22

2.3. Teknik Pemakaian MTAD Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar

Protokol klinis MTAD adalah menggunakan 10 ml NaOCl 1,3% selama 20 menit sebagai bahan irigasi selama instrumentasi. Setelah proses instrumentasi saluran akar diirigasi dengan 5 ml MTAD menggunakan bantuan jarum barbed broach yang dilapisi kapas selama 2 menit untuk mendapatkan kontak maksimal bahan irigasi dan dinding saluran akar hingga ke bagian apikal. MTAD diaplikasikan ke dalam saluran akar dengan menggunakan spuit kecil yang memiliki ukuran atau dengan menggunakan dysposible syringe (Gambar 17).31

Gambar 17. Bentuk kemasan dan sediaan BioPureMTAD38

Protokol klinis penggunaan MTAD didasarkan pada penelitian Torabinejad et al. (2003) yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan berbagai konsentrasi NaOCl sebagai bahan irigasi saluran akar dengan mengujikan air destilasi, EDTA, MTAD dan NaOCl dalam konsentrasi berbeda (0,65%, 1,3%, 2,6%, 5,25%) sebagai bahan irigasi selama instrumentasi maupun sebagai bahan irigasi akhir (tabel 10).8

Tabel 10. Larutan irigasi yang dipergunakan selama dan setelah preparasi saluran akar.31

Grup Larutan irigasi selama preparasi

Larutan irigasi akhir A (kontrol positif) B (kontrol negatif) C D E F G H I Air destilasi NaOCl 5,25% NaOCl 5,25% Air destilasi MTAD NaOCl 0,65% NaOCl 1,3% NaOCl 2,6% NaOCl 5,25% Air destilasi EDTA 17% NaOCl 5,25% MTAD MTAD MTAD MTAD MTAD MTAD

Hasil penelitian menunjukkan keefektifan yang berbeda dalam pembuangan smear layer maupun tingkat erosi yang dihasilkan. Pengujian terhadap permukaan dinding saluran akar pada grup B memperlihatkan adanya erosi pada tubulus dentin sebagai hasil pengaplikasian EDTA sebagai bahan irigasi akhir, dan jika dibandingkan dengan MTAD maka EDTA mendestruksi struktur gigi lebih hebat saat dipergunakan sebagai bahan irigasi akhir.31 Perbandingan hasil dari grup D, A, C dan E menunjukkan bahwa MTAD melarutkan komponen anorganik dan sejumlah komponen organik smear layer. Jumlah smear layer pada saluran akar yang diirigasi dengan NaOCl ataupun air destilasi tunggal lebih tinggi dibandingkan saluran akar yang diirigasi dengan MTAD. Penggunaan MTAD sebagai bahan irigasi saluran akar menyisakan hasil proses odontoblastik pada tubulus dentin dan debris organik pada permukaan dinding saluran akar yang diinstrumentasi. MTAD merupakan larutan asam dengan pH sangat rendah yaitu 2,15 sehingga memiliki kemampuan sangat baik dalam melarutan substansi anorganik.31 Melalui sebuah pilot study Torabinejad et al.

menggunakan MTAD sebagai bahan irigasi saluran akar sebelum penggunaan NaOCl dalam konsentrasi berbeda sebagai bahan irigasi akhir. Selama pengaplikasian larutan irigasi akhir berupa NaOCl terlihat adanya reaksi kimia diantara NaOCl dan MTAD pada saluran akar. Reaksi kimia tersebut menghasilkan pembentukan larutan berwarna cokelat yang kemungkinan disebabkan oleh absorpsi dentin dan pelepasan doksisiklin yang terkandung dalam MTAD. Uji SEM pada permukaan saluran akar menunjukkan adanya tingkat erosi yang berat. Berdasarkan penemuan ini terlihat bahwa reaksi MTAD dengan permukaan dentin berbeda jika dibandingkan dengan reaksi yang dihasilkan asam sitrat atau EDTA sehingga MTAD sebaiknya digunakan sebagai irigan akhir jika dikombinasikan dengan NaOCl.31

Penelitian yang dilakukan Torabinejad et al. ini menunjukkan bahwa bahan chelator dibutuhkan untuk menyempurnakan pembuangan smear layer. Hal ini terlihat dengan membandingkan hasil yang diberikan grup E dan grup F-I dan terlihat lebih jelas dengan peningkatan konsentrasi NaOCl (0,65%-5,25%). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan MTAD tunggal dan NaOCl 0,65% sebagai bahan irigasi selama instrumentasi saluran akar untuk membuang komponen organik smear layer dan MTAD sebagai bahan irigasi akhir untuk membuang komponen anorganik smear layer. Kemampuan NaOCl dalam membuang komponen anorganik smear layer lebih jelas dan secara signifikan lebih tinggi ketika berada dalam konsentrasi tinggi. Namun, dikarenakan NaOCl konsentrasi tinggi lebih toksik dibandingkan dengan NaOCl yang telah diencerkan dan dikarenakan hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan NaOCl 1,3%, 2,65% dan 5,25% sebagai bahan irigasi saluran akar selama instrumentasi dengan

MTAD sebagai bahan irigasi akhir dalam membuang smear layer, maka akan lebih baik jika NaOCl konsentrasi rendah (1,3%) digunakan selama instrumentasi, diikuti dengan penggunaan MTAD sebagai larutan irigasi akhir.31 Penelitian Beltz et al. (2003) juga menunjukkan bahwa keefektifan NaOCl1,3% hanya sedikit lebih rendah dibanding NaOCl 2,6% dan 5,25%.35

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa walaupun MTAD mampu membuang sebagian besar smear layer ketika digunakan sebagai bahan irigasi intrakanal, sejumlah komponen organik smear layer masih tertinggal pada permukaan dinding saluran akar. Keefektifan MTAD dalam membuang smear layer dapat ditingkatkan ketika NaOCl konsentrasi rendah digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar selama instrumentasi sebelum penggunaan MTAD sebagai larutan irigasi akhir. Kombinasi dan urutan penggunaan kedua larutan ini tidak mengubah struktur tubulus dentin.31

Dokumen terkait