• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel

Sifat fisik dan stabilitas merupakan parameter yang menjamin kualitas farmasetis suatu sediaan. Sifat fisik yang diukur adalah daya sebar dan viskositas sediaan. Viskositas yang terlalu tinggi mengakibatkan penurunan daya sebar dan rasa ketidaknyamanan pada konsumen sehingga penerimaan konsumen menjadi berkurang. Yang menjadi tolok ukur kestabilan adalah persentase pergeseran viskositas setelah penyimpanan 1 bulan. Stabilitas sediaan penting untuk diuji karena secara langsung berhubungan dengan stabilitas zat aktif di dalamnya.

Uji sifat fisik gel dilakukan 48 jam setelah formulasi agar gel sudah membentuk struktur tiga dimensi yang baik dan juga efek pengadukan saat pembuatan formula tidak mempengaruhi hasil pengujian sifat fisiknya. Hasil uji daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas pada lima formula gel dengan berbagai komposisi humectant dapat dilihat pada tabel V, dimana A adalah gliserol dan B adalah sorbitol.

46

Tabel V. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas

Formula Komposisi Humectant Daya sebar (cm) Viskositas (dPa.s) Pergeseran viskositas (%) 1 1 A : 0 B 3,90±0,082 435,00±11,83 8,43±0,93 2 2/3 A : 1/3 B 3,98±0,041 430,00±8,37 7,37±0,95 3 1/2 A : 1/2 B 3,93±0,082 403,33±7,53 3,72±1,86 4 1/3 A : 2/3 B 3,95±0,105 413,33±6,06 5,24±0,62 5 0 A : 1 B 3,88±0,098 390,83±8,01 0,57±0,87

Profil sifat fisik dan stabilitas pada berbagai komposisi gliserol dan sorbitol dapat diprediksi dengan simplex lattice design. Persamaan simplex lattice

untuk 2 komponen yaitu Y = B1(A) + B2(B) + B12(A)(B). Pada persamaan tersebut, A dan B merupakan komposisi bahan yang dicampur, yaitu gliserol dan sorbitol. Variabel Y merupakan respon yang diperoleh dari interaksi kombinasi bahan. Respon yang diukur adalah sifat fisik gel yang berupa daya sebar dan viskositas, serta respon stabilitas yang diukur dari pergeseran viskositas setelah penyimpanan 1 bulan. Sedangkan B1, B2 dan B3 merupakan koefisien persamaan

simplex lattice design yang diperoleh dengan metode substitusi pada formula 1, 3 dan 5. Formula 2 dan 4 digunakan untuk menguji validitas persamaan dengan metode Analysis of Variance.

1. Daya Sebar

Daya sebar merupakan parameter aseptabilitas yang harus dipenuhi oleh sediaan topikal. Konsumen lebih menyukai sediaan yang dapat menyebar dengan mudah di kulit. Pengukuran daya sebar dilakukan untuk mengetahui penyebaran gel saat diaplikasikan. Gel diharapkan dapat mudah menyebar tanpa tekanan yang berarti. Daya sebar yang baik juga menjamin pemerataan zat aktif

47

Pengukuran daya sebar yaitu dengan mengukur diameter gel sebanyak 1 gram pada kaca bulat berskala yang diberi beban 125 gram setelah 1 menit. Keuntungan dari metode ini adalah sederhana, relatif murah dan juga dapat didesain sesuai keinginan untuk memperoleh data tertentu. Namun keterbatasannya yaitu kurang tepat dan sensitif (Garg dkk, 2002).

Dari hasil pengukuran daya sebar, diperoleh hasil yang bervariasi pada tiap formula. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah komposisi sorbitol dan gliserol yang digunakan. Persamaan simplex lattice design untuk daya sebar yaitu Y= 3,90(A) + 3,88(B) + 0,16(A)(B). Persamaan digunakan untuk memprediksi respon daya sebar pada formula dengan komposisi gliserol dan sorbitol yaitu 2/3A:1/3B (formula 2) dan 1/3A:2/3B (formula 4). Daya sebar teoritis (Y) diperoleh dengan memasukkan tiap pasangan komposisi ke dalam persamaan. Nilai daya sebar secara teoritis (dari persamaan simplex lattice) dan dari percobaan dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Daya sebar hasil percobaan dan perhitungan

Formula Rata-rata Daya sebar (cm) pada tiap formula

Daya sebar terhitung berdasarkan persamaan SLD 1 3,90 3,90 2 3,98 3,93 3 3,93 3,93 4 3,95 3,92 5 3,88 3,88

Pengaruh variasi humectant terhadap daya sebar gel dapat digambarkan dengan kurva berikut.

48

Gambar 12. Kurva teoritis hasil percobaan menurut persamaan simplex lattice design

dan titik-titik hasil percobaan untuk daya sebar

2. Viskositas

Viskositas merupakan tahanan untuk mengalir, dimana semakin besar viskositasnya maka sediaan tersebut semakin kental, demikian juga sebaliknya. Viskositas suatu sediaan topikal menunjukkan kemudahan sediaan untuk dituangkan dari kemasan primer. Viskositas juga menggambarkan daya sebar sediaan. Pada umumnya, viskositas berbanding terbalik dengan daya sebarnya. Semakin kental maka daya sebar yang dihasilkan semakin kecil (semakin susah menyebar). Pengukuran viskositas dilakukan dengan membaca skala pada

viscometer Rion seri VT 04. Pengukuran viskositas ini dilakukan dua kali yaitu 48 jam dan satu bulan setelah pembuatan gel.

Viskositas yang dihasilkan dari kelima formula dapat dilihat pada tabel V. Penurunan jumlah gliserol pada formula 1, 2, 3, dan 5 menunjukkan viskositas yang semakin rendah pula. Pengunaan sorbitol dengan jumlah terbesar (formula 5) menunjukkan viskositas yang paling kecil.

3.86 3.88 3.9 3.92 3.94 3.96 3.98 4 diameter penyebaran (cm) Komposisi humectan

titik respon dari percobaan kurva berdasarkan simplex lattice design

0 1/3 1/2 2/3 1 sorbitol

49

Persamaan simplex lattice design untuk viskositas yaitu Y = 435(A) + 390,83(B) – 38,34(A)(B). Persamaan dapat digunakan untuk memprediksi respon pada titik tertentu. Pada penelitian ini ingin diketahui respon viskositas untuk komposisi humectant dengan perbandingan yaitu dan 2/3A : 1/3B (formula 2) dan 1/3A : 2/3B (formula 4). Viskositas teoritis (Y) diperoleh dengan memasukkan tiap pasangan komposisi ke dalam persamaan. Nilai viskositas secara teoritis (dari persamaan simplex lattice)dan dari percobaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel VII. Viskositas hasil percobaan dan perhitungan

Formula Rata-rata viskositas (dPa.s) dari percobaan

Viskositas teoritis dari persamaan (dPa.s) 1 435 435 2 430 411,76 3 403,33 403,33 4 413,33 397,03 5 390,83 390,83

Pengaruh variasi humectant terhadapviskositas gel dapat digambarkan dengan kurva berikut.

Gambar 13. Kurva teoritis hasil percobaan menurut persamaan simplex lattice design

dan titik-titik hasil percobaan untuk viskositas awal 385 390 395 400 405 410 415 420 425 430 435 440 Viskositas   (dPas) Komposisi humectant

titik respon dari percobaan kurva berdasarkan simplex lattice design

0 1/3 1/2 2/3 1 sorbitol

50 3. Pergeseran Viskositas

Ketidakstabilan merupakan salah satu faktor penting dalam mengoptimasi formula sediaan. Indikator ketidakstabilan gel secara fisika bisa dilihat dari pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan. Gel yang dibuat semakin tidak stabil apabila pergeseran viskositasnya juga semakin besar. Pergeseran viskositas dapat disebabkan oleh adanya penguapan air atau etanol selama penyimpanan, pengaruh humectant yang dapat mengikat kelembaban gel, keluarnya air dalam struktur gel (syneresis) dan factor-faktor lain.

Dari hasil uji sifat fisis pada tabel V memperlihatkan bahwa pergeseran viskositas paling kecil terjadi pada formula 5 dengan komposisi

humectant hanya berupa sorbitol, sedangkan pergeseran terbesar pada formula 1 dengan humectant gliserol. Jika dilihat dari formula 1, 2, 3 dan 5, pergeseran viskositas yang terjadi semakin kecil. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sorbitol mampu mempertahankan stabilitas gel lebih besar dibandingkan gliserol.

Persamaan simplex lattice design untuk pergeseran viskositas yaitu Y = 8,43(A) + 0,57(B) – 3,12(A)(B).  Persamaan digunakan untuk memprediksi respon pergeseran viskositas pada formula dengan komposisi gliserol dan sorbitol yaitu 2/3A:1/3B (formula 2) dan 1/3A:2/3B (formula 4). Pergeseran viskositas teoritis (Y) diperoleh dengan memasukkan tiap pasangan komposisi ke dalam persamaan. Nilai viskositas secara teoritis (dari persamaan simplex lattice) dan dari percobaan dapat dilihat pada tabel VIII.

51

Tabel VIII. Pergeseran viskositas hasil percobaan dan perhitungan

Formula Rata-rata pergeseran viskositas (%) dari percobaan Pergeseran viskositas teoritis dari persamaan (%) 1 8,43 8,43 2 7,37 5,12 3 3,72 3,72 4 5,24 2,50 5 0,57 0,57

Pengaruh variasi humectant terhadap pergeseran viskositas gel dapat digambarkan dengan kurva berikut.

Gambar 14. Kurva teoritis hasil percobaan menurut persamaan simplex lattice design

dan titik-titik hasil percobaan untuk pergeseran viskositas

Dokumen terkait