• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PAPAN PARTIKEL

4.2.1 Sifat Fisis Papan Serat

4.2.1.1 Kerapatan

Kerapatan papan serat ditentukan oleh derajat kekompakan lembaran selama pengempaan. Nilai kerapatan yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 0,703 g/cm3 untuk contoh uji SNI, 0,709 g/cm3 untuk contoh uji ISO, dan 0,710 g/cm3 untuk contoh uji ASTM. Persyaratan nilai kerapatan papan serat kerapatan sedang (MDF) menurut SNI adalah sebesar 0,40 – 0,84 g/cm3, sedangkan menurut FAO adalah sebesar 0,42 – 0,80 g/cm3. Jadi berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, ketiga contoh uji tersebut memenuhi ketentuan dari SNI dan FAO.

Tabel 13 Analisis Keragaman Kerapatan Papan Serat Kerapatan Sedang (MDF)

Source of Variation SS df MS F F table

Between Groups 0,001508 2 0,000754 3,2273 3,285

Within Groups 0,007709 33 0,000234

Total 0,009216 35

Variasi nilai kerapatan papan serat dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Gambar 9 Diagram nilai kerapatan papan serat yang diuji dengan SNI, ISO dan ASTM

Berdasarkan analisis keragaman pada Tabel 13, karena nilai F hitung < F tabel maka itu berarti nilai kerapatan yang dihasilkan dari pengujian dengan tiga standar yang berbeda yaitu SNI, ISO, dan ASTM tidak berbeda nyata satu sama lain. Dengan demikian perbedaan ukuran contoh uji tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan papan serat yang dihasilkan.

4.2.1.2 Kadar air

Kadar air merupakan berat air yang terdapat di dalam papan serat yang dinyatakan dalam persen (%) terhadap berat papan serat dalam keadaan kering oven. Nilai kadar air tertinggi dihasilkan oleh ASTM yaitu sebesar 8,6 %, sedangkan yang terkecil dihasilkan oleh SNI yaitu sebesar 7,7 %. Ketentuan nilai kadar air papan serat kerapatan sedang yang disyaratkan dari SNI adalah ≤ 13 %, sedangkan dari FAO tidak mencantumkan persyaratan untuk nilai kadar airnya. Dengan demikian hasil pengujian kadar air ketiga standar tersebut memenuhi persyaratan SNI. Diagram nilai kadar airnya dapat dilihat pada Gambar 10, sedangkan analisis keragamannya disajikan pada Tabel 14.

Gambar 10 Diagram nilai kadar air papan serat yang diuji dengan SNI, ISO dan ASTM

Hasil analisis keragaman menunjukkan nilai F hitung yang didapat lebih besar dari nilai F tabel itu artinya nilai kadar airnya berbeda nyata. Hasil uji beda Tukey dapat diketahui bahwa hasil pengujian SNI nilai kadar airnya tidak berbeda nyata dengan ISO. Sedangkan hasil pengujian ASTM nilai kadar airnya berbeda nyata dengan dua standar uji lain.

Tabel 14 Analisis Keragaman Kadar air Papan Serat Kerapatan Sedang (MDF)

Source of Variation SS df MS F F table

Between Groups 6,94 2 3,47 17,352** 3,285

Within Groups 6,60 33 0,20

Total 13,54 35

Keterangan : ** = sangat nyata (F hitung > F tabel)

Ukuran contoh uji ASTM lebih besar dari ukuran contoh uji standar lain. Ukuran contoh uji standar ASTM adalah sebesar 76 mm × 152 mm, ukuran contoh uji SNI adalah sebesar 50 mm × 50 mm, dan ukuran contoh uji ISO sebesar 50 mm × 50 mm. Karena ukuran contoh uji yang relatif lebih besar, maka air yang keluar dari permukaan papan serat akan cenderung lebih maksimal dan lebih banyak jumlahnya. Hal ini menyebabkan nilai kadar air ASTM lebih besar dari nilai kadar air standar lain. Dengan demikian

perbedaan ukuran contoh uji memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kadar air papan serat yang dihasilkan.

4.2.1.3 Penyerapan air

Nilai penyerapan air yang tertinggi dihasilkan oleh ISO yaitu sebesar 74,5 %, sedangkan nilai terendah dihasilkan oleh ASTM yaitu sebesar 66,4 %. Nilai penyerapan air yang disyaratkan oleh FAO adalah 6 – 40 %, sedangkan SNI tidak mencantumkan persyaratan untuk nilai penyerapan air. Dengan demikian hasil pengujian penyerapan air ketiga standar tersebut tidak ada satu pun yang memenuhi persyaratan dari FAO.

Nilai penyerapan air yang didapatkan jauh lebih besar dari nilai yang ditentukan. Hal ini diduga karena papan serat terbuat dari serat yang sangat higroskopis, sehingga banyak air yang diabsorpsi oleh papan serat untuk memasuki struktur serat yang ada di dalam papan serat. Variasi nilai penyerapan airnya dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Diagram nilai penyerapan air papan serat yang diuji dengan SNI, ISO dan ASTM

Analisis keragaman untuk pengujian penyerapan air papan serat dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini :

Tabel 15 Analisis Keragaman Penyerapan Air Papan Serat Kerapatan Sedang (MDF)

Source of Variation SS df MS F F table

Between Groups 171,66 2 85,83 8,629** 3,285

Within Groups 328,27 33 9,95

Total 499,93 35

Keterangan : ** = sangat nyata (F hitung > F tabel)

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel. Hasil uji beda Tukey menunjukkan penyerapan air dengan SNI menghasilkan nilai yang tidak berbeda nyata dengan dua standar lainnya. Sedangkan ASTM menghasilkan nilai penyerapan air yang berbeda nyata dengan ISO.

Ukuran contoh uji yang mempunyai dimensi lebar yang lebih luas, akan menyerap air lebih lambat dibandingkan dengan contoh uji yang ukuran luas dimensi tebalnya lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh mekanisme aliran air horizontal yang terjadi pada saat perendaman. Dengan waktu perendaman yang sama, air yang masuk ke dalam contoh uji yang luas dimensi tebalnya lebih lebar akan jauh lebih lambat dibandingkan dengan contoh uji yang lain. Sehingga jumlah air yang masuk akan lebih sedikit.

4.2.1.4 Pengembangan tebal

Pengujian pengembangan tebal dilakukan dengan merendam papan serat selama 24 pada air dengan suhu kamar. Nilai pengembangan tertinggi dihasilkan oleh contoh uji SNI yaitu sebesar 17,0 % dan yang terendah adalah contoh uji ASTM yaitu sebesar 16,2 %. Syarat nilai pengembangan tebal pada SNI adalah sebesar 10 – 17 %, sedangkan FAO tidak mencantumkan persyaratan untuk pengembangan tebal. Hasil pengujian pengembangan tebal ketiga standar tersebut semuanya memenuhi persyaratan SNI. Variasi nilai pengembangan tebal dapat dilihat pada Gambar 12, sedangkan analisis keragamannya disajikan pada Tabel 16.

Gambar 12 Diagram nilai pengembangan tebal papan serat yang diuji dengan SNI, ISO dan ASTM

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa F hitung > F tabel, artinya ukuran contoh uji berpengaruh nyata terhadap pengembangan tebal yang terjadi. Berdasarkan uji beda Tukey dapat diketahui bahwa hasil pengujian pengembangan tebal ISO tidak berbeda nyata dengan hasil pengujian dua standar lain, sedangkan SNI menghasilkan nilai pengembangan tebal yang berbeda nyata dengan ASTM.

Tabel 16 Analisis Keragaman Pengembangan tebal Papan Serat Kerapatan Sedang (MDF)

Source of Variation SS df MS F F table

Between Groups 3,01 2 1,50 4,650* 3,285

Within Groups 10,65 33 0,32

Total 13,65 35

Keterangan : * = nyata (F hitung > F tabel)

Perbedaan pada hasil uji pengembangan tebal ini diduga karena absorpsi air yang terjadi pada contoh uji SNI lebih baik, karena ukuran contoh uji SNI lebih kecil dari ukuran contoh uji ASTM. Ukuran contoh uji ASTM adalah yang paling besar yaitu 152 mm × 152 mm, sedangkan ukuran dari dua standar lain yaitu SNI dan ISO adalah 50 mm × 50 mm. Air yang masuk ke dalam contoh uji yang luas dimensi tebalnya lebih kecil akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan contoh uji yang luas dimensi tebalnya lebih

lebar. Hal ini terjadi karena aliran air horizontal, dimana air yang masuk ke dalam contoh uji yang ukuran luas dimensi tebalnya lebih kecil akan lebih maksimal dan mempengaruhi perubahan dimensi yang terjadi. Dengan demikian perbedaan ukuran contoh uji memberikan pengaruh yang nyata terhadap pengembangan tebal papan serat.

Dokumen terkait