• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIFAT HUKUM ACARA PERDATA

Kegiatan Belajar 2 Asas-asas Hukum Acara Perdata

E. SIFAT HUKUM ACARA PERDATA

Sifat hukum acara perdata di Indonesia seyogianya harus sesuai dengan sifat cara orang Indonesia dalam memohon peradilan yang pada umumnya sangat sederhana. Pada dasarnya, orang mengajukan perkaranya ke pengadilan begitu saja disebabkan merasa haknya dilanggar oleh orang lain. Kehendak orang yang sederhana demikian itu tidak akan terpenuhi apabila peraturan-peraturan acara sangat mengikat para pencari keadilan, bahkan mungkin merupakan hambatan atau rintangan bagi mereka untuk memperoleh peradilan.43

Acara yang sangat mengikat (formalistis) sebagaimana dianut dalam BRv (hukum acara perdata bagi raad van justitie) akhirnya juga dirasakan oleh orang-orang Belanda sendiri tidak memuaskan sehingga di Belanda cara ini mendapat tentangan keras oleh aliran yang menghendaki penyederhanaan hukum acara perdata. Oleh karena itu, sangatlah keliru apabila Indonesia akan menerapkan ketentuan-ketentuan yang sangat mengikat dalam mengatur acara perdata sebagaimana diatur dalam hukum acara perdata bagi raad van

justitie.

43

Tampaknya, para pembuat undang-undang menyadari sepenuhnya hal kesederhanaan tersebut. Ini terbukti dari ketentuan dalam undang-undang tentang kekuasaan kehakiman sejak pertama kali dikeluarkan, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Pasal 2 ayat (4) menentukan bahwa peradilan

dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. Menurut penjelasan

undang-undang tersebut, yang dimaksud dengan sederhana adalah pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara efisien dan efektif. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya ringan adalah biaya perkara yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Namun, asas sederhana cepat dan biaya ringan dalam pemeriksaan dan penyelesaian perkara di pengadilan tidak mengesampingkan ketelitian dan kecermatan dalam mencari kebenaran dan keadilan.

Demikian pula Pasal 3 ayat (4) yang menentukan, ”Dalam perkara perdata pengadilan membantu dengan sekuat tenaga para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya supaya segala hambatan dan rintangan untuk peradilan yang cepat, sederhana, dan murah disingkirkan.”

Meskipun dengan kata-kata yang sedikit diubah, perubahan undang-undang tentang kekuasaan kehakiman dari tahun ke tahun hingga yang terakhir ini (UU Nomor 48 Tahun 2009) sifat kesederhanaan tersebut selalu ditampilkan.

Sebenarnya, sifat kesederhanaan tersebut memang sejak awal telah diwujudkan dalam hukum acara perdata (HIR) yang hingga kini tetap dipertahankan, misalnya bentuk pengajuan gugatan merupakan suatu

permohonan kepada hakim (Pasal 118 ayat (1) HIR) dan ini sesuai sifat

bangsa Indonesia yang dalam mengajukan perkara ke pengadilan adalah

mohon keadilan kepada negara. Selain itu, juga adanya kewajiban pada

hakim untuk sekuat tenaga mengusahakan perdamaian dalam penyelesaian perkara di pengadilan (Pasal 130 HIR) sesuai dengan jiwa Pancasila yang menjunjung tinggi prinsip musyawarah dan mufakat. Demikian pula sistem pemeriksaan langsung terhadap para pihak beperkara atau wakil mereka yang pada prinsipnya dilakukan secara lisan sesuai dengan hakikat peradilan yang bertujuan mencari dan menemukan kebenaran yang akan dijadikan dasar pemberian keadilan.44

44

1) Sebutkan beberapa asas hukum acara perdata (minimal tiga asas) dengan menjelaskan masing-masing asas tersebut!

2) Sifat hukum acara perdata Indonesia seharusnya disesuaikan dengan sifat dari masyarakat Indonesia dalam mencari keadilan di pengadilan, demikian dinyatakan oleh para sarjana. Jelaskan dan tunjukkan bahwa hal tersebut dianut oleh hukum acara perdata yang berlaku saat ini!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Asas hakim bersifat menunggu, asas sidang pengadilan terbuka untuk umum, sedangkan asas mendengar kedua belah pihak (audi et alteram

partem).

2) Asas sidang pengadilan terbuka untuk umum disebabkan setiap putusan dan pemeriksaan pada praktiknya pasti terbuka untuk umum, mulai dari persidangan sampai dengan pembacaan putusan hakim yang juga harus dibacakan secara terbuka dan umum pada praktiknya.

Pada asas-asas hukum acara perdata Indonesia, hakim bersifat menunggu dan hakim bersifat pasif. Asas sidang pengadilan terbuka untuk umum dan asas mendengar kedua belah pihak. Putusan harus disertai alasan-alasan. Hakim harus menunjuk dasar hukum putusannya. Hakim harus memutus semua tuntutan. Beracara dikenakan biaya. Tidak ada keharusan mewakilkan.

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Hakim tidak boleh menolak memeriksa dan mengadilinya dengan alasan apa pun. Ketentuan tersebut diatur dalam ....

A. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

B. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung C. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

D. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

2) Perbedaan inisiatif hakim pidana dan perdata adalah .... A. hakim pidana pasif

B. hakim perdata aktif C. hakim perdata pasif

D. hakim perdata dan pidana sama sama pasif

3) Setiap orang yang dibolehkan menghadiri dan mendengarkan pemeriksaan perkara di persidangan merupakan manifestasi dari asas hukum acara perdata yang ....

A. asas sidang pengadilan terbuka untuk tertutup B. hakim bersikap pasif

C. maxiverhalung

D. asas sidang pengadilan terbuka untuk umum

4) Dalam hukum acara perdata Indonesia, seseorang yang akan beperkara di pengadilan pada asasnya dikenakan biaya. Hal tersebut diatur dalam Pasal ....

A. 183 HIR B. 184 HIR C. 185 HIR D. 186 HIR

5) Bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. Hal tersebut dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 pada Pasal .... A. Pasal 2 ayat (4) B. Pasal 2 ayat (5) C. Pasal 2 ayat (6) D. Pasal 2 ayat (7) TES F ORM AT IF 2 Jawablah pertanyaan berikut ini!

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal 

Dokumen terkait