BAB 11 Iman Kepada Rasul Allah
E. Sifat-Sifat Rasul Allah
Firman Allah swt. dalam Surah al-An’am ayat 83.
Wa tilka ¥ujjatun± ±tain±h± ibr±h³ma ‘al± qaumih(³)
Artinya: “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada
Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.“
(Q.S. al-An’am/6: 83) Dalam Surah Ali ‘Imran ayat 179 disebutkan:
Wa m± k±nall±hu liyu¯li‘akum ‘alal-gaibi wa l±kinnall±ha yajtab³
mir rusulih³ may yasy±’(u), fa ±minμ bill±hi wa rusulih(³) ...
Artinya: “Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal
yang gaib, tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya”. (Q.S. Ali-‘Imran/3: 179)
b. Siddiq ( ), artinya benar.
Seorang rasul wajib bersifat benar, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Firman Allah swt. dalam Surah Maryam ayat 41 disebutkan :
Wa©kur fil-kit±bi ibr±h³m(a), innahμ k±na £idd³qan nabiyy±(n)
Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam
Kitab (Al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi."
(Q.S. Maryam/19: 41)
Berikutnya masih dalam Surah Maryam ayat 50 Allah swt. berfirman:
Wa wahabn± lahum mir ra¥matin± wa ja‘aln± lahum lis±na £idqin
‘aliyy±(n)
Artinya: "Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari
rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik dan mulia.” (Q.S. Maryam/19: 50)
c. Amanah ( ) artinya terpercaya.
Rasul wajib dan pasti memiliki sifat amanah atau terpercaya. Jika sifat amanah ini tidak dimiliki oleh rasul, maka tugasnya yang sangat berat sebagai rasul tidak mungkin dapat terlaksana. Allah swt. berfirman, dalam Surah asy-Syu’ara ayat 106-107:
106. I© q±la lahum akhμhum nμ¥un al± tattaqμn(a)
107. Inn³ lakum rasμlun am³n(un)
Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka,
“Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.”
(Q.S. asy-Syu‘ara/26’: 106-107)
d. Tablig ( ), artinya menyampaikan
Wajib bagi rasul memiliki sifat tablig atau menyampaikan. Tidak mungkin seorang rasul dapat menyebarkan wahyu yang ia terima tanpa disampaikan kepada umatnya. Jadi yang dimaksud menyampaikan adalah menyampaikan perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan tidak menyembunyikan sedikit pun wahyu yang ia terima dari Allah swt.
Firman Allah swt. dalam Surah al-Maidah ayat 57:
Y± ayyuhar-rasμlu ballig m± unzila ilaika mir rabbik(a)
Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan
Allah swt. juga berfirman dalam Surah asy-Syuara ayat 48:
Fa in a‘ra«μ fam± arsaln±ka ‘alaihim ¥af³§±(n), in ‘alaika
illal-bal±g(u) ...
Artinya: “Jika mereka berpaling, maka (ingatlah) Kami tidak
mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka. Kewa-jibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). ”
(Q.S. asy-Syura/42: 48)
2. Sifat Mustahil
Sifat mustahil yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang rasul. Ada 4 sifat mustahil bagi rasul, yaitu:
a. Baladah ( ), artinya bodoh.
Mustahil bagi rasul bersifat bodoh, sebab orang yang bodoh tidak mungkin dapat mengatur dan membimbing orang lain. Allah swt. berfirman dalam Surah al-A’raf ayat 199 :
Khu©il-‘afwa wa’mur bil-‘urfi wa a‘ri« ‘anil-j±hil³n(a)
Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."
(Q.S. al-A‘raf/7: 199)
b. Kizib ( ), artinya dusta
Mustahil atau tidak mungkin seorang rasul bersifat kizib atau dusta, baik dalam perkataan, perbuatannya, maupun i'tikadnya. Firman Allah swt. dalam Surah an-Najm ayat 2 - 4:
2. M± «alla £±¥ibukum wa m± gaw±
3. Wa m± yan¯iqu ‘anil-haw±
4. In huwa ill± wa¥yuy yμ¥±
.
Artinya: "Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula)
keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
(Q.S. an-Najm/53: 2-4)
c. Khianat ( ), artinya curang
Mustahil rasul bersifat khianat. Tidak mungkin seorang rasul bersifat curang atau ingkar janji terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh Allah swt.
Firman Allah swt dalam Surah asy-Syu’ara ayat 106 - 107:
106. I© q±la lahum akhμhum nμ¥un al± tattaqμn(a)
107. Inn³ lakum rasμlun am³n(un)
Artinya: Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka,”
Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
(Q.S. asy-Syu’ara/26: 106-107)
d. Kitman ( ), artinya menyembunyikan
Mustahil rasul bersifat menyembunyikan. Para rasul diberi tugas untuk menyampaikan wahyu Allah swt. Apa yang diterima-nya dari Allah disampaikanditerima-nya tanpa menambah atau mengurangi atau menyembunyikannya.
3. Pengertian Sifat Jaiz bagi Rasul
Sebagai manusia, para rasul memiliki sifat-sifat yang pada umumnya dimiliki oleh manusia. Sifat-sifat manusia tu adalah makan, minum, lapar, haus, tidur, berumah tangga, dan sebagainya. Namun Allah swt. telah menakdirkan bahwa sifat jaiz ini tidak sampai merendahkan martabat kerasulannya. Firman Allah swt. dalam Surah al-Mu’minun ayat 33 :
M± h±©± ill± basyarum mi£lukum, ya’kulu mimm± ta’kulμna minhu
wa yasyrabu mimm± tasyrabμn(a)
Artinya: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu,
dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.” (Q.S. al-Mu’minun/23: 33)
Rasulullah saw. merupakan orang yang harus kita teladani karena beliau mempunyai sifat-sifat yang istimewa yang patut kita teladani. Allah swt. berfiman dalam Surah al-Ahzab ayat 21:
Laqad k±na lakum f³ rasμlill±hi uswatun ¥asana(tun)
Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu." (Q.S. al-Ahzab/33: 21)
Adapun sifat-sifat keteladanan dari Rasulullah saw. adalah: 1. Sangat sederhana
Nabi Muhammad saw. adalah pemimpin besar yang sangat sederhana. Ketika tidur pun beliau hanya menggunakan selembar tikar terbuat dari anyaman daun kurma.
2. Pemimpin yang dicintai
Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad saw. terkenal adil dan bijaksana. Beliau mengantarkan suatu keadaan masyarakat yang gelap gulita (jahiliah) menjadi masyarakat yang terang benderang.
3. Apabila berbicara, bicaranya jelas sehingga orang yang mendengarkannya akan paham.
4. Apabila berkata-kata selalu diiringi senyum.
5. Nabi Muhammad saw. adalah orang yang paling memerhati-kan kebersihan.
6. Apabila selesai makan, Beliau selalu mengucapkan:
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan
dan menghilangkan haus dan semoga Allah menjadi-kan kita sebagai orang yang pasrah."
7. Apabila menyuruh melakukan sesuatu, Beliau pasti sudah mengerjakannya terlebih dahulu.
8. Beliau mengembangkan silaturahmi tidak hanya kepada keluarga tetapi juga kepada semua orang.
9. Rasulullah saw. tidak pemarah dan tidak pendendam.