nonpengendali 8.777.992 Fair value of non-controlling interest
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING, JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
b. Estimasi dan Asumsi b. Estimates and Assumptions
Asumsi utama terkait ketidapastian estimasi masa depan dan sumber utama lain ketidakpastian estimasi pada tanggal pelaporan, yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasinya pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun.
Situasi dan asumsi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi yang timbul di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are
disclosed below.
The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Allowance for Impairment of Receivables Kelompok Usaha menggunakan matriks provisi
untuk menghitung Kerugian Kredit Ekspektasian atas piutang usaha dan aset kontrak. Tingkat provisi didasarkan pada hari lewat jatuh tempo untuk pengelompokan berbagai segmen pelanggan yang memiliki pola kerugian serupa.
The Group uses a provision matrix to calculate ECL for trade receivables and contract assets.
The provision rates are based on days past due for groupings of various customer segments that have similar loss patterns.
Matriks provisi awalnya berdasarkan tarif gagal bayar yang diamati Kelompok Usaha secara historis. Kelompok Usaha akan mengkalibrasi matriks tersebut untuk menyesuaikan pengalaman kerugian kredit historis dengan informasi yang bersifat perkiraan masa depan.
Misalnya, jika prakiraan kondisi ekonomi diperkirakan memburuk selama tahun depan yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah gagal bayar di sektor usaha Kelompok Usaha, tingkat gagal bayar historis disesuaikan. Pada setiap tanggal pelaporan, tingkat gagal bayar yang diamati secara historis diperbarui dan perubahan dalam estimasi perkiraan masa depan dianalisa kembali.
The provision matrix is initially based on the Group’s historical observed default rates.
The Group will calibrate the matrix to adjust the historical credit loss experience with forward-looking information. For instance, if forecast economic conditions are expected to deteriorate over the next year which can lead to an increased number of defaults in the Group’s industry sector, the historical default rates are adjusted. At every reporting date, the historical observed default rates are updated and changes in the forward-looking estimates are analysed.
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING, JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (lanjutan)
Allowance for Impairment of Receivables (continued)
Sebagai tambahan atas cadangan terhadap piutang yang secara individual signifikan, Perusahaan juga menilai cadangan penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko debitur mereka yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama. Cadangan secara kolektif ini dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis dengan menggunakan faktor yang bervariasi seperti kinerja historis dari kelompok debitur dengan karakteristik risiko kredit yang serupa.
In addition to specific allowance provided for individually significant receivables, the Company also provides a collective impairment allowance against credit exposure to its debtors which are grouped based on common credit characteristics. This collective allowance is based on historical loss experience on the debtors within the Company with similar credit risk characteristics.
Imbalan Kerja Employee Benefits
Penentuan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dan manajemen Kelompok Usaha dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
The determination of the Group’s employee benefits liability is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries and the Group’s management in calculating such amounts.
Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, disability rate, retirement age and mortality rate.
Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas atas imbalan kerja yang masing-masing berjumlah Rp74.967.750 dan 59.994.153 pada tanggal 30 Juni 2022 dan 31 Desember 2021.
Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 22a.
While the Group believe that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual result or significant changes in Group’s assumptions may materially affect its liabilities for employee benefits of Rp74,967,750 and Rp59,994,153, as of June 30, 2022 and December 31, 2021, respectively. Further details are disclosed in Note 22a.
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
Kelompok Usaha melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir tahun pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan penghasilan kena pajak tidak akan tersedia untuk memungkinkan penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut.
The Group review the carrying amounts of deferred tax assets at the end of each annual reporting and reduces these to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized.
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING, JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)
Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) Deferred Tax Assets (continued) Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi pajak tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan yang digunakan oleh manajemen dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak masa depan.
Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences and tax losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.
Nilai tercatat aset pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2022 dan 31 Desember 2021 adalah masing-masing sebesar Rp87.555.252 dan Rp294.948.021. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 20d.
The carrying amounts of the Company’s deferred tax assets as of June 30, 2022 and December 31, 2021, respectively is amounting to Rp87,555,252 and Rp294,948,021. Further details are disclosed in Note 20d.
Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan Uncertain Tax Exposure Dalam situasi tertentu, Kelompok Usaha tidak
dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena kemungkinan adanya pemeriksaan dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.
In certain circumstances, the Group, may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to possibility of examination by the taxation authority.
Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income.
Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Kelompok Usaha menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” dan ISAK 34, “Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan”. Kelompok Usaha menganalisa semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan liabilitas
In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Group applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK 57,
“Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” and ISAK 34, “Uncertainty over Income Tax Treatments”. The Group analyzes all tax positions related to income taxes to determine if a tax liability for unrecognized tax expense should be
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING, JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)
Kompensasi berbasis saham manajemen dan karyawan
Management and employee share based compensation plan
Perusahaan mengukur beban dari transaksi yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas (MESOP) kepada manajemen dan karyawan dengan mengacu pada nilai wajar dari instrumen ekuitas pada tanggal instrument tersebut diberikan (grant). Dalam mengestimasi nilai wajar dari transaksi pembayaran berbasis saham memerlukan penentuan model penilaian yang paling tepat, yang tergantung pada persyaratan dan kondisi yang diberikan.
Estimasi ini juga memerlukan penentuan input yang paling tepat ke dalam model penilaian yang mencakup antara lain, harga eksekusi opsi, harga terkini yang mendasari saham, ekspektasi umur dari opsi saham, tingkat volatilitas saham dan suku bunga bebas risiko serta penentuan asumsi atas input tersebut.
Asumsi-asumsi dan model penilaian yang dipakai untuk mengestimasi nilai wajar transaksi pembayaran berbasis saham ini diungkapkan dalam Catatan 2t dan 22.
The Company measures the cost of equity settled transactions (MESOP) with management and employees by reference to the fair value of the equity instruments at the date at which they are granted. Estimating fair value for share based payment transactions requires determining the most appropriate valuation model, which is dependent on the terms and conditions of the grant. This estimate also requires determining the most appropriate inputs to the valuation model including, among others, option exercise price, the current price of underlying stock, the expected life of the share option, share volatility and risk free interest rate and making assumptions about them. The assumptions and models used for estimating fair value for share based payment transactions are disclosed in Notes 2t and 22.
Alokasi Harga Beli dan Goodwill Purchase Price Allocation and Goodwill Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan
estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Kelompok Usaha menimbulkan goodwill. Goodwill tidak diamortisasi dan diuji untuk penurunan nilai setiap tahun.
Acquisition accounting requires extensive use of accounting estimates to allocate the purchase price to the fair market values of the assets and liabilities purchased, including intangible assets. Certain business acquisitions of the Group have resulted in goodwill. Goodwill is not amortized and is subject to an annual impairment testing.
Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk penurunan nilai pada setiap tahun dan ketika terdapat indikasi penurunan nilai.
Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan jumlah penurunan nilai.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.
Impairment testing is performed when certain impairment indicators are present. In the case of goodwill, it is subjected to annual impairment testing and whenever there is an indication that such asset may be impaired.
Management has to use its judgment in estimating the recoverable value and determining the amount of impairment. Further details are disclosed in Note 11.