• Tidak ada hasil yang ditemukan

Signifikasi Pengaruh Menonton Tayangan Serial Kartun (Anime) Boboiboy Terhadap Perilaku Kekerasan Anak

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Pengaruh Menonton Tayangan Serial Kartun (anime) Boboiboy

2. Signifikasi Pengaruh Menonton Tayangan Serial Kartun (Anime) Boboiboy Terhadap Perilaku Kekerasan Anak

Untuk mengetahui variabel Tayangan serial kartun (anime) Boboiboy dapat mempengaruhi variabel Perilaku kekerasan anak, untuk itu digunakan uji t. Dalam uji t dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh yang terjadi antara pengaruh menonton tayangan serial kartun (anime)Boboiboy terhadap perilaku kekerasan anak

Ho: tidak ada pengaruh yang terjadi antara pengaruh menonton tayangan serial kartun (anime)Boboiboy terhadap perilaku kekerasan anak

Untuk menguji hipotesis tersebut, apakah Ho diterima atau ditolak maka dilakukan uji t dengan derajat bebas. Untuk menentukan df (degree of freedom) maka digunakan rumus: df = n–k df = 91–2 df = 89 keterangan: n: Jumlah Sampel k: Jumlah Variabel

tolak ukur penerimaan atau penolakan Ho adalah sebagai berikut: 1. Ho diterima jika t hitung lebih kecil dari t tabel

Tabel 4.22 Hasil Uji T Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 27,067 1,584 17,082 ,000 y ,245 ,045 ,498 5,425 ,000

Dari hasil pengolahan data tabel diatas yang merupakan output dari pengolahan model regresi dapat disimpulkan sebagai berikut:

Berdasarkan analisis data uji t, diketahui t hitung menonton tayangan Boboiboy (5,425) > dari t tabel (1,662) atau sig. (0,000) < alpha (0,1) adalah signifikan pada taraf signifikasi 10% dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan hasil uji statistik ini menunjukkan bahwa faktor menonton tayangan Boboiboy berhubungan secara signifikan terhadap perilaku kekerasan anak.

Y = a + bX

Y = 27,067 + 0,245 X

Perilaku Kekerasan anak = 27,067 + 0,245 menonton

Dimana:

Y= Perilaku Kekerasan anak

a= Konstanta/intersep (besarnya Y jika X=0)

X= tayanganBoboiboy

e= Kesalahan pengganggu (error)

Berdasarkan hasil uji hipotesis maka diketahui bahwa setiap kenaikan satuan menonton tayangan serial kartun Boboiboy maka perilaku kekerasan anak meningkat 0,245 satuan atau 24,5%.

B. Pembahasan

Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang bersifat audio visual yang sangat digemari disegala jenjang usia baik anak-anak, remaja, maupun dewasa hampir semua rumah memiliki televisi bahkan dipelosok desa. Kita selalu berhubungan dengan televisi ketika kita menginginkn informasi, kita dapat melihat siaran berita, saat kita menginginkan hiburan maka televisi selalu dapat menyajikan tayangan-tayangan hiburan yang menarik.

Hadirnya beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia dapat dijadikan suatu prestasi karena kehadirannya telah banyak memberikan kontribusi untuk mencerdaskan bangsa dan mencerarahkan dan membawa bangsa ini dalam pada kemajuan dan informasi yang disampaikan lebih beraneka ragam tajam, obyektif dan akurat. Kehadiran stasiun baru semakin mempertajam tingkat persaingan dalam bidangnya dan para awak media harus memilih strategi yang tepat dalam menarik segmen pemirsa. Untuk menarik hati penonton, salah satu strategi yang dilakukan stasiun televisi dengan menghadirkan yang berasal dari luar negeri, seperti Korea, Cina, Malaysia yang banyak digemari para anak-anak dan remaja.

Banyaknya siaran televisi dari luar negeri yang menjadi sorotan anak-anak membuat anak tahan berlama-lama di depan layar kaca televisi, apalagi bebeasnya anak-anak memilih menonton siaran yang diinginkan dan banyaknya siaran televisi yang dianggap tidak mendidik seperti adanya kekerasan yang ditampilkan sehingga anak dapat meniru apa yang mereka lihat.

Tayangan kekerasan merupakan tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan dari tingkat yang ringan seperti adegan melontarkan kata-kata kasar, sampai tingat yang berat seperti adegan membunuh. Hampir semua stasiun televisi di Indonesia menampilkan adegan-adegan kekerasan sebagai salah stau menu utama dan bumbu dalam dalam setiap tayangan yang disajikan baik itu sinetron maupun film animasi yang yang lebih dominan penontonnya anak-anak. Selama ratingnya tinggi pengelola televisi

seakan merasa “sah” menayangkan kekerasan. Hal ini dapat mempengaruhi anak-anak untuk meniru apa ynag merieka lihat dan amati seperti teori Albert Bandura, bagaimana kita belajar dari pengalaman langsung seperti halnya dari pengamatan.

Anak-anak telah belajar langsung dari apa yang mereka lihat dan amati saat mereka mengamati dan menyaksikan idolanya di televisi melakukan kekerasan bukan hal tidak mungkin jika anak-anak tersebut meniru apa yang mereka lihat dan dengar tanpa mengetahui dan mengerti akibat yang akan diterima jika melakukan tidakan yang menyakiti atau melukai orang karena anak-anak belum dapat membedakan mana yang khayalan dan kenyataan maupun baik dan yang buruk.

Hampir setiap stasiun televise menyajikan acara-acara khusus yang dibuat untuk anak-anak salah satu program yang saat ini bermunculan dan marak di tayangkan oleh setiap stasiun televisi adalah film kartun yang menyajikan siaran hiburan khusus anak-anak bahkan sebagian orang dewasa juga menyukainya. Film kartun sangat popular dikalangan anak-anak dan menyita banyak waktu dan perhatian. Apalagi film kartunnya di buat diluar negeri yang salah satunya yaitu serial kartun Boboiboy.

Boboiboy adalah sebuah serial animasi Malaysia yang dibuat oleh Nizam Razak. Serial animasi ini menceitakan tentang seorang anak yang diberikan kekuatan luar biasa kepada robot bernama Ochobot. Boboiboy adalah seorang anak yang sedang berlibur di rumah kakeknya Tok Aba yang menjual dan membuat coklat. Boboiboy sangat pemberani dan cerdas dia melawan dan melindungi bumi dari musuhnya yang bernama Adudu sikepala kotak yang bertujuan menghancurkan bumi dan menguasai semua coklat Tok Aba.

Daya tarik dari kartun ini cukup banyak yang disukai oleh anak-anak seperti adanya adegan-adegan perkelahian, kekuatan pada setiap pemeran, dan bahasa yang digunakan cukup menarik perhatian dan mempengaruhi anak-anak yang menontonnya. Para pemain Boboiboy memiliki karakter yang unik dan berbeda-beda seperti gopal seorang teman Boboiboy yang suka sekali makan sarta Ying yang sering membuat kue yang rasanya pahit dan memaksa orang untuk memakannya.

Terkait dengan perilaku adegan kekerasan seorang ibu membelikan anaknya mainan yang mirip dengan Boboiboy dan melihat anaknya menirukan adegan-adegan

yang ada dalam serial kartun Boboiboy bersama temannya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Albert Bandura yaitu teori pembelajaran sosial (sosial learning theory) yang menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di televisi melalui suatu prosesobservational learning(pembelajaran hasil pengamatan)1

Dalam pandangan Islam, sebuah tayangan harus memiliki nilai edukasi yang membawa pada kebaikan dan kemaslahatan umat. Dikaitkan dalam konsep Islam, Tayangan film Boboiboy memiliki sesuatu yang menyimpang yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Adanya adegan kekuatan atau sihir seperti kekuatan Boboiboy yang dapat mengeluarkan petir, tanah, angin, air, api, dan berubah menjadi tiga dengan orang yang sama dan Gopal yang dapat mengubah apapun yang ia pegang dengan kekuatannya. Hal tersebut dapat membuat anak mempercayaai bahwa adanya sihir atau kekuatan yang tersimpan dalam diri seseorang. Adapun haramnya sihir, Allah Swt berfirman dalam Qs Yunus:

                         Terjemahnya:

Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, Itulah yang sihir, Sesungguhnya Allah akan Menampakkan ketidakbenarannya" Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan.

Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).

Berdasarkan contoh adegan film kartun Boboiboy dan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa film Boboiboy dalam pandangan Islam memiliki nilai-nilai yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang dapat mempengaruhi perilaku kekerasan anak.

1

Elvinaro ardianto, lukiati komala, dan siti karlinah.Komunikasi suatu pengantar. (Cet. 2; bandung : simbiosa rekatama media, 2009), h.64.

Pengaruh menontontayangan “Boboiboy” dapat terjadi baik dalam waktu yang singkat maupun dalam waktu yang cepat. Perilaku kekerasan yang sering ditampilkan dapat ditiru anak-anak sebagai bentuk imitasi. Apa yang dilakukan idola akan dilakukan oleh anak karena anak cenderung meniru apa yang mereka lihat di televisi melalui proses pembelajaran sosial dari hasil pengamatan.

menurut berbagai studi, tayangan televisi terbukti mempunyai pengaruh kuat, dengan melihat lebih percaya apa yang tampak di televisi dianggap sebagai realitas bermakna. Gebner dalamGrowing Up Television, juga parter dalam media On Violence menuturkan tayangan kekerasan di televisi memiliki efek segera atau jangka pendek dan jangka panjang.2

Anak berperilaku dan bertindak berdasarkan apa yang mereka lihat dan amati seperti televisi yang merupakan media massa yang dapat mereka lihat setiap hari dan dapat menyentuh dari segi kejiawaan audience secara audio dan visual.

1. Pengaruh Menonton Tayangan Serial Kartun (anime) Boboiboy Terhadap

Dokumen terkait