a. Pengertian Sikap dan Struktur Sikap
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar tentang istilah sikap. Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan dan tingkah laku tertentu dalam menghadapi suatu obyek dan situasi tertentu.
Menurut tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1988: 821 ) di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud sikap adalah “perbuatan dan lain sebagainya yang mendasarkan pada pendirian atau pendapat atau keyakinan”.
Mar’at (1984: 12) menjelaskan tentang sikap bahwa “sikap merupakan suatu kesiapan untuk berinteraksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek-obyek tertentu”.
Walgito (1990: 109) memberikan batasan sebagai berikut :
“Sikap itu merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang ajeg yang disertai dengan perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya”.
Dari beberapa pengertian sikap di atas dapat penulis simpulkan bahwa sikap merupakan suatu keadaan pada diri manusia yang berhubungan dengan proses emosi, motif, persepsi sebagai sosialisasi dengan lingkungannya serta yang mendorong manusia untuk bertindak atau bertingkah laku terhadap suatu obyek. Kemudian dapat ditambahkan bahwa sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak atau kesiapan untuk mereaksi yang dapat bersifat positif maupun bersifat negatif terhadap obyek atau situasi tertentu.
Sikap merupakan penentu yang paling penting dalam tingkah laku manusia dan sebagai reaksinya selalu berhubungan dengan dua alternatif yaitu
senang atau tidak senang melaksanakan atau menghindari. Sikap positif akan mendorong siswa untuk mempelajari suatu mata pelajaran. Demikian juga sebaliknya sikap negatif akan dapat menghambat kegiatan belajar siswa bahkan dapat menimbulkan masalah yaitu kesulitan belajar.
Struktur sikap
Mar’at (1982: 13) mengemukakan tiga komponen sikap yaitu :
1) Komponen kognisi yang berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep
2) Komponen afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang 3) Komponen konasi yang merupakan kecenderungan untuk bertindak atau
bertingkah laku
Azwar (1998: 17) mengemukakan bahwa dilihat dari strukturnya sikap terdiri dari tiga komponen yaitu :
1) Komponen kognitif yaitu berupa apa yang dipercaya oleh subyek pemilik sikap
2) Komponen afektif merupakan komponen aspek perasaan yang menyangkut aspek emosional
3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh subyek.
b. Faktor-faktor Pembentuk dan Perubah Sikap
Pembentukan dan perubahan sikap dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1) Faktor intern
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Maksudnya bahwa apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja diterima tetapi individu terlebih dahulu mengadakan seleksi mana-mana yang akan ditolak.
Merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Maksudnya bahwa hal- hal atau keadaan yang ada di luar individu yang merangsang atau stimulus merubah sikap.
Azwar (1998: 89 ) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap :
1) Pengalaman pribadi
Sesuatu yang dialami seseorang akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap obyek sikap. Tanggapan ini menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap baik berupa sikap positif maupun sikap negatif.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Seorang individu pada umumnya lebih cenderung bersikap searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Hal ini dikarenakan adanya motivasi keinginan agar tidak terjadi konflik dengan orang yang dianggap penting oleh individu tersebut. Bagi seorang siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar di sekolah, orang yang dianggap mempunyai peran penting adalah guru yang mengajarnya. Maka siswa tersebut akan cenderung bertindak sesuai dengan kehendak gurunya, sehingga tidak akan terjadi konflik atau pertentangan dengan guru yang mengajarnya.
3) Pengaruh kebudayaan
Pengaruh kebudayaan dimana seseorang bertempat tinggal mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pembentukan sikap seseorang. Misal, apabila seseorang hidup dalam lingkungan yang menjunjung kepentingan bersama dan hidup bergotong royong dan tidak mementingkan kehidupan individu dalam kehidupan bermasyarakat maka, ia akan cenderung mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan yang mementingkan kepentingan individu. Seseorang yang hidup dalam masyarakat yang agamis dan saling menghargai, menghormati antar agama dalam masyarakat tersebut maka ia akan bersikap yang baik dalam kehidupan beragamanya.
Media massa sebagai sarana berkomunikasi seperti televisi, surat kabar, radio, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh terhadap pembentukan sikap seseorang. Jika iklan menyampaikan suatu informasi yang mengandung manfaat yang positif terhadap suatu barang maka seseorang akan cenderung terpengaruh pada iklan tersebut yaitu timbul sikap positif terhadap iklan tersebut.
5) Lembaga pendidikan dan agama
Lembaga pendidikan dan agama sebagai suatu sistem memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap seseorang dimana keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman tentang sesuatu yang baik atau buruk, sesuatu yang diperbolehkan atau dilarang. 6) Pengaruh faktor emosional
Pembentukan sikap seseorang dapat terpengaruh dari pernyataan seseorang yang didasari emosi dengan mempertahankan ego. Misal, sikap yang didasari emosi adalah prasangka sikap anti kepada guru BP hal tersebut dikarenakan prasangka yang didasari oleh rasa takut yang berlebihan terhadap guru BP yang berusaha untuk mencari-cari kesalahan pada diri siswa dan disertai perasaan bersalah.
Faktor lain yang mempengaruhi sikap siswa adalah karateristik bidang studi, Degeng (1989: 23) menjelaskan bahwa salah satu variabel pengajaran adalah karateristik bidang studi. Karateristik tersebut berhubungan dengan struktur dan tipe bidang sudi. Struktur bidang studi mengacu kepada hubungan antar bagian mata pelajaran. Salah contoh satu tipe pelajaran Geografi adalah pembahasan materi Geografi yang berupa hafalan, penalaran dan kegiatan praktek. Siswa masih memandang Mata Pelajaran Geografi sebagai mata pelajaran yang hanya terfokus pada hafalan saja. Guru yang mampu mengemas pelajaran dalam metode yang tepat dan variatif tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah saja yang mengakibatkan siswa menjadi jenuh dan malas. Pembelajaran Geografi yang memadai dan tepat, diharapkan siswa dapat menerima pelajaran sebagai rangsangan positif yang kemudian direspon secara positif, sehingga muncul sikap positifyang berarti
siswa senang terhadap Mata Pelajaran Geografi. Sikap yang positif inilah yang akan membawa pencapaian prestasi yang lebih optimal.
c. Pengertian Sikap Belajar
Sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia dan sebagai reaksinya maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif yaitu senang atau tidak senang, melaksanakan atau meninggalkan. Sikap positif merupakan suatu pendorong yang besar bagi seseorang siswa untuk mempelajari suatu mata pelajaran atau sebaliknya sikap negatif akan menghambat kegiatan belajar siswa dan akan menimbulkan kesulitan belajar pada siswa.
Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak atau kesiapan untuk mereaksi yang dapat bersifat positif atau negatif terhadap suatu obyek tertentu.
Pengertian belajar menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif untuk mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu yang belajar sehingga individu tersebut mengalami suatu perubahan.
d. Cara Mengembangkan Sikap Belajar
Mager (1982: 1) mengungkapkan cara-cara mengembangkan sikap terhadap belajar yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Mengenal hakekat sikap
Yang harus diperhatikan dalam mengenal hakekat sikap yaitu arti dari sikap dan bentuk atau wujud sikap. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertingkah laku terhadap suatu obyek dan sikap seseorang tersebut berwujud sikap positif yang berupa tanggapan pendekatan atau sikap negatif berupa tanggapan penghindaran.
2) Meningkatkan perilaku tanggapan pendekatan dan menghindarkan tanggapan perilaku penghindaran
a) Mengetahui tanggapan pendekatan
b) Mengetahui perilaku tanggapan pendekatan c) Mengetahui tanggapan penghindaran
d) Mengetahui perilaku yang merupakan tanggapan penghindaran e) Meneliti bagaimana sumber-sumber pengaruh bekerja
f) Meneliti bagaimana sumber- sumber pengaruh bekerja. 3) Menilai Hasil
Untuk menilai sikap menguntungkan atau tidak terhadap subyek yaitu dengan menyimpulkan bukti sebagai petunjuk yang sebenarnya terhadap sikap yang menguntungkan subyek tersebut. Caranya yaitu dengan menanyakan secara langsung kepada siswa atau dengan mengamati tingkah laku siswa terhadap subyek. Juga dapat menggunakan angket yang diberikan kepada siswa pada awal atau akhir kegiatan belajar. Angket digunakan untuk mengetahui meningkat atau menurunnya sikap positif. 4) Memperbaiki Hasil
Jika hasil penilaian membuat kegagalan atau menurun berarti usaha yang dilakukan telah gagal. Maka perlu diteliti kembali semua komponen pengajarannya, sehingga akan ditemukan komponen yang menjadi penyebab kegagalan siswa. Komponen yang harus diamati yaitu lingkungan fisik, bahan dan peralatan pengajaran, prosedur, kebijaksanaan mengajar dan guru.