• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.2 Sikap

2.1.2.1 Pengertian Sikap

Sikap manusia memiliki definisi dan pengertian memiliki puluhan pengertian, pada umumnya dapat dimasukan ke dalam tiga kerangka pemikiran pemikiran pertama, menurut Berkowits dalam buku Azwar (2007) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap orang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfarvorable) pada objek tersebut.

Pemikiran kedua menurut Goldon Allport dalam Azwar (2007) sikap adalah suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dalam suatu pemikiran tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon.

Pemikiran ketiga menurut Secord dan Backman tahun 1964 dalam Azwar (2007) sikap adalah gabungan dari komponen-komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan) yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

Dari ketiga pengertian dan definisi ketiga ahli di atas sikap adalah kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap mata pelajaran PKn dengan cara-cara tertentu. Sehingga siswa dapat memiliki sikap yang positif maupun sikap yang negatif. Yang mencakup komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konaktif (tindakan).

2.1.2.2 Struktur Sikap

Menurut Azwar (2007) struktur sikap dapat terdiri dari tiga yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif berupa apa yang dipercayai subjek pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai objek sikap. Kepercayan datang dari apa yang telah kita lihat apa yang telah kita temui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat dan gagasan

suatu objek. Tentu saja kepercayaan sebagai kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk karena tidak adanya informasi yang tepat terhadap suatu objek yang dihadapi.

Kompenen afektif adalah menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap sesuatu objek sikap. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai objek termaksud. Komponen konagtif atau komponen perilaku dalam sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dnegan objek sikap yang dihadapinya.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa komponen dari sikap adalah kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative).

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Azwar (2003) mengemukakan faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dari dalam diri individu.

a. Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap namun pengalaman pribadi tersebut harus melalui kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dan untuk berafiliasi dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi keompok masyarakat asuhannya.

d. Media massa, dalam penyampaian informasi dalam media massa membawa pesan-pesan yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan

baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f. Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau penglihatan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi sikap siswa pada mata pejaran PKn adalah pengalaman pribadi dalam mengikuti mata pejaran PKn, pengaruh orang lain dalam mengikuti mata pejaran PKn, pengaruh kebudayaan dalam mengikuti mata pejaran PKn, guru dalam melaksanakan pejaran PKn mata pejaran PKn, dan faktor emosional dalam mengikuti mata pejaran PKn.

2.1.2.4 Indikator Sikap

Walgito (2003) menyebutkan bahwa memiliki tiga indikator yang penting. Berikut ini adalah indikator dalam membentuk sikap siswa: a. Indikator Kognitif

Kognitif adalah komponen sikap dalam membentuk sikap dalam pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek.

b. Indikator Afektif

Afektif adalah komponen dalam membentuk sikap yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

c. Indikator Konatif

Indikator Konatif adalah komponen dalam membentuk sikap yang berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap objek sikap.

Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator sikap untuk kuesioner penilitian menurut Walgito (2003) dimana indikator sikap ada tiga macam yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

Dokumen terkait