• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PEMBAHASAN

5.3. Sikap Responden Susu Bubuk dan Susu Cair

5.3.1. Sikap Responden Susu Bubuk Terhadap

Pada tahapan ini responden susu bubuk diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap atribut-atribut yang telah disampaikan sebelumnya yang terdapat didalam susu bubuk dan susu cair, sehingga dengan demikian dapat diketahui penilaian sikap responden terhadap kinerja dari produk tersebut secara keseluruhan. Penilaian kinerja bertujuan untuk mengetahui tingkat manfaat yang dirasakan oleh konsumen, hal ini dapat tercapai apabila kinerja produk susu bubuk

dan susu cair sesuai dengan kepentingan responden. Kesesuaian kinerja produk dengan kepentingan responden dapat diketahui melalui penilaian responden terhadap tingkat kepentingan pada atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Informasi mengenai penilaian sikap responden terhadap atribut susu bubuk dan susu cair dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Nilai Sikap dan Kategori Sikap Responden Susu Bubuk Terhadap Atribut Susu Bubuk dan Susu Cair

No Atribut

Nilai Sikap (Ao) Kategori Sikap Susu

Bubuk

Susu Cair

Susu Bubuk Susu Cair

1 Harga 19,3 12,6 Positif Netral

2 Kehalalan 21,6 18,2 Sangat positif Positif

3 Pilihan Rasa 12,7 14,3 Netral Netral

4 Kemasan 17,6 15,7 Positif Positif

5 Ketersediaan 22,1 12 Sangat positif Netral

6 Merek 13,7 11,9 Netral Netral

7 Tambahan Nilai Gizi 20,5 12,2 Sangat positif Netral

8 Izin DepKes 20,9 16,2 Sangat positif Positif

9 Tambahan Pengawet 17,2 12 Positif Netral

10 Informasi Kadaluarsa 20,3 19,9 Sangat positif Positif

Total 186 145

Catatan: Kategori Sikap (Ao) diperoleh dari rumus RS = m-n/b, sehingga diperoleh rentang skala, Sangat Negatif: 1-5,8; Negatif: 5,9-10,6; Netral: 10,7-15,4; Positif: 15,5-20,2; dan Sangat Positif: 20,3-25. Untuk

kategori sikap total (Ao total) rentang skalanya yaitu, Sangat Negatif: 10-58; Negatif: 59-107; Netral: 108-156; Positif: 157-205; dan Sangat Positif: 206- 254

Pada Tabel 21 dapat diketahui bahwa penilaian sikap responden terhadap atribut susu bubuk dapat dikatakan positif, hal ini terlihat dari nilai total sikap responden, yaitu sebesar 186 yang dikategorikan kedalam sikap yang positif. Penilaian skor tertinggi didapat pada atribut ketersediaan, kehalalan, tambahan nilai gizi, izin DepKes, dan informasi kadaluarsa, hal ini menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap atribut-atribut tersebut sangat baik. Sedangkan atribut susu bubuk yang dinilai kurang baik dengan nilai skor terendah adalah

pilihan rasa dan merek, responden menilai bahwa pilihan rasa pada produk susu bubuk masih kurang, namun kondisi ini masih dapat diterima oleh responden sehingga mereka masih tetap ingin mengkonsumsi susu bubuk.

Penilaian responden susu bubuk terhadap atribut susu cair secara keseluruhan dapat dikatakan netral, yaitu dengan total nilai sikap keseluruhan sebesar 145 yang termasuk kedalam kategori sikap yang netral. Penilaian dengan skor terendah pada produk susu cair menurut responden terdapat pada atribut merek, dimana pada umumnya responden susu bubuk menilai bahwa merek yang terdapat pada produk susu cair kurang terkenal. Penilaian responden ini didasari oleh banyaknya merek susu cair yang berkembang dipasaran saat ini, dimana sebagian merek susu tersebut masih belum dikenal oleh masyarakat umum karena belum adanya informasi melalui berbagai media.

Atribut lain dari susu cair yang dinilai kurang baik oleh responden susu bubuk adalah ketersediaan dan tambahan bahan pengawet, menurut responden ketersediaan produk susu cair pada Hypermarket carrefour dinilai kurang baik, hal ini didasari oleh dua faktor, yang pertama sistem tata letak produk yang kurang tepat, karena reponden merasa kesulitan menemukan produk susu cair yang ingin dikonsumsi.

Faktor kedua adalah pemahaman responden mengenai ketersediaan susu cair secara umum pada berbagai toko dan pusat perbelanjaan bukan hanya pada Hypermarket Carrefour saja, karena susu cair memerlukan penanganan yang tepat seperti ketersediaan alat pendingin yang baik, sehingga tidak seluruh pertokoan menyediakan berbagai produk susu cair. Responden juga berpendapat bahwa susu

cair mengandung tambahan bahan pengawet didalamnya sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari produk tersebut. Penilaian responden terhadap masing-masing atribut dari susu bubuk dan susu cair akan dibahas satu persatu. Informasi mengenai perhitungan rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja susu bubuk dan susu cair dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Perhitungan Rata-rata Penilaian Kepentingan dan Kinerja Pada Atribut Susu Bubuk dan Susu Cair Menurut Responden Susu Bubuk No Atribut Evaluasi (ei) Tingkat Kinerja (bi) Gap Kinerja Susu Bubuk dan Susu Cair Susu Bubuk Susu Cair 1 Harga 4,33 4,43 2,97 1,46 2 Kehalalan 4,67 4,63 3,87 0,76 3 Pilihan Rasa 3,53 3,53 4,07 0,54 4 Kemasan 3,7 4,73 4,23 0,5 5 Ketersediaan 4,63 4,73 2,57 2,16 6 Merek 3,4 4 3,53 0,47

7 Tambahan Nilai Gizi 4,63 4,43 2,63 1,8

8 Izin DepKes 4,5 4,63 3,57 1,06 9 Tambahan Pengawet 4,13 4,13 2,9 1,23 10 Informasi Kadaluarsa 4,53 4,47 4,37 0,1 Total 42,1 43,7 34,7 9 Rata-rata 4,21 4,37 3,47 0,9 1. Harga

Harga susu bubuk merupakan atribut yang dinilai positif oleh responden. Atribut ini memiliki nilai kinerja sebesar 4,43, yang artinya responden memberikan penilaian yang cukup baik pada harga susu bubuk yang ada pada Hypermarket carrefour. Harga yang terdapat pada susu bubuk dianggap baik dan murah, sehingga kenaikan harga jual susu bubuk yang wajar masih dapat diterima oleh responden dengan tetap membelinya.

Penilaian responden susu bubuk terhadap harga susu cair tergolong pada kinerja yang kurang baik. Atribut ini memiliki nilai sebesar 2,97 yang artinya responden memberikan penilaian yang kurang baik pada harga susu cair yang ada pada Hypermarket carrefour. Harga yang terdapat pada susu cair dianggap terlalu

mahal oleh responden sehingga mereka memutuskan untuk tidak

mengkonsumsinya.

Terdapat perbedaan jarak harga yang cukup tinggi antara susu bubuk dan susu cair, namun diharapkan pihak produsen dari susu cair mampu menetapkan harga yang dapat bersaing dengan produk susu bubuk secara umum, sehingga responden dari susu bubuk merasa tertarik dan mau berpindah untuk mengkonsumsi susu cair, karena berdasarkan hasil penilaian kepentingan terhadap atribut susu menunjukkan bahwa atribut harga memiliki tingkat kepentingan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 4,33. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa harga menjadi pertimbangan yang penting bagi responden susu bubuk dalam membuat keputusan untuk membeli produk susu.

2. Label halal

Label halal pada produk susu bubuk menjadi perhatian penting bagi responden, menurut hasil penelitian responden memberikan penilaian yang cukup baik terhadap atribut label halal dari produk susu bubuk yang mereka konsumsi, sehingga penilaian rata-rata dari kinerja label halal sebesar 4,63 yang artinya produk susu bubuk yang ada pada Hypermarket carrefour secara umum sudah mendapatkan label halal . Responden susu bubuk juga memberikan penilaian yang cukup baik terhadap kinerja atribut label halal dari produk susu cair yang pernah

mereka konsumsi, sehingga penilaian rata-rata dari kinerja label halal sebesar 3,87 yang artinya produk susu cair yang ada pada Hypermarket carrefour sudah cukup memperhatikan atribut ini, walaupun masih terdapat beberapa produk susu cair impor yang belum mencantumkan label halal pada kemasannya.

Dari tabel diketahui bahwa masih terdapat perbedaan jarak kinerja atribut label halal pada produk susu bubuk dan susu cair walaupun dengan angka yang relatif kecil, namun diharapkan pihak produsen susu cair mampu memperbaiki kinerja ini agar responden susu bubuk dapat beralih untuk mengkonsumsi susu cair, karena penilaian kepentingan dari adanya label halal pada produk susu dianggap sangat penting oleh responden dengan nilai kepentingan sebesar 4,67, yang artinya responden sangat memperhatikan adanya label halal pada produk susu yang mereka konsumsi.

3. Pilihan Rasa

Pilihan rasa diartikan sebagai variasi alternatif rasa yang ditawarkan oleh responden. Dengan banyaknya alternatif rasa yang ditawarkan oleh responden maka konsumen dapat lebih bebas memutuskan pilihan rasa yang mereka sukai, sehingga tidak bosan karena keterbatasan pilihan rasa yang ada. Responden susu bubuk memberikan penilaian yang relatif cukup baik terhadap atribut ini dengan nilai sebesar 3,53, hal ini berarti bahwa pilihan rasa yang ada pada susu bubuk dinilai biasa saja, namun sudah memiliki kinerja yang cukup baik. Responden susu bubuk memberikan penilaian yang besar terhadap atribut pilihan rasa pada produk susu cair dengan nilai sebesar 4,07, hal ini berarti bahwa pilihan rasa yang ada pada susu cair dinilai sangat baik oleh responden yang mengkonsumsinya.

Perbedaan nilai kinerja dari atribut pilihan rasa, dimana susu cair memiliki nilai kinerja yang lebih tinggi merupakan sesuatu yang harus dipertahankan oleh produsen susu cair, sehingga diharapkan adanya alternatif pilihan rasa yang variatif dapat menarik responden bubuk untuk mnegkonsumsi susu cair, karena penilaian kepentingan dari atribut ini dianggap cukup penting oleh responden susu bubuk dengan nilai kepentingan sebesar 3,53, yang artinya responden menganggap pilihan rasa yang variatif pada produk susu merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan mereka dalam mengkonsumsi susu.

4. Kemasan

Atribut kemasan merupakan bentuk kemasan yang digunakan oleh susu secara keseluruhan, bentuk kemasan susu bubuk yang akan diteliti yang ada pada Hypermarket carrefour tersedia dalam dua jenis, yaitu kemasan kardus dari bahan karton dan kemasan kaleng. Bentuk kemasan susu cair yang akan diteliti juga tersedia dalam dua jenis, yaitu kemasan kardus dari bahan karton dan kemasan botol dari bahan plastik. Tampilan kemasan secara keseluruhan dapat menjadi pertimbangan bagi responden untuk memutuskan pembelian.

Tingkat kinerja dari atribut kemasan pada produk susu bubuk dinilai sangat baik oleh responden dengan penilaian sebesar 4,73, yang artinya responden merasa kemasan produk susu bubuk yang mereka konsumsi saat ini sudah sangat baik. Tingkat kinerja dari atribut kemasan pada susu cair juga dinilai sangat baik oleh responden susu bubuk dengan penilaian sebesar 4,23, yang artinya responden memberikan penilaian yang baik pada kemasan produk susu cair yang pernah mereka konsumsi.

Terdapat perbedaan nilai kinerja yang relatif kecil dari atribut ini, namun diharapkan produsen susu cair dapat memperbaiki kinerja atribut kemasan pada produk susu mereka, karena penilaian tingkat kepentingan dari atribut ini menunjukkan bahwa kemasan merupakan atribut yang dinilai cukup penting oleh responden susu bubuk, hal ini terlihat dari nilai kepentingan yang dihasilkan yaitu sebesar 3,53, sehingga dapat dikatakan bahwa atribut kemasan yang saat ini diterima oleh responden sudah memberikan kinerja yang sangat baik bagi mereka dalam mengkonsumsi susu.

5. Ketersediaan

Pengertian mengenai ketersediaan dalam penelitian ini adalah, bagaimana tingkat ketersediaan susu bubuk dan susu cair pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus. Apakah responden dapat dengan mudah menemukan produk susu yang ingin dibelinya, atau terkadang merasa kesulitan karena produk yang dicari habis dan pihak produsen tidak segera melakukan suply kembali. Faktor lain yang mempengaruhi penilaian responden adalah, apakah responden merasa kesulitan menemukan produk susu yang ingin mereka konsumsi karena tata letak toko yang kurang baik. Hasil analisis kinerja menunjukkan bahwa atribut ketersedian pada susu bubuk merupakan atribut dengan penilaian terbaik yang diberikan oleh responden dengan nilai sebesar 4,73, hal ini menunjukkan bahwa responden merasa mudah dalam menemukan produk susu bubuk yang ingin mereka konsumsi.

Penilaian terhadap kinerja susu cair menunjukkan bahwa atribut ketersedian merupakan salah satu atribut dengan penilaian terkecil yang diberikan

oleh responden susu bubuk, yaitu sebesar 2,57, hal ini menunjukkan bahwa responden merasa kesulitan dalam menemukan produk susu cair yang ingin mereka konsumsi. Penilaian ini disebabkan oleh beberapa faktor, karena pada dasarnya Hypermarket Carrefour menyediakan hampir seluruh produk susu cair yang ada dipasar. Faktor pertama adalah tata letak toko yang kurang baik, dimana produk-produk susu cair diletakkan pada tempat yang relatif sulit ditemukan sehingga responden merasa kesulitan dalam menemukan produk susu cair yang ingin dikonsumsi.

Faktor lainnya adalah pemahaman responden mengenai ketersediaan, dimana responden menilai berdasarkan ketersediaan susu cair secara umum pada berbagai toko dan pusat perbelanjaan lainnya, bukan hanya pada Hypermarket Carrefour saja, karena susu cair (pasteurisasi) memerlukan penanganan yang khusus sehingga dibutuhkan alat pendingin untuk penyimpanannya, maka tidak semua pertokoan menyediakan berbagai produk susu cair yang ingin dikonsumsi oleh responden.

Terdapat perbedaan jarak kinerja yang sangat besar dalam penilaian atribut ini, perbaikan kinerja dapat dilakukan oleh pihak Hypermarket Carrefour dengan memperbaiki tata letak toko, sehingga responden dapat lebih mudah menemukan produk susu cair yang ingin mereka konsumsi. Penilaian kepentingan dari atribut ini menunjukkan bahwa ketersediaan merupakan atribut yang dianggap sangat penting oleh responden dengan penilaian sebesar 4,63, dengan demikian perbaikan kinerja dari atribut ini pada produk susu cair diharapkan dapat menarik minat responden untuk beralih mengkonsumsi susu cair.

6. Merek

Merek dalam penelitian ini diartikan sebagai pengaruh dari produk atau produsen yang menghasilkan produk ini dimata konsumen, dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian susu yang dibuat oleh konsumen. Berdasarkan penelitian, atribut merek pada produk susu bubuk memiliki kinerja yang cukup tinggi dengan nilai sebesar 4, yang artinya responden memberikan penilaian yang baik terhadap merek susu bubuk yang ada pada Hypermarket Carrefour saat ini, sedangkan atribut merek pada produk susu cair dinilai memiliki kinerja yang cukup baik yaitu sebesar 3,53, yang artinya responden susu bubuk merasa bahwa merek susu cair yang pernah mereka konsumsi sudah cukup baik.

Perbedaan kinerja antara kedua produk susu pada atribut ini menunjukkan bahwa susu bubuk memiliki kinerja merek yang lebih baik menurut responden, dengan selisih nilai kinerja sebesar 0,47, hal ini harus menjadi perhatian bagi produsen susu cair agar mampu memperbaiki kinerja merek pada produk mereka sehingga dapat menarik minat responden susu bubuk untuk mengkonsumsi susu cair. Penilaian evaluasi kepentingan terhadap atribut ini justru menunjukkan bahwa merek bukan merupakan atribut yang dianggap penting oleh responden susu bubuk dengan penilaian sebesar 3,4, dengan demikian atribut merek pada produk susu bubuk dan susu cair secara umum dinilai sudah cukup baik oleh responden.

7. Tambahan Nilai Gizi

Tambahan nilai gizi diartikan sebagai kandungan nilai gizi yang terkandung pada produk susu, dan pencantumannya tertera pada kemasan luar

produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, atribut tambahan nilai gizi pada produk susu bubuk memiliki kinerja yang sangat baik menurut responden dengan nilai kinerja sebesar 4,43, hal ini menunjukkan bahwa tambahan nilai gizi pada produk susu bubuk merupakan atribut yang sudah memberikan manfaat yang sangat baik bagi responden, sedangkan penilaian kinerja atribut ini pada produk susu cair dinilai sangat rendah yaitu sebesar 2,63, hal ini menunjukkan bahwa tambahan nilai gizi pada produk susu cair dinilai oleh responden susu bubuk masih sangat kurang.

Penilaian tersebut didasari oleh informasi tambahan gizi yang terdapat pada kemasan susu bubuk, sehingga responden menilai susu bubuk lebih banyak mengandung tambahan nilai gizi daripada produk susu cair. Kondisi ini menimbulkan perbedaan penilaian kinerja atribut yang cukup besar menurut responden, yaitu sebesar 1,8, yang artinya responden menilai kinerja dari atribut ini pada susu bubuk lebih baik daripada susu cair.

Dengan mengetahui penilaian sikap responden terhadap atribut ini, maka diharapkan produsen susu cair dapat meningkatkan kembali kinerja atribut ini pada produk susu mereka agar mampu menarik minat responden susu bubuk untuk beralih mengkonsumsi susu cair. Penilaian evaluasi kepentingan menunjukkan bahwa tambahan nilai gizi merupakan atribut yang dinilai cukup penting oleh responden susu bubuk dengan nilai kepentingan sebesar 3,4, yang artinya kinerja atribut ini pada produk susu bubuk dinilai sudah memberikan manfaat yang baik bagi responden, namun kinerja atribut ini pada produk susu cair dinilai masih kurang baik.

8. Izin DepKes

Pengertian dari atribut ini merupakan kejelasan izin yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI) mengenai kelayakan tentang syarat kesehatan dari suatu produk, baik nilai gizi yang terkandung didalamnya maupun bahan-bahan utama yang terdapat pada produk tersebut. Kejelasan izin ini biasanya dituliskan pada produk sebagai nomor izin DepKes RI, yang menyatakan bahwa produk tersebut telah tercatat dalam daftar produk resmi dan telah dinyatakan layak dan aman untuk dikonsumsi.

Penilaian tingkat kinerja yang diberikan oleh responden terhadap atribut ini pada produk susu bubuk sebesar 4,63, yang artinya responden merasa bahwa atribut izin DepKes sudah sangat baik dan memberikan manfaat yang besar bagi mereka dalam mengkonsumsi susu bubuk. Begitu juga dengan penilaian tingkat kinerja atribut ini yang diberikan pada produk susu cair sebesar 3,57, yang artinya responden merasa bahwa kinerja atribut ini sudah cukup baik.

Adanya perbedaan penilain kinerja terhadap atibut ini menunjukkan bahawa responden memberikan penilaian yang lebih baik terhadap kinerja atribut dari susu bubuk, sehingga produsen susu cair diharapkan mampu meningkatkan kembali kinerja atribut ini pada produk susu cair sehingga dapat menarik minat responden susu bubuk untuk beralih mengkosnusmi susu cair, karena penilaian evaluasi kepentingan terhadap atribut ini menunjukkan nilai yang sangat penting, yaitu sebesar 4,63, yang berarti bahwa responden merasa penting untuk mengetahui adanya izin dari DepKes terhadap produk susu yang mereka konsumsi, karena responden percaya bahwa dengan adanya izin dari DepKes yang

tercantum pada produk susu maka mereka merasa aman dalam mengkonsumsi produk tersebut. Responden menilai bahwa DepKes merupakan suatu badan yang dapat dipercaya dan diandalkan dalam melakukan pengujian terhadap suatu produk sebelum produk tersebut ditawarkan ke pasaran.

9. Tambahan Bahan Pengawet

Informasi mengenai tambahan bahan pengawet pada label produk susu mendapat penilaian yang penting dari responden, bahan pengawet merupakan bahan kimia tambahan yang diberikan pada suatu produk dengan tujuan memperpanjang usia konsumsi dari produk tersebut. Komponen bahan pengawet dinilai dapat membahayakan kesehatan tubuh, sehingga konsumen memberikan perhatian yang besar terhadap kandungan bahan pengawet dari produk yang mereka konsumsi.

Penilaian kinerja susu bubuk yang baik dari atribut ini terlihat dari besarnya nilai kinerja yaitu sebesar 4,13, yang artinya konsumen merasakan manfaat yang baik dari susu bubuk yang dikonsumsinya saat ini terkait dengan kinerja dari atribut tersebut. Kondisi sebaliknya responden memberikan penilaian kinerja yang kurang baik pada produk susu cair dari atribut ini, terlihat dari kecilnya nilai kinerja yaitu sebesar 2,9, yang artinya konsumen merasa belum mendapatkan manfaat yang cukup baik dari produk susu cair yang pernah dikonsumsinya terkait dengan kinerja dari atribut tambahan pengawet, karena responden susu bubuk menilai produk susu cair mengandung tambahan bahan pengawet agar produk tersebut memiliki umr simpan yang lebih lama untuk dapat dikonsumsi.

Penilaian responden mengenai kinerja atribut tambahan bahan pengawet menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen susu cair. Penyampaian informasi yang benar mengenai kualitas dari produk susu cair harus diupayakan sampai kepada konsumen secara umum melalui berbagai media informasi. Pada dasarnya susu cair merupakan produk terbaik dari susu, dimana proses pengolahan dilakukan tanpa menambahkan bahan pengawet apapun kedalam susu.

Produk susu cair (UHT) yang ada pada Hypermarket Carrefour diproduksi dengan menggunakan teknologi tinggi baik pada saat produksi maupun pada proses pengemasan, sehingga produk tersebut dapat bertahan lebih lama selama kemasan susu belum dibuka. Sedangkan produk susu cair (pasteurisasi) memiliki umur konsumsi yang relatif lebih singkat, dan harus disimpan didalam lemari pendingin agar kaulitas produk tetap terjaga.

Penyampaian informasi yang benar kepada konsumen mengenai atribut ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan agar responden susu bubuk bersedia beralih mengganti produk susu yang dikonsumsinya, karena tingkat evaluasi kepentingan dari atribut tambahan bahan pengawet tergolong dalam kategori sangat penting dengan nilai kepentingan sebesar 4,13. Artinya responden menginginkan kejelasan akan label tanpa bahan pengawet pada produk susu bubuk dan susu cair.

10. Informasi Kadaluarsa

Informasi kadaluarsa diartikan sebagai kejelasan adanya pencantuman tanggal batas waktu suatu produk masih dapat dikonsumsi dengan aman oleh

konsumen. Kejelasan yang dimaksud juga terkait dengan kemudahan membaca, menemukan, dan mengartikan tulisan tanggal kadaluarsa tersebut. Atribut informasi kadaluarsa pada produk susu bubuk termasuk dalam kategori yang memiliki kinerja yang sangat baik menurut responden dengan nilai sebesar 4,47, hal ini menunjukkan bahwa produk susu bubuk yang ada saat ini telah memberikan informasi kadaluarsa yang baik dan jelas bagi responden.

Penilaian yang sama juga diberikan oleh responden terhadap produk susu cair, atribut informasi kadaluarsa termasuk dalam kategori yang memiliki kinerja yang sangat baik dengan nilai sebesar 4,37, hal ini menunjukkan bahwa produk susu cair yang ada saat ini telah memberikan informasi kadaluarsa yang baik dan jelas bagi responden. Adapun penilaian atribut ini berdasarkan tingkat kepentingannya menurut responden sangat penting, terlihat dari besarnya nilai kepentingan yang diberikan oleh responden sebesar 4,53, yang artinya responden menginginkan produk susu dengan informais kadaluarsa yang jelas yang tercantum pada kemasan produk tersebut.

Dengan mengetahui penilaian sikap responden susu bubuk terhadap susu bubuk dan susu cair, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum responden susu bubuk memberikan penilaian yang relatif lebih rendah terhadap kinerja dari atribut susu cair, hal ini dapat menjadi informasi bagi produsen susu cair agar mampu memperbaiki kinerja produknya sehingga dapat menarik minat responden

Dokumen terkait