• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap dan Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Susu Cair (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sikap dan Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Susu Cair (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta)"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN

DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR

(Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta)

Oleh : ASMA NASUTION

H 34066025

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

ASMA NASUTION. Sikap dan Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Susu Cair (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta). Di bawah

Bimbingan FEBRIANTINA DEWI.

Perbedaan konsumsi susu cair dan susu bubuk di Indonesia disebabkan oleh berbagai hal, faktor utama yang dinilai sebagai penyebab rendahnya konsumsi susu cair di Indonesia adalah harga susu cair yang relatif masih tinggi jika dibandingkan dengan susu bubuk. Susu cair masih dinilai sebagai produk premium dari susu, sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia masih memilih untuk mengkonsumsi susu bubuk. Namun faktor lain yang juga dinilai sebagai penyebab rendahnya konsumsi susu cair adalah, belum sampainya informasi yang benar kepada masyarakat mengenai manfaat yang terkandung didalam produk susu cair.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan konsumen dalam mengkonsumsi susu cair, (2) Menganalisis sikap konsumen terhadap susu cair dan susu bubuk, (3) Menganalisis preferensi konsumen dalam mengkonsumsi susu cair. Batasan penelitian ini difokuskan pada konsumen yang mengkonsumsi susu cair untuk mengetahui sikap dan preferensinya, tanpa membendingkan dengan konsumen yang tidak mengkonsumsi susu cair.

Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Fishbein dan Konjoin.

banyaknya responden yang digunakan dalam penelitian ini berjunlah 60 orang, yang terdiri dari 30 orang responden susu bubuk, dan 30 orang responden susu cair. Prosedur penarikan sampel dilakukan dengan metode Judgment Sampling

(sampel disengaja), dimana konsumen yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini merupakan responden yang pernah mengkonsumsi susu bubuk dan susu cair, sehingga mampu memberikan penilaian terhadap atribut dari kedua produk tersebut. Penetapan sampel juga didasarkan pada jenis pembelian atau konsumsi akhir yang dilakukan oleh konsumen, dimana untuk konsumen susu bubuk ditetapkan bahwa tiga kali produk susu terakhir yang dikonsumsinya adalah susu bubuk, begitu pula untuk konsumen susu cair, dimana tiga kali produk susu terakhir yang dikonsumsinya adalah susu cair. Alasan pemilihan teknik ini dilakukan agar dapat mengurangi bias hasil penelitian.

(3)

susu cair, (4) keputusan pembelian: pada umumnya hampir seluruh konsumen merencanakan kapan dan dimana akan membeli produk susu cair, (5) perilaku pasca pembelian: konsumen merasa puas dengan produk susu cair yang mereka konsumsi, dan tidak berencana untuk menggantinya walaupun harga susu cair mengalami kenaikan pada batas yang wajar.

Berdasarkan hasil analisis Fishbein, menunjukkan bahwa konsumen susu cair mempunyai sikap yang positif terhadap susu cair dengan skor sikap 170, dan memiliki sikap yang netral terhadap susu bubuk dengan skor sikap 154. Begitu pula dengan penilaian sikap konsumen susu bubuk yang menunjukkan sikap yang positif terhadap susu bubuk dengan skor sikap 186, dan menunjukkan sikap yang netral terhadap susu cair dengan skor sikap 145. Hasil analisis Konjoin

(4)

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN

DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR

(Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta)

Oleh : ASMA NASUTION

H34066025

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU

CAIR. (Pada Hypermarket Carrfour Lebak Bulus, Jakarta). BENAR-BENAR

HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2009

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Menteng Jakarta Pusat pada tanggal 17 Januari 1984 sebagai anak ketiga dari Bapak Debby Murti Nasution dan Ibu Zuyyinah.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam berbagai bentuk sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi dan sumber

informasi bagi semua pihak yang berhubungan dengan keputusan pembelian susu

cair. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan penulis, namun

penulis menyadari masih bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Dengan segala keterbatasan yang ada, diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini penulis

mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Debby Nasution dan Zuyyinah, orang tua tercinta yang sangat berjasa

sehingga aku dapat menjalani hidup dengan baik. Terima kasih untuk

semua cinta, kasih sayang, dan pendidikan yang telah diberikan selama ini.

2. Febriantina Dewi, SE, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengarahan dan waktu yang begitu berharga sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi. MS. Selaku dosen penguji yang telah memberikan

arahan dan koreksi pada penulisan skripsi ini.

4. Keluargaku abangku (tomy dan Iefah), adikku (icha dan Ima), untuk

semua perhatian, doa dan dukungan

5. Muhammad Maududi, terima kasih untuk segala hal yang kita bagi,

sehingga hubungan ini selalu menjadikanku lebih baik lagi.

6. Sahabatku kharla, iesma, lia, farah, eka, dyna, dan puput untuk

persahabatan kita selamanya.

7. Seluruh staf sekretariat yang selama ini membantu proses perkuliahan.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Bogor, Januari 2009

(8)

DAFTAR ISI

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 23

3.1.1. Preferensi Konsumen ... 23

3.1.2. Faktor-Faktor Yang Membentuk Proses Keputusan Pembelian ... 25

3.1.3. Proses Pembelian Konsumen ... 32

3.2. Proses Penentuan Atribut dalam Penelitian ... 35

3.3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 35

IV. METODE PENELITIAN ... 38

5.1. Karakteristik Responden Susu Bubuk dan Susu Cair ... 51

5.2. Tahapan Proses Keputusan Pembelian Susu Cai... 53

5.2.1. Pengenalan Kebutuhan ... 54

5.2.2. Pencarian Informasi... 56

5.2.3. Evaluasi Alternatif ... 58

5.2.4.Keputusan Pembelian ... 59

(9)

5.3. Sikap Responden Susu Bubuk dan Susu Cair ... 63

5.3.1. Sikap Responden Susu Bubuk Terhadap Susu Bubuk dan Susu Cair ... 63

5.3.2. Sikap Responden Susu Cair Terhadap Susu Cair dan Susu Bubuk ... 78

5.4. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Susu Cair ... 92

5.5. Implikasi Kebijakan ... 101

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

6.1. Kesimpulan ... 102

6.2. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Kandungan Nutrisi Susu Segar

dengan Susu Cair Olahan ... 4

2. Top Brand Susu Cair dalam Kemasan ... 5

3. Konsumsi Susu Cair dan Susu Bubuk pada Beberapa Negara ... 7

4. Fungsi Utama yang Terdapat didalam Air Susu ... 13

5. Atribut Produk Susu yang Dinilai Penting Oleh Konsumen ... 42

6. Atribut Susu Cair dan Tarafnya ... 49

7. Karakteristik Responden Susu Bubuk dan Susu Cair ... 53

8. Motivasi Responden Terhadap Pembelian Susu Cair ... 55

9. Alasan Responden Menyukai Susu Cair ... 55

10.Perasaan Responden Jika Tidak Mengkonsumsi Susu cair ... 56

11.Sumber-Sumber Informasi Responden Tentang susu Cair ... 57

12.Fokus Perhatian Responden dari Sumber Informasi Tentang Susu Cair ... 57

13.Bentuk Promosi yang Menarik Minat Responden ... 58

14.Pertimbangan Responden Dalam Pembelian Susu Cair ... 59

15.Sumber yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 59

16.Cara Responden Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Susu Cair ... 60

17.Tindakan Responden Jika Produk Susu Cair yang Diinginkan Tidak Ada ... 61

18.Kepuasan Responden dalam Mengkonsumsi Susu Cair ... 61

(11)

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN

DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR

(Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta)

Oleh : ASMA NASUTION

H 34066025

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

ASMA NASUTION. Sikap dan Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Susu Cair (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta). Di bawah

Bimbingan FEBRIANTINA DEWI.

Perbedaan konsumsi susu cair dan susu bubuk di Indonesia disebabkan oleh berbagai hal, faktor utama yang dinilai sebagai penyebab rendahnya konsumsi susu cair di Indonesia adalah harga susu cair yang relatif masih tinggi jika dibandingkan dengan susu bubuk. Susu cair masih dinilai sebagai produk premium dari susu, sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia masih memilih untuk mengkonsumsi susu bubuk. Namun faktor lain yang juga dinilai sebagai penyebab rendahnya konsumsi susu cair adalah, belum sampainya informasi yang benar kepada masyarakat mengenai manfaat yang terkandung didalam produk susu cair.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan konsumen dalam mengkonsumsi susu cair, (2) Menganalisis sikap konsumen terhadap susu cair dan susu bubuk, (3) Menganalisis preferensi konsumen dalam mengkonsumsi susu cair. Batasan penelitian ini difokuskan pada konsumen yang mengkonsumsi susu cair untuk mengetahui sikap dan preferensinya, tanpa membendingkan dengan konsumen yang tidak mengkonsumsi susu cair.

Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Fishbein dan Konjoin.

banyaknya responden yang digunakan dalam penelitian ini berjunlah 60 orang, yang terdiri dari 30 orang responden susu bubuk, dan 30 orang responden susu cair. Prosedur penarikan sampel dilakukan dengan metode Judgment Sampling

(sampel disengaja), dimana konsumen yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini merupakan responden yang pernah mengkonsumsi susu bubuk dan susu cair, sehingga mampu memberikan penilaian terhadap atribut dari kedua produk tersebut. Penetapan sampel juga didasarkan pada jenis pembelian atau konsumsi akhir yang dilakukan oleh konsumen, dimana untuk konsumen susu bubuk ditetapkan bahwa tiga kali produk susu terakhir yang dikonsumsinya adalah susu bubuk, begitu pula untuk konsumen susu cair, dimana tiga kali produk susu terakhir yang dikonsumsinya adalah susu cair. Alasan pemilihan teknik ini dilakukan agar dapat mengurangi bias hasil penelitian.

(13)

susu cair, (4) keputusan pembelian: pada umumnya hampir seluruh konsumen merencanakan kapan dan dimana akan membeli produk susu cair, (5) perilaku pasca pembelian: konsumen merasa puas dengan produk susu cair yang mereka konsumsi, dan tidak berencana untuk menggantinya walaupun harga susu cair mengalami kenaikan pada batas yang wajar.

Berdasarkan hasil analisis Fishbein, menunjukkan bahwa konsumen susu cair mempunyai sikap yang positif terhadap susu cair dengan skor sikap 170, dan memiliki sikap yang netral terhadap susu bubuk dengan skor sikap 154. Begitu pula dengan penilaian sikap konsumen susu bubuk yang menunjukkan sikap yang positif terhadap susu bubuk dengan skor sikap 186, dan menunjukkan sikap yang netral terhadap susu cair dengan skor sikap 145. Hasil analisis Konjoin

(14)

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN

DALAM MENGKONSUMSI SUSU CAIR

(Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta)

Oleh : ASMA NASUTION

H34066025

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUSU

CAIR. (Pada Hypermarket Carrfour Lebak Bulus, Jakarta). BENAR-BENAR

HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2009

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Menteng Jakarta Pusat pada tanggal 17 Januari 1984 sebagai anak ketiga dari Bapak Debby Murti Nasution dan Ibu Zuyyinah.

(17)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam berbagai bentuk sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi dan sumber

informasi bagi semua pihak yang berhubungan dengan keputusan pembelian susu

cair. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan penulis, namun

penulis menyadari masih bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Dengan segala keterbatasan yang ada, diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini penulis

mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Debby Nasution dan Zuyyinah, orang tua tercinta yang sangat berjasa

sehingga aku dapat menjalani hidup dengan baik. Terima kasih untuk

semua cinta, kasih sayang, dan pendidikan yang telah diberikan selama ini.

2. Febriantina Dewi, SE, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengarahan dan waktu yang begitu berharga sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi. MS. Selaku dosen penguji yang telah memberikan

arahan dan koreksi pada penulisan skripsi ini.

4. Keluargaku abangku (tomy dan Iefah), adikku (icha dan Ima), untuk

semua perhatian, doa dan dukungan

5. Muhammad Maududi, terima kasih untuk segala hal yang kita bagi,

sehingga hubungan ini selalu menjadikanku lebih baik lagi.

6. Sahabatku kharla, iesma, lia, farah, eka, dyna, dan puput untuk

persahabatan kita selamanya.

7. Seluruh staf sekretariat yang selama ini membantu proses perkuliahan.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Bogor, Januari 2009

(18)

DAFTAR ISI

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 23

3.1.1. Preferensi Konsumen ... 23

3.1.2. Faktor-Faktor Yang Membentuk Proses Keputusan Pembelian ... 25

3.1.3. Proses Pembelian Konsumen ... 32

3.2. Proses Penentuan Atribut dalam Penelitian ... 35

3.3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 35

IV. METODE PENELITIAN ... 38

5.1. Karakteristik Responden Susu Bubuk dan Susu Cair ... 51

5.2. Tahapan Proses Keputusan Pembelian Susu Cai... 53

5.2.1. Pengenalan Kebutuhan ... 54

5.2.2. Pencarian Informasi... 56

5.2.3. Evaluasi Alternatif ... 58

5.2.4.Keputusan Pembelian ... 59

(19)

5.3. Sikap Responden Susu Bubuk dan Susu Cair ... 63

5.3.1. Sikap Responden Susu Bubuk Terhadap Susu Bubuk dan Susu Cair ... 63

5.3.2. Sikap Responden Susu Cair Terhadap Susu Cair dan Susu Bubuk ... 78

5.4. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Susu Cair ... 92

5.5. Implikasi Kebijakan ... 101

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

6.1. Kesimpulan ... 102

6.2. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(20)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Kandungan Nutrisi Susu Segar

dengan Susu Cair Olahan ... 4

2. Top Brand Susu Cair dalam Kemasan ... 5

3. Konsumsi Susu Cair dan Susu Bubuk pada Beberapa Negara ... 7

4. Fungsi Utama yang Terdapat didalam Air Susu ... 13

5. Atribut Produk Susu yang Dinilai Penting Oleh Konsumen ... 42

6. Atribut Susu Cair dan Tarafnya ... 49

7. Karakteristik Responden Susu Bubuk dan Susu Cair ... 53

8. Motivasi Responden Terhadap Pembelian Susu Cair ... 55

9. Alasan Responden Menyukai Susu Cair ... 55

10.Perasaan Responden Jika Tidak Mengkonsumsi Susu cair ... 56

11.Sumber-Sumber Informasi Responden Tentang susu Cair ... 57

12.Fokus Perhatian Responden dari Sumber Informasi Tentang Susu Cair ... 57

13.Bentuk Promosi yang Menarik Minat Responden ... 58

14.Pertimbangan Responden Dalam Pembelian Susu Cair ... 59

15.Sumber yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 59

16.Cara Responden Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Susu Cair ... 60

17.Tindakan Responden Jika Produk Susu Cair yang Diinginkan Tidak Ada ... 61

18.Kepuasan Responden dalam Mengkonsumsi Susu Cair ... 61

(21)

20.Tindakan Responden Jika Harga Susu Cair

Mengalami Kenaikan ... 63

21.Nilai Sikap dan Kategori Sikap Responden Susu Bubuk Terhadap

Atribut Susu Bubuk dan Susu Cair ... 64

22.Perhitungan Rata-rata Penilaian Kepentingan dan Kinerja Pada Atribut Susu Bubuk dan Susu cair Menurut Responden

Susu Bubuk ... 66

23.Nilai Sikap dan Kategori Sikap Responden Susu cair Terhadap

Atribut Susu Cair dan Susu Bubuk ... 78

24.Perhitungan Rata-rata Penilaian Kepentingan dan Kinerja Pada Atribut Susu Cair dan Susu Bubuk Menurut Responden

Susu Cair ... 80

25.Rincian Taraf dari atribut pada Kartu Nomor 4 ... 100

(22)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional ... ... 37

2. Grafik Hasil Analisis Konjoin - Nilai Relatif Penting

Atribut Susu Cair ... 93

3. Grafik Hasil Analisis Konjoin – Nilai Kegunaan

Atribut Rasa ... 94

4. Grafik Hasil Analisis Konjoin – Nilai Kegunaan

Atribut Label Halal ... 95

5. Grafik Hasil Analisis Konjoin – Nilai Kegunaan

Atribut Merek Terkenal ... 96

6. Grafik Hasil Analisis Konjoin – Nilai Kegunaan Atribut

Tambahan Pengawet ... 97

7. Grafik Hasil Analisis Konjoin – Nilai Kegunaan

Atribut Harga ... 98

8. Grafik Hasil Analisis Konjoin – Nilai Kegunaan

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Penelitian Sebelumnya Mengenai Preferensi Konsumen ... 108

2. Kuisioner Penelitian ... 109

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak di dunia, tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat

permintaan terhadap berbagai kebutuhan hidup juga terus mengalami

peningkatan. Salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia

adalah pangan.

Pangan merupakan aspek kehidupan terpenting dalam kehidupan manusia

setelah udara dan air, seiring dengan perkembangan zaman peran pangan tidak

pernah mengalami penurunan, sebaliknya pangan terus mengalami peningkatan

nilai yang searah dengan peningkatan akan kebutuhan dari kualitas dan kuantitas

pangan itu sendiri. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang

dikonsumsi oleh manusia baik sebagai makanan ataupun minuman. Pangan

menjadi bagian dari budaya dan kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang kompleks, karena itulah kegiatan manusia dalam

mengkonsumsi pangan terus mengalami perubahan. Beberapa hal yang mendasari

perubahan konsumen dalam memandang nilai dari suatu pangan antara lain adalah

usia, status pendidikan, status sosial, teknologi, etnis dan lain-lain.

Permintaan terhadap pangan ternyata tidak hanya karena kebutuhan untuk

bertahan hidup, tetapi juga karena faktor keinginan yang terkait dengan kualitas

hidup. Semakin tingginya status sosial dan pendidikan masyarakat serta semakin

(25)

kualitas pangan yang tinggi dan bergizi akan semakin besar, salah satu jenis

pangan yang sangat baik untuk dikonsumsi dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh

adalah susu.

Manfaat susu sebagai salah satu jenis pangan yang sehat tidak diragukan,

hampir semua zat gizi yang terkandung didalam susu bermutu tinggi. Protein dan

lemak susu memiliki ketercernaan yang tinggi, kandungan vitamin dan

mineralnya juga relatif lengkap sehingga susu memiliki peranan signifikan dalam

meningkatkan kualitas gizi, melalui pemenuhan kebutuhan protein dan mineral

serta berbagai vitamin penting yang terkandung didalamnya1. Kemajuan tingkat

pendidikan masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya susu bagi kesehatan

membuat produk ini dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahannya seperti susu

bubuk, susu kental manis dan lain-lain.

Dengan mengetahui besarnya manfaat susu bagi kesehatan tubuh maka

sudah seharusnya jika masyarakat kita mulai membudidayakan kegiatan

meminum susu sejak sekarang, karena menurut riset konsumsi susu negara kita

merupakan yang terendah di Asia tenggara2. Indonesia hanya mengkonsumsi susu

sebesar 7,7 liter per kapita per tahun, ini berarti tertinggal jauh jika dibandingkan

dengan negara tetangga Malaysia yang mencapai 25 liter, bahkan lebih rendah

dari Vietnam yang mencapai 8,5 liter per kapita per tahun.

1

Siagian, Albiner. 2005. Turunkan Resiko Kanker Payudara. Kompas 16 September 2005. Hal 54.

2 An. 2007. Konsumsi Susu Penduduk Indonesia Terendah di Asia Tenggara. www.Kompas Cybermedia. com.

(26)

Selain rendahnya konsumsi susu yang ada, tren peningkatan konsumsi

susu di Indonesia pun berlangsung sangat lambat3. Pada tahun 1970 masyarakat

Indonesia hanya mengkonsumsi susu sebanyak 1,82 kilogram per kapita per

tahun, anka ini meningkat pada tahun 2002 menjadi 6,50 kilogram, sehingga jika

diperhatikan selama kurun waktu 30 tahun Indonesia hanya mampu meningkatkan

konsumsi susunya sebesar 4,68 kilogram. Hal tersebut menunjukkan bahwa

perkembangan masyarakat dalam mengkonsumsi susu dapat dikatakan sangat

lambat jika dibandingkan dengan negara- negara lainnya seperti India, Philipina

dan Thailand yang masing-masing konsumsi susu rata-ratanya mencapai 75, 25,

22 liter per kapita per tahun.

Peningkatan kuantitas konsumsi susu masyarakat pada suatu negara pada

umumnya berbanding lurus dengan tingkat pemenuhan kualitas gizi dari

masyarakat pada negara tersebut, karena susu merupakan bahan makanan yang

memiliki kandungan gizi yang sangat baik bagi kesehatan, sehingga dengan

meningkatnya konsumsi susu masyarakat maka kualitas gizi dari masyarakat pun

akan meningkat dan lebih baik.

Tren lain dari pola konsumsi susu masyarakat Indonesia adalah perbedaan

perilaku konsumsi susu cair dan susu bubuk yang sangat tinggi. Sebagian besar

masyarakat Indonesia lebih memilih untuk mengkonsumsi susu yang telah

mengalami pengolahan seperti susu bubuk, dimana kandungan nutrisi yang

terdapat didalamnya tentu berbeda dengan susu murni, karena belum mengalami

berbagai proses olahan yang dapat mengurangi kandungan penting yang terdapat

didalam air susu.

3 Jbp. 2005. Pilih susu Cair Atau Bubuk Ya?. http/www.Banjarmasin Post .com/news/index.html. 21 Agustus

(27)

Profil perilaku konsumsi susu di Indonesia menunjukkan bahwa susu putih

cair segar hanya mampu mengisi sedikit pangsa pasar dari konsumen susu, dari

total pasar susu di Indonesia sebesar 1,3 miliar kilo liter per tahun, susu cair hanya

mengisi pasar sebanyak lima persen, susu bubuk 60 persen dan sisanya diisi oleh

susu kental manis4, hal ini membuktikan bahwa minat konsumen terhadap susu

cair tergolong rendah. Kondisi ini bertolak belakang dengan pola konsumsi susu

pada beberapa negara tetangga seperti India, Cina, Thailand, Pakistan, Vietnam

yang lebih memilih susu cair dalam mengkonsumsi susu.

Pilihan konsumen untuk mengkonsumsi produk susu cair akan jauh lebih

baik, hal ini didasarkan pada kualitas dan manfat yang terkandung didalamnya,

susu cair memiliki kandungan nutrisi yang nyaris sama dengan susu segar asli

serta tanpa tambahan pengawet apapun dalam proses pengolahannya. Karena

itulah keputusan untuk mengkonsumsi susu cair sudah dilakukan oleh berbagai

konsumen di seluruh dunia, bahkan negara yang baru mulai mengkonsumsi susu

seperti Thailand, 88 persen jumlah konsumsi susunya adalah susu cair segar,

karena memang jenis susu ini dianggap sebagai produk terbaik dari susu.

Informasi mengenai perbandingan kandungan nutrisi susu segar asli dan susu cair

olahan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Kandungan Nutrisi Susu Segar dengan Susu Cair Olahan

Sumber : Muchtadi dan Sugiyono dalam Sary. 2003.

4

(28)

Pertumbuhan konsumsi susu di masyarakat berkaitan erat dengan kondisi

Industri Pengolahan Susu (IPS) yang ada di Indonesia. Secara umum

perindustrian susu mengalami perkembangan dengan munculnya berbagai pilihan

produk susu dengan beragam merek yang ada di pasaran, namun perkembangan

ini tidak didukung oleh sektor peternakan yang menjadi sektor utama industri

persusuan. Indonesia masih bergantung pada susu impor, bahkan Industri

Pengolahan Susu masih mengandalkan 70 persen bahan bakunya dari impor, hal

inilah yang membuat pihak IPS merasa kesulitan dengan terus meningkatnya

harga susu dunia yang berimplikasi pada kenaikan biaya produksi5.

Industri Pengolahan Susu terus mengalami perkembangan seiring dengan

semakin tingginya pendapatan masyarakat, serta sampainya informasi yang benar

mengenai manfaat susu bagi kesehatan. Berkembangnya Industri Pengolahan susu

ditandai dengan bertambahnya jumlah produsen susu yang ada di pasar melalui

merek produk susu dan olahananya yang dihasilkan. Informasi mengenai berbagai

merek susu yang telah mengisi pasar terkait dengan besarnya pangsa pasar yang

diisi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Top Brand Susu Cair dalam Kemasan Tahun 2008

TOM Last Usage Future Intention Average

Indomilk 30,1% 26,9% 26,5% 28,1%

Sumber : Majalah Marketing Edisi Khusus TOP Brand 2008

5

(29)

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa pasar susu cair mengalami

perkembangan dengan tumbuhnya berbagai merek produk susu cair. Susu cair

dengan merek Indomilk memiliki pangsa pasar terbesar dengan rata-rata

persentase 28,1 persen, berikutnya susu cair dengan merek Frisian Flag dengan

rata-rata pangsa pasar sebesar 25,3 persen, dan susu cair dengan merek Ultra

mengisi pasar dengan rata-rata persentase 24,5 persen. Dan sisanya diisi oleh susu

cair dengan merek-merek lainnya.

1.2 Perumusan Masalah

Rendahnya konsumsi susu cair dibandingkan dengan susu bubuk seperti

yang terlihat pada Tabel 3, salah satu faktor utamanya disebabkan oleh tingginya

harga susu cair. Susu cair masih dinilai sebagai produk premium dari susu, hal ini

terkait dengan tingkat pendapatan konsumen sehingga berpengaruh terhadap daya

belinya, namun faktor lain yang juga diduga berpengaruh terhadap keputusan

konsumen untuk mengkonsumsi susu cair adalah kurangnya informasi yang benar

yang diterima oleh masyarakat6. Pemahaman mengenai tingginya kandungan

nutrisi yang terdapat didalam susu cair yang tentunya berbeda dengan kandungan

yang terdapat didalam susu bubuk ataupun susu kental manis sepertinya belum

sampai dengan baik.

Faktor lain yang melatarbelakangi masyarakat Indonesia lebih memilih

untuk mengkonsumsi susu bubuk menurut Made Astawan dari Departemen

6

(30)

Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor7 adalah budaya dalam

menyiapkan susu, dimana masyarakat kita telah terbiasa menyiapkan susu dengan

cara mengaduk dan menambahkan gula didalamnya. Berikut data mengenai

konsumsi susu cair dan susu bubuk pada beberapa negara.

Tabel 3. Konsumsi Susu Cair dan Susu Bubuk pada Beberapa Negara

Negara Konsumsi Susu Cair

Informasi diatas menunjukkan perbedaan perilaku konsumsi susu cair dan

susu bubuk di Indonesia, dimana tingkat konsumsi susu cair di Indonesia sangat

rendah dan berbeda dengan kondisi pada negara lainnya, hal ini diduga karena

informasi akan baiknya memilih susu cair dalam mengkonsumsi susu masih

belum sepenuhnya diterima dan dipahami oleh masyarakat Indonesia, kondisi

tersebut dapat dilihat dari rendahnya pangsa pasar yang diisi oleh produk susu cair

di pasaran. Beberapa hal yang mendasari keputusan konsumen untuk tidak

mengkonsumsi susu cair menurut sebuah studi literatur yang disampaikan oleh

Surendran Menon, Sales dan Marketing Advisor PT Ultrajaya8 antara lain adalah

faktor people, price dan product.

Faktor people yang menjadi penyebab adalah persepsi negatif mengenai

susu cair, seperti kandungan gizi yang terdapat dalam susu cair dianggap lebih

7

Susu cair lebih baik dari susu bubuk atau sebaliknya ?. www.suarapembaruan.com/news/index.html. 15 September 2008 : 14: 30: 18 WIB.

8

(31)

rendah, selain itu adanya persepsi bahwa susu cair merupakan barang premium.

Pada faktor price adalah harga susu cair yang lebih mahal daripada susu bubuk.

Sedangkan pada faktor product adalah jangka waktu simpan susu cair yang lebih

pendek daripada susu bubuk. Penyimpanan susu cair lebih menjadi pertimbangan

bagi konsumen, dan produk susu cair tidak disegmentasikan berdasarkan

fungsinya, namun menurut Surendan dasar dari semua persepsi ini adalah

kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang susu cair. Sehingga dengan

sampainya informasi yang benar kepada masyarakat tentang tingginya kandungan

nutrisi yang terdapat didalam susu cair maka diharapkan konsumsi masyarakat

terhadap susu cair akan mengalami peningkatan.

Tinggi atau rendahnya konsumsi susu cair di masyarakat berkaitan erat

dengan keputusan konsumsi yang dibuat oleh konsumen, karena itulah peneliti

merasa penting untuk melihat proses yang akan dilalui oleh konsumen sebelum

akhirnya memutuskan untuk mengkonsumsi susu cair. Pada umumnya konsumen

akan melalui beberapa tahapan proses yang diawali dengan pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian hingga

perilaku pasca pembelian.

Proses pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi susu dibentuk oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah faktor individu yang didalamnya akan

dilihat sikap konsumen terhadap susu bubuk dan susu cair, pilihan untuk melihat

sikap konsumen terhadap susu bubuk dan susu cair didasari oleh perbedaan

perilaku konsumsi susu cair dan susu bubuk di Indonesia. Tingkat konsumsi susu

bubuk di masyarakat yang sangat tinggi dan berbeda jika dibandingkan dengan

(32)

konsumsi susu di negara-negara lain yang lebih memilih untuk mengkonsumsi

susu cair daripada susu bubuk.

Keputusan konsumen untuk menetapkan pilihannya dalam mengkonsumsi

susu cair berhubungan erat dengan preferensi yang dimiliki terhadap produk

tersebut, karena preferensi konsumen merupakan masalah penetapan pilihan

dalam memutuskan keputusan konsumsi, maka preferensi juga menunjukkan

kesukaan konsumen dalam mengkonsumsi berbagai pilihan produk yang ada.

Dengan melihat uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen dalam

mengkonsumsi susu cair.

2. Bagaimana sikap konsumen terhadap susu cair dan susu bubuk

3. Bagaimana preferensi konsumen dalam mengkonsumsi susu cair.

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah menyampaikan latar belakang yang mendasari perumusan masalah pada

penelitian ini, maka tujuan dari penelitian adalah :

1. Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan konsumen dalam

mengkonsumsi susu cair.

2. Menganalisis sikap konsumen terhadap susu cair dan susu bubuk

(33)

1.4 Kegunaan Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat dalam

memberikan informasi yang berguna bagi :

1. Produsen susu cair secara umum, diharapkan penelitian ini memberikan

informasi yang dapat meningkatkan nilai tambah dalam memberikan kualitas

terbaik dari susu cair yang sesuai dengan selera konsumen.

2. Peneliti, penulisan ini diharapkan berguna untuk melatih diri dalam

mengamati gejala yang terjadi dalam masyarakat dan kemudian

menghubungkannya dengan teori yang didapat selama masa perkuliahan.

3. Lembaga pemasaran, khususnya Hypermarket Carrefour Lebak Bulus, sebagai

salah satu pelaku pasar produk susu cair, diharapkan dapat berguna sebagai

bahan pertimbangan bagi pihak pemasar agar produk yang ditawarkan sesuai

dengan keinginan konsumen

4. Seluruh pihak yang membaca penelitian ini, diharapkan informasi

mengenai manfaat yang terdapat didalam produk susu cair dapat menjadi salah

pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli produk susu yang akan

dikonsumsi.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sikap dan preferensi konsumen

dalam mengkonsumsi susu cair secara umum tanpa dipengaruhi oleh merek dari

susu cair tersebut, sehingga penelitian ini tidak akan mengkaji preferensi

(34)

susu cair yang dijual pada Hypermarket Carrefour sebagai lokasi penelitian.

Peneliti hanya mencoba untuk menyampaikan informasi yang terkait dengan

preferensi konsumen yang mengkonsumsi susu cair. Batasan pada penelitian ini

terletak pada keputusan konsumen untuk mengkonsumsi susu cair secara umum

dengan merek apapun tanpa membandingkan dengan konsumen yang tidak

mengkonsumsi susu cair.

Batasan penelitian ini penting untuk disampaikan, dengan tujuan agar hasil

penelitian dapat diterima dan dimengerti sebagai gambaran informasi mengenai

sikap dan preferensi konsumen dalam mengkonsumsi susu cair secara umum

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Susu

Susu merupakan salah satu dari sekian banyak bahan makanan yang

dianjurkan untuk dikonsumsi demi kesehatan karena terbukti memiliki nilai gizi

yang sangat tinggi. Hal ini tidak berlebihan karena menurut Sudono susu

merupakan bahan makanan yang paling sempurna dan memiliki kandungan gizi

yang tidak ada tandingannya dibandingkan dengan makanan lain. Selain itu susu

juga mudah dicerna dan diserap oleh darah karena memiliki koefisien cerna yang

mencapai 100 persen (bahan kering yang larut dalam air). Resang dan Nasution

mengatakan bahwa 1 kg susu mengandung 3,2 persen protein, 3,4 persen lemak

dan 4,6 persen laktosa9. Kandungan sumber energi tersebut bila dikonversikan

dalam kalori akan sama dengan 640.65 kalori, jumlah ini setara dengan 6-7 butir

telur atau setara dengan 4-5 ons ikan.

Menurut Winarno dalam Lukman (2003) susu dapat didefinisikan sebagai

cairan berwarna putih yang dihasilkan dari sekresi ambing (kelenjar susu) hewan

mamalia yang diproduksi dengan tujuan utama sebagai makanan bagi anak hewan

tersebut yang baru dilahirkan. Dari sekian banyak hewan ternak yang

menghasilkan susu, hanya beberapa diantaranya saja yang hasil produksi susunya

dikonsumsi oleh manusia secara umum salah satunya adalah susu sapi. Susu sapi

dapat didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing sapi sehat yang

diperoleh dengan cara pemerahan yang benar tanpa mengurangi ataupun

9

(36)

menambah komponen lain kedalamnya (SK. Direktorat Jenderal peternakan No:

17 tahun 2000).

Susu dapat dikatakan sebagai satu-satunya jenis makanan pertama yang

dikonsumsi manusia pada periode pertama kehidupannya, substansi didalam susu

menyediakan energi dan bahan-bahan yang sangat dibutuhkan dalam

pertumbuhan. Disamping itu susu juga mengandung antibody yang dapat

melindungi manusia dari infeksi, hampir semua susu putih cair segar berasal dari

sapi. Susu sapi tanpa pengolahan memiliki komposisi standar yang terdiri dari

total protein sebesar 3,5 persen, protein kasein 2,8 persen, protein whey 0,7

persen, lemak 3,7 persen, karbohidrat 4,8 persen dan abu 0,7 persen.

Kandungan utama yang terdapat dalam susu putih cair segar adalah air,

lemak, protein, laktosa, mineral, dan sejumlah substansi lainnya seperti berbagai

enzim, vitamin, dan phospholipids (substansi dengan bahan seperti lemak).

Sedangkan laktosa hanya terdapat dalam susu yang merupakan kelompok

karbohidrat sederhana, bahan ini membantu penyerapan kalsium dalam tubuh.

Informasi kandungan gizi yang terdapat dalam air susu dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Fungsi Utama yang Terdapat didalam Air Susu

Vitamin dan Mineral Fungsi Utama

Vitamin A Mempertahankan pengelihatan

Vitamin B 12 Membantu pembentukan sel-sel darah

Kalsium Membangun gigi dan tulang

Protein Zat pembangun

Seng Pembentukan hormon reproduksi

Karbohidrat dan Magnesium Pembentukan energi

Magnesium Membangun protein

Fosfor Mengaktifkan penggunaan vitamin

Riboflavin (Vitamin B2) Membantu sel menggunakan oksigen

(37)

Susu sebagai bahan pangan berbentuk cair dan kaya akan kandungan

nutrisi yang penting bagi tubuh seringkali menjadi media sempurna bagi

pertumbuhan bakteri sehingga menjadi cepat asam dan basi. Sifat mudah rusak

yang dimiliki oleh susu sebagai karakteristik utama dari produk agribisnis

membutuhkan penanganan pasca panen yang tepat dan benar, sehingga produk

tersebut dapat memiliki umur simpan yang lebih lama. Berbagai upaya dilakukan

untuk dapat meningkatkan daya tahan dan daya simpan dari susu melalui berbagai

proses pengolahan.

2.2 Jenis-Jenis Produk Olahan Susu

Susu Pasteurisasi. Susu pasteurisasi merupakan susu cair segar yang diproses

melalui pemanasan dengan tujuan untuk membunuh bakteri pathogen yang

berbahaya bagi tubuh manusia serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme

didalamnya. Dengan proses pasteurisasi maka susu manjadi aman untuk

dikonsumsi langsung oleh manusia. Pasteurisasi dilakukan dengan cara

memanaskan susu pada suhu 63-72 derajat celcius selama kurang lebih 15 detik10.

Tahapan selanjutnya adalah mengemas susu pasteurisasi dalam kemasan

aseptik, yaitu menggunakan enam lapis kertas (multilapis) yang terdiri dari kertas,

plastik, polyethylene dan alumunium foil yang mampu melindungi susu dari udara

luar, cahaya, kelembaban, aroma luar dan bakteri. Setelah proses ini maka susu

memiliki daya simpan selama satu hari pada suhu kamar, dan maksimal 14 hari

jika disimpan pada suhu 5-7 derajat celcius.

10

(38)

Susu Ultra High Temperature (UHT). Susu UHT merupakan susu segar yang

diolah dengan menggunakan suhu tinggi dalam waktu yang singkat, susu ini

disebut juga dengan susu sterilisasi. Proses pemanasan dilakukan dengan tujuan

untuk membunuh mikroorganisme yang ada didalam susu baik dalam bentuk

bakteri maupun patogen dan spora tanpa merusak kandungan nutrisi yang ada

didalam susu tersebut. Pengolahan susu dengan cara UHT dilakukan dengan cara

pemanasan pada suhu 135-145 derajat celcius selama 2-5 detik, proses ini bahkan

mampu mempertahankan warna, rasa, dan aroma susu seperti kondisi susu segar

yang asli tanpa pengolahan apapun.

Tahapan selanjutnya adalah mengemas susu UHT dalam kemasan aseptik,

yaitu menggunakan enam lapis kertas (multilapis) yang terdiri dari kertas, plastik,

polyethylene dan alumunium foil yang mampu melindungi susu dari udara luar,

cahaya, kelembaban, aroma luar dan bakteri. Dengan kemasan tersebut susu UHT

mampu bertahan sampai 10 bulan dalam suhu ruangan dengan catatan

kemasannya masih tertutup rapat atau belum dibuka, keunggulan lain dari susu

UHT adalah kemurniannya, dimana tidak ada tambahan bahan pengawet apapun

dalam proses pengolahannya.

Susu Bubuk. Susu bubuk merupakan bentuk olahan dari susu segar yang

dilakukan dengan cara memanaskan susu selama 30 detik pada suhu 80 derajat

celcius, proses pengolahan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu evaporasi,

homogenisasi dan pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan spray dryer

atau roller dryer selama dua jam per ton pada suhu 180 derajat celcius. Produk ini

mengandung 2-4 persen air dan sebagian besar jenis susu ini terbuat dari skim

(39)

proses pengolahan susu menjadi bubuk mampu memperpanjang masa

simpan susu hingga dua tahun dalam kemasan alumunium dan kotak karton.

Namun tahapan proses yang cukup panjang dalam menghasilkan susu bubuk

menjadikan kandungan nutrisi yang ada didalam susu berkurang, bahkan protein

mengalami kerusakan hingga 30 persen. Karena itulah pada proses pembuatan

susu bubuk ditambahkan berbagai vitamin yang diharapkan dapat menggantikan

kandungan yang hilang dari susu agar kembali seperti semula, namun kondisinya

tidak akan sama, proses ini bahkan dapat menimbulkan reaksi Maillard, yaitu

terjadinya pigmen cokelat antar gula dan protein susu karena pemanasan yang

lama menyebabkan protein semakin sulit untuk dicerna.

Susu Kental Manis. Menurut Standar Industri Indonesia (1977) susu kental

manis adalah produk makanan yang diperoleh dari susu segar yang diuapkan

sebagian airnya, ditambahkan gula dan dengan atau tanpa penambahan lemak

nabati serta vitamin-vitamin kedalamnya. Susu ini merupakan hasil pengolahan

susu segar yang diperoleh dengan cara mengurangi kandungan airnya hingga

hanya mencapai 40 persen11. Jenis susu ini biasanya terdiri dari 8 persen lemak

(hewani, nabati atau campuran dari keduanya), 20-22 persen padatan bukan lemak

(solid non fat/SNF), sekitar 45 persen gula (konsentrasi gula dalam air sekitar 63

persen), dan sisanya berupa air, vitamin-vitamin dan sebagian kecil

mineral-mineral yang ditambahkan didalamnya. Kandungan kadar gula yang tinggi

membuat jenis susu ini tidak cocok untuk dikonsumsi oleh segala usia, terutama

untuk bayi.

11

(40)

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai preferensi konsumen terhadap suatu produk telah

dilakukan oleh beberapa peneliti di perusahaan yang berbeda. Hal ini

mengindikasikan bahwa preferensi konsumen merupakan hal yang penting dalam

pemasaran karena berhubungan erat dengan keberhasilan perusahaan untuk

mencapai tujuannya, melalui keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen

berdasarkan preferensi yang dimiliki. Beberapa kajian penelitian tersebut dapat

dilihat pada Lampiran 1.

Hasil penelitian Marlina (2004) menunjukkan bahwa sebagian besar

responden Resto Segar adalah laki-laki dengan usia 20-29 tahun, berprofesi

sebagai karyawan swasta dan belum menikah. Berdasarkan nilai Costumer

Satisfaction Index (CSI), nilai CSI sebesar 76,02 persen atau 0,760 yaitu berada

pada range 0,66-0,80. Dengan demikian, keseluruhan atribut fisik restoran dan

atribut produk Resto Segar dapat dikatakan sudah dapat memuaskan

konsumennya.

Rekomendasi yang diberikan adalah meningkatkan aroma produk

makanan dan minuman, mempertahankan rasa dan variasi menu makanan dan

minuman yang ditawarkan, peningkatan gaya pada produk, serta perlu

menyesuaikan kembali porsi minuman yang ditawarkan. Strategi tempat yang

perlu dilakukan adalah meningkatkan kebersihan ruang dinning luar restoran,

meningkatkan nilai dari Store front strategy, menjaga pelaksanaan traffic dan

menambahkan food corner baru pada restoran.

Berdasarkan nilai Costumer Satisfaction Index (CSI), nilai CSI sebesar

(41)

keseluruhan atribut fisik restoran dan atribut produk Resto Segar dapat dikatakan

sudah dapat memuaskan konsumennya. Rekomendasi yang diberikan adalah

meningkatkan aroma produk makanan dan minuman, mempertahankan rasa dan

variasi menu makanan dan minuman yang ditawarkan, peningkatan gaya pada

produk, serta perlu menyesuaikan kembali porsi minuman yang ditawarkan.

Strategi tempat yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kebersihan ruang

dinning luar restoran, meningkatkan nilai dari Store front strategy, menjaga

pelaksanaan traffic dan menambahkan food corner baru pada restoran.

Dalam penelitian Ardiany (2002) Berdasarkan analisis Fishbein, Frisian

Flag mendapatkan nilai kekuatan kepercayaan tertinggi sekitar 5,16. Ultra dengan

nilai 4,85. Indomilk dengan nilai 2,75 dan Milo dengan nilai -2,08. Artinya merek

Milo kurang memenuhi atribut merek yang diinginkan. Berdasarkan analisis

Biplot yaitu perhitungan jarak dekat posisi relatif produk merek Frisian Flag dan

merek Ultra berada dekat dengan atribut-atribut ketersediaan, aroma, kekentalan,

cita rasa, rasa, harga dan merek Untuk strategi pemasaran, untuk bauran produk

berdasarkan atribut yang dinilai pada riset konsumen terlihat bahwa susu cair

kemasan dengan merek Ultra dan Frisian Flag memiliki atribut yang diinginkan

oleh konsumen.

Hasil penelitian Rahmat (2003) diketahui bahwa karakteristik umum

konsumen minuman jus buah kemasan bermerek yang ditemui sebagian besar

berjenis kelamin wanita, proses keputusan pembelian dilakukan dengan motivasi

kepraktisan dalam mengkonsumsi jus buah, sedangkan manfaat yang diharapkan

(42)

dan untuk kesehatan (36,3%). Sumber informasi konsumen dalam memperoleh

produk adalah tempat berbelanja dan media yang paling mempengaruhi mereka.

Berdasarkan hasil analisis preferensi atribut diketahui bahwa atribut yang

paling diinginkan atau paling penting bagi konsumen adalah rasa. Rasa yang enak

menurut konsumen adalah yang terasa sari buahnya dan tidak terlalu manis atau

asam. Atribut berikutnya secara berurutan adalah diperkaya vitamin C, tanpa

bahan pengawet, kemudahan memperoleh, kemasan, merek terkenal dan terakhir

harga. Atribut harga tidak terlalu penting bagi konsumen karena umumnya

responden adalah kelas menegah ke atas, selain itu karena banyaknya alternatif

pilihan merek dengan berbagai ukuran dan harga serta pilihan jenis rasa buah

yang relatif sama.

Hasil analisis konsumen terhadap merek Berri dan Buavita menunjukkan

bahwa skor sikap (Ao) yang diperoleh Buavita lebih tinggi daripada skor sikap

(Ao) yang diperoleh oleh Berri yaitu 8,99 dan 7,87. Ini berarti secara keseluruhan

jus buah kemasan merek Buavita lebih disukai konsumen daripada Berri. Dalam

mengembangkan strategi pemasaran jus buah kemasan sebaiknya produsen lebih

memperhatikan beberapa atribut yang dinilai lebih penting oleh konsumen seperti

rasa, kandungan vitamin C dan tidak menggunakan pengawet.

Penelitian mengenai preferensi konsumen juga dilakukan oleh

Khustiarawati (2005) dengan judul preferensi konsumen terhadap merek majalah

remaja serta implikasinya terhadap strategi pemasaran majalah remaja (studi kasus

pada siswa SMU di kota Bogor). Penelitian ini menggunakan alat analisis

deskriptif, Uji Chocran, model Kompensatory, uji T sampel terpisah, IPA,

(43)

menganalisis atribut yang penting pada majalah remaja, mengidentifikasi perilaku

preferensi pembaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

majalah remaja serta merekomendasikan strategi pemasaran majalah remaja.

Hasil analisis menujukkan bahwa, konsumen majalah remaja sebagian

besar adalah remaja puteri. Berdasarkan Uji Chocran, atribut utama yang menjadi

pertimbangan adalah kelengkapan berita, akurasi berita, kualitas gambar, kualitas

ulasan berita, berita utama, penampilan halaman depan dan halaman ektra.

Analisis IPA menunjukkan bahwa Aneka Yess adalah majalah remaja yang dinilai

baik kualitas mereknya. Berdasarkan uji preferensi, tingkat kesukaan terbesar

adalah terhadap majalah Aneka Yess, diikuti majalah Gadis dan Kawanku.

Berdasarkan analisis Markov, loyalitas terbesar adalah pada majalah Aneka Yess,

disusul Gadis dan Kawanku. strategi untuk aneka Yess adalah mempertahankan

kualitas dan distribusi, sedangkan strategi untuk majalah Gadis adalah

meningkatkan desain serta gambar dan untuk majalah Kawanku, promosi seta

penambahan halaman adalah strategi utama yang harus diambil.

Wachizin (2007) juga melakukan penelitian mengenai preferensi

konsumen, kasus yang diangkat adalah mengenai konsumsi rokok kretek.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab rokok kretek tetap mampu

menjadi pemimpin pasar, menganalisis variabel demografi sampel konsumen

rokok di kota Bogor, menganalisis korelasi antara atribut-atibut rokok dengan

pilihan sampel konsumen terhadap rokok dan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi sampel konsumen rokok di kota Bogor dalam memilih jenis rokok.

Alat analisis yang digunakan meliputi tabulasi silang (Crosstabs), Multiatribut

(44)

Hasil analisis Fishbein menunjukkan bahwa atrubut rokok yang dinilai

memiliki kinerja terbaik oleh konsumen kretek adalah aroma, sedangkan untuk

konsumen non kretek atribut kemudahan diperoleh merupakan atribut dengan

penilaian sikap terbaik. Analisis Mann-Whitney U Tes merupakan analisis lanjutan

yang dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan preferensi antara sampel

konsumen kretek dengan sampel konsumen non kretek. Berdasarkan analisis

tersebut, dapat dikatakan bahwa preferensi antara konsumen kretek dengan

konsumen non kretek dapat dikatakan berbeda.

Analisis korelasi Rank-Spearman pada sampel konsumen kretek

menunjukkan bahwa, atribut merek, harga, keawetan, ukuran batang, iklan, filter,

serta atribut kandungan nikotin dan tar tidak berkorelasi denagn preferensi.

Sedangkan atributa aroma, kemudahan diperoleh dan atribut kemasan terbukti

berkorelasi dengan preferensi. Analisis yang sama pada sampel konsumen non

kretek menunjukkan bahwa atribut yang berkorelasi dengan preferensi adalah

merek, kandungan nikotin dan tar, kemudahan diperoleh serta atribut kemasan.

Sedangkan atribut harga, aroma, keawetan, ukuran batang, filter dan atribut iklan

tidak berkorelasi dengan preferensi.

Analisis terakhir yaitu analisis Chi square menunjukkan bahwa baik pada

sampel konsumen kretek maupun konsumen non kretek variabel umur, jenis

kelamin, pendapatan, pekerjaan dan variabel jumlah anggoata keluarga tidak

berpengaruh terhadap preferensi. Dengan demikian hanya variabel pendidikan

yang berepengaruh (negatif) terhadap preferensi, baik pada sampel konsumen

(45)

Berdasarkan penelitian tentang preferensi konsumen diatas, belum ada

yang meneliti tentang preferensi konsumen terhadap susu cair secara umum. Susu

cair merupakan produk terbaik dari susu dimana kandungan nutrisi yang terdapat

didalamnya hampir sempurna, proses pengolahan dilakukan tanpa mengurangi

nilai gizi dari susu, namun fenomena yang ada di masyarakat justru menunjukkan

bahwa susu cair kurang diminati oleh konsumen.

Fokus penelitian terdapat pada dua hal, yaitu penyampaian informasi yang

komprehensif mengenai susu cair olahan dan preferensi konsumen dalam

mengkonsumsi susu cair tersebut serta proses pengambilan keputusan untuk

mengkonsumsi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak

pada pembahasannya yang meneliti tentang preferensi konsumen terhadap suatu

produk, sedangkan perbedaannya terletak pada produk yang diteliti serta alat

analisis yang digunakan, dimana pada penelitian diatas belum ada yang

(46)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Perferensi Konsumen

Preferensi konsumen diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh

seseorang terhadap suatu barang atau jasa yang dikonsumsi. Menurut Kotler

(2002) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai

pilihan produk yang ada. Teori pereferensi digunakan untuk menganalisis tingkat

kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi produk

dengan sumberdaya terbatas maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna

yang diperoleh optimal.

Assael dalam Zulfikar (2003) mendefinisikan preferensi adalah kesukaan,

pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen dan preferensi konsumen

terbentuk dari persepsi terhadap suatu produk. Persepsi yang membentuk

preferensi dibatasi sebagai perhatian kepada kesan yang mengarahkan pada

pemahaman dan ingatan, dan persepsi yang sudah mengendap dalam pikiran akan

menjadi preferensi. Menurut Sanjur ada tiga faktor utama yang mempengaruhi

konsumsi pangan dalam hubungannya dengan preferensi yaitu karakteristik

individu (umur, jenis kelamin, suku, pendapatan), karakteristik makanan (rasa,

warna, harga) dan karakteristik lingkungan (musim, pekerjaan, dan tingkat sosial

didalam masyarakat).

Preferensi konsumen berhubungan erat dengan masalah penetapan pilihan.

(47)

1. Kelengkapan ( Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka setiap orang harus selalu bisa

menspesifikasikan apakah :

a. A lebih disukai daripada B

b. B lebih disukai daripada A

c. A dan B sama-sama disukai

2. Transifikasi (Transivity)

Jika seseorang mengatakan bahwa ia lebih menyukai A daripada B, dan

lebih menyukai B daripada C. Maka ia lebih menyukai A daripada C.

3. Kontinuitas (Continuity)

Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B maka situasi yang

mirip dengan A juga harus disukai daripada B.

Dalam ketiga proporsi diatas diasumsikan bahwa setiap orang dapat

membuat atau menyusun urutan semua kondisi atau situasi, mulai dari yang paling

disukai hingga yang paling tidak disukai (Nicolson) dalam Sridawati (2006) dari

sejumlah alternatif yang ada, orang lebih cenderung memilih sesuatu yang dapat

memaksimumkan kepuasannya.

Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan

dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk. Atribut

fisik yang ditampilkan pada suatu produk dapat menimbulkan daya tarik pertama

yang dapat mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk menggambarkan

sikap konsumen terhadap produk tersebut, dan sekaligus dapat mencerminkan

(48)

3.1.2 Faktor-Faktor yang Membentuk Proses Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dalam

mengkonsumsi suatu produk dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam teori perilaku

konsumen Engel (1994) menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor utama yang

membentuk pereferensi konsumen dalam melakukan proses keputusan pembelian

produk yaitu Pengaruh Lingkungan, perbedaan Individu, dan Proses Psikologis

1. Pengaruh Lingkungan

Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh

konsumen diantaranya meliputi faktor budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,

situasi dan keluarga.

Budaya mencakup cara hidup yang membedakan satu kelompok dengan

kelompok yang lain, mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol

lain yang bermakna dalam melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat

tafsiran, dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Namun budaya tidak

mencakup naluri, budaya melengkapi manusia dengan identitas diri dan

pengertian akan perilaku yang berbeda dan unik namun dapat diterima di dalam

masyarakat. Faktor budaya menjadi hal yang sangat penting dalam dunia

pemasaran, karena kaitan antara keputusan konsumen untuk mengkonsumsi suatu

produk akan sangat erat dengan budaya yang dianutnya dalam hidup, sehingga

budaya menjadi faktor penentu yang paling utama dalam keputusan pembelian

konsumen.

Kelas Sosial didasarkan pada pengelompokkan orang yang sama dalam

(49)

ini pada umumnya terdiri atas individu-individu yang terdiri dari minat, perilaku

dan nilai yang sama. Status kelas sosial seringkali menghasilkan bentuk-bentuk

perilaku konsumen yang berbeda.

Terdapat sembilan variabel yang dianggap paling penting dalam penelitian

lain yang terkait dengan kelas sosial. Kesembilan variabel ini diidentifikasikan

dari penelitian kelas sosial oleh Gilbert dan Kahl, yang mengelompokkan tiga

variabel utama, yaitu variabel ekonomi, (pekerjaan, pendapatan dan kekayaan),

variabel interaksi (prestise pribadi, asosiasi dan sosialisasi), dan variabel politik

( kekuasaan kesadaran kelas dan mobilitas).

Pengaruh Pribadi seringkali mempunyai peran penting dalam pengambilan

keputusan konsumen, konsumen yang selektif akan aktif melibatkan diri mereka

dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Hal ini tentunya dapat

menghindari risiko yang dapat ditimbulkan oleh produk,dan tingkat keterlibatan

yang tinggi secara pribadi membuat konsumen tersebut berada pada posisi yang

secara tradisional dikatakan sebagai” pemimpin opini” atau “kepemimpinan

opini”.

Kepemimpinan opini diartikan sebagai orang yang dapat dipercaya dan

diacu sebagai “pemberi pengaruh” (influential), dipercaya sebagai sumber

informasi mengenai pembelian dan pemakaian. Biasanya pemberi pengaruh dan

pencari serupa dalam karakteristik, dan keduanya dipengaruhi oleh media masa.

Semakin baik kredibilitas si pemberi pengaruh, maka semakin besar dampaknya

bagi orang lain.

Para pemasar berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan

(50)

kepemimpinan opini, dan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.

Pemasar juga dapat berusaha untuk mengendalikan komunikasi lisan jika itu

bersifat negatif. Strategi lainnya yaitu berusaha memberi pengaruh yang baru,

menstimulasi pencarian informasi melalui sumber ini, mengandalkan sepenuhnya

pada pengaruh antar pribadi untuk mempromosikan produk, dan memerangi

komunikasi lisan yang bersifat negatif.

Keluarga mempengaruhi perilaku individu dalam pengambilam keputusan

pembelian karena semua individu berasal dari keluarga. Keluarga diartikan

sebagai kelompok orang yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memilki

hubungan darah, perkawinan, adopsi ataupun tinggal bersama. Setiap anggota

keluarga memilki pengaruh pada keputusan pembelian. Keluarga adalah

organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.

Situasi menggunakan beberapa pengaruh yang paling kuat dalam penelitian

mengenai perilaku konsumen, karena perilaku selalu terjadi dalam konteks situasi.

Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang

khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang terlepas dari karakteristik

konsumen dan karakteristik objek.

2. Perbedaan Individu

Perbedaan dan pengaruh individu merupakan faktor internal yang

mengerakkan dan mempengaruhi perilaku. Setiap individu akan berbeda dalam

melakukan proses pembelian berdasarkan perbedaan yang ada pada

(51)

menyebabkan konsumen berbeda, yaitu sumberdaya konsumen, motivasi dan

keterlibatan, pengetahuan, sikap, dan kepribadian, gaya hidup dan demografi.

Sumberdaya konsumen terdiri atas waktu, uang, dan perhatian (penerimaan

informasi dan kemampuan pengolahan ). Ketiga sumberdaya tersebut dapat

mempengaruhi situasi pengambilan keputusan pembelian konsumen. Namun tidak

semua konsumen memiliki ketiga sumberdaya tersebut, sehingga keterbatasan

sumberdaya yang dimiliki konsumen menjadi pertimbangan utama dalam

membuat keputusan pembelian.

Motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut.

Perilaku yang termotivasi didasari oleh pengenalan akan kebutuhan, dan

kebutuhan disadari keberadaannya ketika dirasakan ada ketidakcocokan antara

kondisi yang diinginkan dengan realita yang terjadi sebenarnya.

Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat

yang dibangkitkan oleh stimulus yang spesifik. Keterlibatan merupakan refleksi

dari motivasi yang kuat dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan dari

suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu.

Pengetahuan secara sederhana dapat diartikan sebagai informasi yang disimpan

dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup informasi, seperti ketersediaan

produk, dimana dan kapan harus membeli serta bagaimana cara menggunakan

produk tersebut. Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui proses yang saling

(52)

Sikap merupakan hasil dari pencarian dan didefinisikan sebagai evaluasi

menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan

atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau

alternatif yang diberikan. Sikap dikonseptualisasikan sebagai perasaan positif atau

negatif terhadap merek dan dipandang sebagai hasil penilaian merek bersama

dengan kriteria atau atribut evaluasi yang penting.

Kepribadian, gaya hidup, dan demografi merupakan variabel penting yang

berhubungan dengan keputusan pembelian. Konsumen akan mengkonsumsi

produk dengan citra yang sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup. Kepribadian

pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap

stimulus lingkungan. Gaya hidup diartikan sebagai pola yang dilakukan orang

untuk menghabiskan sumberdaya yang dimilikinya, dan demografi

mendeskripsikan pasar konsumen dalam usia, pendapatan dan pendidikan.

3. Proses Psikologis

Engel (2004) mengemukakan bahwa terdapat tiga proses psikologis sentral

yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku konsumen yaitu pengolahan

informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap dan perilaku.

Pengolahan informasi menyampaikan cara-cara dimana informasi

ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan dan digunakan

kembali. William McGuire dalam Angel (1994) mengembangkan proses ini dalam

lima tahapan, yaitu pemaparan dan pencapaian kedekatan terhadap stimulus

sehingga muncul peluang diaktifkannya satu atau lebih dari indera manusia,

(53)

pemahaman dan tafsiran atau stimulus, tingkat dari penerimaan sejauh mana

stimulus mempengaruhi pengetahuan dan atau sikap seseorang, dan retensi serta

pemindahan tafsiran stimulus kedalam ingatan jangka panjang.

Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan

dalam pengetahuan, sikap, dan atau perilaku. Konsumen akan memutuskan untuk

mengkonsumsi produk dengan merek tertentu berdasarkan pengalamannya sendiri

ataupun orang lain. Akumulasi pengalaman seseorang dalam mengkonsumsi

produk tertentu akan mempengaruhi sikap orang tersebut dalam membuat

keputusan konsumsi. Waston dalam Angel (1994) menyatakan bahwa

pengulangan yang konstan akan mengukuhkan respon dan membina kebiasan

membeli.

Perubahan sikap dan perilaku menggambarkan perilaku psikologis dasar yang

menjadi subjek dari perilaku konsumen. Perubahan sikap dan perilaku dapat

dipengaruhi oleh individu, kelompok maupun pemasar. Bagi pemasar sendiri,

kemampuan untuk mengetahui cara mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen

merupakan salah satu keterampilan terpenting dalam dunia pemasaran.

Menurut Schaffner, et al dalam Lukman (2003) faktor-faktor yang

mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk pangan dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

1. Faktor Individual, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, standar hidup,

keadaan fisiologis dan psikologis.

2. Faktor sosial, yaitu pengaruh keluarga dan kelompok sosial di masyarakat

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Kandungan Nutrisi Susu Segar dengan Susu Cair
Tabel 2. Top Brand Susu Cair dalam Kemasan
Tabel 3. Konsumsi Susu Cair dan Susu Bubuk pada Beberapa Negara
Tabel 4. Fungsi Utama yang Terdapat didalam Air Susu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen adalah masyarakat Bandar Lampung dengan rentang usia 15-64 tahun yang mengonsumsi susu kedelai cair eceran minimal dua kali dalam.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sikap konsumen yang positif meningkatkan minat beli konsumen susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart Pondok

2) Pada proses pencarian informasi diketahui bahwa mayoritas konsumen pernah melihat iklan/promosi mengenai susu cair Ultra Milk dan media yang digunakan adalah TV. Informasi

Lampiran 7 : Tabulasi Data Variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) pada Penelitian Pengaruh Kesadaran, Persepsi dan Preferensi Konsumen terhadap Perilaku

Kegiatan promosi penjualan yang memberikan harga lebih murah untuk suatu pembelian produk kedua setelah melakukan pembelian produk pertama yang dipromosikan (contoh : diskon 50%

Lokasi pembelian dianggap sebagian besar konsumen tidak terlalu penting, karena konsumen mengaku dapat dengan mudah menemukan produk susu cair dalam kemasan KPBS di

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sikap konsumen yang positif meningkatkan minat beli konsumen susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart Pondok