• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP PENGUNJUNG DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART PONDOK JATI BLOK AJ SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SIKAP PENGUNJUNG DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART PONDOK JATI BLOK AJ SIDOARJO."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SIDOARJ O

SKRIPSI

Oleh:

Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM

(2)

PENGARUH SIKAP PENGUNJ UNG DAN ATRIBUT PRODUK

TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR

DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART

PONDOK J ATI BLOK AJ

SIDOARJ O

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh:

Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

SIDOARJ O

Yang diajukan

Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM Tanggal : ………..

Mengetahui

(4)

SKRIPSI

PENGARUH SIKAP PENGUNJ UNG DAN ATRIBUT PRODUK

TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR

DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART

PONDOK J ATI BLOK AJ

SIDOARJ O

Yang diajukan

Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM Tanggal : ………..

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(5)

DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART

PONDOK J ATI BLOK AJ

SIDOARJ O

Disusun Oleh :

Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing Utama : Tim Penguji

Ketua

Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM Dra.Ec.Nurjanti Takarini.MSi

Sekr etaris

Sugeng Pur wanto.SE.MM Anggota

Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM

Mengetahui

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan

berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul

“Pengaruh Sikap Pengunjung dan Atr ibut Pr oduk Terhadap Minat Beli

Pada Pr oduk Susu Cair Dalam Kemasan Indomilk Di Indomart Pondok J ati

Blok AJ Sidoarjo”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian

Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil

maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar,MM, MS. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

4. Bapak Drs.Ec.Herry Ariyanto.L.W.MM selaku Dosen Pembimbing Utama

(7)

6. Kepada kedua orangtuaku , kedua kakakku dan temanku tercinta yang telah

memberikan dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Salam hormat,

(8)

DAFTAR ISI

2.2.2.1. Pengertian Sikap Konsumen ... 12

2.2.2.2. Model Sikap ... 13

2.2.2.3. Faktor Sikap Konsumen ... 15

2.2.4. Atribut Produk ... 16

2.2.4.1. Pengertian Atribut Produk ... 16

2.2.4.2. Lingkup Atribut Produk ... 17

2.2.5. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli ... 21

2.2.6. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Beli ... 22

(9)

3.3 Prosedur Pengumpulan data ... 29

3.3.1. Jenis data ... 29

3.3.2. Sumber Data ... 29

3.3.3. Pengumpulan Data ... 30

3.4 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 30

3.4.1 Uji Validitas ... 30

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 31

3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 31

3.5.1. Teknik Analisis ... 31

3.5.1.1. Cara Kerja PLS ... 32

3.5.1.2. Model Spesifikasi PLS ... 33

3.5.1.3. Langkah-Langkah PLS ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.2. Analisa Karakteristik responden... 48

4.2.1. Deskripsi Variabel Sikap Konsumen ... 49

4.2.1.1. Deskripsi Variabel Kognitif ... 49

4.2.1.2. Dekripsi Variabel afektif ... 51

4.2.1.3. Deskripsi Variabel konatif ... 52

4.2.1.4. Deskripsi Variabel Atribut Produk ... 53

4.2.1.5. Deskripsi Variabel Kualitas Produk ... 54

(10)

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 59

4.3.2. Intrepretasi Hasil PLS ... 60

4.3.2.1. Pengujian Model Pengukuran (Outter Model) . 66

4.3.2.2. Analisis Model PLS ... 67

4.3.2.3. Evaluasi Pengujian Struktural Model (Inner Model)67

4.4. Pembahasan ... 70

4.4.1. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat MEmbeli 70

4.4.2. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Membeli . 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49

Tabel 4.3. Frekuensi Jawaban Mengenai kognitif ... 49

Tabel 4.4. Frekuensi Jawaban afektif ... 51

Tabel 4.5 Frekuensi jawaban konatif ... 52

Tabel 4.6. Frekuensi jawaban variabel merek produk ... 53

Tabel 4.7. Frekuensi jawaban variabel kualitas produk ... 54

Tabel 4.8. Frekuensi jawaban variabel Desain produk ... 55

Tabel 4.9. Frekuensi jawaban variabel Harga produk ... 56

Tabel 4.10. Frekuensi jawaban variabel Kemasan produk ... 57

Tabel 4.11. Frekuensi Variabel Minat Membeli ... 58

Tabel 4.12 Outlier Data ... 60

Tabel 4.13. Outter Louding First Order ... 61

Tabel 4.14. Outter Louding Second Order ... 63

Tabel 4.15. Average Variance Extract (AVE) ... 65

Tabel 4.16. Reliabilitas Data ... 66

Tabel 4.17. R-Aquare ... 68

Tabel 4.18. Outter Weights ... 69

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Antar 3 Komponen Sikap Konsumen ... 14

Gambar 3.1. Langkah-Langkah Analisis PLS ... 34

Gambar 3.2. Contoh Diagram Jalur PLS ... 36

(13)

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas

(14)

PENGARUH SIKAP PENGUNJ UNG DAN ATRIBUT PRODUK

TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR

DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART

PONDOK J ATI BLOK AJ

SIDOARJ O

Fendy Febrianto

Masuknya beberapa pemain baru dalam industri susu cair sebagai dampak besarnya peluang pertumbuhan terhadap permintaan menyebabkan persaingan semakin ketat. Persaingan ini tentu akan mempengaruhi penjualan perusahaan perusahaan yang telah lama bergerak di industri susu cair dalam kemasan

Indomilk, sehingga perlu menjaga loyalitas konsumen dengan cara

memaksimalkan kinerja dari atribut-atribut produk mereka. Permasalahan yang mendasar pada produk susu cair dalam kemasan ini khusnya indomilk disinyalir terdapat masih adanya bakteri berbahaya yang dapatp merugikan kesehatan, dengan adaya berita tersebut sehingga konsumen juga merasa was-was terhadap produk tersebut yang akhirnya minat mereka dalam membeli produk tersebut juga sangat kurang. Tujuan dalam penelitian ini Untuk menganalisis pengaruh sikap pengunjung terhadap minat beli pada produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ sidoarjo.Untuk menganalisis pengaruh atribut produk terhadap minat beli pada produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ sidoarjo.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli di Indomart Pondok Jati Blok AJ Sidoarjo.

.Teknik sampel menggunakan “Accidental Sampling”. dengan jumlah sampel sebesar 110 responden.teknik analisis dalam penelitian menggunakan Partial Least Square (PLS) yang merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi.

(15)

1.1 Latar Belakang Masalah

Kepuasan melalui penyampaian produk yang bermutu dengan harga

bersaing merupakan kunci utama untuk memenangkan persaingan. Menurut

Kotler dan Armstrong (2008), pelanggan membentuk ekspektasi tentang kepuasan

yang akan diberikan dan membeli berdasarkan ekspektasinya tersebut. Pelanggan

yang puas akan membeli lagi dan memberitahu orang lain tentang pengalaman

baik mereka, sedangkan pelanggan yang tidak puas akan berganti ke pesaing.

Menurut Fandy Tjiptono (2001:103) “ Atribut produk adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dijadikan dasar pengambilan

keputussan pembelian ”. Atribut produk meliputi kualitas, kemasan, merek,

jaminan dan pelayanan. Atribut produk yang digunakan antara lain merek,

kualitas, desain, label, dan kemasan. Konsumen cenderung tertarik pada produk

yang memiliki merek yang terpercaya, kualitas yang bagus, desain yang menarik,

label yang dapat menerangkan komposisi secara lengkap dari produk, dan

kemasan yang unik. Atribut produk tersebut dapat mempengaruhi sikap dan

perilaku konsumen sebelum membeli.

Konsep tentang top brand mengenai merek suatu produk didasarkan pada

(16)

2

relatif terhadap frekuensi keseluruhan merek di dalam kategori produk tertentu.

Ketiga parameter tersebut diformulasikan dengan cara menghitung rata-rata

terboboti masing-masing parameter untuk membentuk top brand index (TBI).

Kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah merek berhak menyandang predikat top

brand adalah memperoleh top brand index minimum sebesar 10% dan berada

dalam posisi top three di dalam kategori produknya. Dengan adanya dua kriteria

tersebut tidak menutup kemungkinan dalam satu kategori produk terdapat lebih

dari satu merek maksimal tiga merek yang meraih top brand ( dikutip dari majalah

Marketing yang bekerja sama dengan lembaga survei Frontier Consulting Group

edisi 02/X/FEBRUARI 2010).

Menurut Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan

dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan

tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek

tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut.

Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari

obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk

kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang

ditawarkan pemasaran atau tidak

Di pasar yang serba kompetitif seperti sekarang ini, merek mempunyai

peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran

di masa yang akan datang lebih menjadi persaingan antar merek, yaitu persaingan

(17)

sebagai sebuah nama, logo ataupun simbol. Lebih dari itu merek merupakan nilai

yang ditawarkan sebuah produk bagi konsumen yang memakainya.

Pengaruh besar yang diberikan oleh suatu merek yang sudah dianggap

sebagai aset perusahaan (brand equity) maka PT Indofood Sukses Makmur Tbk

selaku pemegang merek “Indomilk” pastinya menginginkan merek “Indomilk”

sukses di pasaran. Merek suatu produk sukses dan dikenal luas oleh masyarakat

adalah masuk di dalam jajaran kategori peringkat merek nasional, mungkin

menjadi pertanyaan, mengapa peneliti tertarik meneliti strategi communication

mix susu Indomilk dibandingkan produk susu lainya seperti Dancow, frisian. Hal

ini dikarenakan Indomilk lebih memiliki kelengkapan produk susu dibandingkan

kompetitor lain kelengkapan variasi rasa dan dan ukuran.

Demikian juga dengan variasi ukuran susu yang diproduksi oleh

perusahaan Indomilk memiliki ukuran yang lebih lengkap. Susu Indomilk

memiliki produk susu yang sangat lengkap, mulai dari ukuran produk susu yang

diproduksi dari ukuran 120g hingga 1200g untuk produksi susu bubuk,

kelengkapan variasi produk yang dapat memenuhi semua kalangan usia.

Masuknya beberapa pemain baru dalam industri susu cair sebagai dampak

besarnya peluang pertumbuhan terhadap permintaan menyebabkan persaingan

semakin ketat. Persaingan ini tentu akan mempengaruhi penjualan perusahaan

(18)

4

(Tabel 1), namun beberapa pesaing terus berusaha untuk merebut pasar susu cair

yang dimiliki oleh Indomilk.

Permasalahan yang mendasar pada produk susu cair dalam kemasan ini

khusnya indomilk disinyalir terdapat masih adanya bakteri berbahaya yang dapatp

merugikan kesehatan, dengan adaya berita tersebut sehingga konsumen juga

merasa was-was terhadap produk tersebut yang akhirnya minat mereka dalam

membeli produk tersebut juga sangat kurang. Adapun berita yang dikutip seperti

di bawah ini ”Awalnya sekedar tak percaya ketika membaca Suara Publika di

Harian Umum Republika pada Jum’at 2 Desember 2011 yang lalu. Suara

Republika tersebut berjudul “Susu Indomilk: Kemasan Mengandung Pesan

Berbahaya”.Namun setelah melakukan survey dan sambil berbelanja ke beberapa

Hypermarket, Supermarket, dan Minimarket, saya memang mendapati kemasan

Susu Indomilk Susu Bubuk Berperisa, memang bergambar dua orang dewasa

berjenis kelamin laki yang hampir sebaya dan mengapit seorang anak

laki-laki.

Berdasarkan kemasan tersebut bahwa pesan yang disampaikan oleh

produsen Indomilk tersebut adalah hendak menyampaikan bahwa abnormalitas

adalah suatu hal yang lumrah dan mengubah pandangan struktur keluarga yang

selama ini di strukturkan sebagai seorang ayah, seorang ibu dan

anak-anak.”Kompasiana.com/2011.

Seperti yang dipaparkan dalam majalah Marketing edisi 02/X/FEBRUARI

(2010: 54) bahwa salah satu syarat meraih top brand adalah top brand index dari

(19)

sebesar 10% menjadikan merek “Indomilk” kategori susu cair dalam kemasan

berhasil meraih top brand seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Data Top Brand Index (TBI ) Susu Cair Dalam Kemasan (%)

N0 Merek

Berdasarkan tabel di atas Top brand index merupakan pengukuran

terhadap merek-merek yang tergolong sebagai merek yang top di pasaran, nilai

masing-masing parameter untuk sebuah merek di dalam kategori produk tertentu

diperoleh dengan cara menghitung persentase frekuensi merek tersebut relatif

terhadap frekuensi keseluruhan merek. Berikut adalah Top brand index susu cair

dalam kemasan antara tahun 2007-2010, berdasarkan tabel diatas selama empat

tahun berturut-turut yaitu tahun 2007 produk susu cair merek Indomilk mengalami

kenaikan sebesae 21,8%, kemudian tahun 2008 mengalami kenaikan 28,1%, dan

tahun 2009 sebesar 29,4% namun di tahun 2010 merek “Indomilk” mengalami

penurunan total brand indeknya,. di tahun 2010 TBI “Indomilk” turun menjadi

23,4%. Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa prosentase TBI yang dimiliki

(20)

6

dikarenakan banyak juga bermunculan produk pesaing sehingga minat beli

terhadap Sus cair Indomilk kurang bertambah.

Seperti yang dijelaskan di majalah Marketing (02/IX/FEBRUARI 2009)

bahwa merek yang kuat seperti Indomilk secara rasional memang harus dikenal

oleh konsumen, mampu mendorong orang untuk membeli dan menciptakan

kesetiaan sehingga seharusnya top brand index Indomilk tidak mengalami

penurunan, permaslahan yang mendasar adalah adanya Informasi dan promosi

yang menyesatkan bagi konsumen yang dilakukan oleh produsen susu nasional

tersebut.

Menurut uraian di atas bahwa menurut Kurniawati,(2009) disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif antara sikap terhadap merek terhadap minat beli

konsumen. Hal ini terjadi ketika konsumen merasa puas terhadap produk/jasa

yang di terima dari suatu perusahaan penyedia barang atau jasa tersebut maka

sangat besar kemungkinan bagi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.

Tjiptono (2008: 103) “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang

dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

pembelian dan minatnya untuk menggunakan kembali produk atau jasa tersebut.

Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas

produk. Berdasarkan fenomena diatas maka penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Sikap pengunjung dan Atr ibut Produk Ter hadap Minat Beli

Pada Pr oduk Susu Cair Dalam Kemasan Indomilk Di Indomart Pondok J ati

(21)

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah sikap pengunjung berpengaruh terhadap minat beli pada produk susu

cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok jati Blok AJ Sidoarjo?

2. Apakah atribut produk berpengaruh terhadap minat beli pada produk susu cair

dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ Sidoarjo?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh sikap pengunjung terhadap minat beli pada

produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ

sidoarjo

2. Untuk menganalisis pengaruh atribut produk terhadap minat beli pada produk

susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ sidoarjo.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi,

dalam menentukan strategi bisnis yang tepat dan efektif

2. Bagi Fakultas Ekonomi

Untuk menambah khasanah perpustakaan dan referensi bagi peneliti lain untuk

melakukan penelitian lanjutan .

(22)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Sihite dan Maharyani,(2008) dengan judul penelitian ” Pengaruh Atribut

Produk Terhadap Sikap Konsumen Pada Green Product Cosmetics (Studi Kasus

Pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan)”.

Rumusan masalah yang diajukan adalah : akah ada pengaruh atribut

produk terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics?

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji Signifikan Simultan (Uji F)

membuktikan bahwa atribut produk yang terdiri dari variabel merek, kualitas,

desain, label dan kemasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

sikap konsumen. 2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) membuktikan bahwa variabel

kualitas (X2) dan variabel kemasan (X5) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk

kosmetik Martha Tilaar, sedangkan merek (X1), desain (X3) dan label (X4)

berpengaruh positif dan negatif namun tidak signifikan terhadap sikap konsumen.

Sigit, Murwanto,(2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh sikap dan

norma subyektif Terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial

Produk pasta gigi close up”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1).Sikap

konsumen dan norma subyektif konsumen secara bersamasama tidak berpengaruh

terhadap niat beli. 2). Norma subyektif konsumen secara parsial tidak berpengaruh

(23)

Teknik analsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linear berganda. Hasil penelitian ini adalah Pertama, sikap dan norma subyektif

dari mahasiswa UII secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap niat

membeli pasta gigi Close Up. Kedua, sikap dari mahasiswa UII secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up. Ketiga, norma

subyektif dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat

membeli pasta gigi Close Up.

Fauzan, Noer,(2004). dengan judul penelitian ”Pengaruh Atribut Produk

Dan Minat Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Produk

AJB Bumiputera 1912)”. rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1).apakah

atribut berpengaruh terhadap loyalitas konsumen(Studi Kasus pada Produk AJB

Bumiputera 1912). 2). Minat konsumen berpengaruh terhadap loyalitas

konsumen(Studi Kasus pada Produk AJB Bumiputera 1912)..

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda

variabel manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, produk yang

ditingkatkan, produk potensial, dan minat nasabah berpengaruh terhadap loyalitas

nasabah. Artinya, keenam faktor tersebut mempengaruhi perilaku konsumen

untuk tetap loyal kepada AJB Bumiputera 1912 di Surakarta sehingga

(24)

10

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Minat Beli

2.2.1.1. Pengertian Minat Beli

Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan

sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih

menyukai produk dengan merek tertentu.

Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri

dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka,

cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan

individu kepada suatu pilihan tertentu.

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu

merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,

2001), mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk

membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan

pembelian.

Pengertian minat beli menurut Howard (1994) dalam Durianto dan Liana,

(2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli

merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana

(25)

para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik

para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk

memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut (Thamrin, 2003: 142) adalah

merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap

mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

membeli benar-benar dilaksanakan.

Menurut Albari, (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan

dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan

tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek

tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut.

Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari

obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk

kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang

ditawarkan pemasaran atau tidak.

Adapun indikator dari minat membeli adalah sebagai berikut: Priyati,

(2002: 65-84).

1. Intensitas pencarian informasi

2. Keinginan segera membeli

(26)

12

2.2.2. Sikap Konsumen

2.2.2.1. Pengertian Sikap Konsumen

Sikap memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku individu

dalam hal pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan

produk atau merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan

langganan konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu

merek atau produk yang dievaluasi secara menguntungkan. Sebagi akibatnya

peningkatan sikap inidapat menjadi sasaran pemasaran yang bagi perusahaan.

Sikap adalah evaluasi kognitif seseorang yang berlangsung terus menerus,

perasaan emosionalnya, kecondongan bertindak kearah sasaran atau gagasan

tertentu, sedangkan menurut Kotler (2002: 200) sikap merupakan evaluasi

perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau

gagasan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dikutip dari buku Ristianti Prasetyo

dan John J.O.I Ihalauw (2005: 104) definisi sikap merupakan predisposisi yang

dipelajari dalam merespons secara konsisten suatu obyek, dalam bentuk suka atau

tidak suka. Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap

mempengaruhi perasaan senang atau tidak senang terhadap obyek yang

dipertanyakan. Indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan sikap

(27)

b. Pengaruh Keluarga

Keluarga merupakan pengaruh yang sangat penting dalam keputusan

pembelian. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian calon konsumen

tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang akan

saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk.

b. Pengaruh Orang Lain

Pengaruh dari orang lain lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan

perilaku pembelian dari iklam

c. Pengalaman

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah

laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatanya dimasa lalu atau

dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh

pengalaman. Penafsiran dan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk

mengetahui perilaku pembeliannya

2.2.2.2. Model Sikap

Menurut Setiadi (2003: 217) terdapat tiga indikator komponen sikap, yaitu

komponen kognitif dari sikap adalah kepercayaan merek, komponen afektif atau

perasaan, dan komponen konatif atau tindakan adalah maksud untuk membeli.

Hubungan antara kepercayaan terhadap merek, evaluasi, sikap berkeinginan akan

(28)

14

Gambar 2.1. Hubungan antar 3 komponen sikap

`

Sumber: Sumarwan, (2002 : 147 )

Menurut Sumarwan, (2002 : 147 ), secara rinci ketiga komponen tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui

pengalaman dengan suatu objek atau pun informasi-informasi dari berbagai

sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan

(belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah

atribut. Kognitif ini ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan

kepercayaan konsumen.

2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, Sumarwan

(2002:147) menyebutnya sebagai “ as primary evaluative in nature “, yaitu

menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk, apakah

produk itu disukai atau tidak disukai; atau apakah produk itu baik atau buruk.

3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku

terhadap suatu objek, Sumarwan (2002: 147), konatif berkaitan dengan Komponen Kognitif Kepercayaan

Terhadap Merek

Komponen afektif Evaluasi Merek

(29)

tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen terhadap

pembelian dan sering juga disebut intention.

Dari tiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah sikap

karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan konsumen untuk

menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu. Evaluasi merek sesuai dengan

definisi dari sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi

merek baik disenangi atau tidak disenangi.

2.2.2.3. Faktor Sikap Konsumen

Menurut Sutisna (2003: 101), faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap adalah:

a. Pengaruh keluarga, keluarga mempunyai pengaruh penting dalam dalam

keputusan pembelian.

b. Pengaruh kelompok kawan sebaya (peer group influence). Kawan atau teman

sejawat mampu mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Peer group lebih

cenderung memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian

daripada iklan.

c. Pengalaman, pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek.

Pengalaman tentang suatu merek produk pada masa lalu akan memberikan

evaluasi atas merek tersebut. Bila pengalaman atau pun informasi yang ia

(30)

16

Adapun indikator dari sikap adalah sebagai berikut: Azwar,(2003: 23)

1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen,meliputi:

a. Pengalaman dengan suatu objek-sikap atau informasi-informasi dari

berbagai sumber.

b. Pengetahuan

c. Keyakinan.

2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, meiputi:

a. Penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk

b. Reaksi emosional

c. Perasaan suka atau tidak suka

3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku

terhadap suatu objek, meliputi:

a. Berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang

konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut intention.

b. Kebal terhadap perubahan

c. Sikap dapat berubah secara perlahan-lahan

2.2.4. Atr ibut Produk

2.2.4.1. Pengertian Atribut Pr oduk

Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tetang produk itu

sendiri. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian atribut

produk ini, penulis mengemukakan pengertian atribut dari beberapa ahli, Menurut

Tjiptono (2007: 103) yaitu: “Atribut produk adalah unsur–unsur produk yang

(31)

pembelian”. Sedangkan atribut produk menurut kotler dan amstrong (2004:347)

yaitu : ”Atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian

manfaat-manfaat yang akan ditawarkan”. Dari defenisi-defenisi di atas dapat

disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang

mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian.

Persaingan menghasilkan suatu rangakain yang terus-menerus mengenai

atribut produk yang baru. Jika atribut baru itu berhasil, maka beberapa pesaing

segera menawarkannya. Kenyataan itu menegaskan betapa pentingnya bagi

perusahaan untuk mempertahankan kepemimpinan dalam meperkenalkan atribut

baru. tiap atribut baru, jika berhasil menciptakan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan, yang mengarah pada pangsa pasar dan laba yang untuk sementara

lebih tinggi dari rata-rata. Pemimpin pasar harus dapat belajar untuk menjadikan

suatu proses inovasi sebagai suatu kebiasaan (Kotler, 2002:365).

2.2.4.2. Lingkup Atr ibut Produk

Menurut Henry Simamora, (2000:589) menyatakan bahwa: “Lingkup

didalam atribut produk terdapat adanya atribut produk yaitu: merek produk, mutu

produk, ciri produk, desain produk, label produk, kemasan produk serta layanan

pendukung produk”. Melalui pelaksanaan atribut produk diharapkan agar

(32)

18

a. Merek Produk

Konsumen dapat mendapatkan beberapa informasi tentang produk tersebut.

Merek menjadi sangat penting saat ini karena beberapa faktor (Durianto,

2001:2), seperti: Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu

membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. Merek mampu menembus

setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat

mampu diterima di seluruh dunia dan budaya. Merek mampu menciptakan

komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin

kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak asosiasi merek

yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk

memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan citra

merek.

Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang

kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. Merek memudahkan proses

pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek,

konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya

dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan,

ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut

b. Mutu Produk

Sedangkan menurut Henry Simamora (2000:541) menyatakan bahwa: “Dalam

mengembangkan sebuah produk, perusahaan harus menetapkan tingkat mutu

(33)

merupakan salah satu sarana yang penting bagi pemirsa untuk menentukan

posisi produknya.

c. Ciri Produk, Menurut Winardi(2001:130) menyatakan bahwa: “Ciri produk

dapat ditawarkan dengan ciri (keistimewaan) yang berada sebagai model inti,

model tambahan apapun merupakan pangkal tolaknya dapat menciptakan

model-model tingkat tinggi dengan menambah ciri-ciri”.

d. Desain Produk, Menurut Kotler diterjemahkan Amstrong, (2003:159)

mengatakan:“bahwa ciri lain untuk menambah kekhasan produk adalah

melalui desain produk” Beberapa perusahaan memiliki reputasi karena

desainya yang benar-benar bagus. Hal ini didasari betul oleh desain yang

merupakan salah satu senjata ampuh dalam memasarkan produknya.

e. Label Produk

Menurut Kotler diterjemahkan oleh Amstrong, (2003:78) menyatakan bahwa:

“Label adalah bagian sebuah produk yang memuat keterangan-keterangan

tentang produk atau penjualnya”. Adapun menurut Djaslim Saladin, (2003:88)

mengemukakan bahwa: “Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa

keterangan-keterangan tentang produk tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa

label merupakan bagian dari produk yang memiliki sejumlah informasi

mengenai sejumlah informasi mengenai produk dan penjualnya yang

(34)

20

Menjelaskan beberapa hal mengenai produk. Sebagai alat promosi. Menurut

Djaslim Saladin (2003:88) macam-macam label terdiri dari:

• Brand indentifies label Label yang semata-mata merek.

• Grand label, Label yang menunjukkan tingkat kualitas suatu barang.

• Desriptive label, Label yang menggambarkan tentang cara pengunaan,

pemeliharaan, dan features lainnya tentang produk.

Menurut Djaslim Saladin, (2003:88) faktor-faktor yang memperngaruhi label

adalah: Penetapan harga perunit : mencantumkan harga ukuran standar. Masa

kadaluarsa: menyatakan akhir masa berlakunya suatu produk. Pencantuman

besarnya nilai gizi. Pencantuman bahan-bahan pembuatnya.

f. Kemasan produk

Menurut Saladin (2003:87) mengatakan bahwa: “Kemasan adalah segala

kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk”.

Sedangkan menurut Kotler, (2003:379) mengatakan bahwa: “Kemasan adalah

wadah kemas atau pembungkus dari suatu produk”. Dari definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kemasan adalah wadah atau pembungkus aktual dari suatu

produk. Kemasan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

• Kemasan primer, merupakan wadah kemas langsung yang menyentuh

produk bersangkutan.

• Kemasan sekunder Merupakan bahan yang melindungi kemasan dan

yang dibuang kalau produk itu hendak digunakan.

• Kemasan pengiriman Merupakan kemasan yang diperlukan untuk

(35)

2.2.5. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli

Rossiter dan Percy, (1998:126) dalam Simamora, (2002:14)

mengemukakan bahwa Sikap itu memberikan identifikasi mengenai minat beli

konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan

perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan

(pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil

keputusan untuk melakukan pembelian. Sedangkan menurut Simamora (2002:14)

bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu 1) Cognitive component:

kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek.Yang dimaksud obyek

adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu

produk maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara

keseluruhan. 2) Affective component: emosional yang merefleksikan perasaan

seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai. 3)

Behavioral component: merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual

terhadap suatu obyek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan

melakukan suatu tindakan. Menurut Loudan dan Delabitta (2004:217); komponen

kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan

evaluasi merek dan komponen kognatif menyangkut maksud atau niatan untuk

membeli.

(36)

22

tertentu serta komponen afektif yang diketahui melalui reaksi emosional dan

pernyatan tentang perasaan konsumen.

Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena

keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut.

Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang pada akhirnya

akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian ini sikap

merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap

merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi atau meramalkan perilaku

konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen

diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa apa yang

menjadi keyakinan konsumen atas suatu produk memberikan niat untuk

melakukan suatu keputusan membeli atau tidak, yang dapat memberikan

keputusan untuk membeli apa yang menjadi kebutuhannya.

2.2.6. Pengaruh Atr ibut Produk Terhadap Minat Beli

Penilaian terhadap atribut produk tergantung pada pengetahuanya akan

informasi tentang fungsi sebenarnya dari atribut produk tersebut. Dengan

demikian, pembelian konsumen terhadap produk secara tidak langsung

dipengaruhi oleh pengetahuannya akan informasi atribut suatu produk (Kotler

2000:205)

Tjiptono (2008: 103) “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang

dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

(37)

Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas

produk dan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, maka

perusahaan harus menjadikan atribut produk sehingga faktor penting dan

merupakan daya tahan bagi konsumen.

Perhatian perusahaan terhadap atribut produk seharusnya juga membuat

konsumen akan membeli ulang produk-produk perusahaan Atribut produk,

menurut Zeithaml (dalam Waldi & Santosa, 2001: 50) biasanya menjadi tolak

ukur bagi konsumen di dalam melakukan pembelian produk. Ada yang

membedakan atribut produk menjadi dua, yaitu atribut intrinsik dan atribut

ekstrinsik. Atribut intrinsik adalah indikator nilai yang berasal dari penilaian

konsumen yang ada pada produk. Jika mengacu pada Brucks & Zeithaml (dalam

Waldi & Santosa, 2001) maka sebenarnya ada lima dimensi produk yang

mempengaruhi dimensi produk yang mempengaruhi atribut ini, yaitu, easy in use,

features, performance, durability, dan prestige dimana konsumen akan

(38)

24

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

1. Diduga bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat beli pada produk susu

cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ Sidoarjo

2. Diduga bahwa atribut produk berpengaruh positif terhadap minat beli pada

produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ

Sidoarjo.

Atribut Produk (X2)

Minat Beli (Y) Sikap

(X1) Kognitif(X1.1)

Afektif(X1.2)

Konatif(X131)

Merek(X2.1)

Kualitas produk(X2.2)

Desain(X2.3)

Harga(X2.4)

(39)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang

pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan

satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Sikap Konsumen (X1)

Variabel sikap konsumen didefinisikan sebagai ”Evaluasi perasaan, respon

dan kecenderungan diri seseorang konsumen atau pun calon konsumen

terhadap produk susu Bearbrand serta menempatkan seseorang tersebut dalam

suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai-tidak menyukai, berminat atau

tidak berminat untuk membeli produk susu Bearbrand yang didasarkan pada

aspek kognitif, afektif dan konatif”. Adapun indikator menurut Simamora

(2002:14), dalam jurnal Wahyuni, Urip,(2008).

a. Kognitif (X1.1) adalah pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap

produk,

- Pengalaman dengan suatu objek-sikap atau informasi-informasi dari

berbagai sumber.

- Pengetahuan

(40)

26

b. Afektif (X1.2) menggambarkan emosi dan perasaan konsumen terhadap

produk,

- Penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk

- Reaksi emosional

- Perasaan suka atau tidak suka

c. Konatif (X1.3) menunjukkan tindakan konsumen atau kecenderungan

perilaku terhadap produk

- Berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh

seorang konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut

intention.

- Kebal terhadap perubahan

- Sikap dapat berubah secara perlahan-lahan

2. Atribut Produk (X2)

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan atribut produk adalah unsur–

unsur yang terdapat dalam produk tersebut. produk ini memiliki beberapa sub

variabel, yaitu: Sihite dan Maharyani,(2008).

a. Merek Produk (X2.1), yaitu nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau

kombinasi di antaranya agar mudah dikenali oleh konsumen.

- nama produk agar dikenali

- simbol produk

b. Kualitas Produk (X2.2), yaitu kualitas kinerja-kemampuan produk untuk

(41)

- Tambahan nilai gizi yang diperoleh

- Variasi pilihan rasa

c. Desain Produk (X2.3), yaitu desain atau bentuk, ukuran berat, warna, dan

gaya yang menarik perhatian konsumen sehingga produk selalu diingat.

- keragaman produk

- ukuran produk

d. Harga produk (X2.4), yaitu sejulah materi yang dikeluarkan sesuai dengan

produknya.

- Harga mudah terjangkau

- Harga sebanding dengan apa yang diperoleh

e. Kemasan Produk (X2.5), yaitu pembungkus fisik untuk melindungi produk

dan sekaligus menciptakan identitas unik kepada konsumen

- Pembungkus yang tahan lama

- kemasannya menarik

3. Minat beli (Y)

Minat beli, dalam penelitian ini merupakan kecenderungan konsumen untuk

membeli suatu merek atau tindakan yang berhubungan dengan pembelian

yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

(42)

28

3.1.1. Pengukur an Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

interval dengan menggunakan skala interval dengan teknik pembobotan skala

(semantic differential scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden

untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan

dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua

sisi.Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala

dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras

berlawanan. sebagai berikut:

Sangat Jelek Sangat Bagus

3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli di

Indomart Pondok Jati blok AJ Sidoarjo.

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non

Probability sampling yaitu dengan accidental Sampling (Penarikan sampel

berdasarkan secara kebetulan konsumen yang membeli produk susu cair dalam

kemasan merek Indomilk.

(43)

Menurut Ferdinand (2002:48).

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200

sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10

kali jumlah parameter yang diestimasi

- Karena terdapat 22 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah (22 x 5 = 110) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar

110 responden.

3.3. Prosedur Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

a. Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan

kuesioner kepada konsumen produk susu cair dalam kemasan Indomilk di

indomart pondok jati blok AJ sidoarjo.

b. Data Sekunder

Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan

dalam hal ini obyek yang diteliti.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil

langsung kepada konsumen yang membeli produk susu cair dalam kemasan

(44)

30

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa cara berikut:

a. Observasi

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti -

bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan kepada konsumen yang membeli produk susu cair dalam kemasan

Indomilk di indomart pondok jati sidoarjo untuk diisi agar memperoleh

jawaban langsung dari konsumen.

3. 1. Uji Validitas Dan Reliabilitas

3. 4. 1.Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang

isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji

apakah tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat

menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa

yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini

dilakukan dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item.

Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 %

(level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai

(45)

3. 4. 2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks

kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Suatu instrument pengukuran

dikatakan reliable jika pengukurannya konsisten dan akurat. Jadi uji reliabilitas

dilakukan dengan tujuan mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur,

sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Dalam penelitian ini menggunakan

rumus Cronbach Alpha dengan bantuan software smart PLS. Suatu pertanyaan

pada kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Purbayu &

Ashari, 2005 : 247).

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Teknik Analisis

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk

mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor terlalu

banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk

mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple

indikator. PLS juga merupakan factor indeterminacy metode analisis yang

powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala

tertentu, jumlah sampel kecil. Awalnya Partial least Square berasal dari ilmu

sosial (khususnya ekonomi, Herman Wold, 1996). Model ini dikembangkan

(46)

32

membangun hubungan yang belum ada landasan terorinya atau untuk pengujian

proposisi.

PLS dalam penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori

atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi ada situasi dimana penelitian

mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori

sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based lebih sesuai,

namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi factor score akan kehilangan

ketepatan prediksi dari pengujian tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS

lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap

sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah

indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti Ghozali (2008: 5).

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal

ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel

laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel

laten dapat dengan mudah diperoleh.(Ghozali 2008).

3.5.1.1. Cara Kerja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan

menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk

menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur

(path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan

indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai

konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga

(47)

menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap

kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga

menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk

mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate

digunakan untuk mendapatkan inside approximation weight. Prosedur iterasi ini

akan berhenti ketika persentase perubahan setiap outside approximation weight

relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.

3.5.1.2. Model Spesifikasi PLS

PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model

pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktural).

Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model

pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok

peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten

(Gefen,2000).

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set

hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten

(structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel

laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3)

(48)

34

Gambar 3.1. Langkah-langkah Analisis PLS

(1). Langkah Pertama: Merancang Model Str uktur al (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

(a) Teori, kalau sudah ada

(b) Hasil penelitian empiris

(c) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain

(d) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang

(e) Rasional

(49)

Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi

hubungan antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model

struktural bisa berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM,

yaitu perancangan model berbasis teori, sehingga pemodelan didasarkan pada

hubungan antar variabel laten yang ada di dalam hipotesis.

(2). Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)

Pada PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat

penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif.

Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan

sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif.

Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu

memberikan hasil analisis yang salah.

Dasar yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk menentukan sifat

indikator apakah refleksif atau formatif adalah: teori, penelitian empiris

sebelumnya, atau kalau belum ada adalah rasional. Pada tahap awal penerapan

PLS, tampaknya rujukan berupa teori atau penelitian empiris sebelumnya masih

jarang, atau bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi

konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat

dilakukan identifikasi sifat indikatornya, bersifat refleksif atau formatif.

(50)

36

Selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur. Contoh bentuk diagram jalur

untuk PLS dapat dilihat pada gambar berikut.

(51)

(4). Langkah Keempat: Konversi diagr am J alur ke dalam Sistem

Persamaan

a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model,

mendefinisikan karakteristik variabel laten dengan indikatornya. Model

indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

x = Λxξ + εx

y = Λyη + εy

Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan

endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang

menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan

variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx danεy

dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.

Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

ξ = ΠξXi + δx

η = ΠηYi + δy

Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan Πy

adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten terhadap

(52)

38

x1 = λx1ξ1 + δ1

x2 = λx2ξ1 + δ2

x3 = λx3ξ1 + δ3

Untuk variabel latent eksogen 2 (formatif)

ξ2 = λx4 X4 + λx5 X5 + λx6 X6 + δ4

Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif)

y1 = λy1η1 + ε1

y2 = λy2η1 + ε2

Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif)

y3 = λy3η2 + ε3

y4 = λy4η2 + ε4

b) Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural

model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan

antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa

kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan

indikator atau variabel manifest diskala zero means dan unit varian sama

dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat

dihilangkan dari model.

Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

η = βη + Γξ + ζ

Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah

(53)

hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten

dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten

dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

ηj = Σi βji ηi + Σi γjbξb + ζj

Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah

koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan

eksogen (ξ). Sedangkan βji (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan

β) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η)

dengan endogen (η); untuk range indeks i dan b. Parameter ζj adalah

variabel inner residual.

Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem

persamaan sebagai berikut:

η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1

η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2

c) Weight relation, estimasi nilai variabel latent. Inner dan outer model

memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation

dalam algoritma PLS:

ξb = Σkb wkb xkb

(54)

40

(5). Langkah Kelima: Estimasi

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode

kuadrat terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan

cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu:

1) Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten

2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan

estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

3) Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk

indikator dan variabel laten.

Sebagai langkah awal iterasi, algoritmanya adalah menghitung

aproksimasi outside dari variabel latent dengan cara menjumlahkan indikator

dalam setiap kelompok indikator dengan bobot yang sama (equal weight). Bobot

untuk setiap iterasi diskalakan untuk mendapatkan unit varian dari skor variabel

laten untuk N kasus dalam sampel. Dengan menggunakan skor untuk setiap

variabel latent yang telah diestimasi, kemudian digunakan untuk pendugaan

aproksimasi inside variabel laten.

Ada tiga skema bobot aproksimasi inside yang telah dikembangkan untuk

mengkombinasikan variabel laten tetangga (neighboring LV) untuk mendapatkan

estimasi variabel laten tertentu yaitu: centroid, factor dan path weighting. Skema

weighting dengan centroid merupakan prosedur asli yang digunakan oleh Wold.

Metode ini hanya mempertimbangkan tanda korelasi antara variabel laten dan

(55)

model struktural tidak diperhitungkan. Skema weighting dengan faktor

menggunakan koefisien korelasi antara variabel laten dengan variabel laten

tetangga sebagai pembobot (weight). Variabel laten menjadi principal component

(komponen utama) dari variabel laten tetangganya. Skema weighting dengan

faktor memaksimumkan varian dari komponen utama variabel laten ketika jumlah

variabel laten menjadi tak terhingga jumlahnya. Skema dengan path weighting

membobot variabel laten tetangga dengan cara berbeda tergantung apakah

variabel laten tetangga merupakan anteseden atau konsekuen dari variabel laten

yang ingin kita estimasi.

Dengan hasil estimasi variabel laten dari aproksimasi inside, maka

didapatkan satu set pembobot baru dari aproksimasi outside. Jika skor

aproksimasi inside dibuat tetap (fixed), maka dapat dilakukan regresi sederhana

atau regresi berganda bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat

refleksif ataukah model berbentuk formatif. Oleh karena

(56)

path relation Ordinary Least Square

systematic part accounted

(6). Langkah Keenam: Goodness of Fit

outer model

convergent discriminant validity composite

realibility outer model

substantive content

relative weight

(57)

bootstrapping

a). Outer Model

Outer model

try out

Convergent validity

loading

Discriminant validity

cross loading

cross loading

(58)
(59)

outer model

inner model

inner model

(60)

outter model

number of samples

case per sample

a. Asumsi PLS

inner model

b. Sample Size

resampling Bootestrapping

(61)

4.1. Deskr iptif Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Per usahaan

Indomilk merupakan sebuah merek susu terkenal dari PT Indolakto, yang

telah diakuisisi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada akhir Desember 2008

sehingga masuk pada Divisi Dairy bergabung ke dalam Grup CBP PT Indofood

Sukses Makmur Tbk. Varian produk yang ditawarkan dari susu Indomilk antara

lain:

a. Susu Kental Manis Indomilk, Susu kental manis Indomilk tersedia dalam

kemasan kaleng 385 gr dan sachet 42 gr dengan 2 pilihan rasa plain dan coklat

b. Susu Indomilk Omega-3, Indomilk Omega-3 tersedia dalam kemasan kotak

400g dan 1000g dengan 3 pilihan rasa : full cream, instan dan coklat

c Susu Bubuk Indomilk BioKids, Indomilk Biokids tersedia dengan 2 pilihan

rasa yaitu plain & Coklat, dalam kemasan kotak 400gr dan 800gr

d. Susu Bubuk Indomilk Calciskim, Indomilk Calciskim tersedia dalam 2 pilihan

rasa yaitu coklat & plain dengan kemasan kotak

e. Susu Cair Indomilk dalam Kemasan Botol, Susu Cair Indomilk kemasan botol

tersedia dalam 4 pilihan rasa yaitu: coklat, es krim vanilla, strawberry dan

(62)

48

g. Susu Cair Indomilk dalam Kemasan Kotak (UHT), Susu cair Indomilk

kemasan kotak (UHT) tersedia dalam dua macam produk yaitu : Susu cair

Indomilk (UHT) biasa dan susu cair Indomilk (UHT) Kids. Untuk susu cair

Indomilk UHT dalam kemasan biasa tersedia dengan 3 pilihan rasa yaitu:

Vanilla, Strawberry dan Coklat dalam kemasan karton 200 ml (kecil) dan rasa

plain dan Coklat untuk kemasan 1000 ml (besar). Dan untuk susu cair kotak

Indomilk Kids memiliki 3 pilihan rasa yaitu : coklat, strawberry dan vanilla

ukuran 125 ml.

4.2. Analisis Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Periode

dalam penelitian ini adalah mulai bulan

a. Jenis Kelamin

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 39 35.5%

berjenis kelamin laki-laki dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 71

responden, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas yang membeli dan

(63)

b. Usia

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yaitu pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari responden yang membeli susu

cair dalam kemasan Indomilk di Indomart Pondok Jati Sidoarjo lebih didominasi

oleh responden yang berusia 21-30 tahun sebanyak 63 responden, kemudian pada

peringkat kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak

34responden dan yang berusia 41-50 sebanyak 13 responden.

4.2.1. Deskr ipsi Variabel Sikap Konsumen (X)

4.2.1.1. Deskr ipsi Variabel Kognitif (X1)

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kognitif

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

(64)

50

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari kognitif, yaitu Pengalaman anda ketika memperoleh

informasi khususnya mengenai produk susu cair dalam kemasan Indomilk,

mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak

40, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah resonden

37 Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat bagus.

b. Indikator kedua dari kognitif, yaitu Pengetahuan anda mengenai produk susu

cair dalam kemasan Indomilk, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan

jumlah responden sebanyak 46, kemudian terbanyak kedua pada skor 5

dengan jumlah responden 41, artinya, sebagian besar responden yang

menjawab sangat bagus.

c. Indikator ketiga dari kognitif, yaitu Keyakinan anda mengenai produk susu

cair dalam kemasan Indomilk, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan

jumlah responden sebanyak 50, kemudian terbanyak kedua pada skor 6

dengan jumlah responden 38 artinya, sebagian besar responden yang

(65)

4.2.1.2. Deskr ipsi Variabel Afektif (X2)

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Afektif

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari afektif, Penilaian anda mengenai produk susu cair

dalam kemasan Indomilk, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan

jumlah responden sebanyak 42 responden, kemudian terbanyak kedua terdapat

pada skor 6 dengan jumlah 27 responden. Artinya, sebagian besar responden

yang menjawab bagus secara keseluruhan

Gambar

Tabel 1.1. Data Top Brand Index (TBI ) Susu Cair Dalam Kemasan (%)
Gambar 2.1. Hubungan antar 3 komponen sikap
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Gambar 3.1.  Langkah-langkah Analisis PLS (Resampling Bootstraping)
+7

Referensi

Dokumen terkait

This study considered relevant theories related to tenses, learning activity, speaking skill, writing skill, direct method, total physical response, audiolingual method,

Latar belakang : UKM futsal STIE Yogyakarta yang mengalami penurunan kelincahan dikarenakan kurangnya menguasai teknik dasar permainan futsal, sehingga pemain

didahului dengan hubungan layaknya suami istri padahal hubungan tersebut belum sah secara agama maupun undang-undang, akan mengakibatkan kurangnya kesiapan pada pasangan

Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak sesuai

Wanita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia 40-an; tetapi, ianya masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi adalah

Secara bahasa Proximity Switch berarti, proximity artinya jarak atau kedekatan , sedangkan switch artinya saklar jaded efinisinya adalah sensor atau saklar otomatis yang

Sumber dalam memperoleh data primer ini yaitu dari pegawai pada bagian rekam medik melalui wawancara berupa tanya jawab langsung untuk mendapatkan informasi yang diperlukan

Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melaksanakan layanan akademik dan kemahasiswaan, serta urusan perencanaan,