SIDOARJ O
SKRIPSI
Oleh:
Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM
PENGARUH SIKAP PENGUNJ UNG DAN ATRIBUT PRODUK
TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR
DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART
PONDOK J ATI BLOK AJ
SIDOARJ O
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J ur usan Manajemen
Oleh:
Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SIDOARJ O
Yang diajukan
Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM Tanggal : ………..
Mengetahui
SKRIPSI
PENGARUH SIKAP PENGUNJ UNG DAN ATRIBUT PRODUK
TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR
DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART
PONDOK J ATI BLOK AJ
SIDOARJ O
Yang diajukan
Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM Tanggal : ………..
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART
PONDOK J ATI BLOK AJ
SIDOARJ O
Disusun Oleh :
Fendy Febrianto 0712010049 / FE /EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 28 Februari 2014
Pembimbing Utama : Tim Penguji
Ketua
Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM Dra.Ec.Nurjanti Takarini.MSi
Sekr etaris
Sugeng Pur wanto.SE.MM Anggota
Dr s.Ec.Her ry Ariyanto.L.W.MM
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh Sikap Pengunjung dan Atr ibut Pr oduk Terhadap Minat Beli
Pada Pr oduk Susu Cair Dalam Kemasan Indomilk Di Indomart Pondok J ati
Blok AJ Sidoarjo”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar,MM, MS. Selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
4. Bapak Drs.Ec.Herry Ariyanto.L.W.MM selaku Dosen Pembimbing Utama
6. Kepada kedua orangtuaku , kedua kakakku dan temanku tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Salam hormat,
DAFTAR ISI
2.2.2.1. Pengertian Sikap Konsumen ... 12
2.2.2.2. Model Sikap ... 13
2.2.2.3. Faktor Sikap Konsumen ... 15
2.2.4. Atribut Produk ... 16
2.2.4.1. Pengertian Atribut Produk ... 16
2.2.4.2. Lingkup Atribut Produk ... 17
2.2.5. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli ... 21
2.2.6. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Beli ... 22
3.3 Prosedur Pengumpulan data ... 29
3.3.1. Jenis data ... 29
3.3.2. Sumber Data ... 29
3.3.3. Pengumpulan Data ... 30
3.4 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 30
3.4.1 Uji Validitas ... 30
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 31
3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 31
3.5.1. Teknik Analisis ... 31
3.5.1.1. Cara Kerja PLS ... 32
3.5.1.2. Model Spesifikasi PLS ... 33
3.5.1.3. Langkah-Langkah PLS ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47
4.2. Analisa Karakteristik responden... 48
4.2.1. Deskripsi Variabel Sikap Konsumen ... 49
4.2.1.1. Deskripsi Variabel Kognitif ... 49
4.2.1.2. Dekripsi Variabel afektif ... 51
4.2.1.3. Deskripsi Variabel konatif ... 52
4.2.1.4. Deskripsi Variabel Atribut Produk ... 53
4.2.1.5. Deskripsi Variabel Kualitas Produk ... 54
4.3.1. Evaluasi Outlier ... 59
4.3.2. Intrepretasi Hasil PLS ... 60
4.3.2.1. Pengujian Model Pengukuran (Outter Model) . 66
4.3.2.2. Analisis Model PLS ... 67
4.3.2.3. Evaluasi Pengujian Struktural Model (Inner Model)67
4.4. Pembahasan ... 70
4.4.1. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat MEmbeli 70
4.4.2. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Minat Membeli . 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 74
5.2. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49
Tabel 4.3. Frekuensi Jawaban Mengenai kognitif ... 49
Tabel 4.4. Frekuensi Jawaban afektif ... 51
Tabel 4.5 Frekuensi jawaban konatif ... 52
Tabel 4.6. Frekuensi jawaban variabel merek produk ... 53
Tabel 4.7. Frekuensi jawaban variabel kualitas produk ... 54
Tabel 4.8. Frekuensi jawaban variabel Desain produk ... 55
Tabel 4.9. Frekuensi jawaban variabel Harga produk ... 56
Tabel 4.10. Frekuensi jawaban variabel Kemasan produk ... 57
Tabel 4.11. Frekuensi Variabel Minat Membeli ... 58
Tabel 4.12 Outlier Data ... 60
Tabel 4.13. Outter Louding First Order ... 61
Tabel 4.14. Outter Louding Second Order ... 63
Tabel 4.15. Average Variance Extract (AVE) ... 65
Tabel 4.16. Reliabilitas Data ... 66
Tabel 4.17. R-Aquare ... 68
Tabel 4.18. Outter Weights ... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antar 3 Komponen Sikap Konsumen ... 14
Gambar 3.1. Langkah-Langkah Analisis PLS ... 34
Gambar 3.2. Contoh Diagram Jalur PLS ... 36
Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas
PENGARUH SIKAP PENGUNJ UNG DAN ATRIBUT PRODUK
TERHADAP MINAT BELI PADA PRODUK SUSU CAIR
DALAM KEMASAN INDOMILK DI INDOMART
PONDOK J ATI BLOK AJ
SIDOARJ O
Fendy Febrianto
Masuknya beberapa pemain baru dalam industri susu cair sebagai dampak besarnya peluang pertumbuhan terhadap permintaan menyebabkan persaingan semakin ketat. Persaingan ini tentu akan mempengaruhi penjualan perusahaan perusahaan yang telah lama bergerak di industri susu cair dalam kemasan
Indomilk, sehingga perlu menjaga loyalitas konsumen dengan cara
memaksimalkan kinerja dari atribut-atribut produk mereka. Permasalahan yang mendasar pada produk susu cair dalam kemasan ini khusnya indomilk disinyalir terdapat masih adanya bakteri berbahaya yang dapatp merugikan kesehatan, dengan adaya berita tersebut sehingga konsumen juga merasa was-was terhadap produk tersebut yang akhirnya minat mereka dalam membeli produk tersebut juga sangat kurang. Tujuan dalam penelitian ini Untuk menganalisis pengaruh sikap pengunjung terhadap minat beli pada produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ sidoarjo.Untuk menganalisis pengaruh atribut produk terhadap minat beli pada produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ sidoarjo.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli di Indomart Pondok Jati Blok AJ Sidoarjo.
.Teknik sampel menggunakan “Accidental Sampling”. dengan jumlah sampel sebesar 110 responden.teknik analisis dalam penelitian menggunakan Partial Least Square (PLS) yang merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi.
1.1 Latar Belakang Masalah
Kepuasan melalui penyampaian produk yang bermutu dengan harga
bersaing merupakan kunci utama untuk memenangkan persaingan. Menurut
Kotler dan Armstrong (2008), pelanggan membentuk ekspektasi tentang kepuasan
yang akan diberikan dan membeli berdasarkan ekspektasinya tersebut. Pelanggan
yang puas akan membeli lagi dan memberitahu orang lain tentang pengalaman
baik mereka, sedangkan pelanggan yang tidak puas akan berganti ke pesaing.
Menurut Fandy Tjiptono (2001:103) “ Atribut produk adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dijadikan dasar pengambilan
keputussan pembelian ”. Atribut produk meliputi kualitas, kemasan, merek,
jaminan dan pelayanan. Atribut produk yang digunakan antara lain merek,
kualitas, desain, label, dan kemasan. Konsumen cenderung tertarik pada produk
yang memiliki merek yang terpercaya, kualitas yang bagus, desain yang menarik,
label yang dapat menerangkan komposisi secara lengkap dari produk, dan
kemasan yang unik. Atribut produk tersebut dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen sebelum membeli.
Konsep tentang top brand mengenai merek suatu produk didasarkan pada
2
relatif terhadap frekuensi keseluruhan merek di dalam kategori produk tertentu.
Ketiga parameter tersebut diformulasikan dengan cara menghitung rata-rata
terboboti masing-masing parameter untuk membentuk top brand index (TBI).
Kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah merek berhak menyandang predikat top
brand adalah memperoleh top brand index minimum sebesar 10% dan berada
dalam posisi top three di dalam kategori produknya. Dengan adanya dua kriteria
tersebut tidak menutup kemungkinan dalam satu kategori produk terdapat lebih
dari satu merek maksimal tiga merek yang meraih top brand ( dikutip dari majalah
Marketing yang bekerja sama dengan lembaga survei Frontier Consulting Group
edisi 02/X/FEBRUARI 2010).
Menurut Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan
dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan
tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek
tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut.
Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari
obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk
kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang
ditawarkan pemasaran atau tidak
Di pasar yang serba kompetitif seperti sekarang ini, merek mempunyai
peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran
di masa yang akan datang lebih menjadi persaingan antar merek, yaitu persaingan
sebagai sebuah nama, logo ataupun simbol. Lebih dari itu merek merupakan nilai
yang ditawarkan sebuah produk bagi konsumen yang memakainya.
Pengaruh besar yang diberikan oleh suatu merek yang sudah dianggap
sebagai aset perusahaan (brand equity) maka PT Indofood Sukses Makmur Tbk
selaku pemegang merek “Indomilk” pastinya menginginkan merek “Indomilk”
sukses di pasaran. Merek suatu produk sukses dan dikenal luas oleh masyarakat
adalah masuk di dalam jajaran kategori peringkat merek nasional, mungkin
menjadi pertanyaan, mengapa peneliti tertarik meneliti strategi communication
mix susu Indomilk dibandingkan produk susu lainya seperti Dancow, frisian. Hal
ini dikarenakan Indomilk lebih memiliki kelengkapan produk susu dibandingkan
kompetitor lain kelengkapan variasi rasa dan dan ukuran.
Demikian juga dengan variasi ukuran susu yang diproduksi oleh
perusahaan Indomilk memiliki ukuran yang lebih lengkap. Susu Indomilk
memiliki produk susu yang sangat lengkap, mulai dari ukuran produk susu yang
diproduksi dari ukuran 120g hingga 1200g untuk produksi susu bubuk,
kelengkapan variasi produk yang dapat memenuhi semua kalangan usia.
Masuknya beberapa pemain baru dalam industri susu cair sebagai dampak
besarnya peluang pertumbuhan terhadap permintaan menyebabkan persaingan
semakin ketat. Persaingan ini tentu akan mempengaruhi penjualan perusahaan
4
(Tabel 1), namun beberapa pesaing terus berusaha untuk merebut pasar susu cair
yang dimiliki oleh Indomilk.
Permasalahan yang mendasar pada produk susu cair dalam kemasan ini
khusnya indomilk disinyalir terdapat masih adanya bakteri berbahaya yang dapatp
merugikan kesehatan, dengan adaya berita tersebut sehingga konsumen juga
merasa was-was terhadap produk tersebut yang akhirnya minat mereka dalam
membeli produk tersebut juga sangat kurang. Adapun berita yang dikutip seperti
di bawah ini ”Awalnya sekedar tak percaya ketika membaca Suara Publika di
Harian Umum Republika pada Jum’at 2 Desember 2011 yang lalu. Suara
Republika tersebut berjudul “Susu Indomilk: Kemasan Mengandung Pesan
Berbahaya”.Namun setelah melakukan survey dan sambil berbelanja ke beberapa
Hypermarket, Supermarket, dan Minimarket, saya memang mendapati kemasan
Susu Indomilk Susu Bubuk Berperisa, memang bergambar dua orang dewasa
berjenis kelamin laki yang hampir sebaya dan mengapit seorang anak
laki-laki.
Berdasarkan kemasan tersebut bahwa pesan yang disampaikan oleh
produsen Indomilk tersebut adalah hendak menyampaikan bahwa abnormalitas
adalah suatu hal yang lumrah dan mengubah pandangan struktur keluarga yang
selama ini di strukturkan sebagai seorang ayah, seorang ibu dan
anak-anak.”Kompasiana.com/2011.
Seperti yang dipaparkan dalam majalah Marketing edisi 02/X/FEBRUARI
(2010: 54) bahwa salah satu syarat meraih top brand adalah top brand index dari
sebesar 10% menjadikan merek “Indomilk” kategori susu cair dalam kemasan
berhasil meraih top brand seperti yang tertera pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Data Top Brand Index (TBI ) Susu Cair Dalam Kemasan (%)
N0 Merek
Berdasarkan tabel di atas Top brand index merupakan pengukuran
terhadap merek-merek yang tergolong sebagai merek yang top di pasaran, nilai
masing-masing parameter untuk sebuah merek di dalam kategori produk tertentu
diperoleh dengan cara menghitung persentase frekuensi merek tersebut relatif
terhadap frekuensi keseluruhan merek. Berikut adalah Top brand index susu cair
dalam kemasan antara tahun 2007-2010, berdasarkan tabel diatas selama empat
tahun berturut-turut yaitu tahun 2007 produk susu cair merek Indomilk mengalami
kenaikan sebesae 21,8%, kemudian tahun 2008 mengalami kenaikan 28,1%, dan
tahun 2009 sebesar 29,4% namun di tahun 2010 merek “Indomilk” mengalami
penurunan total brand indeknya,. di tahun 2010 TBI “Indomilk” turun menjadi
23,4%. Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa prosentase TBI yang dimiliki
6
dikarenakan banyak juga bermunculan produk pesaing sehingga minat beli
terhadap Sus cair Indomilk kurang bertambah.
Seperti yang dijelaskan di majalah Marketing (02/IX/FEBRUARI 2009)
bahwa merek yang kuat seperti Indomilk secara rasional memang harus dikenal
oleh konsumen, mampu mendorong orang untuk membeli dan menciptakan
kesetiaan sehingga seharusnya top brand index Indomilk tidak mengalami
penurunan, permaslahan yang mendasar adalah adanya Informasi dan promosi
yang menyesatkan bagi konsumen yang dilakukan oleh produsen susu nasional
tersebut.
Menurut uraian di atas bahwa menurut Kurniawati,(2009) disimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif antara sikap terhadap merek terhadap minat beli
konsumen. Hal ini terjadi ketika konsumen merasa puas terhadap produk/jasa
yang di terima dari suatu perusahaan penyedia barang atau jasa tersebut maka
sangat besar kemungkinan bagi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Tjiptono (2008: 103) “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
pembelian dan minatnya untuk menggunakan kembali produk atau jasa tersebut.
Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas
produk. Berdasarkan fenomena diatas maka penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh Sikap pengunjung dan Atr ibut Produk Ter hadap Minat Beli
Pada Pr oduk Susu Cair Dalam Kemasan Indomilk Di Indomart Pondok J ati
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah sikap pengunjung berpengaruh terhadap minat beli pada produk susu
cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok jati Blok AJ Sidoarjo?
2. Apakah atribut produk berpengaruh terhadap minat beli pada produk susu cair
dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ Sidoarjo?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh sikap pengunjung terhadap minat beli pada
produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ
sidoarjo
2. Untuk menganalisis pengaruh atribut produk terhadap minat beli pada produk
susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ sidoarjo.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi,
dalam menentukan strategi bisnis yang tepat dan efektif
2. Bagi Fakultas Ekonomi
Untuk menambah khasanah perpustakaan dan referensi bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian lanjutan .
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Sihite dan Maharyani,(2008) dengan judul penelitian ” Pengaruh Atribut
Produk Terhadap Sikap Konsumen Pada Green Product Cosmetics (Studi Kasus
Pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan)”.
Rumusan masalah yang diajukan adalah : akah ada pengaruh atribut
produk terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics?
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji Signifikan Simultan (Uji F)
membuktikan bahwa atribut produk yang terdiri dari variabel merek, kualitas,
desain, label dan kemasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
sikap konsumen. 2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) membuktikan bahwa variabel
kualitas (X2) dan variabel kemasan (X5) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk
kosmetik Martha Tilaar, sedangkan merek (X1), desain (X3) dan label (X4)
berpengaruh positif dan negatif namun tidak signifikan terhadap sikap konsumen.
Sigit, Murwanto,(2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh sikap dan
norma subyektif Terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial
Produk pasta gigi close up”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1).Sikap
konsumen dan norma subyektif konsumen secara bersamasama tidak berpengaruh
terhadap niat beli. 2). Norma subyektif konsumen secara parsial tidak berpengaruh
Teknik analsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian ini adalah Pertama, sikap dan norma subyektif
dari mahasiswa UII secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap niat
membeli pasta gigi Close Up. Kedua, sikap dari mahasiswa UII secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi Close Up. Ketiga, norma
subyektif dari mahasiswa UII secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat
membeli pasta gigi Close Up.
Fauzan, Noer,(2004). dengan judul penelitian ”Pengaruh Atribut Produk
Dan Minat Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Produk
AJB Bumiputera 1912)”. rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1).apakah
atribut berpengaruh terhadap loyalitas konsumen(Studi Kasus pada Produk AJB
Bumiputera 1912). 2). Minat konsumen berpengaruh terhadap loyalitas
konsumen(Studi Kasus pada Produk AJB Bumiputera 1912)..
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda
variabel manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, produk yang
ditingkatkan, produk potensial, dan minat nasabah berpengaruh terhadap loyalitas
nasabah. Artinya, keenam faktor tersebut mempengaruhi perilaku konsumen
untuk tetap loyal kepada AJB Bumiputera 1912 di Surakarta sehingga
10
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Minat Beli
2.2.1.1. Pengertian Minat Beli
Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan
sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih
menyukai produk dengan merek tertentu.
Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri
dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka,
cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,
2001), mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian.
Pengertian minat beli menurut Howard (1994) dalam Durianto dan Liana,
(2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli
merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana
para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik
para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk
memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.
Sedangkan definisi minat beli menurut (Thamrin, 2003: 142) adalah
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan.
Menurut Albari, (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan
dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan
tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek
tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut.
Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari
obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk
kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang
ditawarkan pemasaran atau tidak.
Adapun indikator dari minat membeli adalah sebagai berikut: Priyati,
(2002: 65-84).
1. Intensitas pencarian informasi
2. Keinginan segera membeli
12
2.2.2. Sikap Konsumen
2.2.2.1. Pengertian Sikap Konsumen
Sikap memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku individu
dalam hal pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan
produk atau merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan
langganan konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu
merek atau produk yang dievaluasi secara menguntungkan. Sebagi akibatnya
peningkatan sikap inidapat menjadi sasaran pemasaran yang bagi perusahaan.
Sikap adalah evaluasi kognitif seseorang yang berlangsung terus menerus,
perasaan emosionalnya, kecondongan bertindak kearah sasaran atau gagasan
tertentu, sedangkan menurut Kotler (2002: 200) sikap merupakan evaluasi
perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau
gagasan.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dikutip dari buku Ristianti Prasetyo
dan John J.O.I Ihalauw (2005: 104) definisi sikap merupakan predisposisi yang
dipelajari dalam merespons secara konsisten suatu obyek, dalam bentuk suka atau
tidak suka. Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap
mempengaruhi perasaan senang atau tidak senang terhadap obyek yang
dipertanyakan. Indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan sikap
b. Pengaruh Keluarga
Keluarga merupakan pengaruh yang sangat penting dalam keputusan
pembelian. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian calon konsumen
tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya yang akan
saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk.
b. Pengaruh Orang Lain
Pengaruh dari orang lain lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan
perilaku pembelian dari iklam
c. Pengalaman
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah
laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatanya dimasa lalu atau
dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh
pengalaman. Penafsiran dan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk
mengetahui perilaku pembeliannya
2.2.2.2. Model Sikap
Menurut Setiadi (2003: 217) terdapat tiga indikator komponen sikap, yaitu
komponen kognitif dari sikap adalah kepercayaan merek, komponen afektif atau
perasaan, dan komponen konatif atau tindakan adalah maksud untuk membeli.
Hubungan antara kepercayaan terhadap merek, evaluasi, sikap berkeinginan akan
14
Gambar 2.1. Hubungan antar 3 komponen sikap
`
Sumber: Sumarwan, (2002 : 147 )
Menurut Sumarwan, (2002 : 147 ), secara rinci ketiga komponen tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui
pengalaman dengan suatu objek atau pun informasi-informasi dari berbagai
sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan
(belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah
atribut. Kognitif ini ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan
kepercayaan konsumen.
2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, Sumarwan
(2002:147) menyebutnya sebagai “ as primary evaluative in nature “, yaitu
menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk, apakah
produk itu disukai atau tidak disukai; atau apakah produk itu baik atau buruk.
3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku
terhadap suatu objek, Sumarwan (2002: 147), konatif berkaitan dengan Komponen Kognitif Kepercayaan
Terhadap Merek
Komponen afektif Evaluasi Merek
tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen terhadap
pembelian dan sering juga disebut intention.
Dari tiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah sikap
karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan konsumen untuk
menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu. Evaluasi merek sesuai dengan
definisi dari sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi
merek baik disenangi atau tidak disenangi.
2.2.2.3. Faktor Sikap Konsumen
Menurut Sutisna (2003: 101), faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap adalah:
a. Pengaruh keluarga, keluarga mempunyai pengaruh penting dalam dalam
keputusan pembelian.
b. Pengaruh kelompok kawan sebaya (peer group influence). Kawan atau teman
sejawat mampu mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Peer group lebih
cenderung memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian
daripada iklan.
c. Pengalaman, pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek.
Pengalaman tentang suatu merek produk pada masa lalu akan memberikan
evaluasi atas merek tersebut. Bila pengalaman atau pun informasi yang ia
16
Adapun indikator dari sikap adalah sebagai berikut: Azwar,(2003: 23)
1. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen,meliputi:
a. Pengalaman dengan suatu objek-sikap atau informasi-informasi dari
berbagai sumber.
b. Pengetahuan
c. Keyakinan.
2. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, meiputi:
a. Penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk
b. Reaksi emosional
c. Perasaan suka atau tidak suka
3. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku
terhadap suatu objek, meliputi:
a. Berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang
konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut intention.
b. Kebal terhadap perubahan
c. Sikap dapat berubah secara perlahan-lahan
2.2.4. Atr ibut Produk
2.2.4.1. Pengertian Atribut Pr oduk
Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tetang produk itu
sendiri. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian atribut
produk ini, penulis mengemukakan pengertian atribut dari beberapa ahli, Menurut
Tjiptono (2007: 103) yaitu: “Atribut produk adalah unsur–unsur produk yang
pembelian”. Sedangkan atribut produk menurut kotler dan amstrong (2004:347)
yaitu : ”Atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian
manfaat-manfaat yang akan ditawarkan”. Dari defenisi-defenisi di atas dapat
disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang
mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Persaingan menghasilkan suatu rangakain yang terus-menerus mengenai
atribut produk yang baru. Jika atribut baru itu berhasil, maka beberapa pesaing
segera menawarkannya. Kenyataan itu menegaskan betapa pentingnya bagi
perusahaan untuk mempertahankan kepemimpinan dalam meperkenalkan atribut
baru. tiap atribut baru, jika berhasil menciptakan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan, yang mengarah pada pangsa pasar dan laba yang untuk sementara
lebih tinggi dari rata-rata. Pemimpin pasar harus dapat belajar untuk menjadikan
suatu proses inovasi sebagai suatu kebiasaan (Kotler, 2002:365).
2.2.4.2. Lingkup Atr ibut Produk
Menurut Henry Simamora, (2000:589) menyatakan bahwa: “Lingkup
didalam atribut produk terdapat adanya atribut produk yaitu: merek produk, mutu
produk, ciri produk, desain produk, label produk, kemasan produk serta layanan
pendukung produk”. Melalui pelaksanaan atribut produk diharapkan agar
18
a. Merek Produk
Konsumen dapat mendapatkan beberapa informasi tentang produk tersebut.
Merek menjadi sangat penting saat ini karena beberapa faktor (Durianto,
2001:2), seperti: Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu
membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. Merek mampu menembus
setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat
mampu diterima di seluruh dunia dan budaya. Merek mampu menciptakan
komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin
kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak asosiasi merek
yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk
memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan citra
merek.
Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang
kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. Merek memudahkan proses
pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek,
konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya
dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan,
ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut
b. Mutu Produk
Sedangkan menurut Henry Simamora (2000:541) menyatakan bahwa: “Dalam
mengembangkan sebuah produk, perusahaan harus menetapkan tingkat mutu
merupakan salah satu sarana yang penting bagi pemirsa untuk menentukan
posisi produknya.
c. Ciri Produk, Menurut Winardi(2001:130) menyatakan bahwa: “Ciri produk
dapat ditawarkan dengan ciri (keistimewaan) yang berada sebagai model inti,
model tambahan apapun merupakan pangkal tolaknya dapat menciptakan
model-model tingkat tinggi dengan menambah ciri-ciri”.
d. Desain Produk, Menurut Kotler diterjemahkan Amstrong, (2003:159)
mengatakan:“bahwa ciri lain untuk menambah kekhasan produk adalah
melalui desain produk” Beberapa perusahaan memiliki reputasi karena
desainya yang benar-benar bagus. Hal ini didasari betul oleh desain yang
merupakan salah satu senjata ampuh dalam memasarkan produknya.
e. Label Produk
Menurut Kotler diterjemahkan oleh Amstrong, (2003:78) menyatakan bahwa:
“Label adalah bagian sebuah produk yang memuat keterangan-keterangan
tentang produk atau penjualnya”. Adapun menurut Djaslim Saladin, (2003:88)
mengemukakan bahwa: “Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa
keterangan-keterangan tentang produk tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa
label merupakan bagian dari produk yang memiliki sejumlah informasi
mengenai sejumlah informasi mengenai produk dan penjualnya yang
20
Menjelaskan beberapa hal mengenai produk. Sebagai alat promosi. Menurut
Djaslim Saladin (2003:88) macam-macam label terdiri dari:
• Brand indentifies label Label yang semata-mata merek.
• Grand label, Label yang menunjukkan tingkat kualitas suatu barang.
• Desriptive label, Label yang menggambarkan tentang cara pengunaan,
pemeliharaan, dan features lainnya tentang produk.
Menurut Djaslim Saladin, (2003:88) faktor-faktor yang memperngaruhi label
adalah: Penetapan harga perunit : mencantumkan harga ukuran standar. Masa
kadaluarsa: menyatakan akhir masa berlakunya suatu produk. Pencantuman
besarnya nilai gizi. Pencantuman bahan-bahan pembuatnya.
f. Kemasan produk
Menurut Saladin (2003:87) mengatakan bahwa: “Kemasan adalah segala
kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk”.
Sedangkan menurut Kotler, (2003:379) mengatakan bahwa: “Kemasan adalah
wadah kemas atau pembungkus dari suatu produk”. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kemasan adalah wadah atau pembungkus aktual dari suatu
produk. Kemasan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
• Kemasan primer, merupakan wadah kemas langsung yang menyentuh
produk bersangkutan.
• Kemasan sekunder Merupakan bahan yang melindungi kemasan dan
yang dibuang kalau produk itu hendak digunakan.
• Kemasan pengiriman Merupakan kemasan yang diperlukan untuk
2.2.5. Pengaruh Sikap Terhadap Minat Beli
Rossiter dan Percy, (1998:126) dalam Simamora, (2002:14)
mengemukakan bahwa Sikap itu memberikan identifikasi mengenai minat beli
konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan
perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan
(pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil
keputusan untuk melakukan pembelian. Sedangkan menurut Simamora (2002:14)
bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu 1) Cognitive component:
kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek.Yang dimaksud obyek
adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu
produk maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara
keseluruhan. 2) Affective component: emosional yang merefleksikan perasaan
seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai. 3)
Behavioral component: merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual
terhadap suatu obyek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan
melakukan suatu tindakan. Menurut Loudan dan Delabitta (2004:217); komponen
kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan
evaluasi merek dan komponen kognatif menyangkut maksud atau niatan untuk
membeli.
22
tertentu serta komponen afektif yang diketahui melalui reaksi emosional dan
pernyatan tentang perasaan konsumen.
Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena
keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut.
Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang pada akhirnya
akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian ini sikap
merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap
merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi atau meramalkan perilaku
konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen
diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa apa yang
menjadi keyakinan konsumen atas suatu produk memberikan niat untuk
melakukan suatu keputusan membeli atau tidak, yang dapat memberikan
keputusan untuk membeli apa yang menjadi kebutuhannya.
2.2.6. Pengaruh Atr ibut Produk Terhadap Minat Beli
Penilaian terhadap atribut produk tergantung pada pengetahuanya akan
informasi tentang fungsi sebenarnya dari atribut produk tersebut. Dengan
demikian, pembelian konsumen terhadap produk secara tidak langsung
dipengaruhi oleh pengetahuannya akan informasi atribut suatu produk (Kotler
2000:205)
Tjiptono (2008: 103) “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas
produk dan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, maka
perusahaan harus menjadikan atribut produk sehingga faktor penting dan
merupakan daya tahan bagi konsumen.
Perhatian perusahaan terhadap atribut produk seharusnya juga membuat
konsumen akan membeli ulang produk-produk perusahaan Atribut produk,
menurut Zeithaml (dalam Waldi & Santosa, 2001: 50) biasanya menjadi tolak
ukur bagi konsumen di dalam melakukan pembelian produk. Ada yang
membedakan atribut produk menjadi dua, yaitu atribut intrinsik dan atribut
ekstrinsik. Atribut intrinsik adalah indikator nilai yang berasal dari penilaian
konsumen yang ada pada produk. Jika mengacu pada Brucks & Zeithaml (dalam
Waldi & Santosa, 2001) maka sebenarnya ada lima dimensi produk yang
mempengaruhi dimensi produk yang mempengaruhi atribut ini, yaitu, easy in use,
features, performance, durability, dan prestige dimana konsumen akan
24
2.3. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
1. Diduga bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat beli pada produk susu
cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ Sidoarjo
2. Diduga bahwa atribut produk berpengaruh positif terhadap minat beli pada
produk susu cair dalam kemasan Indomilk di Indomart pondok Jati Blok AJ
Sidoarjo.
Atribut Produk (X2)
Minat Beli (Y) Sikap
(X1) Kognitif(X1.1)
Afektif(X1.2)
Konatif(X131)
Merek(X2.1)
Kualitas produk(X2.2)
Desain(X2.3)
Harga(X2.4)
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang
pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan
satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:
1. Sikap Konsumen (X1)
Variabel sikap konsumen didefinisikan sebagai ”Evaluasi perasaan, respon
dan kecenderungan diri seseorang konsumen atau pun calon konsumen
terhadap produk susu Bearbrand serta menempatkan seseorang tersebut dalam
suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai-tidak menyukai, berminat atau
tidak berminat untuk membeli produk susu Bearbrand yang didasarkan pada
aspek kognitif, afektif dan konatif”. Adapun indikator menurut Simamora
(2002:14), dalam jurnal Wahyuni, Urip,(2008).
a. Kognitif (X1.1) adalah pengetahuan dan persepsi konsumen terhadap
produk,
- Pengalaman dengan suatu objek-sikap atau informasi-informasi dari
berbagai sumber.
- Pengetahuan
26
b. Afektif (X1.2) menggambarkan emosi dan perasaan konsumen terhadap
produk,
- Penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk
- Reaksi emosional
- Perasaan suka atau tidak suka
c. Konatif (X1.3) menunjukkan tindakan konsumen atau kecenderungan
perilaku terhadap produk
- Berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh
seorang konsumen terhadap pembelian dan sering juga disebut
intention.
- Kebal terhadap perubahan
- Sikap dapat berubah secara perlahan-lahan
2. Atribut Produk (X2)
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan atribut produk adalah unsur–
unsur yang terdapat dalam produk tersebut. produk ini memiliki beberapa sub
variabel, yaitu: Sihite dan Maharyani,(2008).
a. Merek Produk (X2.1), yaitu nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau
kombinasi di antaranya agar mudah dikenali oleh konsumen.
- nama produk agar dikenali
- simbol produk
b. Kualitas Produk (X2.2), yaitu kualitas kinerja-kemampuan produk untuk
- Tambahan nilai gizi yang diperoleh
- Variasi pilihan rasa
c. Desain Produk (X2.3), yaitu desain atau bentuk, ukuran berat, warna, dan
gaya yang menarik perhatian konsumen sehingga produk selalu diingat.
- keragaman produk
- ukuran produk
d. Harga produk (X2.4), yaitu sejulah materi yang dikeluarkan sesuai dengan
produknya.
- Harga mudah terjangkau
- Harga sebanding dengan apa yang diperoleh
e. Kemasan Produk (X2.5), yaitu pembungkus fisik untuk melindungi produk
dan sekaligus menciptakan identitas unik kepada konsumen
- Pembungkus yang tahan lama
- kemasannya menarik
3. Minat beli (Y)
Minat beli, dalam penelitian ini merupakan kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).
28
3.1.1. Pengukur an Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval dengan menggunakan skala interval dengan teknik pembobotan skala
(semantic differential scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden
untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan
dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua
sisi.Dalam penelitian ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala
dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras
berlawanan. sebagai berikut:
Sangat Jelek Sangat Bagus
3.2.Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli di
Indomart Pondok Jati blok AJ Sidoarjo.
b. Sampel
Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non
Probability sampling yaitu dengan accidental Sampling (Penarikan sampel
berdasarkan secara kebetulan konsumen yang membeli produk susu cair dalam
kemasan merek Indomilk.
Menurut Ferdinand (2002:48).
- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200
sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).
- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10
kali jumlah parameter yang diestimasi
- Karena terdapat 22 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah (22 x 5 = 110) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar
110 responden.
3.3. Prosedur Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
a. Data Primer
Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner kepada konsumen produk susu cair dalam kemasan Indomilk di
indomart pondok jati blok AJ sidoarjo.
b. Data Sekunder
Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan
dalam hal ini obyek yang diteliti.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil
langsung kepada konsumen yang membeli produk susu cair dalam kemasan
30
3.3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara berikut:
a. Observasi
Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti -
bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.
b. Kuisioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan kepada konsumen yang membeli produk susu cair dalam kemasan
Indomilk di indomart pondok jati sidoarjo untuk diisi agar memperoleh
jawaban langsung dari konsumen.
3. 1. Uji Validitas Dan Reliabilitas
3. 4. 1.Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji
apakah tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat
menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa
yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini
dilakukan dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item.
Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 %
(level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai
3. 4. 2.Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks
kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Suatu instrument pengukuran
dikatakan reliable jika pengukurannya konsisten dan akurat. Jadi uji reliabilitas
dilakukan dengan tujuan mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur,
sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Dalam penelitian ini menggunakan
rumus Cronbach Alpha dengan bantuan software smart PLS. Suatu pertanyaan
pada kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Purbayu &
Ashari, 2005 : 247).
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Teknik Analisis
Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk
mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor terlalu
banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk
mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple
indikator. PLS juga merupakan factor indeterminacy metode analisis yang
powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala
tertentu, jumlah sampel kecil. Awalnya Partial least Square berasal dari ilmu
sosial (khususnya ekonomi, Herman Wold, 1996). Model ini dikembangkan
32
membangun hubungan yang belum ada landasan terorinya atau untuk pengujian
proposisi.
PLS dalam penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori
atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi ada situasi dimana penelitian
mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori
sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based lebih sesuai,
namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi factor score akan kehilangan
ketepatan prediksi dari pengujian tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS
lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap
sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah
indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti Ghozali (2008: 5).
PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal
ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel
laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel
laten dapat dengan mudah diperoleh.(Ghozali 2008).
3.5.1.1. Cara Kerja PLS
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan
menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk
menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur
(path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan
indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai
konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga
menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap
kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga
menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).
Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk
mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate
digunakan untuk mendapatkan inside approximation weight. Prosedur iterasi ini
akan berhenti ketika persentase perubahan setiap outside approximation weight
relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.
3.5.1.2. Model Spesifikasi PLS
PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model
pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktural).
Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model
pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok
peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten
(Gefen,2000).
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set
hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten
(structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel
laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3)
34
Gambar 3.1. Langkah-langkah Analisis PLS
(1). Langkah Pertama: Merancang Model Str uktur al (inner model)
Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS
didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
(a) Teori, kalau sudah ada
(b) Hasil penelitian empiris
(c) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain
(d) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang
(e) Rasional
Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi
hubungan antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model
struktural bisa berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM,
yaitu perancangan model berbasis teori, sehingga pemodelan didasarkan pada
hubungan antar variabel laten yang ada di dalam hipotesis.
(2). Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)
Pada PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat
penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif.
Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan
sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif.
Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu
memberikan hasil analisis yang salah.
Dasar yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk menentukan sifat
indikator apakah refleksif atau formatif adalah: teori, penelitian empiris
sebelumnya, atau kalau belum ada adalah rasional. Pada tahap awal penerapan
PLS, tampaknya rujukan berupa teori atau penelitian empiris sebelumnya masih
jarang, atau bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi
konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat
dilakukan identifikasi sifat indikatornya, bersifat refleksif atau formatif.
36
Selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur. Contoh bentuk diagram jalur
untuk PLS dapat dilihat pada gambar berikut.
(4). Langkah Keempat: Konversi diagr am J alur ke dalam Sistem
Persamaan
a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan
indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model,
mendefinisikan karakteristik variabel laten dengan indikatornya. Model
indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:
x = Λxξ + εx
y = Λyη + εy
Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan
endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang
menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan
variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx danεy
dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.
Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
ξ = ΠξXi + δx
η = ΠηYi + δy
Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan Πy
adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten terhadap
38
x1 = λx1ξ1 + δ1
x2 = λx2ξ1 + δ2
x3 = λx3ξ1 + δ3
Untuk variabel latent eksogen 2 (formatif)
ξ2 = λx4 X4 + λx5 X5 + λx6 X6 + δ4
Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif)
y1 = λy1η1 + ε1
y2 = λy2η1 + ε2
Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif)
y3 = λy3η2 + ε3
y4 = λy4η2 + ε4
b) Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural
model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan
antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa
kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan
indikator atau variabel manifest diskala zero means dan unit varian sama
dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat
dihilangkan dari model.
Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:
η = βη + Γξ + ζ
Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah
hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten
dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten
dapat dispesifikasikan sebagai berikut:
ηj = Σi βji ηi + Σi γjbξb + ζj
Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah
koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan
eksogen (ξ). Sedangkan βji (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan
β) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η)
dengan endogen (η); untuk range indeks i dan b. Parameter ζj adalah
variabel inner residual.
Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem
persamaan sebagai berikut:
η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1
η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2
c) Weight relation, estimasi nilai variabel latent. Inner dan outer model
memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation
dalam algoritma PLS:
ξb = Σkb wkb xkb
40
(5). Langkah Kelima: Estimasi
Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode
kuadrat terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan
cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.
Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu:
1) Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten
2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan
estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.
3) Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk
indikator dan variabel laten.
Sebagai langkah awal iterasi, algoritmanya adalah menghitung
aproksimasi outside dari variabel latent dengan cara menjumlahkan indikator
dalam setiap kelompok indikator dengan bobot yang sama (equal weight). Bobot
untuk setiap iterasi diskalakan untuk mendapatkan unit varian dari skor variabel
laten untuk N kasus dalam sampel. Dengan menggunakan skor untuk setiap
variabel latent yang telah diestimasi, kemudian digunakan untuk pendugaan
aproksimasi inside variabel laten.
Ada tiga skema bobot aproksimasi inside yang telah dikembangkan untuk
mengkombinasikan variabel laten tetangga (neighboring LV) untuk mendapatkan
estimasi variabel laten tertentu yaitu: centroid, factor dan path weighting. Skema
weighting dengan centroid merupakan prosedur asli yang digunakan oleh Wold.
Metode ini hanya mempertimbangkan tanda korelasi antara variabel laten dan
model struktural tidak diperhitungkan. Skema weighting dengan faktor
menggunakan koefisien korelasi antara variabel laten dengan variabel laten
tetangga sebagai pembobot (weight). Variabel laten menjadi principal component
(komponen utama) dari variabel laten tetangganya. Skema weighting dengan
faktor memaksimumkan varian dari komponen utama variabel laten ketika jumlah
variabel laten menjadi tak terhingga jumlahnya. Skema dengan path weighting
membobot variabel laten tetangga dengan cara berbeda tergantung apakah
variabel laten tetangga merupakan anteseden atau konsekuen dari variabel laten
yang ingin kita estimasi.
Dengan hasil estimasi variabel laten dari aproksimasi inside, maka
didapatkan satu set pembobot baru dari aproksimasi outside. Jika skor
aproksimasi inside dibuat tetap (fixed), maka dapat dilakukan regresi sederhana
atau regresi berganda bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat
refleksif ataukah model berbentuk formatif. Oleh karena
path relation Ordinary Least Square
systematic part accounted
(6). Langkah Keenam: Goodness of Fit
outer model
convergent discriminant validity composite
realibility outer model
substantive content
relative weight
bootstrapping
a). Outer Model
Outer model
try out
Convergent validity
loading
Discriminant validity
cross loading
cross loading
outer model
inner model
inner model
outter model
number of samples
case per sample
a. Asumsi PLS
inner model
b. Sample Size
resampling Bootestrapping
4.1. Deskr iptif Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Per usahaan
Indomilk merupakan sebuah merek susu terkenal dari PT Indolakto, yang
telah diakuisisi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada akhir Desember 2008
sehingga masuk pada Divisi Dairy bergabung ke dalam Grup CBP PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. Varian produk yang ditawarkan dari susu Indomilk antara
lain:
a. Susu Kental Manis Indomilk, Susu kental manis Indomilk tersedia dalam
kemasan kaleng 385 gr dan sachet 42 gr dengan 2 pilihan rasa plain dan coklat
b. Susu Indomilk Omega-3, Indomilk Omega-3 tersedia dalam kemasan kotak
400g dan 1000g dengan 3 pilihan rasa : full cream, instan dan coklat
c Susu Bubuk Indomilk BioKids, Indomilk Biokids tersedia dengan 2 pilihan
rasa yaitu plain & Coklat, dalam kemasan kotak 400gr dan 800gr
d. Susu Bubuk Indomilk Calciskim, Indomilk Calciskim tersedia dalam 2 pilihan
rasa yaitu coklat & plain dengan kemasan kotak
e. Susu Cair Indomilk dalam Kemasan Botol, Susu Cair Indomilk kemasan botol
tersedia dalam 4 pilihan rasa yaitu: coklat, es krim vanilla, strawberry dan
48
g. Susu Cair Indomilk dalam Kemasan Kotak (UHT), Susu cair Indomilk
kemasan kotak (UHT) tersedia dalam dua macam produk yaitu : Susu cair
Indomilk (UHT) biasa dan susu cair Indomilk (UHT) Kids. Untuk susu cair
Indomilk UHT dalam kemasan biasa tersedia dengan 3 pilihan rasa yaitu:
Vanilla, Strawberry dan Coklat dalam kemasan karton 200 ml (kecil) dan rasa
plain dan Coklat untuk kemasan 1000 ml (besar). Dan untuk susu cair kotak
Indomilk Kids memiliki 3 pilihan rasa yaitu : coklat, strawberry dan vanilla
ukuran 125 ml.
4.2. Analisis Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Periode
dalam penelitian ini adalah mulai bulan
a. Jenis Kelamin
Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 39 35.5%
berjenis kelamin laki-laki dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 71
responden, hal ini menunjukkan bahwa mayoritas yang membeli dan
b. Usia
Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat
diketahui usia para responden yaitu pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari responden yang membeli susu
cair dalam kemasan Indomilk di Indomart Pondok Jati Sidoarjo lebih didominasi
oleh responden yang berusia 21-30 tahun sebanyak 63 responden, kemudian pada
peringkat kedua adalah responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak
34responden dan yang berusia 41-50 sebanyak 13 responden.
4.2.1. Deskr ipsi Variabel Sikap Konsumen (X)
4.2.1.1. Deskr ipsi Variabel Kognitif (X1)
Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kognitif
No Pertanyaan Skor Jawaban Skor
50
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator pertama dari kognitif, yaitu Pengalaman anda ketika memperoleh
informasi khususnya mengenai produk susu cair dalam kemasan Indomilk,
mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak
40, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah resonden
37 Artinya, sebagian besar responden yang menjawab sangat bagus.
b. Indikator kedua dari kognitif, yaitu Pengetahuan anda mengenai produk susu
cair dalam kemasan Indomilk, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan
jumlah responden sebanyak 46, kemudian terbanyak kedua pada skor 5
dengan jumlah responden 41, artinya, sebagian besar responden yang
menjawab sangat bagus.
c. Indikator ketiga dari kognitif, yaitu Keyakinan anda mengenai produk susu
cair dalam kemasan Indomilk, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan
jumlah responden sebanyak 50, kemudian terbanyak kedua pada skor 6
dengan jumlah responden 38 artinya, sebagian besar responden yang
4.2.1.2. Deskr ipsi Variabel Afektif (X2)
Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Afektif
No Pertanyaan Skor Jawaban Skor
1 2 3 4 5 6 7
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator pertama dari afektif, Penilaian anda mengenai produk susu cair
dalam kemasan Indomilk, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan
jumlah responden sebanyak 42 responden, kemudian terbanyak kedua terdapat
pada skor 6 dengan jumlah 27 responden. Artinya, sebagian besar responden
yang menjawab bagus secara keseluruhan