• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI

BUAH LOKAL DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT

Nailul Murod 1110092000049

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI

BUAH LOKAL DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT

Nailul Murod 1110092000049

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Januari 2015

(6)

RIWAYAT HIDUP

DATA PERSONAL________________________________________________ _

Nama Lengkap : Nailul Murod

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 04 Desember 1992

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Blok Bojong, RT/RW 015/001, Kliwed,

Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.

Nomor Kontak/ : +62.87808884335

Email : n[dot]murod[at]yahoo[dot]com

Motto Hidup : Berusaha yang terbaik dan bersyukur dengan hasilnya.

PENDIDIKAN FORMAL___________________________________________ _

2010 – 2014 : S-1 Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2007 – 2010 : SMA Unggulan Da’i An-nur, Indramayu,

Jawa Barat.

2004 – 2007 : SMP Negeri 1 Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.

1998 – 2004 : SD Negeri Kliwed II, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.

1997 – 1998 : TK Raudlatul Islamiyah, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.

PENGALAMAN KERJA_____________________________________ _

Februari 2012 – Desember 2012 : PT. Deka Megah Rani Citra sebagai Editor pada proyek JOY 2 (DKT12-02)

(7)

RINGKASAN

NAILUL MUROD, Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat. Di bawah bimbingan SITI ROCHAENI dan LILIS IMAMAH ICHDAYATI.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh diberlakukannya kran impor buah melalui Asean Free Trade Area (AFTA), Asean-China Free Trade Area (ACFTA) dan dengan banyaknya jenis pasar, mengakibatkan perdagangan buah semakin terbuka lebar, baik buah impor ataupun buah lokal. Persaingan pemasaran buah sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah,dimana kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap suatu produk berpengaruh pada perilaku mengkonsumsi buah lokal.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh kesadaran konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (2) Mengetahui pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (3) Mengetahui pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (4) Mengetahui pengaruh persepsi, kesadaran, dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.

Lokasi penelitian pada Pasar Tradisional Slipi, Hypermart Puri Indah, Supermarket Kebon Jeruk, Minimarket di daerah Kembangan, dan Toko Khusus Buah Rezeky Fresh Fruit Center, besarnya sampel dapat ditentukan sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Teknik pengukuran data menggunakan skala likert. Analisis data menggunakan Analisis deskripsi tabulasi yang diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 dan analisis regresi berganda, uji F, uji t, dan uji asumsi klasik.

Diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : (1) Variabel Kesadaran Konsumen (X1) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (2) Variabel Persepsi Konsumen (X2) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (3) Variabel Preferensi konsumen(X3) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (4) dan terdapat pengaruh nyata secara simultan variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat. Dari hasil uji determinasi (R2) sebesar 0,535, yang berarti 53,5% variasi variabel Kesadaran (X1), Persepsi (X2), Preferensi (X3)

menjelasakan model Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat, sisanya 46,5% variasi variabel tidak dijelaskan dalam model.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

hanya berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi “Kesadaran, Persepsi,

dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi

Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat” bisa berjalan dengan lancar.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Pertanian di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta sebagai salah satu sarana untuk memperdalam

pengetahuan yang telah didapatkan di masa perkuliahan.

Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak baik secara langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Siti Rochaeni, MSi selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Lilis Imamah

Ichdayati selaku pembimbing 2 yang sudah memberikan arahan, pengetahuan

yang sangat berharga dan kesabaran dalam membimbing skripsi.

2. Bapak Dr. Akhmad Riyadi Wastra, MM dan Bapak Akhmad Mahbubi, MM

selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak kritik dan masukan

untuk perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Ketua Program Studi Agribisnis UIN

Syarif Hidayatullah - Jakarta.

4. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, MM selaku sekretaris program studi Agribisnis

dan pembimbing akademik, yang memberikan motivasi, bimbingan, dan

(9)

5. Seluruh bapak, ibu dosen dan staf program studi Agribisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat berharga selama masa perkuliahan.

6. Mama (Ayahanda) H. Makhsuni (Alm.) tercinta yang sudah banyak

mengajarkan makna kehidupan.

7. Bapak Kataba dan Ibu Hj. Khomsinah, Yayu Wati, Yayu Pus, Kang Fadil,

Kang Aulan dan keluarga besar yang telah memberikan Do’a, motivasi,

dukungan material maupun spiritual hingga penyelesaian skripsi.

8. Pihak Pemprov DKI Jakarta, dan Pemkot Jakarta Barat yang sudah membantu

memberikan data untuk kelancaran skripsi ini.

9. Seluruh responden yang telah berkenan untuk diwawancara.

10.Sahabat-sahabatku Opik, Fariz, Epul, Ryane, Jordan, Arif, dan Manyu yang

telah memberikan dukungan, kebersamaan, dan kritik yang membangkitkan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Temen-temen Agribisnis 2010 terkhusus Deni, Mulki, Inay, Teguh, Bagus,

Ridwan, Ubay dan Nira yang telah banyak membantu dan memberikan

kenangan di masa perkuliahan.

12.Seluruh pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

sempurna, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Jakarta, Januari 2015

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 5

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1.Kesadaran Konsumen ... 8

2.2.Persepsi Konsumen ... 11

2.3.Preferensi Konsumen ... 18

2.4.Perilaku Konsumen ... 20

2.4.1. Model Perilaku Konsumen ... 21

2.4.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 22

2.4.3. Variabel dalam Mempelajari Perilaku Konsumen ... 23

2.5.Pengembangan Buah Lokal ... 25

2.6.Penelitian Terdahulu ... 27

2.7.Kerangka Pemikiran... 31

2.8.Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

b. Jenis dan Sumber Data ... 34

c. Metode Pengambilan Sampel ... 35

(11)

3.4.1 Pengujian Kuisioner ... 37

1. Validitas ... 37

3.4.1.2 Reabilitas ... 37

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

1. Uji Normalitas... 38

3.4.2.2 Uji Multikolinieritas ... 39

3.4.2.3Uji Heteroskedastisitas ... 39

e. Analisis Regresi Linier Berganda ... 40

f. Definisi Operasional Variabel ... ... 42

g. Alat Penelitian dan Pengukuran .. ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN a. KondisiFisik Daerah Jakarta Barat ... 47

4.1.1. Keadaan Geografis ... 47

4.1.2.Iklim ... 48

4.1.3.Luas Wilayah ... 49

4.1.4.Penggunaan Tanah ... 49

b. Keadaan Sosial Ekonomi ... 50

4.2.1. Pemerintahan ... 50

4.2.2.Visi, Misi, dan Tujuan ... 50

4.2.3.Tenaga Kerja ... 51

4.2.4. Penduduk ... 52

4.2.5. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 54

c. Perpasaran Jakarta Barat ... 55

4.2.1. Pasar Tradisional ... 56

4.2.2. Pasar Modern ... 57

d. Karakteristik Responden ... 58

4.4.1. Jenis Kelamin Responden ... 58

4.4.2. Usia Responden... 59

4.4.3. Status Pernikahan Responden ... 59

4.4.4. Jenis Pekerjaan Responden ... 60

4.4.5. Pendapatan Responden ... 61

4.5.Tanggapan Responden Terhadap Variabel ... 62

4.5.1.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kesadaran Konsumen (X1) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 62

(12)

4.5.3.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Preferensi Konsumen (X3) di Kawasan Perpasaran

Jakarta Barat ... 68 4.5.4.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perilaku

Konsumen dalam Mengkonsumsi Buahl Lokal(Y)

di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 71

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Pengaruh Kesadaran Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di

Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 75 5.2.Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Perilaku

Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di

Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 77 5.3.Pengaruh Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku

Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di

Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 78 5.4.Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi

Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran

Jakarta Barat ... 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan ... 83 b. Saran ... 84

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Hal.

1 Langkah-Langkah antara Evaluasi Alternatif dan Kesadaran

Konsumen ... 10

2 Skema Proses Persepsi ... 13

3 Hubungan Variabel Stimulus, Intervening dan Respon ... 24

4 Kerangka Pemikiran Operasional ... 32

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Hal.

1 Data Impor Komoditi Buah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012

sampai dengan Oktober 2014 ... 2

2 Model Perilaku Konsumen ... 22

3 Tingkat Kebutuhan dan Produksi Buah-Buahan di Indonesia dari

Tahun 2005 sampai dengan 2009 ... 26

4 Alat Penelitian dan Pengukuran ... 45

5 Jumah Penduduk Wilayah Administrasi Jakarta Barat ... 53

6 Perkembangan PDRB Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun

2011-2013 ... 55

7 Data Pasar Tradisional dan Modern ... 56

8 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Kawasan

Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ... 58

9 Distribusi Responden Menurut Usia di Kawasan Perpasaran

Jakarta Barat Tahun 2014 ... 59

10 Distribusi Responden Menurut Status Pernikahan di Kawasan

Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ... 60

11 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Kawasan

Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ... 60

12 Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Kawasan

Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ... 61

13 Nilai Rata-Rata Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi

Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 62

14 Kriteria Analisis Deskripsi ... 62

15 Statistik Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen

di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 63

16 Distribusi Frekuensi Kesadaran (X1) di Kawasan Perpasaran

(15)

17 Nilai Rata-Rata Kesadaran di Jenis Pasar Berdasarkan

Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ... 65

18 Distribusi Frekuensi Persepsi (X2) di Kawasan Perpasaran

Jakarta Barat Tahun 2014 ... 66

19 Nilai Rata-Rata Persepsi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan

Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ... 68

20 Distribusi Frekuensi Preferensi (X3) di Kawasan Perpasaran

Jakarta Barat Tahun 2014 ... 69

21 Nilai Rata-Rata Preferensi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan

Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ... 70

22 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun

2014 ... 71

23 Nilai Rata-Rata Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di

Jakarta Barat Tahun 2014 ... 73

24 Hasil Regresi Berganda Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Mengkonsumsi Buah

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Hal.

1 Kuisioner Penelitian ... 88

2 Tabulasi Data Kesadaran ... 93

3 Tabulasi Data Persepsi ... 96

4 Tabulasi Data Preferensi ... 99

5 Tabulasi Data Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ... 102

6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ... 105

7 Hasil Uji Asumsi Klasik Model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ... 106

8 Hasil Analisis Regresi Berganda Model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ... 108

9 Data Lokasi Pasar Tradisional di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat... 109

10 Data Lokasi Pasar Modern Hypermarket di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 111

11 Data Lokasi Pasar Modern Supermarket di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 112

12 Data Rekapitulasi Minimarket Alfamidi di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ... 113

13 Daftar Nama Toko Khusus Buah di Wilayah Kota Jakarta Barat ... 114

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sejak diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) 1 Januari 2002 secara penuh untuk negara Association of South East Asia Nation (ASEAN) menyebabkan banyak sekali buah-buah impor yang masuk ke Indonesia. AFTA

merupakan bentuk kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu

kawasan bebas perdagangan ASEAN dimana tarif hingga menjadi 0-5% dan

penghapusan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Selain itu, sejak tanggal 1

Januari 2010 dibuka juga perdagangan bebas Asia-China atau Asean-China Free Trade Area (ACFTA). Hal tersebut juga menambah banyaknya buah impor yang masuk ke Indonesia sekaligus mencukupi penyediaan buah dalam negeri.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura (2013 : 1), nilai total impor

buah tahun 2012 sebesar US$ 816.541.098 masih lebih tinggi dibandingkan nilai

ekspor buah yang hanya mencapai US$ 172.361 atau 0,22% dari nilai total impor

buah.

Dalam kurun waktu tahun 2012 – 2014, buah impor yang sudah masuk di

Provinsi DKI Jakarta mencapai 793.172.175 ton dengan nilai US $ 1.055.599.740.

Jumlah volume buah impor tiap tahun yang masuk di Provinsi DKI Jakarta

berfluktuatif, dikarenakan jumlah jenis buah impor tiap tahunnya berbeda-beda.

Pada tahun 2012 mencapai 28 jenis buah impor yang masuk ke Provinsi DKI

Jakarta dengan volume sebesar 488.734.408 ton dengan nilai US $ 569.505.881.

Pada tahun 2013 volume dan nilai buah impor menurun dari tahun sebelumnya,

(18)

jenis buah impor sebanyak 18 jenis buah impor. Namun pada tahun 2014 hingga

bulan Oktober volume dan nilai buah impor kembali naik yang mencapai

165.850.225 ton dan US $ 251.068.072 dari kontribusi 16 jenis buah impor yang

memasuki Provinsi DKI Jakarta. Data volume dan Nilai buah impor disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1 Data Impor Komoditi Buah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – Oktober 2014

Banyaknya 2012 2013 2014* Total

Volume (Ton) 488.734.408 138.587.542 165.850.225 793.172.175

Nilai (US$) 569.505.881 235.025.787 251.068.072 1.055.599.740

Ket : *dari bulan Januari-Oktober 2014

Sumber : Kementerian Pertanian, 2014 : 1-3 (diolah)

Dengan banyaknya volume buah impor di DKI Jakarta hingga bulan

Oktober 2014, tidak mengejutkan apabila pedagang buah lebih banyak menjual

buah impor dibandingkan buah lokal dikarenakan ketersediaan buah impor yang

mendominasi pasar terutama di daerah metropolitan seperti Kota Jakarta

Administrasi Barat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Administrasi

Jakarta Barat Tahun 2014, sub-sektor perdagangan mampu memberikan

kontribusi sumbangan terbesar dalam PDRB Kota Administrasi Jakarta Barat

Tahun 2013, yaitu sebanyak 20,05%. Mengingat mayoritas mata pencaharian

penduduk kota Jakarta Barat adalah berdagang yang mencapai 33,28%

(Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat, 2014 : 1), dan banyaknya volume di

Provinsi DKI Jakarta tersebut, mengakibatkan kondisi perdagangan buah impor di

Kota Jakarta Barat terbuka lebar, mulai dari pasar tradisional maupun dipusat

(19)

Kota Administrasi Jakarta Barat sendiri terdapat banyak pusat

perdagangan buah diantaranya Rumah Buah Total Buah Segar, Raja Buah, Duta

Buah, Rezeky Fruit Fresh Mart, Jakarta Fruit Market, dan ditambah perpasaran

swasta Hypermarket yang mencapai 8 gerai, Supermarket 6 gerai, Mini Merket

Brand Alfa Midi yang mencapai 12 gerai, dan Pasar Tradisional yang mencapai

27 unit yang tentunya di dominasi dengan klasifikasi pasar Lingkungan (Lampiran

9 - 13). Pasar Lingkungan adalah pasar binaan PD Pasar Jaya yang ruang lingkup

pelayanannya meliputi satu lingkungan pemukiman di sekitar pasar tersebut dan

jenis barang yang diperdagangkan terutama kebutuhan sehari-hari (Keputusan

Gubernur DKI Jakarta No. 44 Tahun 2003). Dimana kebutuhan sehari-hari

tersebut mencakup produk holtikurtura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Dengan banyaknya jenis pasar di Jakarta Barat tersebut memberikan

keuntungan bagi konsumen karena konsumen memiliki banyak tempat berbelanja

buah yang lebih bervariasi. Konsumen yang rasional akan berusaha memilih

tempat berbelanja yang dapat memberikan tingkat kepuasan kepadanya sehingga

setiap pasar memiliki segmen dan perilaku konsumen yang berbeda-beda.

Menurut Kotler dan Keller (2008 : 214) mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Kesadaran dapat dikatakan sebagai tahap pertama dari proses adopsi

terhadap suatu produk atau ide baru. Kesadaran mengenai produk hanya sebatas

kesadaran konsumen atas keberadaan suatu produk, namun informasi yang

(20)

produk dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang atribut produk baru,

pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan seseorang.

Menurut Simamora (2002 : 102) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu

proses dengan mana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan

menginterpretasikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dengan

menyeluruh. Persepsi tidak saja penting dalam tahapan pemprosesan informasi

melalui stimuli namun juga berperan pada pasca konsumsi produk yaitu ketika

konsumen melakukan evaluasi atas keputusan pembeliannya. Apakah konsumen

merasa puas atau sebaliknya, penilaian inipun tidak lepas dari persepsi mereka.

Preferensi konsumen merupakan suatu cara praktis untuk menggambarkan

bagaimana orang lebih suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain (Pindyc

dan Rubenfield, 2002 : 64). Menurut Elizabeth dan Sanjur (1982) dalam Suharjo

(1989 : 186) ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan dalam

hubungannya dengan preferensi yaitu karakteristik individu (umur, jenis kelamin,

suku, pendapatan), karakteristik makanan (rasa, warna, harga) dan karakteristik

lingkungan (musim, pekerjaan, dan tingkat sosial didalam masyarakat).

Pengaruh dari kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap

perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal adalah bahwasanya

konsumen diasumsikan mampu membuat peta posisi pemikiran yang merupakan

gambaran kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen sebagai penuntun dalam

keputusan mengkonsumsi buah lokal. Oleh karena itu, agar buah lokal mampu

bersaing secara optimal, maka produksi buah lokal harus tetap memperhatikan

kesadaran, persepsi dan preferensi masyarakat setempat khususnya masyarakat di

(21)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan

yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh kesadaran konsumen terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat?

2. Bagaimana pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat?

3. Bagaimana pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat?

4. Apakah terdapat pengaruh kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen

terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan

perpasaran Jakarta Barat?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh kesadaran terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.

2. Mengetahui pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.

3. Mengetahui pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen

(22)

4. Mengetahui pengaruh persepsi, kesadaran, dan preferensi konsumen terhadap

perilaku kosnumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran

Jakarta Barat.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Membantu konsumen dalam memutuskan buah yang akan dikonsumsi sesuai

dengan selera mereka.

2. Mendukung pemerintah dalam program menggalakkan konsumsi buah lokal,

menetapkan kebijakan dan undang-undang untuk perlindungan konsumen.

3. Sarana bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang di peroleh dari

universitas dengan mengamati gejala-gejala dan perubahan-perubahan yang

terjadi dimasyarakat.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka penelitian

hanya difokuskan pada pengkajian kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen

terhadap konsumsi buah lokal segar. Maka penulis akan membatasi permasalahan

sebagai berikut :

1. Daerah Jakarta Barat yang dominan adalah perdagangan maka dipilih

perpasaran sebagai objek penelitian.

2. Kawasan penelitian dibatasi pada kawasan perpasaran swasta di antaranya :

hypermarket, supermarket, minimarket, toko khusus buah, dan kawaan pasar

yang dikelola oleh pemerintah yaitu pasar daerah/tradisional di daerah Jakarta

(23)

3. Responden adalah masyarakat Jakarta Barat yang sudah memiliki pendapatan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kesadaran Konsumen

Kesadaran dapat dikatakan sebagai tahap pertama dari proses adopsi

terhadap suatu produk atau ide baru. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1982 :

847), kesadaran adalah keadaan tahu, keadaan mengerti dan merasa. Pengertian

ini juga merupakan kesadaran dari diri seseorang maupun kelompok. Kesadaran

mengenai produk hanya sebatas kesadaran konsumen atas keberadaan suatu

produk, namun informasi yang diketahui seputar produk tersebut masih sangat

sedikit.

Kesadaran yang dialami individu tidak datang begitu saja. Kesadaran atas

suatu produk dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang atribut produk baru,

pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan seseorang. Biasanya

konsumen akan mencari informasi mengenai produk yang diminatinya serta yang

sesuai dengan kebutuhannya sehingga terbentuklah kesadaran atas keberadaan

produk. Kesadaran konsumen mengenai suatu produk diukur untuk mengetahui

sejauh mana pengetahuan konsumen yang disasar mengenai keberadaan produk

tersebut (Peter & Olson, 1996 : 168).

Menurut Sutisna (2002 : 17) proses pengambilan keputusan melalui

tahap-tahap yang disebut sebagai prespektif experiencial dan prespektif behavioral influence. Kesadaran konsumen yang didasarkan atas prespektif experiental adalah proses pengambilan keputusan yang berkisar di sekitar tujuan konsumen

untuk membangkitkan emosi dan perasaanya. Hal ini dihasilkan dari adanya

(25)

Terdapat dua jenis pembelian ditinjau dari prespektif experiencial, yaitu : 1. Purchase impulse terjadi ketika konsumen mengambil kesadaran konsumen

yang mendadak. Dorongan untuk melakukan pembelian begitu kuat, sehingga

konsumen tiidak lagi berfikir rasional.

2. Pembelian yang sifatnya variety seeking yaitu pembelian dilakukan ketika konsumen melakukan pembelian secara spontan dan bertujuan untuk mencoba

barang baru dari suatu produk. Pembelian yang bersifat variety seeking ini tidak didorong oleh adanya ketidakpuasan atas pembelian yang telah

dilakukan, tetapi lebih didasarkan atas reaksi belanja yang bertujuan

mengurangi kebosanan dengan membeli barang baru dari suatu produk.

Sedangkan kesadaran konsumen yang disadari prespektif behavioral influence mendasarkan pada alasan bahwa kesadaran konsumen dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Lingkungan dimana konsumen berada akan

mempengaruhi perilaku dalam kesadaran konsumen, karena suatu lingkungan

yang ada meningkatkan hasrat konsumen untuk ingin memiliki dari apa yang

dirasakan sebagai pertimbangan untuk menyesuaikan dari apa yang ada

disekitarnya.

Menurut Kotler (2006:187) meskipun konsumen membentuk evalusai

suatu produk, dua faktor utama dapat menghalangi diantara niat beli (purchase intention) dan kesadaran konsumen (customer awareness). Faktor yang pertama adalah sikap orang lain (attitude of others), yaitu tingkat dimana sikap orang lain yang mengurangi persepsi ataupun preferensi terhadap sebuah alternatif yang

(26)

1. Intensitas sikap negative orang lain terhadap alternatif preferensi konsumen

dan

2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

Adanya pengaruh negative yang lebih kuat dari orang lain dan kedekatan

orang lain kepada konsumen maka konsumen akan lebih menyesuaikan niat

belinya.

Faktor yang kedua adalah situasi yang tidak terantisipasi (unanticipated situational factors) yang sewaktu-waktu dapat mengubah niat beli. Suatu kesadaran diharapkan bisa berujung pada adopsi terus-menerus. Jika produk

yang ada berupa barang, maka memilih produk berarti membeli produk dan

mempelajari bagaimana cara menggunakannya serta kemudian

mempertahankannya. Jika produk yang ada berupa ide, maka memilih produk

berarti konsumen tersebut setuju dengan suatu ide. Seperti yang digambarkan

pada Gambar 1.

Gambar 1 Langkah-langkah antara Evaluasi Alternatif dan Kesadaran Konsumen

Sumber : Kotler, 2006:187

Evaluasi Alt ernat if

Niat Beli Sikap Orang Lain

(at t it ude of ot hers)

Sit uasi yang Tidak Terant isipasi (unant icipat ed sit uat ional fact ors) Kesadaran

(27)

2.2.Persepsi Konsumen

Persepsi merupakan proses yang kompleks. Secara etimologi persepsi

berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan,

dan mengintrepretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan

menyeluruh (Simamora, 2008: 102). Persepsi sebagai proses dimana dalam

proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan stimuli menjadi suatu yang

bermakna (Schiffman dan Kanuk dalam Suryani, 2008 : 97).

Persepsi merupakan cara bagaimana konsumen memberi makna pada

rangkaian rangsangan dan ini adalah proses kognisi. Ketika konsumen melakukan

interpretasi pada sebuah iklan yang dilihatnya maka terjadi proses kognisi dalam

benak konsumen. Persepsi tidak saja penting dalam tahapan pemprosesan

informasi namun juga berperan pada pasca konsumsi produk yaitu ketika

konsumen melakukan evaluasi atas keputusan pembeliannya. Apakah konsumen

merasa puas atau sebaliknya, penilaian inipun tidak lepas dari persepsi mereka.

Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita. Persepsi

didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur

dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai

dunia (Schiffman, et all , 2004 : 137).

Menurut Simamora (2002 : 102) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu

proses dengan mana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan

menginterprestasikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dengan

(28)

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (1996:156) mengemukakan

bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat

berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai

stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku

seseorang dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah

satu cara mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi

konsumen terhadap suatu produk.

Persepsi sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih,

mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi sesuatu bermakna.

Suatu proses persepsi akan diawali oleh stimuli yang mengenai indera kita.

Stimuli yang menimbulkan persepsi bisa bermacam-macam bentuknya, asal

merupakan sesuatu yang langsung mengenai indera kita, seperti segala sesuatu

yang bisa dicium, segala sesuatu biisa dilihat, segala sesuatu yang bisa didengar,

segala sesuatu yang bisa diraba. Stimuli ini akan mengenai organ (organ manusia

yang menerima input stimuli atau indera).

Persepsi pada hakekatnya merupakan proses psikologis yang kompleks

yang juga melibatkan aspek fisiologis. Proses psikologis penting yang terlibat

dimulai adanya aktivitas memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasikan

sehingga konsumen dapat memberikan makna atas suatu obyek. Usaha apapun

yang dilakukan pemasar tidak akan punya arti kalau konsumen tidak

mempersepsikan secara tepat seperti yang dikehendaki oleh pemasar.

Menurut Suryani (2008 : 102) proses persepsi ini dapat digambarkan

(29)

Gambar 2 Skema Proses Persepsi

Sumber : Suryani, 2008:102

Gambar 2 memperhatikan bahwa terdapat tiga proses penting dalam

persepsi yaitu menseleksi (memilih) stimuli, mengorganisasikan dan

mengintepretasikan stimuli tersebut agar memiliki arti atau makna.

1. Seleksi

Proses persepsi diawali dengan adanya stimuli yang mengenai panca indera

yang disebut sebagai sensasi. Stimuli ini beragam bentuknya dan akan selalu

membombardir indera konsumen. Jika dilihat dari asalnya, stimuli ada yang

berasal dari luar individu (seperti warna, aroma, rasa, dan lain-lain) serta

Bert ahan secara persept ual M enut up secara persept ual

Penam pilan fisik

Gam bar dan lat arbelakang Pengelom pokkan

M enyelesaikan St im ulus

(30)

berasal dari diri individu seperti harapan, kebutuhan dan pengalaman. Dalam

perilaku konsumen stimuli yang berpengaruh pada persepsi konsumen adalah

semua usaha-usaha yang dilakukan oleh pemasar melalui strategi pemasarnya.

Seperti yang disajikan pada Gambar 2, proses seleksi ini akan dipengaruhi

oleh 4 prinsip :

a. Ebankorus selektif

Konsumen cenderung akan memilih tayangan atau apa yang dilihat dan

dirasakannya secara selektif. Tidak semua yang mengenai dirinya akan

dipilih. Berbagai informasi yang ada di ingatannya akan mempengaruhi

pemilihannya.

b. Perhatian selektif

Konsumen dapat memperhatikan stimuli secara sengaja dan tidak sengaja.

Perhatian secara sengaja akan terjadi jika konsumen secara sadar dan aktif

memperhatikan pada stimuli. Jika konsumen mempunyai keterlibatan tinggi

terhadap suatu produk, maka konsumen akan melakukan perhatian selektif.

Konsumen akan aktif mencari informasi mengenai produk dari berbagai

informasi.

c. Bertahan secara perseptual

Tayangan berbagai iklan juga tidak diperhatikan semuanya oleh konsumen,

karena ada bertahan secara perseptual. Konsumen secara tidak sadar akan

melindungi dirinya dari stimuli yang dianggap dapat membahayakan atau

tidak mengenakkan dirinya. Konsumen juga akan melindungi dirinya dari

(31)

d. Menutup secara perseptual

Pada saat konsumen ditayangkan dengan banyak iklan, konsumen akan

melindungi dirinya dari serbuan yang mengenainya. Konsumen akan

menahan berbagai stimuli dengan kesadarannya.

2. Pengorganisasian

Setelah konsumen memilih iklan stimuli mana yang diperhatikan, konsumen

akan mengorganisasikan stimuli yang ada. Konsumen akan mengelompokkan,

menghubungkan stimuli yang diihatnya agar dapat di interpretasikan, sehingga

mempunyai makna.

Prinsip dasar penting dalam pengorganisaian ini meliputi :

a. Gambar dan latarbelakang

Agar stimuli yang diperhatikan dapat mudah untuk diberi makna, konsumen

akan menghubungkan dan mengaitkan antara gambar dengan dasar,

mengaitkan antara apa yang ada dengan konteksnya sehingga punya makna.

Prinsip ini menyatakan bahwa obyek yang ditanggapi muncul terpisah dari

latarbelakang umum obyek tersebut.

b. Pengelompokkan

Konsumen cenderung akan mengelompokkan obyek stimuli yang mempunyai

kemiripan menjadi satu kelompok. Dalam pengelompokkan ini terdapat tiga

prinsip yang umumnya diterapkan konsumen, yaitu : prinsip keterdekatan,

(32)

c. Kecenderungan untuk menutup/menyelesaikan

Konsumen cenderung menanggapi secara keseluruhan, oleh karena itu ada

dorongan pada konsumen untuk mengisi kekurangan dari stimuli yang ada

agar menjadi menyeluruh.

3. Interpretasi

Setelah konsumen mengorganisir stimuli yang ada dan mengaitkannya dengan

informasi yang dimilki, maka agar stimuli tersebut mempunyai makna,

konsumen mengintepretasikan arti stimuli tersebut. Pada tahap intepretasi ini

konsumen secara sadar atau tidak sadar akan mengaitkan dengan semua

informasi yang dimilikinya agar mampu memberikan makna yang tepat.

Dalam proses ini pengalaman dan juga kondisi psikologis konsumen seperti

kebutuhan, harapan, dan kepentingan akkan berperan penting dalam

mengintepretasikan stimuli. Stimuli yang tidak jelas atau ambigu seringkali

menyulitkan konsumen untuk mengintepretasikan, bahkan bisa menyebabkan

kesalahan dalam memberikan makna.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan atau

distorsi dalam mengintepretasikan pesan. Kesalahan ini dapat disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain :

a) Penampilan fisik

Berbagai studi mengenai penampilan fisik telah menemukan bahwa model

yang menarik lebih persuasif dan mempunyai pengaruh yang lebih positif

terhadap sikap dan perilaku konsumen daripada model yang kelihatannya

biasa saja.

(33)

Istilah umum dari stereotip adalah prasangka. Stereotip ini menimbulkan

harapan mengenai bagaimana situasi, orang, atau peristiwa tertentu akan

terjadi dan berbagai stereotip ini merupakan faktor penentu yang penting

bagaimana stimuli tersebut kemudian dirasakan.

c) Isyarat/Petunjuk yang tidak relevan

Ketika diperlukan untuk membuat pertimbangan yang sulit melalui persepsi,

para konsumen sering kali memberikan respon terhadap stimuli yang tidak

relevan.

d) Kesan pertama

Kesan pertama cenderung pribadi; namun, dalam membentuk kesan yang

seperti itu, penerima belum mengetahui stimuli mana yang relevan, penting,

atau yang dapat diramalkan akan menjadi perilaku lainnya.

e) Terlalu cepat mengambil kesimpulan

Banyak orang yang cenderung terlalu cepat mengambil kesimpulan sebelum

meneliti semua keterangan atau bukti yang berhubungan.

f) Efek Halo

Para pakar perilaku konsumen memperluas gagasan efek halo ini meliputi

penilaian terhadap berbagai obyek atas dasar penilaian pada satu dimensi.

Dengan menggunakan definisi yang lebih luas ini, para pemasar

memanfaatkan efek halo ketika mereka memperluas merek yang berhubungan

dengan satu lini produk dengan yang lain. Pabrikan dan pedagang ritel

memperoleh pengakuan dan status yang cepat untuk produk-produk mereka

(34)

Proses pembentukan persepsi diawali dengan adanya stimuli. Setelah

mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan

“interpretation”, begitu juga berinteraksi dengan “closure”. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses

penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting.

Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika

yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut

secara menyeluruh. Pada fase ini, pengalaman masa silam atau dahulu,

memegang peranan yang penting.

2.3. Preferensi Konsumen

Preferensi berasal dari kata prefer adalah kecenderungan atau kesukaan seseorang untuk memilih sesuatu (Simamora 2003 : 87). Preferensi adalah

pilihan, kesukaan, kecenderungan, atau hal untuk didahulukan, diprioritaskan, dan

diutamakan dari yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2006 : 894). Jadi

preferensi konsumen adalah kecenderungan seseorang dalam memilih penggunaan

barang tertentu untuk dapat dirasakan dan dinikmati. Sehingga dapat mencapai

kepuasan dari pemakaian produk, pada akhirnya konsumen loyal terhadap merek

tertentu daripada produk sejenis.

Preferensi konsumen adalah suatu cara praktis untuk menggambarkan

bagaimana orang lebih suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain (Pindyc

dan Rubenfield, 2002 : 64). Preferensi ini dapat terbentuk melalui pola pikir

(35)

a. Pengalaman yang diperoleh sebelumnya, maksudnya konsumen merasakan

kepuasan dalam membeli produk itu dan merasakan kecocokan dalam

mengkonsumsi produk yang dibelinya maka konsumen akan terus menerus

memakai atau menggunakan produk merek itu, sehingga konsumen

mengambil keputusan membeli.

b. Kepercayaan turun-temurun yang terjadi oleh karena kebiasaan keluarga

menggunakan suatu produk sejak lama. Maksudnya konsumen tersebut setia

terhadap produk yang selalu dipakainya karena merasakan manfaat dalam

pemakaian barang tersebut sehingga konsumen mendapat kepuasan dan

pemanfaatan akan produk yang dibeli, dari alasan itulah terbentuk preferensi

konsumen dalam membeli suatu produk.

Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu),

yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen

dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang mereka

berikan pada konsumen (Indarto, 2011:11).

Menurut Kotler (2002:183) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan

konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori pereferensi digunakan

untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang

ingin mengkonsumsi produk dengan sumberdaya terbatas maka ia harus memilih

alternatif sehingga nilai guna yang diperoleh optimal.

Assael dalam Nasution (2009) mendefinisikan preferensi adalah kesukaan,

pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen dan preferensi konsumen

terbentuk dari persepsi terhadap suatu produk. Persepsi yang membentuk

(36)

pemahaman dan ingatan, dan persepsi yang sudah mengendap dalam pikiran akan

menjadi preferensi.

Menurut Elizabeth dan Sanjur (1982) dalam Suharjo (1989:186) ada tiga

faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan dalam hubungannya dengan

preferensi yaitu karakteristik individu (umur, jenis kelamin, suku, pendapatan),

karakteristik makanan (rasa, warna, harga) dan karakteristik lingkungan (musim,

pekerjaan, dan tingkat sosial didalam masyarakat).

2.4.Perilaku Konsumen

Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar sukses dalam persaingan

adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan

pelanggan. Mempertahankan pelanggan berarti perusahaan harus mampu

memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggannya meleibihi apa yang

diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan berarti perusahaan harus

dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi pemasarannya untuk

mendapatkan pelanggan.

Perilaku konsumen merupakan ilmu yang relatif baru dibandingkan ilmu

yang lain. Ilmu ini berkembang ketika konsep pemasaran mulai banyak diterapkan

di perusahaan-perusahaan. Kompleksnya perilaku konsumen dan perlunya

memahami konsumen mendorong ilmu ini dalam perkembangan memerlukan

ilmu-ilmu lain yang terkait memungkinkan mampu menjelaskan perilaku

konsumen dengan lebih baik.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:6) menjelaskan

(37)

membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki

(waktu, uang dan usaha) dan untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya

akan dikonsumsi.

Mangkunegara (2002 : 3) menjelaskan bahwa perilaku konsumen sebagai

tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh

dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan

keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Merujuk pada beberapa pengertian perilaku konsumen di atas dapat

diperoleh dua hal yang penting, yaitu : (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai

proses pengambilan keputusan. Dengan kesimpulan bahwa perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,

menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan

mengevaluasi. Terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu

perkerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan

variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan

proses kompleks dan multi dimensional.

2.4.1. Model Perilaku Konsumen

Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah

untuk dilakukan, karena terdapat faktor yang berpengaruh dan saling interaksi

satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasar harus benar-benar dirancang

sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, para

pemasar harus mampu memahami konsumen, dan berusaha mempelajari

(38)

memiliki berbagai macam perbedaan namun mereka juga memiliki banyak

kesamaan.

Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau

perilaku konsumen agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Para

pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil

keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran

dengan baik. Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu

memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap

informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasar

yang sesuai. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami

konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik. Kotler (2008 :

226) menggambarkan model perilaku konsumen sebagai berikut :

Tabel 2 Model Perilaku Konsumen

Sumber : Kotler (2008 : 226)

2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan

(39)

dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda-beda akan mempunyai

penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga

pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008 :

25) terdiri dari :

1. Faktor Kebudayaan

Berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen yang terdiri dari

: budaya, sub-budaya, dan kelas sosial.

2. Faktor Sosial

Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan, keluarga serta status sosial.

3. Faktor Pribadi

Memberikan kontribusi terhdap perilaku konsumen terdiri dari : usia dan tahap

siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan

konsep diri.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama

yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan pendirian.

2.4.3. Variabel-Variabel Dalam Mempelajari Perilaku Konsumen

Ada tiga varibel dalam mempelajari perilaku konsumen, yaitu variabel

stimulus, variabel respon, dan variabel antara. Hal ini sesuai dengan pendapat

David dan Bitta (1984 : 24-26) dalam Mangkunegara (2002 : 4) yang

(40)

understanding consumer behavior in any of these specific situations : stimulus variabels, response variables and intervening variabels.”

1. Variabel Stimulus

Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor

eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya :

merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang, dan ruangan

toko.

2. Variabel Respon

Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari

stimulus. Variabel respon sangat bergantung pada faktor individu dan

kekuatan stimulus. Contohnya : keputusan membeli barang, pemberi

penilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap produk.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respon. Variabel ini

merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap

terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan

variabel intervening adalah untuk memodifikasi respon.

Hubungan antara variabel stimulus, intervening, dan variabel respon

ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3 Hubungan variabel stimulus, intervening, dan variabel respon

Sumber : Mangkunegara (2002:5)

St im ulus Variables

Respon Variables Int ervening

(41)

Variabel lain dalam mempelajari perilaku konsumen adalah variabel

ubservable, yaitu pendekatan kotak hitam (black box). Kita dapat memahami variabel-variabel tersembunyi pada kotak hitam. Kita dapatkan input-input

stimulus pada kotak hitam, dan output respon tertentu sebagai reaksinya, tetapi

kita tidak dapat melihat variabel intervening yang berhubungan dengan input dan

output.

2.5. Pengembangan Buah Lokal

Pengembangan agribisnis perlu difokuskan pada komoditas yang

berpotensi sebagai komoditas unggulan yang diindikasikan oleh kemampuan

tanaman untuk tumbuh dan berkembang terutama pada kondisi biofisik, teknologi

dan lingkungan sosial ekonomi tertentu. Pengembangan komoditas hortikultura,

khususnya buah-buahan yang dirancang menjadi sumber pertumbuhan

pembangunan pertanian yang cukup penting dalam pembangunan jangka panjang.

Pengembangan aneka jenis buah-buahan diharapkan mampu memberi nilai

tambah bagi produsen dan industri pengguna serta berkembangnya Sentrum

Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) di berbagai daerah

(Suartining, 2011:2).

Komoditas hortikultura merupakan produk yang prospektif, baik untuk

memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Permintaan pasar

baik di dalam maupun di luar negeri masih besar. Di samping itu, produk ini juga

memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kemajuan perekonomian menyebabkan

permintaan produk hortikultura semakin meningkat. Di sisi lain, keragaman

(42)

wilayah Indonesia digunakan untuk pengembangan hortikultura tropis dan sub

tropis termasuk anggur didalamnya.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah lokal yang

memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila

dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah lokal

lainnya. Produksi buah lokal nusantara terus mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun. Pada Tabel 3 dapat dilihat tingkat kebutuhan buah-buah dan produksi

buah-buahan, dan terlihat kebutuhan akan buah-buahan pada tahun 2009

meningkat sebesar 27,22% apabila dibandingkan dengan tahun 2005 sedangkan,

produksinya hanya meningkat sebesar 20,57%.

Tabel 3 Tingkat Kebutuhan Konsumen dan Produksi Buah-buahan di Indonesia dari Tahun 2005 sampai dengan 2009

Tahun Kebutuhan (ton) Produksi (ton)

2005 14.267.891 14.786.599

2006 15.153.063 15.193.297

2007 16.093.149 15.838.000

2008 17.091.554 16.946.000

2009 18.151.902 17.829.000

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (dikutip Suartining, NK, 2010 : 4)

Menurut Tjiptono (2004 : 151) harga buah yang ditetapkan mempengaruhi

kuantitas buah yang dijual. Namun dengan kebutuhan buah dalam negeri tidak

bisa dipenuhi melalui kegiatan produksi, maka harus dilakukan impor buah. Pada

umumnya ketika harga barang impor lebih rendah daripada harga lokal, maka

kecenderungan yang terjadi pada umumnya adalah peningkatan masuknya jumlah

impor ke pasar lokal. Hal ini menunjukkan harga impor dan jumlah buah impor

memiliki pengaruh terhadap jumlah produk lokal di suatu negara. Apabila harga

buah impor lebih murah dibandingkan harga buah lokal, volume buah impor akan

(43)

dampak kepada buah lokal yaitu permintaan buah lokal akan menurun yang

mengakibatkan harga buah lokal juga turun atau banting harga. Bila harga buah

lokal dipaksa tinggi, maka posisi buah lokal akan dengan cepat digantikan oleh

buah impor.

2.6.Penelitian Terdahulu

Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan serta referensi dalam

mengkaji penelitian ini, adapun penelitian terdahulu dengan topik yang sama

yaitu:

Azizah (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Persepsi

dan Preferensi Konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal (studi pada

Lailai Market Buah Malang). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Departemen

Pertanian (Deptan) RI menyatakan keprihatinannya atas keterpurukan

hortikultura di Indonesia. Masyarakat kini lebih banyak yang menyukai buah

impor dibandingkan dengan buah dalam negeri karena kualitas produk yang

belum memenuhi standar. Jumlah dan kontinuitas tanam juga masih belum bisa

stabil memenuhi kebutuhan pasar. Di sisi lain harga di tingkat petani sangat

rendah hingga mereka enggan menanam buah,

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh persepsi dan

preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai Market

Buah Malang 2) Untuk mengetahui pengaruh yang dominan di antara tingkat

persepsi dan tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah

(44)

Lokasi penelitian pada Lailai Market Buah Malang, besarnya sampel 96

responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling. Teknik pengukuran data menggunakan skala likert. Alat analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, Uji F, Uji t, Uji Asumsi Klasik.

Hasil penelititan menunjukkan : 1) Terdapat pengaruh tingkat persepsi dan

tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai

Market Buah Malang. 2) Terdapat pengaruh yang dominan diantara tingkat

persepsi dan tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah

lokal di Lailai Market Buah Malang yaitu Variabel kejiwaan (X7) karena

diperoleh signifikansi sebesar 47% yang memberikan kontribusi terbesar

dibanding variabel lain.

Martias (1997) melakukan penelitian Analisis Preferensi Konsumen dan

Perilaku Konsumsi Buah-Buahan pada Masyarakat Kelas Atas (Studi Kasus Di

Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor

Timur, Kotamadya Bogor). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bertambahnya

penduduk dan meningkatnya pendapatan serta kualitas pendidikan menyebabkan

kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi yang seimbang meningkat dan

konsumen menjadi lebih kritis serta lebih menyukai buah-buahan yang bermutu

yang memenuhi preferensinya. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan

buah-buahan dalam negeri. Baiknya permintaan buah-buahan ini harus diimbangi

dengan peningkatan produksi buah lokal dan impor buah-buhan. Agar buah lokal

dapat bersaing dengan buah impor, maka produksi buah lokal harus tetap

memperhatikan pola konsumsi dan preferensi masyarakat. Dengan melihat

(45)

latarbelakang kebudayaan yang berbeda-beda, seperti adanya kelompok-kelompok

etnis, dapat ditentukan varietas buah-buahan yang unggul yang dapat memenuhi

kebutuhan dan kepuasan konsumen. Tujuan diadakan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan perilaku konsumsi buah-buahan antara

konsumen kelas atas terhadap buah tropis Indonesia, serta mengetahui preferensi

dan standar mutu yang dikehendaki oleh konsumen kelas atas terhadap buah

tropis Indonesia.

Penelitian ini dilakukan atas dasar pendekatan fisik liingkungan tempat

tinggal yaitu di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kotamadya Bogor. Penelitian

ini melibatkan responden yang terdiri atas 35 responden etnis Melayu dan 25

responden etnis Tionghoa. Penentuan sampel konsumen dilakukan dengan

menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Bahan tes produk yang digunakan terdiri dari buah salak varietas Bali dan Pondoh serta mangga

Arummanis dan Manalagi. Penelitian ini menggukanan The Before Consumption Positioning Technique pada analisis pembentukan persepsi konsumen dan The After Consumption Positioning Technique untuk menentukan preferensi konsumen.

Data tentang persepsi dan preferensi diolah menggunakan sebaran

frekuensi dan analisis deskriminan dengan bantuan paket program komputer

Minitab versi 8.2. sedangkan data tentang perilaku konsumsi diolah dengan cara

tabulasi sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah masyarakat kelas atas memiliki

alasan dalam mengkonsumsi buah-buahan yaitu, pertama ditentukan oleh faktor

(46)

buah, maka yang menentukan buah tersebut dipilih yaitu dilihat dari faktor mutu,

kemudian kebersihan dan warna buah.

Masyarakat kelas atas lebih menyukai membeli buah-buahan di

supermarket dengan alasan sekalian berbelanja, kualitas yang lebih baik serta

lebih nyaman dan praktis dibandingkan pasar dan kios buah. Umumnya mereka

menganggap bahwa buah adalah merupakan kebutuhan pokok yang harus

dikonsumsi.

Salak pondoh dan mangga arummanis merupakan salak dan mangga yang

sering dikonsumsi oleh masyarakat kelas atas. Kemudian berikutnya untuk etnis

Melayu lebih banyak mengkonsumsi salak bali dan mangga manalagi, sedangkan

untuk etnis Tionghoa yaitu mangga gedong dan masih banyak terdapat etnis

Tionghoa yang tidak mengetahui varietas salak yang sering dikonsumsinya.

Atribut buah salak yang cenderung diinginkan konsumen yaitu : buah

salak yang mempunyai rasa yang manis, ukuran buah yang besar, daging buah

tebal dan keras dan kulit buah yang bersih. Salak pondoh memiliki keunggulan

dari atribut rasa yang manis meskipun belum tua. Sedangkan salak bali memiliki

keunggulan dari atribut ukuran buah relatif besar, daging buah relatif tebal dan

keras serta kulit relatif bersih. Hal ini disebabkan karena salak bali mempunyai

sisik buah yang lebih kecil, pendek dan rapat dibandingkan salak pondoh.

Atribut buah mangga yang cenderung diinginkan konsumen yaitu buah

mangga yang mempunyai rasa manis, ukuran besar, kulit yang bersih, daging

buah cenderung keras, dan derajat kematangan cenderung mentah. Mangga

arummanis memiliki keunggulan dari atribut rasa, kulit buah yang relatif bersih,

(47)

keunggulan atribut daging buah yang cenderung keras dan derajat kematangan

yang cenderung mentah.

Untuk dapat mengembangkan jenis buah-buahan yang sesuai dengan

karakteristik perilaku konsumsi kosumen buah-buahan, kegiatan pemasaran

modern harus mengutamakan penyusaian strategi pemasaran dengan karakteristik,

keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini penting sebagai informasi dalam

usaha meningkatkan mutu buah, menentukan jenis buah-buahan yang sesuai

dengan selera konsumen, serta untuk dijadikan pedoman dalam pendistribusian

buah-buahan ketempat-tempat penjualan buah tertentu yang dihubungkan dengan

pilihan atau perilaku konsumsi konsumen buah-buahan.

2.7.Kerangka Pemikiran

Seiring dengan perubahan zaman, terjadi perubahan nilai pada konsumen

yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk

pertanian. Dengan berkembangnya jenis pasar disuatu wilayah, maka permintaan

akan buah impor maupun lokal juga mengalami peningkatan. Pada kenyataannya,

hasil produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan buah nasional

dan lebih cenderung fluktuatif sehingga dilakukan impor buah. Tidak

mengejutkan apabila buah impor lebih mudah ditemui dipasaran, dari mulai jenis

pasar tradisional ataupun pasar modern yang didalamnya ada hypermarket,

supermarket, minimarket, dan toko khusus buah.

Pasar tradisional yang lebih mengutamakan proses transaksi antara

pedagang dan pembeli secara langsung, sehingga dapat dimungkinkan terjadinya

(48)

harga yang tertera di display berbagai jenis buah sudah tidak bisa ditawar namun

dengan adanya program diskon, terjaminnya kualitas buah dan tempat yang lebih

nyaman akan menjadikan bahan pertimbangan tersendiri untuk pembeli.

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesadaran, persepsi, dan

preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah

lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat yang dianalisis deskripsi tabulasi yang

di adaptasi dari Skala Likert. Kemudian untuk melihat bagaimana penilaian

kosumen terhadap pengaruh nilai kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen

yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda, sehingga dapat

memberikan penilaian mengenai perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah

lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat. Dari penjelasan tersebut dapat

diceritakan melalui Gambar 4 berikut:

(49)

2.8. Hipotesis

Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang kebenarannya harus diuji empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa

yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang

diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya (Nazir,

2005 : 151).

Hipotesis dalam penelitian ini mengacu pada variabel-variabel yang

diduga mengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. Adapun

variabel-variabel tersebut yang digunakan adalah kesadaran konsumen, persepsi

konsumen, dan preferensi konsumen. Berikut adalah hipotesis untuk penelitian

ini yakni :

H0 = diduga bahwa variabel kesadaran konsumen, persepsi konsumen, dan

preferensi konsumen tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku

konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran

Jakarta Barat.

H1 = diduga bahwa variabel kesadaran konsumen, persepsi konsumen, dan

preferensi konsumen berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Jakarta Barat, dengan mengambil lima

lokasi sebagai tempat survey konsumen yaitu Pasar Tradisional Slipi, Hypermart

Puri Indah, Superindo Kebon Jeruk, Alfa Midi Kembangan, dan Rezeki Fresh

Fruit Center Green Ville. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut menjual buah lokal segar. Alasan lain yang mendukung pemilihan lokasi tersebut dengan

pertimbangan bahwa mata pencaharian masyarakat di Jakarta Barat didominasi

dengan perdagangan, oleh karena itu lokasi penelitian di ambil sektor perpasaran

dan sudah mendapatkan ijin untuk pengambilan sampel. Hal tersebut mendukung

kemudahaan untuk mendapatkan responden. Waktu pengambilan data dilakukan

pada bulan Juli-Agustus 2014.

3.2.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Teknik pengumpulan

data primer diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan konsumen buah

yang menggunakan kuisioner sebagai alat bantu. Kuisioner atau juga dikenal

angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan

pertanyaan tertulis melalui sebuah pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Sambas, 2007 : 25). Sedangkan data

(51)

Pemerintah Kota Jakarta Barat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, internet dan

informasi - informasi lain yang bersifat umum.

3.3.Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah

Nonprobability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2008:120). Dalam pengambilan sampling ini penulis

menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008 : 122).

Metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling, dimana responden dapat langsung dipilih di lokasi penelitian pada saat penelitian

dilakukan. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik

wawancara. Responden yang dipilih adalah orang yang sedang membeli, telah

membeli dan pernah mengkonsumsi buah lokal segar dan yang sudah pernah

mengkonsumsi buah non-lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat dan bersedia

diwawancarai. Setelah responden dipilih dan ditentukan, maka selanjutnya

dilakukan wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data melalui

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan panduan kuisioner. Wawancara yang

dilakukan dengan 20 responden untuk setiap pasar yang sudah ditentukan, dari

(52)

Paket kuisioner yang digunakan untuk keperluan wawancara terdiri dari

dua bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua memuat

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi

konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal.

Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam kuisioner merupakan pertanyaan

tertutup, dimana responden memilih jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang

diajukan.

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara perhitungan statistik

yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin (Umar 2003 : 146). Rumus Slovin

digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari populasi penduduk Jakarta

Barat yang diketahui jumlahya yaitu sebanyak 2.396.600 jiwa untuk tingkat

presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 10%.

Rumus Slovin =

e = % kelonggaran ketidak telitian/kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir.

3.4.Validasi Model

Validasi merupakan langkah yang penting dalam pemodelan. Tujuan dari

Gambar

GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Tabel 1  Data Impor Komoditi Buah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 –
Gambar 1 Langkah-langkah antara Evaluasi Alternatif dan Kesadaran Konsumen Sumber : Kotler, 2006:187
Gambar dan latarbelakang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rekomendasi strategi dilakukan untuk meningkatkan sikap, preferensi dan perilaku pembelian terhadap buah lokal. Rekomendasi disusun berdasarkan temuan dari ha s il

Buah-buahan lokal dan impor ini selanjutnya akan didistribusikan kepada konsumen melalui berbagai macam saluran distribusi, salah satu bentuk distribusi buah kepada konsumen

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ialah analisis chi square untuk mengetahui adanya perbedaan preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumen dalam mengkonsumsi kopi di lokasi penelitian; untuk menganalisis hubungan faktor budaya,

Buah-buahan lokal dan impor ini selanjutnya akan didistribusikan kepada konsumen melalui berbagai macam saluran distribusi, salah satu bentuk distribusi buah kepada konsumen

Bagi pemasar buah jeruk lokal dan impor, agar menghasilkan dan menyediakan buah jeruk lokal dan impor yang sesuai dengan preferensi konsumen yaitu jeruk yang memiliki

Selain itu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh antara perilaku konsumen dengan pengambilan keputusan pembelian di KFC Daan Mogot Baru

Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein Atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus