• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR DI KABUPATEN KUDUS Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR DI KABUPATEN KUDUS Skripsi"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUAH

JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR

DI KABUPATEN KUDUS

Skripsi

Oleh :

ISNI YUNIAR RISKA

H0808113

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

(2)

ii

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUAH

JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR

DI KABUPATEN KUDUS

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat S1 Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

ISNI YUNIAR RISKA

H0808113

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

(3)

iii

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUAH

JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR

DI KABUPATEN KUDUS

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Isni Yuniar Riska

H0808113

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal :

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua

Ir. Sugiharti Mulya H, MP NIP: 196506261990032001

Anggota I

D. Padmaningrum, SP. MSi NIP: 1972091519907022001

Anggota II

Mei Tri Sundari, SP. MSi NIP: 197805032005012002

Surakarta,

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertan ian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. NIP. 19560225 198601 1 001

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah

Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabuapten Kudus” sebagai salah satu

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertan ian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Nuning Setyowati, SP. M.Sc selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Ir. Sugiharti Mulya H, MP selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan, arahan, masukan dan motivasi bagi Penulis selama

penulisan skripsi.

5. Ibu D. Padmaningrum, SP. MSi selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini sekaligus

sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan masukan

selama studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Ibu Mei Tri Sundari, SP. MSi selaku Dosen Penguji Tamu yang telah banyak

memberikan kritik, saran, serta, masukan yang berguna dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Studi Agribisnis dan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu dan pelayanan yang

telah diberikan dan bantuannya selama masa perkuliahan Penulis di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(5)

v

8. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat; Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah; Dinas Pertanian; Dinas Perdagangan dan

Pengelolaan Pasar; Badan Pusat Statistik di Kabupaten Kudus yang telah

memberikan ijin dan data-data penelitian.

9. Keluarga Penulis, Ibu Mahmudah, Bapak Ahmadi, Mbak Amrina H, Adik

Ivan Akmal U, Adik Amri Surya N, yang senantiasa memberi cinta dan kasih

sayang kepada Penulis, arahan, masukan, motivasi, waktu serta doanya, terima

kasih untuk semuanya. Senyum kalian adalah semangat buatku

10.Keluarga besar dan teman-teman Bursa Mahasiswa FP UNS, Kamagrista FP

UNS, terima kasih bersedia berbagi ilmu dan pengalaman yang dahsyat.

11.Keluarga besar Agribisnis angkatan 2008, yang telah berjuang bersama, yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaannya selama

kuliah ini. Semoga kesuksesan selalu bersama kita. Am in ya Rabb.

12.Teman-temanku Endah Maharani, Funida R, Selly F, Ning JF yang telah

memberikan semangat, motivasi, dan senantiasa menguatkanku dalam meraih

mimpi. Jangan pernah menyerah menggapai setiap m impimu teman!

13.Teman-teman seperjuangan Elin, Ema, Fitri, Dwi, Hariyani, Dhewa, Ida

Bagus, Machalie, Sidiq, Fatahu,Tata, Hendra yang selalu ada saat suka dan

duka, dan sekaligus sebagai keluarga keduaku di kota perantauan ini.

14.Teman-teman Kos Filantropi dan Kos Safir yang telah menemani hidupku

selama ini.

15.Semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penelitian dan

penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu,

terima kasih atas bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan penulis serta

mengharap kritik dan saran yang membangun. Sebagai penutup semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

(6)

vi

G. Defin isi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 27

III.METODE PENELITIAN ... 29

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

5. Keadaan Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama... 44

C. Keadaan Sarana Perekonomian... 45

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

(7)

vii

1. Karakteristik Responden ... 47

2. Perilaku Pembelian Konsumen ... 53

3. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor ... 62

4. Preferensi Konsumen Terhadap Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor ... 65

5. Kepercayaan dan Evaluasi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor ... 67

B. Pembahasan ... 70

1. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut dan Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor ... 70

2. Kepercayaan dan Evaluasi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor ... 74

3. Implikasi Hasil Penelitian ... 76

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... ... 79

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Presentase Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Buah-buahan

Sebulan, Indonesia Tahun 2006-2010 ... 1

Tabel 2. Konsumsi Rata-rata Per Kapita Seminggu Menurut Jenis Buah-Buahan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan Tahun 2009 ... 2

Tabel 3. Perkembangan Produksi Tanaman Buah Jeruk (ton) Tahun 2008-2010 ... 3

Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Pendapatan per Kapita Penduduk Kabupaten Kudus Atas Dasar Harga Konstan 200 Tahun 2005-2009 ... 5

Tabel 5. Karakteristik Spesies Buah Jeruk di Indonesia ... 13

Tabel 6. Kandungan Vitamin dan Zat Mineral Lainnya Setiap100 gram Buah Jeruk ... 15

Tabel 7. Nama Pasar, Jumlah Pedagang Buah dan Jumlah Responden di Kabupaten Kudus ... 33

Tabel 8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kudus Tahun 2006-2010 ... 40

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Kudus Menurut Jenis Kelam in Tahun 2005-2010 ... 41

Tabel 10. Jumlah Penduduk Kabupaten Kudus Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 42

Tabel 11. Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kudus Tahun 2011 ... 43

Tabel 12. Banyaknya Penduduk Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Kudus Tahun 2011 ... 44

Tabel 13. Banyaknya Pasar Menurut Jenisnya di Kabupaten Kudus Tahun 2012 ... 45

Tabel 14. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelam in ... 47

Tabel 15. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur ... 48

Tabel 16. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 49

Tabel 17. Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 50

Tabel 18. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Rumah Tangga per Bulan ... 51

(9)

ix

Tabel 19. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga... 53

Tabel 20 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat dan Alasan Pembelian di Kabupaten Kudus ... 54

Tabel 21. Distribusi Responden Menurut Frekuensi Pembelian di Kabupaten Kudus ... 57

Tabel 22. Ragam Konsumsi Buah-buahan yang Dikonsumsi di Kabupaten Kudus ... 59

Tabel 23. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pembelian Buah Jeruk Lokal di Kabupaten Kudus... 60

Tabel 24. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran untuk Konsumsi Buah-buahan dalam Sebulan ... 61

Tabel 25. Banyaknya Responden yang Memillih Kategori Setiap Atribut

(fo) dan Responden yang Diharapkan dalam Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal (fe) ... 62

Tabel 26. Hasil Analisis Chi Square Atribut Buah Jeruk Lokal... 63

Tabel 27. Banyaknya Responden yang Memillih Kategori Setiap Atribut

(fo) dan Responden yang Diharapkan dalam Kategori Atribut Buah Jeruk Impor (fe) ... 64

Tabel 28. Hasil Analisis Chi Square Atribut Buah Jeruk Impor ... 64

Tabel 29. Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal di Kabupaten di Kudus ... 66

Tabel 30. Preferensi Konsumen terhadap Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus ... 67

Tabel 31. Kepercayaan Konsumen (bi) terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor... 68

Tabel 32. Evaluasi Konsumen (ei) terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor... 69

Tabel 33. Sikap Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus ... 70

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori pendekatan Masalah ... 26

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Identitas Reponden ... 82

Lampiran 2. Perilaku Beli Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus ... 86

Lampiran 3. Preferensi Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus ... 99

Lampiran 4. Keyakinan/Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal di Kabupaten Kudus ... 107

Lampiran 5. Keyakinan/Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus ... 111

Lampiran 6. Evaluasi Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal di Kabupaten Kudus ... 115

Lampiran 7. Evaluasi Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus ... 119

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Keyakinan dan Evaluasi Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal di Kabupaten Kudus. ... 123

Lampiran 9. Hasil Perhitungan Keyakinan dan Evaluasi Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal di Kabupaten Kudus ... 124

Lampiran 10. Preferensi Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal. ... 126

Lampiran 11. Preferensi Konsumen terhadap Atribut Buah Jeruk Impor .... 128

(12)

xii

RINGKASAN

Isni Yuniar Riska, H0808113. 2012. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus.

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, dibawah bimbingan Ibu Ir. Sugiharti Mulya H., MP, dan Ibu D. Padmaningrum, SP. MSi.

Buah jeruk merupakan buah yang paling banyak dikonsumsi dan mempunyai permintaan yang tinggi. Peningkatan kebutuhan konsumen terhadap buah jeruk tidak diimbangi dengan peningkatan produksi sehingga impor buah jeruk tidak dapat dihindari. Semakin banyaknya produk buah jeruk impor di pasar nasional, maka akan terjadi persaingan antara buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Buah jeruk impor banyak ditemui di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia termasuk di Kabupaten Kudus, oleh sebab itu diperlukan penelitian untuk mengetahui karakteristik dan perilaku serta preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus. (2) Mengkaji atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus. Lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja di Toko Buah Sumber, Pasar Kliwon, Pasar Bitingan, Hypermart, Ramayana Mall, Ada Swalayan di Kabupaten Kudus dengan responden sebanyak 96 orang.

Hasil penelitian menunjukkan responden yang membeli buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor didominasi oleh perempuan dengan mayoritas kisaran usia produktif yaitu antara 20 hingga 40 tahun (77,08%). Tingkat pendidikan mayoritas SLTA (39,58%). Pekerjaan mayoritas adalah pegawai swasta (29,17%). Tingkat pendapatan mayoritas adalah Rp 1.500.000,00 - Rp 2.499.000,00 (26,04%). Jumlah anggota keluarga mayoritas 4-5 orang (54,17%). Tempat pembelian yang sering dituju responden buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor adalah di pasar tradisonal. Berdasarkan analisis Chi Square terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap semua atribut-atribut yang ada buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, kecuali pada atribut warna buah jeruk impor tidak ada perbedaan preferensi. Buah jeruk lokal yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa manis sedikit asam, warna buah kuning hijau, ukuran buah sedang (8-9 buah/kg), dan aroma buah yang segar. Sedangkan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa manis, warna buah oranye, ukuran sedang (8-9 buah.kg), dan aroma buah yang segar. Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein Atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus berturut-turut adalah rasa buah, warna buah, ukuran buah, adan aroma buah. Saran yang bisa diberikan untuk tetap mempertahankan buah jeruk lokal adalah dengan perbaikan mutu dan ketersediaan buah jeruk lokal, serta perlu adanya pembatasan impor.

(13)

xiii SUMMARY

Isni Yuniar Riska,H0808113. 2012. An Analysis on Consumer’s Preference on Local and Imported Orange Fruits in Kudus Regency. Agriculture Facu lty of Surakarta Sebelas Maret University, under guidance of Ir. Sugiharti Mulya H, MP and D. Padmaningrum, Sp. MSi

Orange fruit is the most consumed and most demanded fruit. The increase in the consumer’s need for orange fruit is not compensated with the production increase so that orange fruit import is inevitable. The number of imported orange fruit increases in national market, therefore a competition occurs between the local and the imported orange fruits. Imported orange fruit can be found in many cities and regencies in Indonesia including Kudus Regency, for that reason, there should be a research to find out the consumer’s characteristics and behavior as well as preference on local and imported orange fruits in Kudus Regency.

The objectives of research are (1) to study the attribute of local and imported orange fruits the consumer prefers in Kudus Regency, and (2) to study the attribute most considered by the consumer in decision of buying local and imported orange fruits in Kudus Regency. The locations of research were selected intentionally including Sumber Fruit Store, Pasar Kliwon, Pasar Bitingan, Hypermart, Ramayana Mall, and Ada Department Store in Kudus Regency with 96 respondents.

The result of research showed that the respondents buying local and imported orange fruits were predominantly female with productive age ranging from 20 to 40 years (77.08%). The majority education level was Senior High School (39.58%). The majority occupation was private employees (29.17%). The majority income level was IDR 1,500,000.00 – IDR 2,4999,000.00 (26.04%). The majority family members were 4-5 persons (54.17%). The purchasing location the consumers frequently visited was traditional market. Considering the result of Chi Square analysis, there was a difference of consumer preference on all attributes existing in local and imported orange fruits, except on color attribute of imported orange fruit in wh ich there was no preference difference. The local orange fruit preferred by the consumers in Kudus Regency is the one with sweet to little sour taste, greenish color, medium size (8-9 pc/kg), and fresh aroma. Meanwhile the imported orange fruit preferred by the consumers in Kudus Regency was the one with sweet taste, orange co lor, medium (8-9 pc/kg), and fresh aroma. Considering the result of Fishbein’s multi-attribute analysis, the attributes the consumers considered in decision of buying either local or imported orange fruits in Kudus Regency were taste, color, size, and aroma, respectively. The recommendation could be given to maintain the local orange fruit by improving the quality and availability of local orange fruit and there should be an import restriction.

(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditas hortiku ltura merupakan komoditas potensial yang

mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah

Indonesia dengan keragaman agroklimatnya memungkinkan pengembangan

berbagai jenis tanaman baik tanaman hortiku ltura tropis maupun hortikultura

subtropis. Pemerintah telah menetapkan sepuluh prioritas komoditas prioritas

hortikultura nasional, yaitu mangga, manggis, pisang, durian, jeruk, bawang

merah, cabe merah, kentang, rimpang, dan anggrek (BPPP Deptan, 2007:1).

Komoditas hortikultura buah-buahan, mempunyai prospek sangat baik

apabila dikembangkan secara intensif. Permintaan buah tropis meningkat baik

di pasar domestik maupun ekspor dalam bentuk buah segar maupun olahan.

Meningkatnya permintaan ini dapat dilihat dari meningkatnya presentase

pengeluaran rata-rata per kapita untuk konsumsi buah-buahan dari tahun 2006

hingga tahun 2010 seperti disajikan pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Presentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Buah-Buahan Sebulan, Indonesia, 2006-2010

Tahun Presentase pengeluraran Buah-buahan (%)

2006 2,1

2007 2,56

2008 2,27

2009 2,05

2010 2,49

Sumber: SUSENAS, BPS (2006-2010)

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa terdapat

kecenderungan peningkatan konsumsi buah-buahan di Indonesia dari tahun

2006 hingga tahun 2010. Ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan

buah-buahan secara nasional dari tahun ke tahun. Salah satu komoditas yang

mempunyai prospek yang menguntungkan jika dikembangkan adalah buah

jeruk. Jeruk merupakan salah satu jenis buah yang menjadi komoditas

unggulan yang dikembangkan, karena mempunyai sebaran lokasi yang luas

(banyak ditanam), dan mempunyai arti ekonomi. Buah jeruk ini telah lama

1

(15)

mendapat perhatian masyarakat, selain rasa, aroma dan warnanya yang

menarik juga merupakan salah satu sumber vitam in C (Sukhrisna, 2007:1).

Menurut hasil SUSENAS (2009), buah jeruk merupakan buah yang

paling banyak dikonsumsi dibanding dengan jenis buah lain seperti pisang,

pepaya, rambutan dan apel dilihat dari konsumsi rata-rata per kapita seminggu

menurut jenis makanan dan golongan pengeluaran sebulan tahun 2009 seperti

disajikan pada Tabel 2 dibawah ini

Tabel 2. Konsumsi Rata-Rata Per Kapita Seminggu Menurut Jenis Buah-Buahan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan Tahun 2009

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)

Konsumsi Jenis Buah-Buahan (Kg)

Jeruk Pisang Pepaya Rambutan Apel

< 100.000 - 0,030 - 0,001 -

100.000-149.999 0,008 0,042 0,010 0,011 0,000 150.000-199.999 0,023 0,048 0,018 0,019 0,002 200.000-299.999 0,050 0,056 0,027 0,029 0,004 300.000-499.999 0,096 0,067 0,042 0,038 0,012 500.000-749.999 0,163 0,076 0,050 0,040 0,029 750.000-999.999 0,214 0,084 0,082 0,035 0,053

>1000.000 0,263 0,096 0,082 0,028 0,101

Rata-rata per kapita 0.119 0,069 0,046 0,034 0,025

Sumber: SUSENAS (BPS, 2009)

Permintaan buah jeruk yang tinggi di Indonesia dibandingkan buah

jenis lain dikarenakan adanya kesadaran gizi masyarakat akibat peningkatan

pendapatan penduduk Indonesia. Dari Tabel 2 dapat dikatakan bahwa semakin

besar pendapatan penduduk maka proporsi konsumsi buah-buahan

dibandingkan total pengeluaran konsumsi makanan semakin meningkat,

dalam hal ini juga berlaku pada buah jeruk dimana semakin besar golongan

pengeluaran per bulan semakin besar pula pengeluaran konsumsinya.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi, maka

kebutuhan buah jeruk nasional pada tahun 2010 untuk memenuhi berbagai

kebutuhan dalam negeri, mencapai 3.483.095 ton atau sekitar 1,5 kali dari

produksi nasional tahun 2005 (BPPP Deptan, 2007:1). Namun, peningkatan

kebutuhan konsumen terhadap buah jeruk tersebut tidak diimbangi dengan

peningkatan produksi khususnya buah jeruk lokal. Penurunan produksi buah

jeruk lokal dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :

(16)

Tabel 3. Perkembangan Produksi Tanaman Buah Jeruk (ton) Tahun 2008-2010

Jenis Tanaman Jeruk Tahun

2008 2009 2010

Jeruk Siam/Keprok/Tangerine 2.391.011 2.025.840 1.937.773

Jeruk Besar/Pamelo 76.621 105.928 91.131

Total 2.467.632 2.131.768 2.028.904

Sumber: Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan Indonesia, BPS (2008, 2009, 2010).

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan

produksi buah jeruk lokal mengalam i penurunan dari tahun 2008 hingga tahun

2010 sedangkan permintaan buah jeruk mengalami peningkatan dilihat dari

meningkatnya konsumsi dan pengeluaran rata-rata per kapita seminggu

mencapai 0,069 kg pada tahun 2008 menjadi 0,080 kg per m inggu pada tahun

2010 (Susenas, BPS 2008: 32, 2010:32). Produksi yang semakin menurun

dengan permintaan yang semakin meningkat pada tahun 2008 hingga 2010

mengindikasikan bahwa buah jeruk lokal belum mampu mencukupi

kebutuhan konsumsi jeruk dalam negeri, sehingga masih diperlukan impor

jeruk yang semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan banyaknya buah jeruk

impor maka akan mempengaruhi penawaran, permintaan dan keputusan

konsumen dalam memilih jeruk.

Pada tahun 2009 impor buah jeruk segar mencapai 19.586 ton

sedangkan pada tahun 2010 mencapai 31.344 ton (Statistik Perdagangan Luar

Negeri (Import) BPS 2009, 2010 :43-44). Dalam waktu satu tahun kenaikan

impor buah jeruk segar ini adalah sebesar 37,5 %. Impor buah jeruk yang

semakin meningkat ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah yang

menetapkan Bea Masuk (BM) yang rendah, yaitu 5 % untuk produk buah

jeruk (Lampiran Menkeu, RI 2005:20) berdasarkan skema Most Favored

Nation (MFN), sebagai wujud kerja sama multilateral dalam World Trade

Organization (WTO).

Dilihat dari tingginya impor buah jeruk, maka terjadi persaingan dalam

mengonsumsi buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Menurut Harmon dalam

Pantas Freddy (1997:8) mengemukakan, ada tiga faktor utama menurut

(17)

pandangan konsumen yang merupakan permasalahan buah di Indonesia, yaitu

ketersediaan (availability), tampilan (appearance) dan harga (price).

Ketersediaan, kontinuitas, dan kuantitas buah lokal bermutu yang dihasilkan

masih terbatas. Ini mendorong masuknya buah impor dalam jumlah yang

besar dan mutu yang relatif lebih baik. Penampilan buah lokal umumnya

warna tidak seragam (uniformity), ukuran tidak seragam dan rasa juga yang

tidak seragam. Permasalahan ini juga terjadi pada buah jeruk lokal. Sehingga

keberadaan buah jeruk impor ini akan menjadi tantangan bagi para produsen

buah jeruk lokal untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan buah

jeruk lokal khususnya di pasar nasional.

Semakin banyaknya produk buah jeruk impor di pasar nasional, maka

akan terjadi persaingan antara buah jeruk lokal dan buah jeruk impor.

Semakin beragamnya komposisi, selera dan gaya hidup penduduk maka akan

mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian

buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Atribut-atribut yang dimiliki oleh buah

jeruk lokal dan buah jeruk impor inilah yang akan menjadi pertimbangan

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Atribut buah jeruk ini di

antara lain meliputi harga, rasa buah, ukuran buah, warna buah, kondisi

kesegaran, aroma buah, kandungan vitamin, dan lain sebagainya.

Buah jeruk impor ini sudah banyak ditemui baik di pasar tradisional,

toko-toko buah dan pasar swalayan di berbagai kota dan kabupaten di

Indonesia. Tidak terkecuali di Kabupaten Kudus yang merupakan daerah

industri dan perdagangan dimana sektor perdagangan merupakan penyangga

perekonomian kedua. Kontribusi sektor Industri Pengolahan untuk PDRB

tahun 2009 atas dasar harga berlaku sebesar 63,55 persen merupakan sektor

utama, diikuti oleh komoditas perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,00

persen (Kudus dalam Angka 2011:484).

Sektor perdagangan yang didukung dengan meningkatnya jumlah

sarana perdagangan di Kabupaten Kudus memungkinkan ketersed iaan untuk

produk-produk pertanian akan selalu tersedia seperti buah-buahan. Begitu

juga untuk buah jeruk impor yang semakin menggeser buah jeruk lokal.

(18)

Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten

Kudus, pada tahun 2010, terdapat 3 departemen store, 21 pasar swalayan dan

23 pasar tradisional.

Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan per kapita di

Kabupaten Kudus, maka kesadaran masyarakat akan kesehatan juga

meningkat, sehingga konsumsi makanan yang bergizi seperti buah-buahan

akan semakin meningkat. Hal tersebut didukung dengan data yang disajikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Pendapatan per Kapita Penduduk Kabupaten Kudus Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2009

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pendapatan per kapita (Rp)

1. 2005 736.239 7.623.845

2. 2006 742.040 7.825.470

3. 2007 747.488 7.611.474

4. 2008 752.921 7.899.416

5 2009 759.249 8.020.537

Sumber : Kudus dalam Angka 2011

Berdasarkan Tabel 4 di atas maka dapat dilihat bahwa jumlah

penduduk semakin meningkat dengan pendapatan yang semakin meningkat.

Peningkatan ini akan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat khususnya di

Kabupaten Kudus. Sehingga dapat diasumsikan kebutuhan makanan sehat

dalam hal ini buah-buahan khususnya buah jeruk juga akan semakin

meningkat. Ketersediaan buah jeruk impor yang melimpah di pasaran,

masyarakat dihadapkan pada pilihan membeli buah jeruk lokal atau buah jeruk

impor. Oleh sebab itu diperlukan penelitian untuk mengetahui karakteristik

dan perilaku serta preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah

jeruk impor di Kabupaten Kudus.

B. Perumusan Masalah

Buah jeruk merupakan buah yang paling banyak disukai oleh

konsumen karena mengandung banyak vitam in. Meningkatnya impor

buah-buahan, terutama buah jeruk, yang biasanya didominasi buah jeruk yang

berasal dari Cina menyebabkan melimpahnya pasokan buah jeruk impor di

pasar nasional. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dengan jeruk

(19)

lokal. Agar dapat bersaing dengan jeruk impor, produsen jeruk lokal harus

memperhatikan preferensi dan keinginan konsumen karena konsumen adalah

pengguna akhir dari buah jeruk. Jeruk impor dapat menarik perhatian

konsumen karena penampilannya. Dengan demikian, konsumen memiliki

keleluasaan dalam memilih buah jeruk sesuai dengan selera masing-masing.

Keberadaan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus semakin banyak

dijumpai di pasar baik di kios buah, pasar tradisional, maupun departemen

store. Menurut keterangan dari Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan

Pasar Kabupaten Kudus menyatakan bahwa produk-produk impor hampir

ditemukan di setiap pusat perbelanjaan baik itu traditional maupun modern.

Produk-produk impor yang mendominasi dari produk pakaian, asesoris hingga

buah-buahan. Total buah impor yang masuk ke Kabupaten Kudus mencapai

70% dari total buah-buahan yang tersedia.

Ketersediaan buah impor yang melebihi buah jeruk lokal di Kabupaten

Kudus menyebabkan konsumen dihadapkan pada pilihan antara membeli buah

jeruk lokal atau buah jeruk impor. Konsumen dalam melakukan pembelian

buah jeruk lokal atau buah jeruk impor mempertimbangkan berbagai faktor

salah satunya adalah atribut yang dimiliki oleh buah jeruk itu sendiri. Atribut

tersebut antara lain meliputi warna, rasa, ukuran dan aroma buah. Dengan

mengetahui atribut-atribut buah jeruk baik itu jeruk lokal maupun jeruk impor

yang menjadi pertimbangan konsumen khususnya di Kabupaten Kudus, maka

akan membantu para pemasar untuk menentukan strategi pemasaran yang

tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor apa saja yang menjadi

preferensi konsumen di Kabupaten Kudus?

2. Atribut manakah yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan

membeli buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus?

(20)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang menjadi

preferensi konsumen di Kabupaten Kudus.

2. Mengkaji atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan

membeli buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti serta sebagai salah satu syarat kelulusan untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bagi pemasar buah jeruk, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan wawasan tentang preferensi konsumen buah jeruk lokal dan

impor yang dapat dijadikan sebagai informasi dalam penetapan strategi

pemasaran yang tepat.

3. Bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus, hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran atau

pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan khususnya dalam

mensukseskan program “Gemar Buah Produk Indonesia” di Kabupaten

Kudus.

4. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu

sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk

penelitian yang sejenis.

(21)

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Yakobus (2006) menggunakan analisis dekriptif, analisis

regresi logistik, dan analisis Fishbein. Berdasarkan hasil analisis deskriptif

dapat diketahui bahwa karakteristik responden jeruk Mandarin adalah

mayoritas berjenis kelamin perempuan, usia berkisar 26-40 tahun, pekerjaan

pegawai swasta dengan jumlah anggota keluarga lebih dari lima, status

menikah, pendidikan Sarjana (S1), dengan kisaran pendapatan dari Rp.

2.000.000 lebih–Rp. 5.000.000 lebih, tempat pembelian paling dominan di

supermarket, frekuensi konsumsi 2 kali seminggu dan alasan mengkonsumsi

karena faktor kesehatan. Pada jeruk Medan, mayoritas konsumen berjenis

kelamin perempuan, usia 26-40 tahun, pekerjaan pegawai swasta, jumlah

anggota keluarga 3-5 orang, status menikah pendidikan Diploma, dengan

pendapatan mulai Rp. 500.000 lebih–Rp.2.000.000 tempat pembelian di toko

buah, frekuensi konsumsi satu kali seminggu dengan alasan mengonsumsi

lainnya seperti faktor kebiasaan, pencuci mulut dan selalu tersedia. Hasil

analisis Fishbein menunjukkan bahwa pada jeruk Mandarin maupun jeruk

Medan, tidak adanya perbedaan sikap antara konsumen yang mengonsumsi

jeruk Mandarin dan jeruk Medan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola

konsumsi jeruk di Kota Bogor adalah status pernikahan, tempat pembelian,

pendapatan, dan alasan mengonsumsi. Pola konsumsi jeruk Mandarin dan

jeruk Medan umumnya tidak berbeda dimana pola konsumsi tersebut

tergantung dari variabel-variabel seperti frekuensi konsumsi, alasan

mengonsumsi, jumlah anggota keluarga, dan tempat pembelian.

Penelitian Desi (2007) menunjukkan bahwa atribut yang paling

menentukan konsumen di Surakarta dalam membeli buah jeruk keprok siam

Pontianak berdasarkan tingkat kepentingannya adalah rasa, baru kemudian

ukuran, dan harga. Sedangkan kombinasi atribut yang paling dipertimbangkan

oleh konsumen di Surakarta dalam membeli buah jeruk keprok siam

8

(22)

Pontianak adalah buah rasa manis, berukuran kecil (10-11 buah/kg) dan

memiliki harga yang paling murah yaitu Rp. 5000,00/kg.

Penelitian Sukhrisna (2007) yang berjudul menggunakan analisis data

berupa analisis deskriptif, analisis regresi logistik (logit), dan Importance

Performance Anaysis (IPA). Sebanyak 77 persen responden menyatakan

atribut rasa yang paling mempengaruhi keputusan pembelian. Berdasarkan

hasil analisis IPA, atribut-atribut yang dimiliki buah jeruk dinilai penting oleh

konsumen. Penempatan atribut pada diagram kartesius untuk jeruk lokal di

kuadran prioritas utama adalah atribut rasa, kebersihan kulit, warna kulit, dan

tekstur buah, sedangkan untuk jeruk impor tidak ada atribut yang berada pada

kuadran ini. Atribut yang berada di kuadran pertahankan prestasi untuk jeruk

lokal adalah ketersediaan buah, sedangkan untuk jeruk impor adalah rasa,

tekstur daging buah, kandungan air, dan kebersihan kulit. Atribut yang berada

di kuadran prioritas rendah untuk jeruk lokal adalah aroma, tekstur daging

buah, daya tahan penyimpanan, sedangkan untuk jeruk impor adalah aroma,

tekstur buah, derajat kematangan, ada tidaknya biji, dan daya tahan

penyimpanan. Atribut yang berada di kuadran berlebihan untuk jeruk lokal

adalah kandungan air, derajat kematangan, dan ada tidaknya biji, sedangkan

untuk jeruk impor adalah ketersediaan buah dan warna kulit. Perbedaan yang

mencolok terletak pada kuadran prioritas utama yang menunjukkan kualitas

jeruk lokal lebih rendah dibandingkan jeruk impor. Upaya peningkatan

kualitas jeruk lokal merupakan tugas dari pelaku agribisnis dalam rantai

agribisnis jeruk lokal

Penelitian Esthi (2008) menggunakan metode analisis data dengan

menggunakan Analisis Faktor. Hasil faktor analisis menunjukkan bahwa ada 4

faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli buah jeruk pada

pasar swalayan di Surakarta. Keempat faktor tersebut berdasarkan prioritasnya

adalah faktor produk (22,89%). Faktor tempat (15,60%), faktor harga (9,44%)

dan faktor promosi (7,16%). Sedangkan variabel-variabel yang dominan

dipertimbangkan konsumen dalam membeli buah jeruk pada pasar swalayan

di kota Surakarta untuk tiap-tiap faktor adalah faktor produk yaitu variabel

(23)

rasa, faktor tempat yaitu variabel kenyamanan, faktor harga yaitu variabel

harga, serta faktor promosi yaitu variabel promosi.

Berdasarkan penelitian di atas bahwa yang mempengaruhi preferensi

konsumen dalam membeli buah jeruk baik jeruk lokal maupun jeruk impor

dapat diketahui dengan melihat penilaian terhadap atribut-atribut yang

melekat pada buah jeruk. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk

menguji atribut-atribut pada buah jeruk lokal dan jeruk impor adalah uji chi

square untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap jeruk lokal dan jeruk

impor dan analisis multiatribut Fishbein untuk mengetahui variabel-variabel

jeruk lokal dan jeruk impor yang dipertimbangkan dalam keputusan

pembelian. Menurut Sukhrisna Indhira Shanti (2007:105) atribut yang melekat

pada buah jeruk lokal adalah atribut rasa, kebersihan kulit, warna kulit, dan

tekstur buah dan jeruk impor adalah aroma, tekstur buah, derajat kematangan,

ada tidaknya biji, dan daya tahan penyimpanan. Sehingga pada penelitian

preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor atribut-atribut

yang akan diteliti antara lain, rasa buah, ukuran buah, warna buah, dan aroma

buah sebagai atribut yang perlu diteliti.

B. Tinjauan Pustaka

1. Budidaya Jeruk

Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman tahunan berasal dari Asia,

terutama Cina. Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah

terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman

di pekarangan (Soelarso, 1996:11). Buah jeruk merupakan salah satu jenis

buah-buahan yang paling banyak digemari oleh masyarakat kita. Oleh

karena itu, tidaklah mengherankan, jika perkembangan tanaman jeruk pada

dekade 1970 hingga 1980 mengalam i perubahan populasi yang cukup

tajam. Buah jeruk selalu tersedia sepanjang tahun, karena tanaman jeruk

tidak mengenal musim berbunga yang khusus. Di samping itu tanaman

jeruk dapat ditanam dimana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran

tinggi.

(24)

Walaupun populasi tanaman mengalami peningkatan yang tajam,

namun, sampai saat ini produk buah jeruk belum memenuhi harapan. Hal

ini d isebabkan oleh terbatasnya pengetahuan para petani dalam hal

bercocok tanam jeruk yang benar. Kendala lain yang menyebabkan produk

buah jeruk di Indonesia belum memenuhi harapan adalah adanya serangan

penyakit CVPD sehingga banyak tanaman menjadi musnah

(AAK, 1994:13).

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga

Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk

pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar,

meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa

masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi

terkandung pada semua anggotanya. Jeruk sangatlah beragam dan

beberapa spesies dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antar

spesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang khas, yang

berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan

klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya,

karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya

muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya

(Anonim, 2011).

Tanaman jeruk yang banyak dibudidayakan orang tergolong salah

satu anggota suku jeruk-jerukan (Rutaceae), yang beranggotakan tak

kurang dari 1.300 jenis tanaman. Dalam ilmu botani semua anggota suku

ini dikelompokkan dalam 7 sub family (anak suku) dan 130 genus (marga).

Yang menjadi induk tanaman jeruk adalah sub family Aurantioidae yang

beranggotakan 33 genus (Sarwono, 1993:3).

Tanaman jeruk (Citrus sp) mempunyai sistematika sebagai berikut:

Division : Spermatophyte

Subdivisio : Angiospermae

Clasis : Dicotyledoneae

Ordo : Rutales

(25)

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Species : Citrus sp. (Soelarso, 1996:13)

Di Indonesia terdapat beberapa spesies jeruk yang dapat

dikelompokkan menjadi lima, yaitu kelompok mandarin, kelompok lime

dan lemon, kelompok pummelo dan grapefruit, kelompok orange atau

jeruk manis, serta kelompok citroen. Masing-masing kelompok ini

mempunyai spesies tersendiri, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Karakteristik Spesies Buah Jeruk di Indonesia

No Kelompok Spesies Karakteristik

1. Kelompok - kandungan gula cukup tinggi jeruk siem

(C. reticulata Blanco)

- berwarna hijau, kulitnya tipis,dan agak lengket - kandungan asam relatif rendah 2. Kelompok

- hanya Jeruk Nambangan yang berkembang pesat dan menguasai pasar jeruk besar di Jakarta dan sekitarnya Grapefruit - tidak berkembang karena

kurangnya permintaan pasar

Jeruk Manis Valencia - paling banyak diproduksi di dunia tetapi tidak terlalu berkembang

- cocok untuk daerah subtropika Jeruk Baby Pacitan - warna kulit hijau

- bentuk oval

- kandungan gula tinggi dan kandungan asam sangat rendah

5. Kelompok Citroen (C. medica)

Jeruk Sukade - disebut jeruk pepaya karena bentuk buahnya seperti pepaya - kulit buah yang tebal

digunakan untuk membuat jam atau manisan

- tidak berkembang

Sumber: Pracaya (2002) dalam Sukhrisna 2007

(26)

2. Kualitas danKandungan Gizi Jeruk

Buah jeruk merupakan buah non klimakterik dimana tingkat

kematangannya tidak dapat dipacu, sehingga pemanenan buah harus

dilakukan pada tingkat ketuaan optimal atau buah masak. Buah jeruk yang

dipanen pada saat belum masak akan menghasilkan mutu yang rendah

terutama berkaitan dengan rasa buah. Indikator kualitas buah jeruk dapat

dilihat dari rasa buah, rasio gula asam, nilai jus buah, kandungan vitam in

C, dan warna buah (Retno P. et al, 2005:179-181).

Sjaifullah dalam Abu Bakar Tawali dkk (2004:16) mengemukakan

bahwa jeruk mandarin atau lokam yang bermutu baik adalah :

· Bentuk buah : bulat sampai agak lonjong

· Ukuran buah : sedang dengan berat kurang lebih 190 g

· Kulit buah masak : relatif halus, ketebalan sedang sampai tebal dan

banyak mengandung minyak.

· Warna kulit kuning jingga.

· Daging buah : kuning jingga, rasa manis agak asam segar dan berair

banyak

Tanda tanda buah yang bermutu rendah atau sudah rusak adalah

sebagai berikut:

· Bekas tangkai buah pada kulit menjadi coklat, hijau atau melunak.

Kelunakan buah tidak merata sebab ada bagian yang mengeras

· Terdapat bercak-bercak coklat kehitaman keh itaman · Kulit terlalu longgar, telihat keriput atau layu · Beraroma tidak sedap.

Buah jeruk merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk

kesehatan manusia. Kandungan vitamin C sangat beragam antar varietas,

tetapi berkisar antara 27-49 mg/100 g daging buah. Sari buah jeruk

mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 ml, tergantung pada jenisnya.

Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang kandungan vitamin

C-nya, tetapi semakin manis rasanya. Vitam in C terdapat pada sari buah,

daging, dan kulit. Seperempat bagian dari total kandungan vitamin C buah

(27)

jeruk terdapat di dalam sari buahnya. Betakaroten (provitamin A), yang

membentuk vitamin A banyak terdapat di dalam kulit dan sari buah jeruk.

Vitamin C berperan dalam proses penyerapan zat besi non organik (zat

besi dan makanan non hewani) sehingga dapat mencegah dan membantu

penyembuhan anemia (lesu darah). Vitamin C juga memiliki kemampuan

sebagai antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat

aktivitas moleku l radikal bebas (Anonim, 2011).

Jeruk dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi. Selain

kaya vitam in dan mineral, buah ini juga mengandung serat makanan yang

esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh normal. Kandungan

senyawa dalam jeruk manis yang kaya vitam in C, potassium, dan folid

acid, dapat berfungsi untuk menghambat sel-sel kanker. Selain kaya serat,

buah berwarna kuning ini juga mengandung hesperidin yang mampu

menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, serta

menurunkan tekanan darah. Dalam satu buah jeruk manis ukuran sedang

terdapat 16 gram karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini

penting sebagai sumber energi tubuh, terutama untuk otak. Nilai serat

dalam sebuah jeruk manis setara dengan 12 persen yang dibutuhkan per

hari (Bakulatz, 2011).

Tabel 6. Kandungan Vitamin dan Zat Mineral Lainnya Setiap 100 gram Buah Jeruk

Kandungan Kadar Jenis Jeruk

Keprok Manis Nipis Grapefruit Vitamin A (I.U.) 400,00 200,00 - -

Vitamin B (I.U.) 60,0 60,0 60,0 60,0 Vitamin C (I.U.) 60,0 30,0 40,0 50,0

Protein (gram) 0,5 0,5 0,5 0,5

Lemak 0,1 0,1 - -

Hidrat arang 8,0 10,0 3,0 4,0

Besi (mgr) - 0,3 0,1 0,1

Kapur (mgr) 40,0 40,0 10,0 20,0

Phospor (mgr) 20,0 20,0 10,0 20,0

Sumber: (AAK, 1994:17)

(28)

3. Pemasaran

Pemasaran secara luas adalah proses sosial dan manajerial d imana

pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam

konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan

hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang

menguntungkan. Karena itu, definisi pemasaran (marketing) sebagai

proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan

membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan

menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya

(Kotler dan Armstrong, 2008:6).

Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan

memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Pemasaran adalah memenuhi

kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Sedangkan manajemen

pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan

meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul (Kotler dan Keller, 2009:5).

Bauran adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi

empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat

unsur tersebut adalah penawaran produk, struktur harga, kegiatan promosi,

sistem distribusi. Meskipun bauran pemasaran hampir seluruhnya dapat

dikendalikan oleh manajemen perusahaan tapi beberapa kekuatan

lingkungan ekstern masih bisa menjadi kendala. Bauran ini juga masih

dipengaruhi dan didukung oleh sumberdaya non-pemasaran dalam

perusahaan (Stanton dan Lamarto, 1984:45-46).

4. Perilaku konsumen

Perilaku (behaviors) adalah tindakan khusus yang ditujukan pada

beberapa objek target. Perilaku selalu muncul dalam suatu konteks

situasional atau lingkungan dan pada waktu tertentu. Pada dasarnya

keinginan berperilaku (behavior intention-BI) adalah suatu proposisi yang

(29)

menghubungkan diri dengan tindakan yang akan datang. Keinginan

berperilaku tercipta melalui proses pilihan/keputusan dimana kepercayaan

tentang dua jenis konsekuensi sikap konsumen untuk terlibat pada perilaku

tersebut dan norma subjektif dipertimbangkan serta diintegrasikan untuk

mengevaluasi perilaku alternarif dan memilih salah satu diantaranya

(Peter dan Olson 1999:149).

Perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat

keputusan baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat

keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu

produk dan mengkonsumsinya (Prasetijo dan Ihalauw, 2005:9). Perilaku

konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan

organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa,

ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka

(Kotler dan Keller, 2009:166).

Perilaku konsumen terbagi dua bagian, yang pertama adalah

perilaku yang tampak, variabel-variabel yang termasuk ke dalamnya

adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan

bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku

yang tak tampak, variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan

terhadap informasi, dan perasaan kepemilikan oleh konsumen

(Umar,2000:50).

Perilaku pembelian konsumen (consument buyer behavior)

mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan dan rumah

tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Semua

konsumen ini bergabung membentuk pasar konsumen (consumer market).

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Apa yang

akan dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa

banyak yang dibeli, kapan membeli dan mengapa harus membeli

(Kotler dan Armstrong, 2008:158).

Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya,

sosial, pribadi, dan psiklogis. Budaya adalah penentu kenginan dan

(30)

perilaku seseorang yang paling mendasar. Budaya meliputi nilai-nilai

dasar, persepsi preferensi, dan perilaku yang dipelajari seseorang dari

keluarga dan institusi penting lainnya. Faktor sosial juga mempengaruhi

perilaku pembeli. Keluarga, teman-teman, organisasi sosial, asosiasi

profesional mempengaruhi pilihan produk dan merek yang kuat. Usia

pembeli, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, dan

karaktersitik pribadi lainnya mempengauhi keptusan pembelian. Perilaku

pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat fakor psikologi yaitu

motivasi, persepsi, pembelajaran, serta sikap

(Kotler dan Armstrong, 2008:159-176).

5. Sikap konsumen

Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari (learned

predisposition). Predisposisi disebut juga kecenderungan umum. Dalam

sikap, ada kecenderungan umum yang dipelajari atau dibentuk dan karena

itu sikap memiliki kualitas motivasional yang dapat mendorong konsumen

kepada perilaku tertentu. Dalam terapan pemasaran, sikap yang relevan

terhadap perilaku beli terbentuk dari pengalaman langsung menggunakan

produk, dari informasi yang diperoleh dari orang lain atau dari media

massa. Pengertian tentang bagaimana sikap terbentuk dan bagaimana sikap

bisa berubah merupakan implikasi penting dalam kiat-kiat pemasaran

(Prasetijo dan Ihalauw, 2005:104).

Sikap berguna bagi pemasaran dalam banyak cara. Sebagai contoh

sikap kerap digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran.

Sikap dapat pula membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum

dilaksanakan di dalam pasar. Sikap juga sangat berhasil dalam membentuk

pangsa pasar dan memilih pangsa pasar target. Sikap terhadap produk

tentu saja hanyalah salah satu dari banyak jenis sikap yang berbeda yang

harus menjadi perhatian pemasar (Engel et al, 1994:336-338).

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:111), model multi atribut

Fishbein mengidentifikasi tiga faktor utama yang mempengaruhi sikap.

Faktor pertama adalah atribut utama atas sebuah objek oleh konsumen,

(31)

faktor kedua adalah tingkat kepercayaan konsumen bahwa objek memiliki

atribut tersebut, dan faktor ketiga adalah tingkat positif dan negatif dimana

atribut tersebut dievaluasi. Model Multiatribut Fishbein dirumuskan

sebagai berikut :

å

=

=

n i

ei

bi

A

1

0

.

Dimana :

A0: Sikap konsumen terhadap objek

bi : tingkat keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut tertentu

(atribut ke-i)

ei : dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki objek

Sikap konsumen menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap

berbagai atribut dan manfaat dari suatu produk. Setiap produk memiliki

berbagai macam atribut yang melekat. Konsumen dalam melakukan

pembelian selalu memperhatikan dan mempertimbangkan atribut-atribut

yang ada pada produk atau objek tertentu yang sesuai dengan kesukaan

mereka untuk memperoleh kepuasaan.

6. Preferensi

Preferensi konsumen menurut Simatupang dan Ariani dalam

Mardiyah Hayati et al (2009:451-452) adalah konsepsi abstrak yang

menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh dari

kombinasi barang dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadinya.

Dengan kata lain preferensi konsumen merupakan gambaran tentang

kombinasi barang atau jasa yang lebih disukai konsumen apabila ia

memiliki kesempatan untuk memperolehnya. Seorang konsumen

diasumsikan mampu membedakan semua jenis komoditi yang ia hadapi,

komoditi mana yang ia pilih, komoditi mana yang sama saja bila dip ilih

dengan komoditi lainnya atau dengan kata lain dalam teori preferensi

konsumen diasumsikan setiap konsumen mampu membuat daftar urutan

(32)

Menurut Simamora (2004:17-18), proses evaluasi dari dalam diri

pembeli hingga menjadi suatu keputusan dapat dijelaskan melalui

asumsi-asumsi sebagai berikut:

· Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai

sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang

berbeda tentang atribut apa yang relevan.

· Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan masing-masing.

· Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang

letak produk pada setiap atribut.

· Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam

sesuai dengan perbedaan atribut.

· Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang

berbeda melalui prosedur evaluasi.

Analisis chi-square dengan menggunakan teknik goodness of fit

dapat digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan antara banyak

yang diamati (observed) dari objek atau jawab yang masuk dalam

masing-masing kategori dengan banyak yang diharapkan (expected) berdasarkan

hipotesis nol (frekuensi yang diharapkan adalah merata). Menurut

Djarwanto (1996:247) goodness of fit berarti perbandingan antara

observed frequencies dengan expected frequencies. Semua pengujian yang

menggunakan chi square distribution adalah termasuk dalam persoalan

“goodness of fit”. Yang akan dibicarakan adalah “goodness of fit” suatu

distribusi frekuensi hasil pengamatan dengan distribusi frekuensi teoritis

yang didasarkan pada mean dan deviasi standar dari distribusi frekuensi

pengamatan. Disini dilakukan pengujian apakah distribusi frekuensi hasil

pengamatan sesuai dengan expected normal curve frequencies dengan

menggunakan chi square distribution. Analisis Chi Square dinyatakan

dalam rumus :

(33)

fe = frekuensi yang diharapkan pada penelitian

i…k = kategori atribut dalam variabel

Dimana :

dan tidak suka, karena terbentuknya sikap konsumen terhadap suatu

produk. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam

melakukan tindakan pembelian, sehingga sikap konsumen merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian.

7. Atribut produk

Atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin

dimiliki atau tidak dimiliki objek. Atribut intrinsik adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik

adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti

nama, merek, kemasan, dan label. Akhirnya manfaat adalah hasil positif

yang diberikan atribut pada konsumen. Pentingnya atribut didefinisikan

sebagai penilaian umum sesorang terhadap signifikansi atribut atas produk

atau jasa jenis tertentu. Pentingnya atribut secara langsung dipengaruhi

oleh perhatian konsumen terhadap atribut spesifik. Jadi semakin besar

(34)

perhatian yang diarahkan pada atribut, semakin penting atribut itu. Empat

unsur yang menentukan perhatian konsumen yang diarahkan pada sebuah

atribut adalah (1) karakteristik penerima pesan (2) karakteristik pesan (3)

faktor-faktor yang mempengaruhi peluang tanggapan penerima dan (4)

karakteristik produk (Mowen dan Minor, 2002:312-316).

Atribut menentukan skala paling kuat yang dapat digunakan untuk

mengukur karakteristik. Ini selalu berlaku dalam pengukuran.

Karakteristik dan kualitasnya menentukan batas-batas bagi angka-angka

yang dikenakan untuk objek. Tergantung ada prosedur yang digunakan,

selalu mungkin menghasilkan angka atribut yang lemah, akan tetapi

ukuran tidak akan pernah bisa melompati hakikat alamiah atribut. Jadi,

penting untuk terlebih dahulu mengenali atribut itu sendiri sebelum

mengenakan angka-angka ke atribut dengan menggunakan prosedur

pengukuran tertentu (Churchill, 2005:430).

Pendekatan-pendekatan berdasarkan atribut mengandalkan

penilaian karakteristik-karakteristik dari berbagai objek dengan

menggunakan skala rating atau peringkat objek untuk setiap item

pertanyaan kemudian dianalisis dengan menggunakan berbagai teknik

statistik dalam rangka mendefinisikan dimensi-dimensi atau atribut-atribut

kunci apa saja yang digunakan konsumen untuk membedakan objek.

(Churchill, 2005:477). Salah satu keunggulan pendekatan ini adalah pada

saat merancang peta persepsi membuat tugas penamaan dimensi menjadi

lebih mudah digunakan oleh responden.

Konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut

dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen bersikap

berbeda-beda dalam melihat atribut-atribut produk yang dianggap relevan atau

menonjol. Mereka akan memberikan paling banyak perhatian pada atribut

yang akan memberikan manfaat yang dicari. Pasar dari suatu produk

sering dapat disegmentasikan menurut atribut-atribut yang menonjol bagi

kelompok konsumen yang berbeda. Atribut yang paling menonjol

(35)

mungkin bukan atribut yang paling penting. Beberapa atribut mungkin

menonjol karena konsumen baru saja berkontak dengan iklan yang

membicarakan iklan tersebut. Disamping itu atribut yang tidak menonjol

mungkin mencakup beberapa hal yang dilupakan konsumen tetapi akan

diketahui bila disebutkan. Para pemasar harus lebih memperhatikan

kepentingan atribut daripada kemenonjolannya. Mereka harus mengukur

bobot kepentingan yang digunakan konsumen pada berbagai atribut.

Konsumen diasumsikan mempunyai suatu fungsi utilitas untuk setiap

atribut. Fungsi utilitas menjelaskan bagaimana kepuasan produk konsumen

bervariasi pada tingkat yang berbeda dari setiap atribut

(Kotler dan A.B Susanto, 2000:248).

Multi atribut produk agribisnis dapat dilihat berdasarkan ‘kriteria

mutu’ produk agribisnis (misalnya buah) seperti yang dikemukakan oleh

Poerwanto, Susanto, dan Setyati dalam Sudiyarto (2009:239) meliputi : 1.

Mutu visual atau penampakan, 2. Mouthfeel (rasa di mulut), 3. Nilai Gizi

dan Zat Berkhasiat (mutu fungsional), 4. Keamanan Konsumsi, 5.

Kemudahan penanganan, dan 6. Sifat mutu lainnya. Dalam penelitian

Mardiyah Hayati et al (2009:452) menyebutkan bahwa konsumen buah

jeruk mendapatkan kepuasan dengan mempertimbangkan atribut-atribut

yang melekat pada buah jeruk seperti rasa, aroma, keadaan fisik buah

maupun harga. Selain itu bisa juga mempertimbangkan rupa atau

penampilan dari buah jeruk, derajat kematangan, serta warna buah dan

ukuran buah (jumlah per kg).

Atribut ukuran buah dibedakan menjadi kecil, sedang, dan besar

dengan ukuran untuk buah yang kecil adalah sebanyak 10-11 buah per kg,

ukuran sedang sebanyak 8-9 buah per kg, dan ukuran besar sebanyak 6-7

buah per kg. Menurut Sarwono (1993:26) berdasarkan diameter dan berat

buah, jeruk dibagi dalam 4 kelas, yaitu:

1. Kelas A : buah mempunyai diameter 7,1 – 8,0 cm dan bobot buah

lebih dari 151 gram per buah.

(36)

2. Kelas B : buah mempunyai diameter 6,1 – 7,0 cm dan bobot buah

antara 101-150 gram per buah.

3. Kelas C : buah mempunyai diameter 5,1 – 6,0 cm dan bobot buah

antara 51-100 gram per buah.

4. Kelas D : buah mempunyai diameter 4,1 – 5,0 cm dan bobot buah

kurang dari atau sama dengan 50 gram per buah.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Konsumsi buah jeruk nasional mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah penduduk,

pendapatan, dan kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Perubahan pola

konsumsi masyarakat yang ditandai dengan m eningkatnya kebutuhan akan

gizi yang seimbang termasuk kebutuhan gizi yang bersumber dari

buah-buahan khususnya buah jeruk. Apabila tidak diimbangi dengan ketersediaan

yang cukup dari produksi buah jeruk dalam negeri, maka impor buah jeruk

menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang

semakin meningkat in i.

Adanya jeruk impor di pasar nasional menyebabkan terjadi persaingan

antara jeruk lokal dan jeruk impor, sehingga konsumen dihadapkan pada

pilihan, mengkonsumsi jeruk lokal atau jeruk impor. Pilihan konsumen yang

semakin cermat dalam proses pengambilan keputusan dalam pembelian tidak

hanya untuk memenuhi kebutuhan semata, tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor intern maupun ekstern. Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh

karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Konsumen memandang

setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang

berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan

tersebut. Pada pembelian buah jeruk atribut yang diduga berpengaruh antara

lain rasa buah, ukuran buah, warna buah, dan kondisi kesegaran. Preferensi

konsumen terhadap atribut-atribut ini akan berbeda antara produk satu dengan

yang lain. Dalam hal ini adalah buah jeruk lokal dan buah jeruk impor.

(37)

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis Chi Square dan

model Multiatribut Fishbein. Untuk mengetahui perbedaan preferensi

konsumen buah jeruk lokal dan buah jeruk impor serta mengetahui

atribut-atribut apa yang menjadi preferensi konsumen dalam penelitian ini digunakan

analisis Chi-Square dengan mengunakan teknik goodness-of fit. Metode

analisis ini dapat digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan antara

banyak yang diamati dari obyek atau jawab yang masuk dalam masing-masing

kategori dengan banyak yang diharapkan. Model Multiatribut Fishbein dalam

penelitian ini digunakkan untuk mengetahui atribut yang paling dominan

dipertimbangkan oleh konsumen.Secara lebih jelas kerangka teori pendekatan

masalah akan dijelaskan pada bagan di bawah ini:

(38)

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Jumlah Penduduk dan Pendapatan Meningkat

Analisis Multiatribut Fishbein Kesadaran Masyarakat akan

Nilai Kesehatan Meningkat

Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat

Peningkatan Konsumsi Buah-Buahan (Buah Jeruk

Lokal dan Impor)

Penyediaan Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor dengan Atribut :

- Rasa - Ukuran - Warna - Aroma

Preferensi Konsumen

Analisis Chi Square

Atribut yang Menjadi Preferensi Konsumen Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor

Atribut yang Paling Dipertimbangkan Konsumen

Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor

(39)

D. Asumsi-Asumsi

1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian buah jeruk

lokal dan buah jeruk impor

2. Keputusan diambil responden secara rasional dengan mempertimbangkan

berbagai kombinasi atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang

diteliti.

3. Harga tidak menjadi kendala bagi konsumen dalam mengambil keputusan

pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor

E. Hip otesis.

1. Diduga terdapat perbedaan perbedaan preferensi konsumen terhadap buah

jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus

2. Diduga atribut yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen dalam

membeli buah jeruk lokal di Kabupaten Kudus yaitu warna buah kuning

kehijauan, rasa buah manis sedikit asam, ukuran sedang dan aroma buah

segar, sedangkan buah jeruk impor yaitu warna buah oranye, rasa buah

manis, ukuran sedang dan aroma buah segar.

3. Diduga atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang paling

dipertimbangkan oleh konsumen berturut-turut adalah rasa buah, warna

buah, ukuran buah, dan aroma buah.

F. Pembatasan Masalah

1. Buah jeruk yang dijadikan obyek penelitian adalah buah jeruk lokal dan

buah jeruk impor.

2. Konsumen yang diteliti adalah konsumen akhir yang tidak bertujuan untuk

menjual kembali.

3. Atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor yang diteliti adalah, rasa buah,

ukuran buah, warna buah, aroma buah.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada supermarket, toko buah dan pasar

tradisonal di Kabupaten Kudus bulan Mei – Juli 2012.

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori pendekatan Masalah  ................     26
Tabel 1. Presentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Buah-Buahan Sebulan,
Tabel  4. Jumlah Penduduk dan Pendapatan per Kapita Penduduk Kabupaten
tabel di bawah ini :
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BUAH JERUK DAN IMPLIKASINYA PADA PENETAPAN. SEGMEN PASAR POTENSIAL BUAH

Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein diketahui sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras yang paling dipertimbangkan dalam keputusan pembelian daging ayam ras

Atribut – atribut apa saja yang menjadi preferensi konsumen dalam membeli produk buah jeruk keprok. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan dalam mempengaruhi

Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein diketahui sikap konsumen terhadap atribut daging sapi yang paling dipertimbangkan dalam keputusan pembelian daging sapi

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ialah analisis chi square untuk mengetahui adanya perbedaan preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk

Kombinasi buah impor yang menjadi preferensi konsumen adalah buah dengan rasa yang manis, berukuran besar, memiliki aroma khas yang kuat dan warna yang cerah.. Atribut buah impor

Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran hidroponik di Kota Surakarta dari yang paling

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Buah Jeruk Impor Dan Buah Jeruk Lokal ( Studi Kasus : Kecamatan Medan Petisah , Kota Medan