• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Hasil Penelitian

2. Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku konsumen terhadap buah jeruk merupakan suatu tindakan langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan buah jeruk. Mempelajari perilaku konsumen buah jeruk merupakan usaha untuk memahami siapakah konsumen buah jeruk itu, bagaimana mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, dan mengapa mereka membeli. Mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien.

a. Tempat dan Alasan Pembelian

Pada penelitian ini responden yang diambil adalah konsumen buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang melakukan pembelian di pasar tradisional, supermarket, dan di toko buah di Kabupaten Kudus. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dapat diketahui beberapa alasan responden melakukan pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di pasar tradisional, supermarket, dan toko buah seperti dapat dilihat pada Tabel 20 :

Tabel 20. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat dan Alasan Pembelian di Kabupaten Kudus

No. Tempat dan Alasan Pembelian

Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Lokal Present ase (%) Buah Jeruk Impor Present ase (%) 1. Pasar Tradisional - Lebih Dekat 19 15 - Lebih Murah 24 20 - Banyak Pilihan - - - Bisa Ditawar 6 6 - Produk Selalu ada - - Total Responden 49 51,04 41 42,71 2. Supermarket - Lebih Dekat 9 7 - Lebih Murah - - - Banyak Pilihan 4 13 - Bisa Ditawar - - - Produk Selalu ada 4 4 Total Responden 17 17,71 24 25 3. Toko Buah - Lebih Dekat 20 19 - Lebih Murah 8 9 - Banyak Pilihan 2 3 - Bisa Ditawar - - - Produk Selalu ada - - Total Responden 30 31,25 31 32,29 Jumlah Total Responden 96 100 96 100 Sumber: Analisis Data Primer, 2012 (Lampiran 2)

Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan pembelian buah jeruk lokal di pasar tradisonal dengan jumlah responden sebanyak 49 orang dengan alasan terbanyak karena harga yang lebih murah jika dibanding dengan supermarket. Alasan lain responden melakukan pembelian di pasar tradisional adalah jarak yang leb ih dekat. Mudahnya akses terhadap pasar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian di pasar tradisional. Alasan yang ketiga adalah karena d i pasar trad isonal b isa melakukan tawar menawar harga. Ini merupakan salah satu ciri khas yang dim iliki hampir semua pasar tradisional di Indonesia

Selanjutnya responden terbesar kedua melakukan pembelian buah jeruk lokal di toko buah sebanyak 30 orang dengan alasan terbanyak karena jarak yang lebih dekat. Alasan lain adalah karena harga yang lebih murah dibanding supermarket. Dan alasan ketiga adalah karena banyak pilihan produk buah yang ditawarkan. Di toko buah biasanya ketersediaan buah seperti buah jeruk lebih beragam karena dalam memperoleh produk buah dilakukan dengan sistem pesan langsung kepada agen buah sehingga ketersediaan buah lebih beragam dan selalu ada kecuali saat di luar musim.

Responden yang melakukan pembelian di supermarket dengan jumlah yang paling sedikit yaitu sebanyak 17 orang dengan alasan jarak yang lebih dekat. Selain itu di supermarket menawarkan fasilitas yang lebih lengkap, leb ih bersih dibanding di pasar tradisional dan di toko buah sehingga mempunyai nilai lebih dalam hal kenyamanan berbelanja kepada konsumen. Alasan lain adalah karena banyaknya pilihan produk yang ditawarkan dibanding d i pasar tradisional. Dan yang terakhir karena ketersediaan produk yang selalu ada terutama untuk buah-buah tertentu yang tidak dijual di pasar tradisional dan di toko buah misalnya buah jeruk baby sweet asal pacitan. Bagi konsumen ketersediaan produk yang selalu kontinu juga menjadi

pertimbangan dalam memilih tempat pembelian suatu produk yang diinginkan.

Tabel 20 menunjukkan bahwa tempat pembelian buah jeruk impor yang paling banyak dipilih responden adalah di pasar tradisional dengan jumlah responden sebanyak 41 orang dengan alasan terbanyak adalah karena harga yang lebih murah kemudian jarak yang lebih dekat dan alasan selanjutnya adalah karena bisa ditawar. Jumlah ini lebih sedikit dibanding responden yang melakukan pembelian buah jeruk lokal. Hal ini dikarenakan sedikitnya pilihan produk buah jeruk impor yang ditawarkan di pasar tradisional dalam hal ini jenis buah jeruk impor yang biasa di tawarkan adalah jenis jeruk mandarin ponkam.

Tempat pembelian buah jeruk impor yang paling banyak dipilih konsumen setelah pasar tradisional adalah toko buah dengan jumlah responden sebanyak 31 orang. Jumlah ini tidak terlalu berbeda dengan responden yang membeli buah jeruk lokal. Ini menunjukkan bahwa di toko buah merupakan tempat yang sering dituju responden baik untuk pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor. Alasan terbesar responden membeli di toko buah adalah karena jarak yang lebih dekat, harga yang lebih murah dibanding di supermarket dan banyaknya pillihan produk yang ditawarkan.

Supermarket merupakan tempat pembelian buah jeruk impor yang paling sed ikit dengan jumlah responden sebanyak 24 orang. Jumlah ini lebih besar dibanding dengan responden yang membeli buah jeruk lokal. Hal ini dikarenakan banyaknya pilihan produk buah jeruk impor yang ditawarkan tidak hanya jenis buah jeruk impor yang biasa ditawarkan di pasar tradisional maupun di toko buah tetapi juga jenis buah impor yang lain misalnya jeruk navel Pakistan, jeruk Sunkist. Alasan ini juga merupakan alasan terbesar yang dimiliki responden untuk melakukan pembelian buah jeruk impor di supermarket. Alasan lainnya adalah karena jarak yang lebih dekat dan

ketersediaan produk yang selalu ada terutama untuk buah-buah jeruk impor.

b. Frekuensi Pembelian

Responden dalam melakukan pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor ada yang sebagian memiliki jadwal khusus untuk pembelian tetapi ada pula yang melakukan pembelian tidak tentu. Frekuensi pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor dapat dilihat pada Tabel 21 sebagai berikut :

Tabel 21. Distribusi Responden Menurut Frekuensi Pembelian di Kabupaten Kudus

No. Frekuensi Pembelian

Jeruk Lokal Jeruk Impor Jumlah Responden (orang) Persen- tase (%) Jumlah Responden (orang) Persen- tase (%) 1. Setiap hari - 0 - 0 2. Seminggu sekali 16 16,67 6 6,25

3. Dua minggu sekali 29 30,21 14 14,58

4. Sebulan sekali 20 20,83 31 32,29

5. Tidak tentu

32,29 46,88

- 2-3 bulan sekali 19 11

- 6 bulan sekali 4 8

- Saat ada acara 8 26

Jumlah 96 100 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2012 (Lampiran 2)

Berdasarkan Tabel 21 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi responden dalam pembelian buah jeruk dalam sebulan adalah tidak tentu dengan jumlah responden sebanyak 31 orang atau sebanyak 32,29 persen. Waktu pembelian yang tidak tentu itu biasanya dilakukan 2-3 bulan sekali. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen tidak terlalu sering atau hanya kadang-kadang dalam mengkonsumsi buah jeruk lokal. Konsumen yang melakukan pembelian tidak tentu berarti konsumen tersebut tidak mempunyai jadwal-jadwal khusus dalam melakukan pembelian bauh jeruk lokal. Frekuensi pembelian buah jeruk lokal yang sering dilakukan responden selanjutnya adalah dua minggu sekali dalam sebulan sebanyak 29 responden atau sebesar 30,21 persen. Hal ini dikarenakan konsumen tidak hanya menjadikan

buah jeruk sebagai sumber vitamin tetapi juga menginginkan variasi jenis buah lain sebagai pelengkap kebutuhan vitamin bagi keluarga.

Tabel 21 menunjukkan bahwa frekuensi pembelian buah jeruk impor yang dilakukan responden adalah tidak tentu dengan jumlah responden sebanyak 45 orang atau sebesar 46,88 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak begitu menyukai buah jeruk impor untuk dikonsumsi sebagai pelengkap vitamin bagi keluarga atau karena konsumen lebih memilih variasi buah lain yang lebih beragam. Waktu yang tidak tentu dalam pembelian buah jeruk impor biasanya dilakukan responden pada saat ada acara atau hajat dimana biasanya buah jeruk impor dijadikan suguhan kepada para tamu.

Pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang tidak tentu disebabkan karena kebutuhan akan buah-buahan yang sangat beragam dalam sebulan, dan adanya variasi dalam mengkonsumsi buah-buahan. Hal tersebut untuk menghindari kebosanan dalam mengkonsumsi buah. Artinya bahwa tidak hanya buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang dikonsumsi dalam sebulan tetapi juga buah lainnya seperti apel, pisang, melon, mangga, semangka, dan lain-lain. Variasi konsumsi buah-buahan selain buah jeruk dalam sebulan dapat dilihat pada Tabel 22 sebagai berikut :

Tabel 22. Ragam konsumsi buah-buahan yang dikonsumsi di Kabupaten Kudus

No. Jenis Buah-buahan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Apel 58 30,21 2. Melon 26 13,54 3. Pisang 24 12,50 4. Pir 20 10,43 5. Jambu 17 8,85 6. Anggur 13 6,77 7. Semangka 12 6,25 8. Mangga 7 3,65 9. Papaya 4 2,08 10. Alpukat 3 1,56 11. Salak 3 1,56 12. Durian 3 1,56 13. Manggis 1 0,52 14 Stroberi 1 0,52 Jumlah 192 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2012 (Lampiran 2)

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa ragam buah- buahan yang disukai oleh konsumen selain buah jeruk adalah buah apel dengan persentase sebesar 30,21 persen. Hasil di atas adalah pilihan responden dalam membeli ragam buah-buahan, dan mereka bisa memilih lebih dari satu jenis buah-buahan selain buah jeruk. Selain buah apel konsumen juga mengkonsumsi buah melon, buah pisang, buah pir dan buah jambu. Hal in i menunjukkan bahwa konsumen di Kabupaten Kudus tidak hanya mengonsumsi satu macam buah untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga tetapi sudah menerapkan pola pangan yang beragam. Artinya konsumen tidak hanya menggantungkan satu jenis pangan untuk dikonsumsi, karena kandungan zat gizi buah-buahan itu berbeda-beda sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuh tidak cukup hanya mengonsumsi satu macam jenis buah saja.

c. Jumlah Pembelian

Jumlah pembelian merupakan banyaknya buah jeruk yang dibeli oleh konsumen dalam satu kali proses pembelian. Pada

penelitian ini jumlah pembelian dibagi dalam 3 kelompok yaitu < 1kg, 1-2 kg, dan > 2 kg. Jumlah pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impordi Kabupaten Kudus dapat dilihat pada Tabel 23 sebagai berikut:

Tabel 23. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pembelian Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus No. Jumlah

Pembelian

Jeruk Lokal Jeruk Impor Jumlah Responden (orang) Persentase (%) Jumlah Responden (orang) Presentase (%) 1. < 1 6 6,25 7 7,29 2. 1-2 88 91,67 86 89,58 3. > 2 2 2,08 3 3,13 Jumlah 96 100 96 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2012 (Lampiran 2)

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden membeli buah jeruk lokal dengan pembelian 1 hingga 2 kg sebanyak 88 responden atau sebesar 91, 67 persen. Jumlah pembelian ini d ipengaruhi oleh faktor banyaknya jumlah anggota keluarga dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar jumlah pembelian. Selain itu jumlah pembelian juga dipengaruhi oleh tujuan dari pembelian itu sendiri apakah untuk konsumsi sehari-hari atau untuk acara-acara tertentu.

Jumlah pembelian untuk buah jeruk baik itu lokal maupun impor hampir sama yaitu pada kisaran 1-2 kg dalam satu kali pembelian. Tabel 23 menunjukkan bahwa sebagian besar responden membeli buah jeruk impor dengan pembelian 1 h ingga 2 kg sebanyak 86 responden atau sebesar 89,58 persen. Faktor yang berpengaruh terhadap pembelian buah jeruk impor juga hampir sama dengan buah jeruk lokal yaitu dipengaruhi oleh faktor banyaknya jumlah keluarga dan tujuan pembelian. Jumlah pembelian yang dilakukan responden juga dapat memberikan informasi kepada pemasar (pedagang buah jeruk) untuk selalu memperhatikan persediaan buah jeruk agar tidak berlebihan atau kekurangan. Produsen juga mendapat informasi

mengenai permintaan buah jeruk sehingga produsen dapat memperkirakan banyaknya buah jeruk yang harus dijual ke pasaran. d. Pengeluaran buah-buahan dalam sebulan

Pengelolaan keuangan dalam rumah tangga merupakan hal yang penting. Pendapatan yang diperoleh harus di kelola untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari baik pangan maupun untuk non pangan. Pengeluaran untuk konsumsi pangan harus diatur dengan baik karena merupakan kebutuhan pokok yang pertama dipenuhi oleh suatu rumah tangga. Konsumsi pangan disini juga termasuk konsumsi buah- buahan yang merupakan sumber vitam in dan mineral. Pengeluaran untuk konsumsi buah-buahan dalam sebulan di Kabupaten Kudus dapat dilihat pada tabel 24 sebagai berikut :

Tabel 24. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran untuk Konsumsi Buah-buahan dalam Sebulan

No. Pengeluaran (Rp) Jumlah Responden Presentase (%) 1. 30.000 15 15,62 2. 50.000 58 60,42 3. 80.000 1 1,04 4. 100.000 19 19,79 5. 150.000 3 3,13 Jumlah 96 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2012 (Lampiran 2)

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa pengeluaran untuk konsumsi buah-buahan dalam sebulan rata-rata adalah sebesar Rp. 50.000,00 dengan jumlah responden 58 orang dengan presentase 60,42 persen. Pengeluaran ini merupakan perkiraan rata-rata oleh responden setiap bulan. Pada saat-saat tertentu jumlah ini bisa kurang bisa juga lebih. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden tidak mengalokasikan secara spesifik sesuai kategori tertentu misalnya konsumsi untuk buah-buahan, sayur-sayuran, lauk pauk dan sebagainya, namun pengalokasian biasanya hanya untuk konsumsi pangan secara keseluruhan dalam sebulan.

3. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut - Atribut Buah Jeruk Lokal

Dokumen terkait