• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI DAGING AYAM RAS DI PASAR TRASISIONAL KABUPATEN KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI DAGING AYAM RAS DI PASAR TRASISIONAL KABUPATEN KARANGANYAR"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut daging ayam ras, mengetahui atribut yang menjadi preferensi konsumen, dan sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar. Metode dasar penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Kabupaten Karanganyar dengan mengambil 5 pasar tradisional sebagai sampel. Penentuan sampel dilakukan dengan metode judgement sampling dengan jumlah responden 96 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan pencatatan. Analisis yang digunakan adalah analisi Chi Square dan analisis sikap Multiatribut Fishbein. Hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa semua atribut yang diteliti berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95% yang berarti terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada daging ayam ras. Daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah daging ayam ras memiliki warna daging merah kekuningan mengkilat, warna kulit putih kekuningan, kekenyalan kulit elastis, kebersihan kulit bersih, bau daging segar, dan bobot daging sedang (1-1,2 kg). Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein diketahui sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras yang paling dipertimbangkan dalam keputusan pembelian daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah warna daging ayam ras. Urutan atribut dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang kurang dipertimbangkan adalah warna daging, warna kulit, bau daging, kekenyalan kulit, kebersihan kulit dan bobot daging ayam ras..

Kata kunci : Daging Ayam Ras, Preferensi Konsumen, Analisis Chi Square, Analisis Multiatribut Fishbein.

Keterangan :

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN DALAM MEMBELI DAGING AYAM RAS

DI PASAR TRASISIONAL KABUPATEN KARANGANYAR Serafina Setia Ningrum1

Prof.Dr.Ir. Suprapri Supardi, MP 2 Erlyna Wida Riptanti, SP, MP 3

ABSTRAK

1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 0307081

(2)

The results of this study aims to determine whether there is difference in consumer preferences for attributes of broiler meat, understand the attributes of consumer preferences, and consumer attitudes toward various attributes of chicken meat in traditional markets Karanganyar Regency. The basic method of this research uses descriptive analytical method implemented with survey technique. Location of the study were purposively selected (purposive) in Karanganyar Regency by taking five traditional markets for the sample. The sample is determined with judgment method of sampling with the number of respondents 96 people. Types of data used are primary and secondary data with data collection method by observation, interviews, and recording. The analysis used was Chi square and Fishbein Multiattributeattitude. Chi square analysis results showed that all the attributes under study was significantly different in level of 95% which means that there are differences in consumer preferences for attributes that exist in chicken. Broiler meat preferences by consumers in traditional markets Karanganyar Regency are shiny yellowish red colored chicken meat, yellowish white colored chicken skin, elastic skin, clean skin, and freshly smell meat with meat weight between 1 to 1,2 kg. Based on the analysis of Fishbein Multiatribut, the most profound chicken meat attributes is the color of chicken meat while the less profound ones are skin color, the smell of flesh, skin elasticity, skin hygiene and weight of chicken meat.

Keywords : Chicken Meat, Consumer Preferences, Chi Square Analysis, Analysis Multiatribut Fishbein.

Informations :

1. Student of Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta NIM H 0307081

2. Main lecture 3. Assistant lecture

ANALYSIS OF CONSUMER BUYING PREFERENCES IN BROILER MEAT

AT TRADITIONAL MARKET KARANGANYAR REGENCY Serafina Setia Ningrum1

Prof.Dr.Ir. Suprapti Supardi, MP 2 Erlyna Wida Riptanti, SP, MP 3

(3)

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional

adalah penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia. Penyediaan bahan

pangan menyangkut dimensi luas seperti jumlah, jenis dan kualitas, ruang

(distribusi), dan waktu. Dengan penyediaan bahan pangan yang cukup dan

stabil yang diperankan oleh sektor pertanian telah memberikan sumbangan

yang besar bagi stabilitas ekonomi, sosial, politik, sehingga secara

keseluruhan menyumbang pada terciptanya iklim kondusif bagi pembangunan

di segala bidang (Arda, 2010).

Pembangunan sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting

untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, selain tanaman pangan,

holtikultura (sayuran dan buah-buahan), perkebunan, dan lain-lain,

pembangunan pertanian juga mencakup sub sektor lainnya yaitu peternakan

dan perikanan. Pembangunan yang semakin meningkat sejalan dengan

peningkatan pendapatan masyarakat menimbulkan fenomena yang berkenaan

dengan konsumsi bahan makanan yaitu telah terjadinya kecenderungan

penurunan konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat. Disisi lain terjadi

kecenderungan peningkatan konsumsi bahan makanan sumber protein

khususnya dari protein hewani seperti produk perikanan dan peternakan.

Kecenderungan peningkatan konsumsi bahan pangan sumber protein hewani

asal ternak telah mendorong subsektor peternakan menjadi salah satu sumber

pertumbuhan baru bagi sektor pertanian.

Pembangunan sub sektor peternakan memegang peranan sebagai sumber

penghasil protein hewani (daging dan telur) untuk mencukupi/ melengkapi

kebutuhan gizi masyarakat. Salah satu jenis ternak penghasil daging dan telur

adalah ternak ayam. Namun, tidak semua keluarga ayam adalah penghasil

daging dan telur yang produktif. Di Indonesia, keluarga ayam digolongkan

menjadi dua golongan. Penggolongan keluarga ayam tersebut diawali dengan

(4)

commit to user

ayam domestik yang disebut ayam buras (bukan ras) dan kelompok ayam

negeri yang disebut ayam ras (Samadi, 2010:9).

Menurut Samadi (2010:9-10), ayam ras bertubuh besar, memiliki

pertumbuhan cepat, produksi daging yang tinggi dan tebal, serta memiliki

daya alih (konversi) pakan menjadi daging yang tinggi. Oleh karena itu ayam

ras merupakan salah satu jenis unggas penghasil daging dan telur yang

produktif. Ayam ras pedaging pada umur 42 hari bobot badannya mencapai

1,80 kg dan sudah bisa dikonsumsi dagingnya (dipotong).

Daging ayam ras sebagai hasil produksi peternakan ayam ras

kehadirannya dapat mensubstitusi protein hewani produk hasil ternak lainnya,

seperti daging sapi, daging kerbau, daging kambing dan domba, daging itik,

kelinci dan lain sebagainya. Dalam hal ini daging ayam ras pedaging

dikonsumsi jauh lebih banyak dibandingkan ayam lokal. Protein daging juga

lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari bahan pangan

nabati. Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam

amino esensialnya yang lengkap dan seimbang.

Daging ayam ras dikonsumsi masyarakat secara luas karena harganya

yang terjangkau untuk sebagian besar masyarakat. Sebagian besar masyarakat

juga sudah terbiasa untuk mengkonsumsi daging ayam ras untuk memenuhi

kebutuhan protein hewani sehari-hari. Ketersediaan daging ayam ras di

pasar-pasar tradisional juga cukup banyak dan mudah ditemukan.

Salah satu kabupaten yang masyarakatnya mengkonsumsi daging ayam

adalah Kabupaten Karanganyar. Di Kabupaten Karanganyar daging ayam ras

banyak dipasarkan di pasar-pasar tradisional karena letak pasar tradisional

mudah dijangkau oleh masyarakat dan jarak pasar tradisional dekat dengan

perumahan-perumahan masyarakat. Kabupaten Karanganyar memiliki

kepadatan penduduk yang cukup tinggi, berdasarkan data BPS (2010b:57)

diketahui bahwa luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 773,78 km2

dengan jumlah penduduk 872.821 jiwa sehingga diperoleh kepadatan

penduduknya adalah sebesar 1.128 jiwa per km2, ini berarti setiap satu km2

(5)

commit to user

Dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi maka diperlukan produksi

daging ayam ras yang tinggi pula agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

terhadap produk daging ayam ras.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Jawa Tengah dalam BPS

(2010a:288) produksi daging ayam ras di Jawa Tengah mengalami

peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar 94.520.496 kg dari tahun 2008

yaitu sebesar 16.652.496 kg. Produksi daging ayam ras di Kabupaten

Karanganyar tahun 2009 juga mengalami peningkatan menjadi sebesar

2.276.795 kg, nilai ini tidak berbeda jauh dengan rata-rata produksi daging

ayam ras per kabupaten di Jawa Tengah yaitu sebesar 2.700.586 kg. Dengan

tingkat produksi daging ayam ras yang tinggi di Kabupaten Karanganyar dapat

diketahui bahwa permintaan masyarakat terhadap daging ayam ras juga tinggi

sehingga Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu pasar yang cukup

potensial bagi pemasaran daging ayam ras. Permintaan masyarakat yang tinggi

akan produk daging ayam ras dapat dilihat dari besarnya rata-rata pengeluaran

untuk konsumsi daging oleh masyarakat seperti terlihat pada Tabel 1 dibawah

ini :

Tabel 1. Rata-Rata Pengeluaran Penduduk (per tahun per kapita) untuk Konsumsi Produk Daging dan Ikan di Kabupaten Karanganyar

Tahun Rata-Rata Pengeluaran (Rupiah)

2005 2006 2007

17.001,91 17.111,91 19.130,89

Sumber : BPS, 2007

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran

penduduk yang digunakan untuk konsumsi produk daging dan ikan mengalami

peningkatan dari tahun 2005 sampai 2007 yaitu sebesar Rp 17.001,91 menjadi

Rp 19.130,89. Produk daging dan ikan, dalam hal ini daging ayam ras dapat

dijumpai dengan mudah oleh konsumennya hampir di setiap pasar tradisional

bahkan di warung-warung makan.

Daging ayam ras yang diinginkan konsumen adalah daging ayam yang

sesuai dengan selera dan keinginan konsumen sehingga atribut yang melekat

(6)

commit to user

maupun konsumen mulai dari penyediaan sampai proses pemasarannya.

Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan daging ayam ras di Kabupaten

Karanganyar adalah mutu atau kualitas daging ayam yang kurang baik.

Daging ayam ras yang dipasarkan di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar

merupakan daging ayam ras yang kurang segar. Warna daging ayam ras yang

dipasarkan terlihat putih kebiruan dan pucat. Masih ditemukan juga daging

ayam ras yang dipasarkan di pasar tradisional memiliki kandungan air yang

sedikit sehingga kekenyalan dagingnya sudah berkurang. Sering kali daging

ayam ras yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar masih

terdapat sisa bulu jarum di permukaan kulit dagingnya, hal ini menandakan

bahwa kebersihan daging ayam ras yang dijual kurang terjamin. Selain itu,

banyak juga pedagang daging ayam ras yang dengan sengaja memberikan

pewarna makanan pada daging ayam ras yang akan dipasarkan untuk

memberikan kesan bahwa daging ayam ras yang dijual adalah daging dengan

kualitas yang baik.

Berdasarkan data dari Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Karanganyar

(2010), ada sekitar 3-30 pedagang daging ayam ras di tiap pasar tradisional,

hal tersebut mengakibatkan persaingan pemasaran antar pedagang semakin

ketat karena semakin banyak pedagang ayam ras maka peluang untuk setiap

pedagang mendapatkan lebih banyak konsumen akan semakin sedikit.

Persaingan dalam pemasaran yang semakin ketat mendorong para produsen

dan pemasar untuk memilih strategi pemasaran yang tepat dan efisien dalam

memasarkan produk yang dihasilkan. Strategi yang banyak dilakukan

pedagang daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah

dengan menjual daging ayam ras di pagi hari karena daging akan terlihat lebih

segar. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan

pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen.

Produsen dan pemasar perlu mengetahui selera konsumen dalam

menentukan pilihan suka atau tidak suka seorang konsumen terhadap suatu

produk. Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka

(7)

commit to user

fisik (atribut) produk sebelum membeli. Jika kenyataan yang mereka dapat

ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka tidak puas. Namun,

apabila produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas. Dalam

hal ini atribut produk menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan

oleh konsumen sebelum membeli sebuah produk. Begitu juga dalam

pembelian daging ayam ras, beberapa atribut menjadi pertimbangan konsumen

antara lain adalah bobot, warna daging, warna kulit pada daging, kekenyalan

kulit karkas, bau daging dan kebersihan daging ayam ras. Hal inilah yang

mendorong peneliti mengadakan penelitian mengenai preferensi konsumen

terhadap daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar.

B. Perumusan Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini produsen dalam

memproduksi suatu barang atau produk harus berorientasi pada pasar. Jika

sebelumnya produsen hanya menjual apa yang dihasilkan maka sekarang ini

produsen menjual produk yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

Oleh karena itu, produsen harus mampu mengetahui apa yang menjadi

kesukaan konsumen.

Daging ayam merupakan bahan pangan hewani yang digemari oleh

hampir seluruh lapisan masyarakat, termasuk juga masyarakat di Kabupaten

Karanganyar karena rasanya lezat dan bergizi tinggi, selain itu harga daging

ayam ras juga terjangkau untuk sebagian besar masyarakat. Daging ayam ras

sebagian besar dipasarkan di pasar-pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

Daging yang dipasarkan di pasar tradisional memiliki berbagai karakteristik

atau ciri yang berbeda satu sama lain. Konsumen akan selalu

mempertimbangkan karakteristik daging ayam ras sebelum membeli dan

menyesuaikannya dengan kesukaan konsumen terhadap daging ayam ras.

Konsumen memiliki kesukaan yang berbeda pada tiap produk, hal ini sesuai

dengan informasi yang mereka terima tentang kriteria ideal suatu produk.

Oleh karena itu, agar bisa menetapkan strategi pemasaran yang tepat dan

(8)

commit to user

ras untuk memahami perbedaan atau persamaan tingkat kesukaan (preferensi)

konsumen dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian daging

ayam ras.

Pengambilan keputusan berdasarkan atribut memerlukan pengetahuan

tentang apa saja atribut suatu produk dan bagaiman kualitas atribut tersebut.

Asumsinya, keputusan yang diambil secara rasional dengan mengevaluasi

atribut yang dipertimbangkan. Dari penjelasan tersebut maka

atribut-atribut daging ayam ras yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli

daging ayam ras yang akan diteliti adalah warna daging, warna kulit daging,

kekenyalan daging, kebersihan kulit, bau daging dan bobot daging ayam ras.

Selain tingkat kesukaan/ preferensi konsumen, sikap konsumen juga

perlu dipahami oleh produsen dalam proses pemasaran produknya. Sikap

terkait dengan adanya kepercayaan dan evaluasi konsumen terhadap produk

yang dibeli. Sikap konsumen daging ayam ras yang dijual di pasar tradisional

Kabupaten Karanganyar terkait juga dengan atribut yang melekat pada daging

ayam ras. Misalnya seorang konsumen akan mencari produsen yang menjual

daging ayam ras dengan kriteria kulit yang bersih seperti yang diinginkan dan

jika sudah mendapatkannya di pasar tertentu maka konsumen enggan untuk

berpindah tempat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui atribut apa saja

yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli daging ayam ras.

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat diangkat

adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap daging ayam ras

di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar?

2. Atribut daging ayam ras yang bagaimanakah yang menjadi preferensi

konsumen di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar?

3. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam ras

(9)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut

daging ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

2. Mengetahui atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di

pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

3. Mengetahui sikap konsumen terhadap berbagai atribut daging ayam ras di

pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan

wawasan peneliti serta sebagai salah satu syarat kelulusan untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bagi peternak serta pemasar daging ayam ras, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan wawasan tentang preferensi konsumen

terhadap daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar, yang nantinya dapat

dijadikan sebagai sarana untuk mempermudah pemasaran daging ayam ras

sesuai dengan selera konsumen.

3. Bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar,

hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran atau

pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan di Kabupaten

Karanganyar.

4. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu

sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk

(10)

commit to user

8

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Mutiara (2007:xiii) yang berjudul Analisis Preferensi

Konsumen Terhadap Daging Ayam Ras di Kota Surakarta, dengan

menggunakan analisis chi-square menunjukkan bahwa semua atribut yang

diamati dalam penelitian ini berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95%. Hal

tersebut berarti terdapat perbedaan signifikan preferensi konsumen terhadap

atribut-atribut daging ayam ras, atribut yang dimaksud adalah warna, ukuran,

kekenyalan kulit karkas dan kebersihan daging ayam ras, sehingga dapat

diketahui bahwa preferensi konsumen terhadap daging ayam ras tersebut tidak

sama/ terdapat perbedaan preferensi konsumen dalam keputusan pembelian.

Dari analisis ini diketahui bahwa daging ayam ras yang disukai oleh

konsumen adalah daging ayam ras dengan atribut ukuran sedang dengan kulit

yang bersih, warna daging putih kekuningan, dan tingkat kekenyalan kulit

yang elastis. Dari analisis multiatribut Fishbein diketahui bahwa atribut daging

ayam ras yang paling dipertimbangkan sampai yang kurang dipertimbangkan

oleh konsumen secara berturut-turut adalah warna daging, kekenyalan kulit

karkas, kebersihan kulit dan ukuran daging ayam.

Penelitian Hayati (2009:449-450) yang berjudul Analisis Preferensi

Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk di Malang, dengan

menggunakan analisis chi-square bertujuan untuk mengetahui buah jeruk apa

yang menjadi preferensi konsumen berdasarkan atribut yang melekat pada

buah jeruk tersebut (rasa, kesegaran dan harga), urutan/ tingkat karakteristik

buah jeruk yang menjadi preferensi konsumen dan hubungan antara atribut

yang menjadi preferensi dengan karakter konsumen. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah buah jeruk yang menjadi preferensi konsumen adalah buah

dengan rasa manis, kondisi buah segar dan harga murah. Dan dari nilai

kepentingan ketiga atribut responden memilih kondisi kesegaran buah sebagai

pilihan nomor satu dengan nilai 0,405; pilihan kedua rasa dengan nilai 0,384

(11)

commit to user

karakteristik responden yang meliputi pendapatan keluarga, tingkat

pendidikan, usia, pekerjaan respoden tidak mempunyai hubungan yang kuat

dengan atribut buah jeruk yang dipilih oleh konsumen.

Penelitian Sumarwan (2000:79-85) yang berjudul Analisis Sikap

Mulatiatribut Fishbein Terhadap Produk Biskuit Sandwich Coklat, bertujuan

untuk mengetahui sikap konsumen terhadap dua merek produk biskuit coklat

yang berbeda (OREO dan RODEO) di Kota Bogor. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah responden menganggap penting semua atribut biskuit

sandwich coklat. Adapun atribut biskuit sandwich coklat ini adalah

kerenyahan, tekstur, rasa coklat, warna produk, kemasan, dan krim isi.

Berdasarkan skor Fishbein, responden lebih menyukai produk merek OREO

dibandingkan RODEO. Semua atribut OREO memiliki skor sikap yang lebih

tinggi dari RODEO, yang berarti bahwa semua atribut OREO dianggap lebih

unggul atau lebih disukai konsumen dibandingkan RODEO.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2009:449-450) dan

Sumarwan (2000:79-85) dapat diketahui bahwa terdapat persamaan dengan

penelitian yang akan dilakukan yaitu pada metode analisis yang digunakan.

Pada penelitian Hayati (2009:449-450) digunakan metode chi-square

sedangkan pada penelitian Sumarwan (2000:79-85) digunakan metode

Fishbein. Dengan metode chi-square dapat diketahui tentang apa yang

menjadi preferensi konsumen berdasarkan atribut suatu produk, sedangkan

untuk mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dapat

diketahui dengan menggunakan analisis Fishbein. Berdasarkan penelitian

Mutiara (2007:xiii) dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan adalah

sama dalam komoditas yang diteliti yaitu daging ayam ras. Perbedaan

penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian Mutiara (2007:16) adalah

pada lokasi penelitian, pada penelitian ini dilakukan di pasar tradisional

Kabupaten Karanganyar sedangkan pada penelitian Mutiara (2007:16)

dilakukan di Kota Surakarta sehingga responden pada penelitian Mutiara

adalah para konsumen yang berasal dari berbagai daerah di Surakarta maupun

(12)

commit to user

pasar tradisional Kota Surakarta. Karena komoditas, atribut yang diteliti, dan

metode yang digunakan sama dengan penelitian yang akan dilakukan, maka

dapat dijadikan acuan dalam penulisan penelitian ini.

B. Tinjauan Pustaka

1. Komoditi Daging Ayam Ras

a. Ayam Ras

Ayam ras pedaging muda atau ayam “broiler” ini kemampuannya

dan keistimewaannya dibatasi oleh umur, sifat daging, cara memelihara,

pemberian makanan, bibit, pengolahan dan cara memasaknya.

Di Indonesia, ayam broiler dijual dengan umur sekitar 6-7 minggu

dengan berat kurang dari 1,7 kg. Sehingga ayam broiler itu adalah ayam

jantan atau betina muda yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual

dengan berat tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat,

mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik/

banyak (Rasyaf, 1993:3).

Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal oleh masyarakat

dengan nama ayam “broiler” adalah merupakan jenis ras unggul hasil

dari persilangan (perkawinan) antara ayam jantan ras White Cornish

dari Inggris dengan ayam betina dari ras Plymouth rock dari Amerika.

Hasil dari persilangan ras tersebut menghasilkan anak-anak ayam yang

memiliki pertumbuhan badan cepat dan memiliki daya alih (konversi)

pakan menjadi produk daging yang tinggi. Artinya, dengan jumlah

pakan yang dikonsumsi sedikit mampu bertumbuh dengan sangat cepat.

Ayam broiler lebih menguntungkan bila diternakkan sebagai penghasil

daging sebab dengan pakan yang hemat mampu menngubahnya

menjadi produk daging dengan sangat cepat (Samadi, 2010:16-17).

b. Arti Ekonomi Daging Ayam Ras

Daging ayam merupakan komoditi ekonomi yang strategis.

Ketersediaan daging ayam yang cukup dalam jumlah dan

(13)

commit to user

menjadikan daging ayam banyak dicari dan dikonsumsi oleh

masyarakat. Dalam hal pemenuhan kebutuhan daging unggas maka

Indonesia telah mencapai swasembada sejak tahun 1995 lalu. Perlu

diingat bahwa permintaan akan daging unggas akan terus meningkat

dari tahun ke tahun dengan peningkatan yang cukup signifikan sebagai

akibat dari pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan

pengetahuan masyarakat mengenai pemenuhan kebutuhan gizi

(Thalib, 2007:3).

Di sisi penawaran daging ayam sangat dipengaruhi oleh harga

inputnya. Harga input pakan formula berpengaruh negatif terhadap

penawaran daging broiler. Dengan demikian upaya peningkatan

penawaran daging ayam dapat dilakukan dengan kebijakan

pengendalian harga input. Harga daging broiler sangat mempengaruhi

permintaan daging broiler. Permintaan daging responsif terhadap

perubahan harga daging. Berdasarkan informasi tersebut dan besarnya

kontribusi daging ayam broiler terhadap konsumsi daging masyarakat

karena harganya yang relatif terjangkau, maka industri daging sangat

strategis dikembangkan dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat

(Ilham, 2002:17-18).

c. Kandungan Gizi Daging Ayam Ras

Daging adalah sumber utama zat-zat makanan yang dibutuhkan

untuk kesehatan manusia bagi yang mengkonsumsinya. Nilai nutrisi

daging yang tinggi disebabkan karena daging mengandung asam amino

essensial lengkap dan seimbang. Produk daging ayam merupakan

komoditas pangan yang unggul sebab daging ayam ras banyak

kegunaan dan manfaatnya untuk menunjang kebutuhan gizi manusia.

Daging ayam ras dapat dikonsumsi dan diterima oleh semua golongan

masyarakat dan agama sebagai makanan yang memiliki nilai gizi yang

tinggi. Kandungan gizi pada daging ayam ras dapat dilihat pada Tabel 2

(14)

commit to user

Tabel 2. Kandungan Gizi pada Daging Ayam Ras per 100 gram

No. Jenis Zat Gizi Jumlah Kandungan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kalori (Kal) Protein (g) Lemak (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg)

302,00 18,20 25,00 14,00 200,00 1,50

Sumber : Samadi, 2010:13

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dalam 100 gram

daging ayam mengandung kalori sebesar 302 Kal, lemak sebesar 25

gram, dan protein sebesar 18,20 gram. Selain itu juga mengandung

kalsium, fosfor dan besi masing-masing sebesar 14 mg, 200 mg dan

1,5 mg. Untuk menjaga kualitas daging ayam tetap baik dan kandungan

gizinya terjaga maka perlu dilakukan pemilihan daging dengan cermat.

Pemilihan daging yang tepat untuk dikonsumsi memerlukan

pengetahuan tentang ciri-ciri daging ayam yang baik. Ciri-ciri daging

ayam yang baik, antara lain:

a. Warna merah-kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak

kebiruan, tidak terlalu merah).

b. Warna kulit ayam putih-kekuningan, cerah, mengkilat dan bersih.

c. Bila disentuh, daging terasa lembab dan tidak lengket (tidak kering).

d. Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis,

tidak berbau busuk).

e. Konsistensi otot dada dan paha kenyal, elastis (tidak lembek).

(Anonim, 2010a).

Daging ayam ras merupakan produk pangan penting yang berguna

untuk memenuhi kebutuhan protein hewani selain dari golongan

ruminansia. Daging ayam ras juga dapat diolah menjadi berbagai

macam makanan olahan, sehingga perlu adanya pemasaran agar daging

ayam ras dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

(15)

commit to user

2. Pemasaran

Menurut Kotler (1996:5-6,19), pengertian pemasaran adalah suatu

proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan

produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Definisi

pemasaran tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut:

kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai (value) dan kepuasan,

pertukaran atau transaksi, pasar, serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran

berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial

dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Konsep pemasaran menurut Soekartawi (2002:23-24) beranggapan

bahwa produk yang dihasilkan harus berorientasi pada kebutuhan

konsumen. Karena selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka

macam dan kualitas produk perlu ada pembaharuan-pembaharuan

sehingga muncul pengertian baru dalam konsep pemasaran, yaitu konsep

pemasaran strategis dan konsep pemasaran kemasyarakatan. Pada konsep

pemasaran strategis, konsumen individu bukan satu-satunya sasaran.

Sedangkan pada konsep pemasaran kemasyarakatan, bukan saja kebutuhan

pasar yang dipenuhi tetapi juga upaya bagaimana mempertahankan dan

meningkatkan kemakmuran konsumen dan masyarakat. Dalam mendesain

konsep pemasaran, peranan konsumen, masyarakat dan lingkungan perlu

mendapatkan perhatian khusus. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan

dalam mendesain konsep pemasaran yaitu identifikasi keinginan

konsumen, identifikasi terhadap produk yang dipasarkan dan identifikasi

konsumen dan sekaligus menciptakan dan membina konsumen.

Dalam suatu proses pemasaran akan terdapat jalur pemasaran. Jalur

pemasaran ini pada prinsipnya berfungsi sebagai lembaga distribusi atau

yang menyampaikan hasil produksi kita kepada konsumen akhir. Terdapat

beberapa jalur pemasaran daging ayam di Indonesia. Menurut Rasyaf

(1994:180) jalur pemasaran inilah yang akan menghantarkan ayam

(16)

commit to user

dapat pula pendek, tergantung kita dan juga macam unggas yang dijual.

Jalur pemasaran daging ayam di Indonesia dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Jalur Pemasaran Daging Ayam di Indonesia (Rasyaf, 1993:148)

Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan dari produsen ke

tangan konsumen. Karena merupakan suatu proses kegiatan dimana

kegiatan itu dilakukan, kapan kegiatan tersebut dilakukan dan bagaimana

cara melakukan kegiatan tersebut. Semua tujuan tersebut berhubungan

dengan pasar dimana produsen yang menawarkan barang akan bertemu

dengan konsumen yang membutuhkannya. Disinilah letak kegiatan

pemasaran dilakukan dan kegiatan pemasaran tersebut mencakup

strategi-strategi pemasaran perusahaan yang baik, cara-cara yang dilakukan

perusahaan maupun saat kapan kegiatan tersebut dilakukan. Jadi hubungan

antara pemasaran dan pasar sangat erat, karena pasar merupakan tempat

terjadinya transaksi jual beli, sedangkan pemasaran merupakan kegiatan

bagaimana agar produksi terjual dan dapat memuaskan keinginan pembeli

sehingga pembeli akan membeli produk yang bersangkutan

(Widyatmini, 1996:71-72).

Sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan

atau keinginan tertentu yang mungkin mampu untuk ambil bagian dalam

jual-beli guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Karena itu,

Peternak sebagai Produsen

Pedagang Pengumpul

Rumah Potong Unggas Ayam Jual

Hidup

Pengecer

Daging Ayam Dimasak

Ayam Jual Hidup

(17)

commit to user

besar kecilnya suatu pasar tergantung pada jumlah orang yang

menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya yang menarik bagi

orang lain, dan mau menyediakan sumber daya tersebut untuk memperoleh

apa yang mereka inginkan (Kotler, 1999:11).

Pasar sebenarnya mengandung dua arti: arti fisik dan arti makna.

Sebenarnya keduanya tetap sama, yaitu pertemuan antara pembeli dengan

penjual atau lebih inti lagi pertemuan permintaan dan penawaran. Pasar

bertumpu pada konsumen dan penjual, sedangkan konsumen dan penjual

itu sendiri ada faktor yang mempengaruhi. Dari pihak konsumen faktor

tersebut meliputi selera, pendapatan, dan kesadaran mereka akan gizi. Dari

pihak penjual juga tergantung pada pasokan di tiap wilayah yang berbeda

(Rasyaf, 1994:177,179).

Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung,

bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka

yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan

menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan,

buah, sayur-sayuran, umbi-umbian, telur, daging, kain, pakaian barang

elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan

barang-barang lainnya. Pasar ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan

umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli

untuk mencapai pasar (Anonim, 2010b).

Agar produsen dan pemasar dapat memasarkan produknya dengan

baik, maka produsen dan pemasar harus mampu menyediakan produk

dengan atribut yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,

sehingga perlu adanya pemahaman mengenai perilaku konsumen.

3. Perilaku Konsumen

Menurut Sumarwan (2003:26) perilaku konsumen pada dasarnya

merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen dengan menggunakan

sumber-sumber yang tersedia yaitu waktu, uang dan upaya untuk ditukar

(18)

commit to user

meliputi keputusan tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa,

dimana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Perilaku konsumen juga

dapat didefinisikan sebagai proses yang dilalui oleh seseorang dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca

konsumsi produk.

Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.

Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum

pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi

dan menghabiskan produk. Mengetahui perilaku konsumen meliputi

perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan,

dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang sudah dibeli

dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak dapat diamati

seperti nilai-nilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi,

bagaimana mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan

tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam

(Simamora, 2008:2).

Menurut Simamora (2003:5-11), perilaku konsumen dipengaruhi

berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

antara lain :

1. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan

paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami

peran yang dimainkan oleh kultur, subkultur, dan kelas sosial pembeli.

a. Kultur

Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan

perilaku seseorang sehingga sangat penting bagi pemasar untuk

melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat menyediakan

produk-produk baru yang diinginkan konsumen.

b. Subkultur

Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil. Banyaknya

(19)

commit to user

menemukan manfaat dengan merancang produk yang disesuaikan

dengan kebutuhan subkultur tersebut.

c. Kelas sosial

Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan

tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan,

kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan

preferensi produk dan merek yang berbeda.

2. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial

seperti kelompok, keluarga, peran, dan status sosial dari konsumen

a. Kelompok

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kelompok

kecil, salah satunya adalah kelompok rujukan. Kelompok ini dapat

mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup seperti

mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan dipilih oleh

seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat

terhadap perilaku pembeli.

c. Peran dan status sosial

Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat ditentukan dari segi

peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan

penghargaan umum oleh masyarakat.

3. Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti umur dan tahap-tahap daur hidup pembeli, jabatan,

keadaan ekonomi, kepribadian, konsep diri pembeli yang bersangkutan

a. Usia dan tahap daur hidup

Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang

hidup mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai

(20)

commit to user

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya.

c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Jika

indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi,

pemasar dapat mencari jalan menetapkan posisi produknya.

d. Gaya hidup

Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,

akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang

terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi

perilaku konsumen.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku

konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor

psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses pembelajaran,

serta kepercayaan dan sikap.

a. Motivasi

Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu

telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang

cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.

b. Persepsi

Orang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan

yang sama karena tiga proses persepsi, yaitu perhatian yang selektif,

gangguan yang selektif, dan mengingat kembali yang selektif.

c. Kepercayaan dan sikap

Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan

kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku

(21)

commit to user

Menurut Sutisna (2001:4-5) ada dua alasan mengapa perilaku

konsumen perlu dipelajari. Pertama, konsumen sebagai titik sentral

perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan

oleh konsumen merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen

akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien.

Kedua, perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa

lebih banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan

penawaran menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak

dikonsumsi oleh konsumen. Kelebihan penawaran tersebut bisa

disebabkan oleh faktor seperti kualitas barang tidak layak, tidak memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen, atau mungkin juga karena konsumen

tidak mengetahui keberadaan produk tersebut. Oleh karena itu, sudah

selayaknya perilaku konsumen menjadi perhatian penting dalam

pemasaran.

Terkait dengan keputusan pembelian suatu produk, konsumen

memiliki perilaku pembelian yang menyangkut tentang bagaimana

konsumen memilih, membeli sampai dengan memakai suatu produk. Suatu

perilaku pembelian dipengaruhi oleh preferensi dan sikap konsumen

terhadap suatu produk. Sebelum melakukan perilaku pembelian, konsumen

terlebih dahulu mengambil keputusan akan produk mana yang mereka

suka dan yang tidak mereka suka. Setiap produk memiliki karakteristik

yang berbeda-beda, sehingga konsumen dalam melakukan tindakan

pembelian suatu produk selalu mempertimbangkan karakteristik yang ada

pada produk atau objek tertentu yang sesuai dengan selera mereka. Sikap

konsumen terbentuk dari adanya kepercayaan dan evaluasi konsumen pada

suatu produk atau objek, sehingga terbentuknya sikap akan membentuk

niat seseorang untuk melakukan tindakan dengan adanya niat tersebut akan

(22)

commit to user

4. Preferensi

Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka oleh

seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi

konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk

yang ada. Menurut Nicholson (2002:60), hubungan preferensi diasumsikan

memiliki tiga sifat dasar, tiga sifat dasar tersebut adalah:

1. Kelengkapan (completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orang

selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:

1) A lebih disukai daripada B

2) B lebih disukai daripada A, atau

3) A dan B sama-sama disukai.

Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam

menentukan pilihan, sebab mereka tahu mana yang lebih baik dan mana

yang lebih buruk, dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihan

di antara dua alternatif.

2. Transitivitas (transitivity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan

lebih menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada

C. Dengan demikian orang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya

yang saling bertentangan.

3. Kontinuitas (Continuity)

Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini

berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di

bawah pilihan B.

Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar diatas. Dengan

demikian tiap orang selalu dapat membuat atau menyusun rangking semua

situasi dan kondisi mulai dari yang paling disenangi hingga yang paling

tidak disukai dari bermacam barang/jasa yang tersedia. Seseorang yang

rasional akan memilih barang yang paling disenanginya. Dengan kata lain

(23)

commit to user

yang dapat memaksimalkan kepuasannya. Hal ini sejalan dengan konsep

barang yang lebih diminati menyuguhkan kepuasan yang lebih besar dari

barang yang kurang diminati.

Menurut Lilien et al dan Kotler dalam Simamora (2003:88-89), ada

beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk

preferensi, yaitu :

a. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai

sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang

berbeda tentang atribut apa yang relevan.

b. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki

penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling

penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar

akan memperhitungkan atribut harga sebagai yang utama.

c. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang

letak produk pada setiap atribut.

d. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam

sesuai dengan perbedaan atribut.

e. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang

berbeda melalui prosedur evaluasi.

Menurut Simamora (2003:74,114) ada 2 metode analisis yang dapat

digunakan untuk mengukur preferensi, yaitu metode konjoin dan

compensatory model. Metode konjoin digunakan untuk mengetahui bahwa

kualitas setiap atribut berkorelasi positif dengan tingkat kepentingannya.

Metode compensatory model digunakan untuk mengetahui persepsi

kualitas masing-masing merek dan membantu produsen untuk mengetahui

pada faktor apa saja yang membuat mereknya unggul ataupun lemah

sehingga dapat dilakukan pembenahan. Kedua analisis tersebut sulit

dilakukan karena memerlukan perhitungan dan rumus yang rumit dan

(24)

commit to user

Sedangkan dalam Simamora (2008:64,82) terdapat 2 model

pengukuran preferensi yaitu analisis Chi square dan Spearman. Analisis

Spearman digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner yang bertujuan

untuk mengetahui atribut apa saja yang dipertimbangkan responden dalam

memilih sebuah produk. Dalam penelitian ini menggunakan analisis Chi

square.

Analisis chi-square dengan menggunakan teknik goodness-of-fit

dapat digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan antara banyak

yang diamati (observed) dari objek atau jawab yang masuk dalam

masing-masing kategori dengan banyak yang diharapkan (expected) berdasarkan

hipotesis nol (frekuensi yang diharapkan adalah merata). Dalam Djarwanto

(1994:247) goodness of fit berarti perbandingan antara observed

frequencies dengan expected frequencies. Semua pengujian yang

menggunakan chi-square distribution adalah termasuk dalam persoalan

“goodness of fit”. Yang akan dibicarakan adalah “goodness of fit” suatu

distribusi frekuensi hasil pengamatan dengan distribusi frekuensi teoritis

yang didasarkan pada mean dan deviasi standar dari distribusi frekuensi

pengamatan. Disini dilakukan pengujian apakah distribusi frekuensi hasil

pengamatan sesuai dengan expected normal curve frequencies dengan

menggunakan chi-square distribution. Analisis Chi-square dinyatakan

dalam rumus :

å

(

)

=

ú

û

ù

ê

ë

é

-=

k

i

fe

fe

fo

x

1

2 2

Keterangan :

χ2

= Chi Square

fo = frekuensi yang diamati pada penelitian

fe = frekuensi yang diharapkan pada penelitian i…k = kategori atribut dalam variabel

Dimana :

å

=

Ri Ci x Ri

(25)

commit to user

Keterangan :

Ri = jumlah baris ke-1 Ci = Jumlah kolom ke-1

å

Ri=

å

pengamatan

Konsumen dapat memutuskan produk mana yang mereka suka dan

tidak suka, karena terbentuknya sikap konsumen terhadap suatu produk.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam

melakukan tindakan pembelian, sehingga sikap konsumen merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian.

5. Sikap

Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan

emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada semua aspek. Lebih lanjut,

sikap adalah cara berfikir, merasa, dan bertindak melalui aspek

dilingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap

menuntut orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang

sama (Simamora, 2003:11-12).

Ada banyak definisi mengenai sikap dalam berbagai versi menurut

Azwar (1995) dalam Anonim (2010c). Selanjutnya dikatakan oleh Azwar

bahwa sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran yaitu:

a. Pertama, yang berorientasi kepada respon. Orientasi ini diwakili oleh

para ahli seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood.

Dalam pandangan mereka, sikap adalah suatu bentuk atau reaksi

perasaan. Secara lebih operasional sikap terhadap suatu objek adalah

perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan

tidak mendukung atau tidak memihak terhadap objek.

b. Kedua, yang berorientasi kepada respon. Menurut pandangan orientasi

ini, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek

dengan cara-cara tertentu. Kesiapan ini berarti kecenderungan

potensial untuk bereaksi dengan cara teretntu apabila individu

dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.

c. Ketiga, yang berorientasi pada skema triadik. Menurut pandangan

(26)

commit to user

kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam

memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

Menurut Kinnear (1995:304-306) sikap umumnya dianggap

mempunyai tiga komponen utama, yaitu :

a. Komponen kognitif, yaitu keyakinan seseorang mengenai suatu objek

seperti kecepatan atau keawetannya/ketahanannya. Komponen kognitif

mengacu kepada kesadaran responden dan pengetahuannya terhadap

beberapa objek atau fenomena.

b. Komponen afektif, yaitu perasaan seseorang tentang objek, seperti baik

atau buruk. Komponen afektif mengacu kepada preferensi dan

kesenangan responden terhadap objek atau fenomena.

c. Komponen perilaku, yaitu kesiapsiagaan seseorang untuk berperilaku

tanggap terhadap suatu objek. Komponen perilaku mengacu kepada

perilaku pembeli yang berupa niat membeli dan membeli. Niat

membeli merupakan tahap kecenderungan responden untuk bertindak

sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Menurut Simamora (2008:302-303), ada 3 metode pengukuran

sikap yaitu Model Point ideal, Rosenberg dan Multiatribut Fishbein.

Penelitian ini menggunakan model Multiatribut Fishbein, karena model ini

salah satu model yang terkenal untuk mengukur sikap terhadap objek

(Attitude toward object) dan model ini digunakan untuk memperoleh

konsistensi antara sikap dan perilakunya. Model Fishbein dalam Sutisna

(2001:111) memperlihatkan bahwa sikap terhadap suatu obyek (Ao)

bergantung pada probabilitas bahwa suatu obyek mempunyai

atribut-atribut tertentu (bi), dan pada tingkat diinginkannya atribut-atribut-atribut-atribut itu (ei).

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:111), model multiatribut

Fishbein mengidentifikasi tiga faktor utama yang mempengaruhi sikap.

Faktor pertama adalah atribut utama atas sebuah objek oleh konsumen,

faktor kedua adalah tingkat kepercayaan konsumen bahwa objek memiliki

(27)

commit to user

atribut tersebut dievaluasi. Model Multiatribut Fishbein dirumuskan

sebagai berikut :

å

=

= n

i

ei bi A

1

0 .

Dimana :

A0 : Sikap konsumen terhadap objek

bi : tingkat keyakinan konsumen bahwa objek memiliki atribut tertentu (atribut ke-i)

ei : dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki objek

Sikap konsumen menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap

berbagai atribut dan manfaat dari suatu produk. Setiap produk memiliki

berbagai macam atribut yang melekat. Konsumen dalam melakukan

pembelian selalu memperhatikan dan mempertimbangkan atribut-atribut

yang ada pada produk atau objek tertentu yang sesuai dengan kesukaan

mereka untuk memperoleh kepuasaan.

6. Atribut Produk

Atribut didefinisikan sebagai karakteristik yang membedakan merek

atau produk dari yang lain. Definisi lainnya menyebutkan bahwa atribut

merrupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam

mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori

produk, yang melekat pada produk atau menajdi bagian produk itu sendiri.

Kedua pengertian ini akan menghasilkan perbedaan atribut produk

(Simamora, 2008:79).

Atribut merupakan gambaran karakteristik spesifik dari produk

yang diharapkan dapat menimbulkan manfaat bagi konsumen, artinya

pembeli biasanya dapat menyimpulkan manfaat yang akan mereka terima

dari produk dengan meneliti atribut-atribut produk tersebut. Seringkali

beberapa produk sama dalam sejumlah besar atributnya. Dalam hal seperti

ini, adalah penting untuk membedakan satu atau lebih atribut penentu,

yaitu atribut yang paling menentukan pilihan pembelli. Suatu atribut akan

dianggap penting jika memberikan manfaat yang sangat diinginkan, tetapi

(28)

commit to user

maka atribut yang lain akan menentukan pilihan merek (Guiltian dan

Gordon, 1992:78).

Atribut-atribut produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat

utama produk sehingga mampu lebih memuaskan konsumen. atribut

produk meliputi merk (brand), pembungkusan (packaging), label, garansi

atau jaminan (warranty) dan produk tambahan (service). Atribut produk

dapt dipandang secara obyektif (fisik produk) maupun secara subyektif

(pandangan konsumen). Atribut fisik belum tentu searah dengan atribut

menurut pandangan konsumen (Budiarto, 2010:68).

Atribut produk menjadi faktor yang dipertimbangkan konsumen

dalam pengambilan keputusan pembelian. Pengetahuan konsumen tentang

atribut suatu produk akan memudahkan konsumen mengenali dan memilih

produk yang dibelinya. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui

oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut

mana yang dianggap paling penting oleh konsumen.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Pembangunan sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting

untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, selain tanaman pangan,

holtikultura (sayuran dan buah-buahan), perkebunan, dan lain-lain,

pembangunan pertanian juga mencakup sub sektor lainnya yaitu peternakan.

Kegiatan pembangunan yang semakin meningkat berpengaruh juga terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat. Sejalan dengan peningkatan pendapatan

masyarakat tersebut muncul fenomena yang berkenaan dengan penurunan

konsumsi bahan pangan sumber karbohidrat. Di sisi yang lain terjadi

peningkatan konsumsi bahan pangan sumber protein, terutama yang berasal

dari hewani.

Ayam ras pedaging (Broiler) merupakan salah satu jenis ternak yang

banyak diusahakan di Indonesia dari golongan unggas. Ternak ayam ras

pedaging banyak diusahakan di Indonesia dikarenakan harganya yang

(29)

commit to user

ras cenderung meningkat. Selain itu, kandungan gizi dari daging ayam ras juga

mengandung nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan

asam amino esensialnya yang lengkap dan seimbang sehingga mampu

memberikan keseimbangan gizi pangan masayarakat.

Konsumen sekarang ini mandiri dalam mengambil keputusan, bukan

karena pengaruh orang lain maupun promosi, maka konsumen akan memilih

produk yang paling sesuai (best fit) bagi mereka. Dengan kata lain, konsumen

akan memilih produk yang memberikan nilai tertinggi bagi mereka. Preferensi

konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk

yang ada. Atribut daging ayam ras merupakan preferensi konsumen yang akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk daging ayam.

Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan mempertimbangkan

atribut-atribut yang terdapat pada daging ayam ras. Atribut yang diteliti meliputi

warna daging, warna kulit pada daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, bau

daging ayam ras, kebersihan kulit dan bobot daging ayam ras.

Berdasarkan atribut-atribut daging ayam ras tersebut dapat diketahui

tentang preferensi konsumen terhadap daging ayam ras dan sikap konsumen

terhadap daging ayam ras. Analisis mengenai preferensi daging ayam ras

dengan menggunakan analisis Chi-Square bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan preferensi konsumen daging ayam ras dan juga

mengetahui atribut yang menjadi preferensi konsumen daging ayam ras.

Sedangkan analisis mengenai sikap konsumen dengan menggunakan analisis

Fishbein bertujuan untuk mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan

oleh konsumen daging ayam ras.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat skema kerangka

(30)
[image:30.595.111.498.115.601.2]

commit to user

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

D. Hipotesis

1. Diduga terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut daging

ayam ras di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

2. Diduga atribut daging ayam ras yang menjadi preferensi konsumen di

pasar tradisional Kabupaten Karanganyar adalah warna daging ayam ras Pembangunan yang

semakin meningkat

Peningkatan Pendapatan

Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat

Peningkatan Konsumsi Produk Pangan Hewani dari Daging Ayam Ras

Atribut Daging Ayam Ras :

1. Warna daging ayam ras

2. Warna kulit daging ayam ras

3. Kekenyalan kulit karkas ayam ras

4. Kebersihan kulit ayam ras

5. Bau daging ayam ras

6. Bobot daging ayam ras

Sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras Preferensi Konsumen

Daging Ayam Ras

Sikap Konsumen Daging Ayam Ras

Daging Ayam Ras

Analisis Chi Square Analisis Multiatribut Fishbein

Atribut yang menjadi preferensi

konsumen daging ayam ras Perbedaan

preferensi konsumen daging

(31)

commit to user

merah pucat mengkilat, warna kulit pada daging ayam ras putih

kekuningan, tingkat kekenyalan kulit karkasnya elastis, kulit daging ayam

yang bersih, bau daging ayam ras segar dan bobot daging ayam ras sedang.

3. Diduga sikap konsumen terhadap atribut daging ayam ras berturut-turut

dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang kurang

dipertimbangkan adalah atribut warna daging ayam ras, warna kulit pada

daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan kulit daging ayam

ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam ras.

E. Asumsi

1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian

daging ayam ras di pasar tradisional yang mewakili rumah tangga

2. Keputusan pembelian diambil responden secara rasional berdasarkan

pertimbangannya terhadap berbagai atribut daging ayam ras

3. Harga daging ayam ras dianggap tidak mempengaruhi preferensi

konsumen

F. Pembatasan Masalah

1. Daging ayam ras yang diteliti adalah daging ayam ras yang dipasarkan di

pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

2. Atribut daging ayam ras yang diteliti meliputi : warna daging ayam ras,

warna kulit pada daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan

kulit daging ayam ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam ras.

3. Penelitian terbatas pada konsumen akhir yang membeli daging ayam ras

untuk dikonsumsi rumah tangga dan tidak bermaksud untuk menjual

kembali.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari Tahun 2011.

G. Definisi Operasioanl dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka konsumen

terhadap suatu produk, dalam hal ini adalah daging ayam ras.

(32)

commit to user

2. Daging ayam ras adalah bahan makanan yang dikonsumsi manusia yang

berasal dari ternak unggas yaitu ayam ras.

3. Atribut daging ayam ras adalah karakteristik yang terdapat pada daging

ayam ras yang berfungsi sebagai kriteria penilaian dalam pengambilan

keputusan. Atribut yang akan diteliti adalah atribut fisik yang melekat

pada daging ayam ras yang meliputi: warna daging ayam, warna kulit pada

daging ayam ras, kekenyalan kulit karkas, kebersihan kulit daging ayam

ras, bau daging ayam ras dan bobot daging ayam.

4. Warna daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen

terhadap warna daging ayam ras. Atribut warna daging ayam ras

dibedakan dalam kategori warna merah pucat mengkilat dan warna merah

kebiruan tidak mengkilat.

5. Warna kulit pada daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan

konsumen terhadap warna kulit pada daging ayam ras. Atribut warna kulit

pada daging ayam ras dibedakan dalam kategori warna putih, putih

kekuningan, dan kuning.

6. Kekenyalan kulit karkas adalah serangkaian anggapan dan kesan

konsumen terhadap kekenyalan kulit daging ayam ras yang

mengindikasikan baik atau tidak kualitas daging ayam ras. Atribut

kekenyalan kulit karkas ayam ras dibedakan dalam kategori elastis (jika

ditekan terasa kenyal dan mudah kembali ke kondisi semula), kategori

kurang elastis (jika ditekan sedikit terasa kenyal dan dapat kembali ke

kondisi semula), dan kategori tidak elastis (jika ditekan terasa keras).

7. Kebersihan kulit ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan

konsumen terhadap kebersihan kulit ayam ras yang mengindikasikan baik

tidaknya kualitas daging ayam ras. Atribut kebersihan kulit ayam ras

dibedakan dalam kategori kulit bersih (tidak ada memar, tidak sobek, tidak

ada goresan, bebas dari bulu-bulu jarum), kategori kulit agak bersih (ada

sedikit memar, sedikit sobek, ada sedikit goresan, ada sedikit bulu-bulu

jarum), kategori kulit kotor (ada memar, ada sobek, ada goresan, ada

(33)

commit to user

8. Bau daging ayam ras adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen

terhadap bau daging ayam ras yang dapat mengindikasikan baik tidaknya

kualitas daging ayam ras. Atribut bau daging ayam ras dibedakan dalam

kategori berbau segar (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak

berbau busuk), kategori agak segar (sedikit bau menyengat, sedikit berbau

amis, sedikit berbau busuk), dan kategori tidak segar (ada bau menyengat,

ada bau amis, ada bau busuk).

9. Bobot daging ayam adalah serangkaian anggapan dan kesan konsumen

tentang kepuasan yang didapat dari bobot atau berat daging ayam ras.

Atribut bobot daging ayam ras dibedakan dalam kategori besar (jika

beratnya 1,2-1,5 kg), kategori sedang (jika beratnya 1-1,2 kg), dan kategori

kecil (jika beratnya 0,8-1 kg).

10.Sikap terhadap objek (Ao) adalah sikap yang dinyatakan dalam indeks

sikap yang diukur dengan menjumlahkan perkalian antara kekuatan

kepercayaan bahwa objek mempunyai atribut-atribut dengan evaluasi

mengenai atribut-atribut tersebut.

11.Tingkat kepercayaan konsumen (bi) adalah kepercayaan konsumen bahwa

daging ayam ras memiliki atribut tertentu. Diukur dengan menggunakan

skala likert, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 netral, 4 baik, dan 5

sangat baik.

12.Evaluasi konsumen (ei) adalah evaluasi kebaikan/keburukan terhadap

atribut daging ayam ras oleh konsumen. Diukur dengan menggunakan

skala likert, yaitu 1 sangat tidak baik, 2 tidak baik, 3 netral, 4 baik, dan 5

sangat baik.

13.Responden merupakan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian

daging ayam ras yang mewakili rumah tangga dengan tujuan untuk

(34)

commit to user

32

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis. Menurut Surakhmad (1998:140), metode deskriptif adalah

metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah aktual

sedangkan analitis adalah data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan kemudian dianalisis.

Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei.

Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Singarimbun dan

Sofian Efendi, 1995:3).

B. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja yaitu pemilihan lokasi

penelitian diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai

dengan tujuan penelitian. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten

Karanganyar. Kabupaten Karanganyar dipilih sebagai daerah penelitian

dengan pertimbangan berdasarkan data dari Dinas Peternakan Jawa Tengah,

Kabupaten Karanganyar memproduksi daging ayam ras sebesar 2.274.500 kg

pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu sebesar

2.276.795 kg, nilai produksi ini tergolong cukup besar di Jawa Tengah. Data

(35)

commit to user

Tabel 3. Produksi Daging Ayam Ras Menurut Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun 2008-2009 (kg)

No. Kabupaten di Jawa Tengah 2008 2009

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 2.838.000 7.783.140 2.994.495 2.739.820 5.719.083 1.031.996 2.200.435 6.383.907 3.806.880 408.370 2.041.406 1.042.684 2.274.500 2.935.001 318.854 1.156.313 57.293 613.811 3.552.279 479.328 2.759.500 302.657 2.892.286 2.199.751 3.534.027 596.078 2.178.393 2.713.241 3.147.526 259.041 117.408 582.138 4.661.861 1.292.151 254.347 284.300 5.631.261 3.916.849 - 4.796.965 4.258.290 1.813.883 8.738.574 1.945.488 609.448 2.754.987 2.029.078 2.276.795 3.414.314 776.736 996.382 449.407 552.927 4.293.258 482.695 2.610.713 5.776.437 4.804.478 1.484.429 7.863.010 840.710 224.958 2.322.330 4.964.917 1.488.118 527.512 3.703.040 5.974.129 1.400.850 513.227 Jumlah

Rata-rata per kabupaten

77.868.000 2.224.800

94.520.496 2.700.586

Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, 2010

Secara umum produksi daging ayam ras di Jawa Tengah tahun 2009

mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2008

yaitu dengan peningkatan produksi sebesar 16.652.496 kg. Nilai produksi

daging ayam ras di Kabupaten Karanganyar juga mengalami peningkatan pada

tahun 2009 menjadi 2.276.795 kg sedangkan pada tahun 2008 sebesar

2.274.500 kg. Produksi daging yang besar dapat menunjukkan bahwa

[image:35.595.133.513.135.588.2]
(36)

commit to user

tingginya permintaan daging ayam ras maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

konsumsi masyarakat terhadap daging ayam ras di kabupaten ini juga tinggi.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian di

Kabupaten Karanganyar.

C. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Metode penentuan sampel lokasi penelitian adalah secara sengaja

(purposive sampling), yaitu penentuan daerah penelitian berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian (Singarimbun

dan Sofian Efendi, 1995:169). Penelitian ini dilaksanakan di pasar tradisional

di Kabupaten Karanganyar, dengan pertimbangan bahwa daging ayam ras

pada umumnya banyak dijual di pasar tradisional Kabupaten Karanganyar.

Menurut data Dinas Pengelolaan Pasar tahun 2010, pasar tradisional di

Kabupaten Karanganyar terbagi dalam lima wilayah pasar, yaitu Wilayah I,

Wilayah II, Wilayah III, Wilayah IV, dan Wilayah V. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4. Nama Pasar dan Jumlah Pedagang Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional di Kabupaten Karanganyar

Wilayah Nama Pasar Jumlah Pedagang Daging

Ayam Ras I

(Utara)

1. Pasar Mojogedang

2. Pasar Jambangan

3. Pasar Kwadungan

4. Pasar Kebakramat

6 10 9 6 II (Barat)

1. Pasar Palur

2. Pasar Malangjiwan

3. Pasar Tuban

34

9 31 III

(Pusat)

1. Pasar Jungke

2. Pasar Tegalgede

3. Pasar Nglano

22

7 15 IV

Gambar

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah
Tabel 3. Produksi Daging Ayam Ras Menurut Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun 2008-2009 (kg)
Tabel 4. Nama Pasar dan Jumlah Pedagang Daging Ayam Ras di Pasar
Tabel 5. Tempat Pembelian Daging Ayam Ras, Jumlah Pedagang Daging
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian penelitian sebelumnya kemudian dianalisis dengan disesuaikan dengan kondisi di Kabupaten Semarang untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang

Kejadian skandal keuangan, kegagalan entitas, manipulasi laporan keuangan, kesalahan pemeriksaan laporan keuangan, dan skandal akuntansi yang menyebabkan peminggiran

Rerata kadar resistin dan TNF-α pada wanita hamil yang obesitas lebih tinggi dari pada yang memiliki berat badan normal pada Preeklamsi Berat Awitan Lambat. UCAPAN

Dari penelitian yang dilakukan, emisi karbon dari penggunaan barang-barang rumah tangga di Desa Buana Sakti adalah 6,16 ton sedangkan karbon yang mampu diserap

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus I, yaitu pertemuan 1, dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hasil observasi

sholihin, (manager Pabrik Rokok Hendra Jaya Langgardalem Kudus), Wawancara Pribadi , tanggal 30 Agustus 2016, di Kantor Pabrik Hendra Jaya Kudus.. untuk memperoleh jumlah yang

Banyak akun yang membahas tentang Persebaya dan Bonek, namun berdasarkan jumlah followers dan like, akun Bonek Persebaya memiliki followers terbanyak daripada

Selain itu, juga menggunakan PC (Personal Computer) untuk menampilkan data digital serta mikrokontroler ATMega 16 yang memiliki kelebihan pada port ADC 8 channel 10-bit