• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN Randuacir 02 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai, serta jarak antara tempat tinggal dan tempat penelitian yang cukup dekat.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Februari – Mei 2015 dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret april Mei

1 Penyusunan proposal

2 Persiapan

3 Tindakan

Siklus 1

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Siklus II

Pertemuan 1

Pertemuan 2

6 Analisi Data

(2)

3.1.3Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Randuacir 02 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 27 siswa. Siswa SDN Randuacir 02 berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang beragam. Asal daerah tempat tinggal siswa beragam yaitu dari berbagai daerah di Salatiga. Perbedaan karakteristik ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa. Terdapat siswa yang sudah mempunyai kesadaran belajar yang tinggi, namun masih banyak siswa yang belum mempunyai kesadaran belajar yang tinggi.Guru kolaborator dalam penelitian ini adalah guru kelas III yang bernama Djarwoto, S.Pd.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah hasil belajar IPA dan metode make a match.

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah metode make a match. Make a match adalah suatu metode pembelajaran yang menyenangkan dimana dalam pembelajarannya siswa dibagi ke dalam dua kelompok besar, satu kelompok diberi kartu soal dan kelompok lain mendapat kartu jawaban. Siswa diminta mencari pasangan dari kartu yang dipegang, pertanyaan dengan jawaban sesuai atau sebaliknya.

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

(3)

Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah hasil belajar IPA. Hasil belajar adalah sikap atau tingkah laku yang merupakan perubahan yang relatif bersifat tetap sebagai akibat dari proses belajar. Salah satu hasil belajar adalah ranah kognitif, dimana disini adalah hasil belajar IPA siswa.

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan dengan 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian ini dilakukan di kelas untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Arikunto (2009:16)

Perencanaan

Siklus I Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Hasil

(4)

3.4 Prosedur Penelitian

Rancangan tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana tindakan siklus I dan rencana tindakan siklus II. Menurut Arikunto (2012:16-18) sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi. Berikut ini rangkaian dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas.

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode kooperatif tipe make a match.

c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

d. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.

e. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai observer kedua terhadap guru aktivitas guru kelas selama kegiatan belajar berlangsung.

f. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan hasil observasi. b. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match.

(5)

c. Pengamatan dan Observasi

Kegiatan pengamatan dan observasi dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru untuk mengamati hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA yang menggunakan metode Make a Match.

d. Refleksi

Setelah mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya agar pelaksaanya lebih efektif.

Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai, maka peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I a) Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi sebagai berikut:

a. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I. b. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi

RPP, lembar observasi, soal-soal. b) Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipemake a match. Pelaksanaanpada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe make a match sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi

b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Motivasi

2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi:

(6)

Elaborasi:

a. Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe make a match.

b. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat kartu soal dan kelompok lainnya mendapatkan kartu jawaban.

c. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartunya.

e. Pasangan siswa yang sudah dapat mencocokkan kartunya, kemudian saling duduk berdekatan.

f. Siswa yang belum dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban), berkumpul dalam kelompok sendiri.

g. Pasangan siswa mempresentasikan topik yang diperolehnya, dan ditanggapi oleh siswa lain.

h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

Konfirmasi:

a. Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan materi pembelajaran.

b. Siswa yang kurang memahami materi pembelajaran diberi kesempatan untuk bertanya.

c. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru. 3. Kegiatan Penutup (5 menit)

Siswa bersama guru melakukan refleksi (Pada pertemuan ke-3 dilakukan evaluasi)

c) Pengamatan dan Observasi

(7)

1. Pengamat mengamati proses kegiatan guru dalam penggunaan model make a match.

2. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran.

3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan, semangat siswa dalam mencari pasangan kartunya, keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartunya, kemampuan siswa mencari pasangan kartunya, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1 dan 2 pada siklus I. Dilakukan untuk memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam kehidupan. Jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan diperbaiki dalam siklus 2. Sedangkan kelebihan di siklus I bisa dipertahankan dalam siklus 2.

3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran siklus I serta diskusi dengan kolaborator, maka peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a)Perencanaan

a. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP, lembar observasi, soal-soal.

b) Pelaksanaan

(8)

tentang perkalian dan pembagian pecahan. Dalam pertemuan ketiga ini juga dilaksanakan evaluasi akhir siklus. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe make a match sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi

b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Motivasi

2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi:

Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi pembelajaran. Elaborasi:

a. Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan metodes make a match.

b. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat kartu soal dan kelompok lainnya mendapatkan kartu jawaban.

c. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartunya.

e. Pasangan siswa yang sudah dapat mencocokkan kartunya, kemudian saling duduk berdekatan.

f. Siswa yang belum dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban), berkumpul dalam kelompok sendiri.

g. Pasangan siswa mempresentasikan topik yang diperolehnya, dan ditanggapi oleh siswa lain.

h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

Konfirmasi:

a. Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan materi pembelajaran.

(9)

c. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru. 3. Kegiatan Penutup (5 menit)

Siswa bersama guru melakukan refleksi (Pada pertemuan ke-3 dilakukan evaluasi)

c) Pengamatan dan Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus siklus II, yaitu pertemuan 1, dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Pengamat mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam pembelajaran

2. Pengamat mencatat temuan-temuan selama proses pembelajaran.

3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan, semangat siswa dalam mencari pasangan kartunya, keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartunya, kemampuan siswa mencari pasangan kartunya, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.

d) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.Sebagaimana siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran.

3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran.

(10)

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu :

3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas

Pengumpulan data metode make a match dilakukan dengan teknik non tes yaitu observasi. Observasi adalah suatu proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Hahzah 2006:90). Observasi ini digunakan untuk mengamati tindakan guru dalam menerapkan metode kooperatif tipe make a match dan respon siswa dalam menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam kegiatan observasi ini adalah guru kolaborator. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pelaksanaan tindakan itu berlangsung.

3.5.1.2Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat

Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes. Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamzah 2006 : 104). Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan karena mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Tes tersebut hanya digunakan untuk mengukur aspek kognitif. Bentuk tes yang diberikan kepada siswa adalah berupa tes pilihan ganda. 3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang ditentukan peneliti.

3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel bebas

(11)

siswa dalam menerima pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap pembelajaran make a match mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa

No Aspek yang di amati 1 2 Skor 3 4 Kegiatan Awal Pembelajaran

1. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing. 2. Siswa menunjukkan kesiapan

menerima pembelajaran. 3. Mendengarkan secara seksama

saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai.

4. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi. 5. Siswa mampu menjawab

rumusan masalah.

Kegiatan Inti Pembelajaran. 6. Aktif dalam tahap-tahap

kegiatan belajar.

7. Menunjukkan sikap berani bertanya.

8. Menunjukan sikap berani

mengerjakan soal di depan kelas 9. Mampu memahami materi

tentang SDA Kegiatan Akhir

10. Mampu mencapai ketuntasan belajar.

11. Mampu memberi refleksi atas pelaksanaan PBM

(12)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 1

SK KD Indikator Item Soal

(13)

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 2

SK KD Indikator Item Soal

melestarikan alam di lingkungan sekitar.

(14)

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data 3.5.3.1 Tes

a) Bentuk Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksut untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamzah 2006: 104). Dalam penelitian ini menggunakan tes objektif dengan bentuk pilihan ganda.

b) Pelaksanaan Tes Uji Coba

Tes uji coba dilakukan di SDN 02 Randuacir untuk menguji apakah butir-butir soal tersebut memenuhi kualifikasi soal yang layak digunakan, yaitu butir soal valid.

c) Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

Validitas instrumen digunakan untuk mengukur suatu instrumen tertentu valid atau tidak. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2009:188-189) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat apabila r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid. Untuk mengetahui hasil validitas soal pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 dibawah ini :

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus 1 Soal Evaluasi Hasil belajar

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

1,3,4,5,6,9,11,13,14,15,16,19,21,22,23,24,25,26,30 2,7,10,12,17,18,20,27,28 ,29

(15)

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus 2 Soal Evaluasi Hasil belajar

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

1,2,4,5,6,7,8,10,11,12,13,17,18,20,22,24,25,26,27,28,3 0.

3,9,14,15,16,19,21,23,2 9

Jumlah 21 soal Jumlah 9 soal

Berdasarkan table 3.6 dan tabel 3.7 pada uji validitas siklus I menghasilkan 20 butir soal yang valid dari 30 butir soal. Pada uji validitas siklus II menghasilkan 21 butir soal yang valid dari 30 butir soal. Output data statistik hasil uji validtitas intrumen selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009:190) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas atau cronbach’s alpha minimal 0,809. Hasil perhitungan uji reliabilitas setelah dikurangi item soal yang tidak valid pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 sebagai berikut :

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(16)

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.886 30

Berdasarkan tabel 3.8 menunjukan bahwa pada siklus I dari 20 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,897. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya atau cronbach’s alpha sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809 , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 20 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian. Tabel 3.9 menunjukan bahwa pada siklus II dari 21 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,886. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809, sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 21 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian. Berdasarkan dari hasil uji validitas dan reliabilitas maka pada penelitian ini ditetapkan 20 butir soal pada siklus I dan 20 butir soal pada siklus II yang digunakan.

3.6 Teknik Analisis Data

(17)

Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Langkah awal yang harus dilakukan dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa menurut Arifin (2012: 221).

Langkah selanjutnya adalah mengubah angka hasil penilaian menjadi nilai-nilai untuk mendaptkan gambaran yang jelas menganai hasil belajar siswa. Pemberian skor pada tes hasil belajar dilakukan dengan cara memberikan skor pada soal pilihan ganda.

a) Penskoran soal bentuk pilihan ganda

Penskoran tes yang berbentuk pilihan ganda menurut Arifin (2012: 229) ada tiga macam cara yaitu: penskoran tanpa koreksi, penskoran ada koreksi, dan penskoran dengan butir beda bobot. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan cara penskoran tanpa koreksi, dimana penskoran yang dilakukan dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar akan mendapat nilai satu. Untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa dilakukan dengan cara membagi jumlah jawaban yang benar dengan jumlah soal kemudian dikalikan seratus menurut Arifin (2012: 229). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat penjelasan di bawah ini:

Keterangan : B = Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal

Skala = 0-100

b) Menghitung rata-rata hasil belajar menurut Sudjana (2014:109) menggunakan rumus di bawah ini :

Keterangan: ̅ = rata- rata (mean)

∑ = jumlah seluruh skor Skor = X 100

(18)

N = banyaknya subjek

c) Menentukan batas minimal ketuntasan belajar

Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar yang didapat diakhir pelajaran dalam menjawab soal evaluasi mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan yaitu ≥ 68. Dalam menentukan kriteria tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat pada table 3.10.

Tabel 3. 10

Kriteria Rentang Nilai Belajar Siswa

No Rentang Nilai Kriteria

1 50 – 59 Kurang Sekali

2 60 – 69 Kurang

3 70 – 79 Cukup

4 80 – 89 Baik

5 90 – 99 Baik Sekali

Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.11 Kriteria Ketuntasan

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

≥68 Tuntas

<68 Tidak Tuntas

(19)

3.7 Indikator Kinerja

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Arikunto (2009:16)
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menaburkan bubuk abate (abatisasi) pada kolam atau tempat penampungan bak air yang sulit dikuras untuk membunuh jentik nyamuk. 2) Memberantas nyamuk dewasa, yaitu

Dengan adanya layanan jasa berupa internet banking yang secara cepat dapat dinikmati oleh nasabah maupun perusahaan sendiri maka segala layanan yang diinginkan

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Berdasarkan hasil analisis bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok penyuluhan dan kelompok leaflet setelah diberikan materi tentang kanker

Sedangkan pada tanah sampah, meskipun bahan organik yang tersedia tidak jauh berbeda dengan tanah kebun, namun pada tanah sampah tidak terdapat cukup fauna tanah yang berperan

Manfaat yang diperoleh dari praktikum tentang penyiapan contoh beberapa jenis tanah ini adalah didapatkannya contoh tanah pada beberapa jenis tanah

Tujuan penelitian : Dapat diketahuinya gambaran status gizi pada mahasiswi yang mengalami ketidaknormalan siklus menstruasi kelas D semester VI program studi

Hal lain yang sejalan dengan hasil penelitian Morris (2011) adalah berdasarkan selisih frekuensi diketahui bahwa pada BUMN non-implementor ERP auditor secara signifikan cenderung lebih