• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sikap Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor, Studi Kasus Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Sikap Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor, Studi Kasus Kota Medan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK

LOKAL DAN JERUK IMPOR

(Studi Kasus : Kota Medan)

SKRIPSI

OLEH

RABIATUL KHAIRIAH

040304067

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK

LOKAL DAN JERUK IMPOR

(Studi Kasus : Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Oleh :

RABIATUL KHAIRIAH 040304067 / AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

JERUK IMPOR (Studi Kasus : Kota Medan)

Oleh :

RABIATUL KHAIRIAH 040304067

INTISARI

Sikap merupakan komponen penting dalam perilaku pembelian. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor, tingkat kekuatan konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor dan sikap konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara purposive di beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan sesuai data yang ada melalui penentuan responden dilakukan dengan metode Accidental (penelusuran) sebanyak 30 responden dimana setiap anggota populasi mempunyai Probability yang sama untuk dijadikan responden. Data dianalisis secara deskriptif tabulasi dengan menganalisis sikap multi atribut yang dievaluasi dengan menggunakan Model Multi Atribut Sikap Fishbein .

(4)

ANALYSIS OF (Case Studies of Medan City)

By :

RABIATUL KHAIRIAH 040304067

ABSTRACT

Attitude is an important component in purchasing behavior. The purpose of this research to explain the level of consumers' interests against the attributes of local citrus fruits and citrus imports, the level of consumer power to attribute local citrus fruits and citrus imports and consumer attitudes toward local citrus fruits and citrus imports. Determining the location of the research is determined by purposive in some traditional markets and supermarkets, according to data available through the

determination of respondent was conducted by accidental (search) of 30 respondents in which every member of the population has the same Probability to be made respondents. Data were analyzed by descriptive tabulation by analyzing multi-attribute attitude is evaluated using the Multi Attribute Attitude Models Fishbein.

The results showed all the attributes consumers consider important citrus products. Among the seven attributes, the attributes of flavor and freshness of attitude which has the highest score. This means that both attributes are considered more important to the other attributes. Attributes of a trusted local citrus fruit has been good by consumers is the freshness of fruit, fruit-flavored, fruit color, and aroma of fruit, from the four attributes that a good trusted by consumers, while the attribute of price, size and lack of vitamins belief by consumers, while citrus fruit imports tribute believed to have been a good by consumers is the freshness of fruit, vitamins contained in fruit, fruit color and fruit flavor, while the attribute of price, size and flavor less gain belief by consumers. Based on Fishbein score, consumers prefer imported oranges compared to the local citrus fruit.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 12 Juli 1985 dari ayah Guska

Anami dan ibu Mahdalena. Penulis merupakan putri keempat dari empat bersaudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Angkasa 1 Lanud Medan dan pada tahun

2004 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis reguler mandiri.

Penulis memilih program studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian dan anggota .

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Kabupaten

Simalungun Kecamatan Silimakuta Desa Purba Sinombah, Bulan Juni - Juli 2008.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan karuniaNYa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”Analisis Sikap Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor, Studi Kasus

Kota Medan.”

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan pernyataan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku ketua komisi pembimbing

2. Bapak H.M. Mozart B. Darus, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing

3. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Agribisnis

4. Ayah Guska Anami dan Mama Mahdalena serta kakak saya Mahdayani, abang

saya Hadi Mulya dan kakak saya Rikza Dewi tersayang yang telah memberikan

bantuan, semangat dan kasih sayang yang mendalam sehingga penulisan dapat

berhasil sesuai yang diharapkan..

5. Bapak / Ibu konsumen pembeli buah jeruk yang membantu menjadi responden

saya dalam pengambilan data di lapangan.

6. Kepada nama ny Dila, Dimas Pamula Try Hutomo Putra, Erna Kristina Siahaan,

Emma Frisiola Tirza Siregar, Juni Dewi Electrika Simbolon, Raden Ira Yuana

Tamara, Anita, Emma Regina Pinem dan c Tante yang tersayang.

7. Buat teman-teman stambuk 2004 dan 2005 yang telah membantu dalam penulisan

skripsi saya ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu

penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

(7)

membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat

berguna unutk kita semua.

Medan, September 2010

(8)

DAFTAR ISI

Latar Belakang ...1

Identifikasi Masalah ... 7

Tujuan Penelitian...7

Kegunaan Penelitian...8

TINJAUAN PUSTAKA...9

Tinjauan Pustaka... ..9

Landasan Teori...10

Kerangka Pemikiran...19

METODE PENELITIAN...22

Metode Penentuan Daerah ...22

Metode Penentuan Responden ...23

Metode Pengumpulan Data...24

Metode Analisis Data...24

Defenisi dan Batasan Operasional...29

Defenisi... ...29

Batasan Operasional...30

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL...31

Deskripsi Daerah Penelitian...31

Letak dan geografis...31

Keadaan penduduk...32

Sarana dan prasarana...34

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN...38

Sikap Konsumen Terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor...38

Evaluasi tingkat kepentingan konsumen (ei) terhadap atribut buah jeruk...39

Kekuatan kepercayaan konsumen (bi) terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor...41

Analisis sikap konsumen terhadap jeruk lokal dan jeruk impor...45

KESIMPULAN DAN SARAN...47

Kesimpulan...47

Saran...48

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Jumlah penduduk (rumah tangga) pasar tradisional dan pasar

swalayan di kecamatan kota medan tahun 2009 ...4

2. Perkembangan volume (kg) dan nilai impor (US $) komoditi buah-buahan di sumatera utara tahun 2007-2009...6

3. Jenis dan lokasi daerah penelitian pasar di kota medan...21

4. Jumlah responden konsumen...22

5. Parameter evaluasi kepentingan konsumen (ei) terhadap atribut buah jeruk ...26

6. Parameter kekuatan kepercayaan konsumen (bi) terhadap buah jeruk lokal...27

7. Parameter kekuatan kepercayaan konsumen (bi) terhadap buah jeruk impor...28

8. Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin...32

9. Distribusi penduduk menurut jenis mata pencaharian...33

10. Sarana dan prasarana...34

11. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur...35

12. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan...36

13. Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan...37

14. Distribusi responden berdasarkan pendapatan...37

15. Kepentingan konsumen (ei) terhadap atribut buah jeruk...40

16. Kepercayaan konsumen (bi) terhadap atribut buah jeruk lokal...42

(11)
(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Karakteristik konsumen pembeli buah jeruk lokal dan

jeruk impor di pasar tradisional dan pasar swalayan...51

2. Tingkat evaluasi kepentingan atribut...52

3. Evaluasi kepentingan konsumen (ei) terhadap atribut buah jeruk……...59

4. Kekuatan kepercayaan (bi) atribut jeruk lokal...60

5. Kekuatan kepercayaan konsumen (bi) terhadap atribut buah jeruk lokal...67

6. Kekuatan kepercayaan (bi) atribut jeruk impor...68

7. Kekuatan kepercayaan konsumen (bi) terhadap atribut buah jeruk impor....75

8. Karakteristik Responden Jerruk lokal dan jeruk impor...76

(14)

JERUK IMPOR (Studi Kasus : Kota Medan)

Oleh :

RABIATUL KHAIRIAH 040304067

INTISARI

Sikap merupakan komponen penting dalam perilaku pembelian. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor, tingkat kekuatan konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor dan sikap konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara purposive di beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan sesuai data yang ada melalui penentuan responden dilakukan dengan metode Accidental (penelusuran) sebanyak 30 responden dimana setiap anggota populasi mempunyai Probability yang sama untuk dijadikan responden. Data dianalisis secara deskriptif tabulasi dengan menganalisis sikap multi atribut yang dievaluasi dengan menggunakan Model Multi Atribut Sikap Fishbein .

(15)

ANALYSIS OF (Case Studies of Medan City)

By :

RABIATUL KHAIRIAH 040304067

ABSTRACT

Attitude is an important component in purchasing behavior. The purpose of this research to explain the level of consumers' interests against the attributes of local citrus fruits and citrus imports, the level of consumer power to attribute local citrus fruits and citrus imports and consumer attitudes toward local citrus fruits and citrus imports. Determining the location of the research is determined by purposive in some traditional markets and supermarkets, according to data available through the

determination of respondent was conducted by accidental (search) of 30 respondents in which every member of the population has the same Probability to be made respondents. Data were analyzed by descriptive tabulation by analyzing multi-attribute attitude is evaluated using the Multi Attribute Attitude Models Fishbein.

The results showed all the attributes consumers consider important citrus products. Among the seven attributes, the attributes of flavor and freshness of attitude which has the highest score. This means that both attributes are considered more important to the other attributes. Attributes of a trusted local citrus fruit has been good by consumers is the freshness of fruit, fruit-flavored, fruit color, and aroma of fruit, from the four attributes that a good trusted by consumers, while the attribute of price, size and lack of vitamins belief by consumers, while citrus fruit imports tribute believed to have been a good by consumers is the freshness of fruit, vitamins contained in fruit, fruit color and fruit flavor, while the attribute of price, size and flavor less gain belief by consumers. Based on Fishbein score, consumers prefer imported oranges compared to the local citrus fruit.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah adalah bahan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, lemak, seperti rasa

yang lezat, aroma yang khas serta warna dan bentuk yang mengandung nilai-nilai

estesis. Buah-buahan dewasa ini semakin mendapatkan perhatian dari masyarakat,

baik sebagai bagian menu makanan maupun sebagai komoditas ekonomi yang

menguntungkan (Widodo, 1996).

Kebutuhan terhadap buah-buahan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya

jumlah penduduk, tingkat pendapatan masyarakat dan makin tingginya kesadaran

masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi. Kebutuhan buah-buahan juga

cenderung meningkat dengan adanya kemajuan teknologi dan pengetahuan yang

memungkinkan pengolahan buah-buahan lebih beragam. Hal ini berarti membuka

peluang baik bagi buah-buahan (Indriani, 1993).

Konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan cenderung mengalami peningkatan, dan

impor buah-buahan juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan gejala

terjadinya pergeseran konsumsi buah, dari buah lokal menjadi buah impor. Perubahan

gaya hidup (life style) masyarakat telah merubah pola dan gaya konsumsi

produk-produk agribisnis yang telah meluas pada dimensi psikologis dan kenikmatan.

Perubahan ini menyebabkan meningkatnya tuntutan keragaman produk dan

(17)

Komoditi buah-buahan mempunyai potensi dan peluang pasar yang cerah, baik untuk

keperluan pasar dalam maupun luar negeri. Indonesia sendiri melakukan impor setiap

tahunnya. Pada umumya jenis buah yang di impor adalah varietas yang masih sulit

tumbuh di Indonesia. Jenis buahnya antara lain anggur, jeruk, apel, pear, kurma, dan

lain-lain (Satuhu, 1996).

Dalam proses pemasaran produk, pemasar harus berusaha untuk memahami

konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana

konsumen mengambil keputusan sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan

jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai

konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen,

sehingga mau membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar. Persaingan yang ketat

antar merek dan produk menjadikan konsumen memilki posisi yang semakin kuat

dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2002).

Konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap produk-produk tertentu tergambar

dari sikapnya terhadap produk itu sendiri. Menurut Rangkuti, sikap merupakan

komponen penting dalam perilaku pembelian. Studi tentang sikap merupakan kunci

untuk memahami perilaku pembelian. Sikap merupakan hasil evaluasi yang

mencerminkan rasa suka atau tidak suka terhadap produk, sehingga pemasar dapat

menduga potensi pembeli dan menyusun strategi penjualan yang lebih efektif.

Sikap konsumen terhadap suatu produk berarti mempelajari kecendrungan konsumen

(18)

Dengan demikian, konsumen mengevaluasi produk tersebut secara keseluruhan dari

yang paling jelek sampai yang paling baik (Rangkuti, 2003).

Sikap konsumen merupakan faktor psikologis penting yang perlu dipahami oleh

pemasar karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang positif dan kuat dengan

perilaku. Bahkan sikap dipandang sebagai prediktor yang efektif untuk mengetahui

perilaku konsumen (Suryani, 2008).

Pemasar buah-buahan meliputi pasar konsumen, pasar swalayan, dan pasar

internasional. Buah dipasarkan di pasar secara langsung dalam keadaan segar,

sedangkan buah yang akan diolah dijual ke industri. Pemasar produk ke pasar

swalayan atau pasar internasional mempunyai peluang memperoleh keuntungan lebih

banyak. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang

banyak (Indriani, 1993).

Pada Tabel 1 berikut diperlihatkan ada 55 unit pasar tradisional yang tersebar di

berbagai Kecamatan di Kota Medan. Pasar tradisional terbanyak terdapat di

Kecamatan Medan Kota yaitu 9 unit pasar tradisional. Dari 30 unit pasar swalayan

yang ada, pasar swalayan terbanyak terdapat di Kecamatan Medan Petisah yaitu 5 unit

(19)

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga (KK), Pasar Tradisional, dan Pasar Swalayan di Kecamatan Kota

Medan Tahun 2009.

NO Kecamatan

Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2009

Ada berbagai macam buah impor yang masuk ke dalam pasar tradisional dan

swalayan di Kota Medan. Beberapa jenis buah mengalami kenaikan dan penurunan

baik dalam volume maupun nilai impor setiap tahunnya. Minat masyarakat terhadap

buah-buahan terlihat sangat beragam dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Tabel 2 berikut memperlihatkan perkembangan Volume (Kg) dan Nilai Impor (US $)

(20)

Tabel 2 menunjukkan volume dan nilai buah impor berubah setiap tahunnya dan

terdapat 4 jenis buah impor yang mengalami kenaikan volume dan nilai impornya

setiap tahun yaitu : Jeruk, Jeruk Mandarin, Apel, dan Anggur. Hal ini dapat terjadi

akibat beberapa faktor yakni harga buah jeruk, pendapatan konsumen dan jumlah

konsumen. Dalam melakukan pembelian jeruk import dan jeruk lokal, konsumen

memiliki sikap dengan perimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu kepercayaan

konsumen terhadap produk tersebut, atribut tersebut yang terkandung dalam produk,

dan manfaat dari produk itu sendiri. Hal ini berpengaruh terhadap tinggi, sedang,

(21)

Tabel 2. Perkembangan Volume (Kg) dan Nilai Impor (US $) Komoditi Buah-Buahan di Sumatera Utara Tahun 2005 - 2009.

Komoditi

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

Volume

Jeruk 1.181.602 787.611 794.672 503.386 1.647.913 987.552 1.185.226 931.175 1.355.371 1.110.170

Jeruk Mandarin

1.228.262 728.100 2.315.030 1.174.040 2.605.109 1.616.266 3.860.647 2.801.258 15.140.333 4.458.042

Jeruk Lemon 45.967 29.031 6.657 5.510 9.948 8.381 14.107 13.612 16.643 16.685

Mangga 72.048 30.633 80.336 41.159 36.036 21.268 35.874 24.353 21.490 16.676

Apel 8.587.337 5.562.979 10.958.957 6.621.510 18.748.052 13.617.40 18.363.348 14.110.920

Anggur 1.569.978 2.004.906 1.778.590 2.377.264 2.903.485 4.804.813 2.634.179 4.672.124

Anggur dikeringkan

20.307 5.821 20.430 17.108 3.653 2.427

(22)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan penelitian

dalam bentuk pertanyaan berikut: “Bagaimana Sikap Konsumen Terhadap Buah

Jeruk?”. Selanjutnya permasalahan pokok ini dijabarkan lagi dalam bentuk

pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal

dan jeruk impor ?

2. Bagaimanakah tingkat kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut buah

jeruk lokal dan jeruk impor ?

3. Bagaimana sikap konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai

berikut :

1. Untuk menjelaskan bagaimana tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut

buah jeruk lokal dan jeruk impor.

2. Untuk menjelaskan bagaimana tingkat kekuatan konsumen terhadap atribut buah

jeruk lokal dan jeruk impor.

3. Untuk menjelaskan bagaimana sikap konsumen terhadap buah jeruk lokal dan

(23)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan lembaga

lainnya dalam upaya mengembangkan pemasaran buah-buahan, khususnya

terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor.

2. Sebagai bahan materi skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

Menurut Aksi Agraris Kanisius (AAK), tanaman jeruk sudah lama dibudidayakan di

Indonesia. Tanaman jeruk berasal dari negara-negara tropis Asia, termasuk wilayah

Indonesia, maka tidak mengherankan kalau orang-orang dari Eropa tertarik terhadap

jeruk Indonesia dan kawasan Asia umumnya .

Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah-buahan yang paling banyak digemari

oleh masyarakat Indonesia, terutama jenis komoditas jeruk keprok yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi. Di samping itu buah jeruk banyak mengandung jenis vitamin,

terutama vitamin C dan vitamin A (AAK, 1994).

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan jeruk diklasifikasikan sebagai berikut :

Filum : Spermatophyta

Subfilum : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

(25)

Ada beberapa jenis / varietas jeruk unggul yang komersial ditanam orang, seperti

jeruk manis, jeruk manis Thomson dari California, Valensia, Sunkist, Taiwan, jeruk

manis Israel (Anonimus, 1993).

Tanaman jeruk membutuhkan tanah yang gembur dan subur, mengandung banyak

udara (oksigen) dan bahan organis (humus). Air tanah agak dalam, curah hujan

optimal 1.500 mm/tahun, membutuhkan 50% / 70% penyinaran, dan dapat tumbuh

dari 1-2.000 meter dari atas permukaan laut (Joesoef, 1993).

Dari segi kualitas, jeruk impor lebih rendah dibanding jeruk lokal. Namun, dari segi

harga dan penampilan, jeruk impor jauh lebih murah dan menarik. “Inilah yang

menjadi kelemahan jeruk Sumut. Produksi jeruk Sumut akan bertambah jika didukung

dengan industri pengolahan jeruk seperti sirup dan manisan. Namun selama ini,

industri yang mengolah jeruk masih sedikit. Menurut data, total produksi jeruk pada

tahun 2008 sebanyak 856.019 ton dengan populasi pohon menghasilkan 5.167.559

batang. Ini menurun dibandingkan jumlah produksi tahun 2007 yang mencapai

961.918 ton dari tanaman jeruk sebanyak 5.900.254 pohon

(Anonimous

2.2. Landasan Teori

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan

konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan kepercayaan (belief) dan perilaku

(behavior). Mowen dan Minor (1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap

konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara

(26)

konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari

suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu

produk. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu

objek, atributnya, dan manfaatnya.

2.2.1 Defenisi Sikap

Sikap adalah konsep penting dalam literature psikologi lebih dari satu abad, lebih dari

100 defenisi dan 500 pengukuran sikap telah dikemukakan oleh para ahli (Peter dan

Olson, 1999). Walaupun telah banyak defenisi mengenai sikap telah dikemukakan,

namun semua defenisi ini memiliki kesamaan yang umum yaitu bahwa sikap diartikan

sebagai evaluasi dari seseorang.

Menurut Sumarwan, sikap dapat diartikan sebagai evaluasi dari seseorang yang

dipelajari dengan mengungkapkan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah

disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen

terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

2.2.2 Karakteristik Sikap

1. Sikap Memiliki Objek

Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek

tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk,

merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya. Jika kita ingin

mengetahui sikap konsumen, maka kita harus mendefenisikan secara jelas sikap

(27)

2. Konsistensi Sikap

Sikap adalah gambaran perasaan dari seseorang konsumen, dan perasaan tersebut

akan direflesikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan

perilaku. Perilaku seorang konsumen merupaka gambaran dari sikapnya.

3. Sikap Positif, Negatif, dan Netral

Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau tidak menyukai

minum alkohol (sikap negatif), atau bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral).

Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif dan netral disebut karakteristik valance

dari sikap.

4. Intensitas Sikap

Sikap seseorang konsumen terhadap suatu merek atau produk akan bervariasi

tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak

menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu

produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai

karakteristik extrimity dari sikap.

5. Resistensi Sikap (Resistance)

Resistensi adalah seberapa besar sikap seseorang konsumen bisa berubah. Sikap

seseorang konsumen dalam memeluk agamanya mungkin memiliki resistensi yang

tinggi untuk berubah. Sebaliknya, seorang konsumen yang tidak menyukai tomat,

kemudian disarankan oleh doktern untuk banyak mengkonsumsi tomat karena alas an

kesehatan, mungkin sikapnta akan mudah berubah. Pemasar penting memahami

(28)

Pemasar ofensif bias diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat

resisten atau merekrut konsumen baru.

6. Persistensi Sikap (Persistence)

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan

berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen tidak menyukai makan di

McdDonald (sikap negatif), namun dengan berlalunya waktu setelah beberapa bulan

ia mungkin akan berubah dan menyukai makan di McDonald.

7. Keyakinan Sikap (confidence)

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yan dimilikinya.

Sikap seorang konsumen terhadap agama yang dianutnya akan memiliki tingkat

keyakinan yang sangat tinggi, sebaliknya sikap seseorang terhadap adat kebiasaan

mungkin akan memiliki tingkat keyakinan yang lebih kecil.

8. Sikap dan Situasi

Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks situasi. Ini

artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Seseorang

mungkin tidak suka minum jus jeruk pada pagi hari, tetapi menyukai minum jus jeruk

pada siang atau malam hari. Demikian pula, seseorang mungkin menyukai makan

siang di restoran fast food, namun ia merasa bahwa fast food restoran bukanlah

(29)

2.2.3 Fungsi Sikap dan Strategi Mengubah Sikap Konsumen

Schiffman dan Kanuk (2000) mengemukakan empat fungsi dari sikap, yaitu (a) fungsi

utilitarian, (b) fungsi mempertahankan ego, (c) fungsi ekspresi nilai, (d) fungsi

pengetahuan. Keempat fungsi tersebut bias digunakan oleh pemasar sebagaimetode

untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk, jasa atau merek. Pemasar yang

menggunakan pendekatan fungsi sikap dalam mengubah sikap konsumen disebut

sebagai pendekatan “mengubah fungsi motivasi dasar dari konsumen”.

1. Fungsi Utilitarian (The Utilitarian Function)

Seseorang menyatakan sikapnya terhadap suatu produk atau produk karena ingin

memperoleh manfaat dari produk (rewards) tersebut atau menghindari resiko dari

produk (punishment). Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan

penguatan positif (positive reinforcement) ayau menghindari resiko (punishment),

karena itu sikap berperan seperti operant conditioning. Manfaat produk bagi

konsumenlah yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut.

2. Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego-Defensive Function)

Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang (citra diri-self images) dari keraguan

yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau faktor luar yang mungkin menjadi

ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri konsumen.

Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk meningkatkan citra

(30)

3. Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function)

Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup dan identitas social dari

seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang

konsumen.

4. Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function)

Keingintahuan adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Ia selalu ingin tahu

banyak hal, hal itu merupakan kebutuhan konsumen. Seringkali konsumen perlu tahu

produk terlebih dahulu sebelum ia menyukai kemudian membeli produk tersebut.

Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong seseorang untuk

menyukai produk tersebut. Karena itu sikap postif terhadap suatu produk seringkali

mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.

2.2.4 Model Sikap

2.2.4.1 Model Tiga Komponen (Tricomponent Model)

Menurut tricomponent attitude model (Schiffman dan Kanuk, 1994; dan Engel

Blackwell dan Miniard, 1993), sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan

konatif.

1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap

suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman

langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya.

(31)

konsumen mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki atribut dan perilaku yang

spesifik akan mengarahkan kepada hasil yang spesifik .

2. Komponen Afektif

Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau

merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek

sikap (produk atau merek). Afek mengungkapkan penilaian konsumen kepada suatu

produk apakah baik atau buruk, “disukai” atau “tidak disukai”. Perasaan dan emosi

seseorang tersebut terutama ditujukan kepada produk secara keseluruhan, bukan

perasaan dan emosi kepada atribut-atribut yang dimiliki produk, perasaan dan emosi

digambarkan dengan ungkapan dua kata sifat yang berbeda untuk mengevaluasi suatu

produk.

3. Komponen Konatif

Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari

seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap

(produk atau merek tertentu). Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya

terjadi. Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya menggungkapkan

keinginan membeli dari seseorang konsumen (intention to buy).

2.2.4.2 Model Sikap Multiatribut Fishbein

Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan

mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Para

(32)

dipasarkannya, dan komudian merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap

konsumen tersebut.

Model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek

sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap

atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut dengan multiatribut-atribut karena evaluasi

konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut

yang dimiliki oleh objek tersebut.

Model “the attitude-toward-object model” digunakan untuk mengukur sikap

konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan/jasa) atau berbagai merek produk.

Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu

objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh

objek tersebut. Model multiatribut menekankan adanya salience of attributes. Salience

artinya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen kepada sebuah atribut. Model

tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk ditentukan

oleh dua hal yaitu (1) kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk (komponen

bi), dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei). Model ini

biasanya digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap berbagai merek dari

suatu produk. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang

dimliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu

produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut. Sedangkan bi

mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimliki oleh masing-masing

(33)

mengevaluasi atribut yang dimilki oleh masing-masing merek tersebut. Model

fishbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu sebagai berikut.

1. Atribut (Salient Belief)

Menurut Sumarwan, atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient Belief

adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering

disebut sebagai attribute-object beliefs. Para peneliti sikap harus mengidentifikasi

berbagai atribut yang akan dipertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu

objek sikap (Ao, suatu produk).

2. Kepercayaan (Belief)

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut

tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang

dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh

(bi) yang mengukur kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing

merek. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika

mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut. Kepercayaan

tersebut sering disebut sebagai object-attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen

tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang

relevan.

3. Evaluasi Kepentingan Atribut

Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness

or badness of attribute I atau importance weigh), yaitu menggambarkan pentingnya

(34)

karakteristik yang dimiliki oleh objek yang dievaluasi. Konsumen akan menganggap

atribut produk memiliki kepentingan yang berbeda. Kemudian konsumen akan

mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Komponene ei mengukur evaluasi

kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum

memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan

atribut tersebut. Ei mengukur seberapa senang persepsi konsumen terhadap atribut dan

suatu produk/merek. Evaluasi suatu atribut dan produk/merek diukur dalam skala

ganjil bipolar dan dimulai “very bad” (-3) sampai “very good” (+3), seperti yang

dikemukakan oleh (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995; Petervdan Olsen, 1999;

Mowen dan Minor (1998), dan Loudon dan Della Bitta (1993) (Sumarwan, 2002).

2.3. Kerangka Pemikiran

Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan

konsumen, dan sikap konsumen sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief)

dan perilaku (behavior). Sikap dapat diartikan sebagai evaluasi dari seseorang yang

dipelajari dengan mengungkapkan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah

disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen

terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

Pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) sering kali

menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Kepercayaan,

sikap dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute).

(35)

produk, menggambarkan perilaku konsumen terhadap produk yang di pasarkan dalam

hal ini adalah jeruk lokal dan jeruk impor.

Dalam menentukan pilihan terhadap produk, kriteria pemilihan konsumen dipengaruhi

oleh atribut-atribut yang melekat pada produk tersebut. Atribut-atribut yang dimaksud

adalah rasa, harga, ukuran, warna buah, kesegaran buah, aroma buah, tekstur buah

atau tampilan buah, dan vitamin yang terkandung di dalam buah tersebut.

Dengan karakteristik (kriteria mutu) rasa buah yang manis, berserat banyak, aroma

buah yang harum, kandungan air dan vitamin yang banyak, dan harga yang relatif

terjangkau. Atribut tersebut dapat digunakan untuk mengetahui sikap kepuasan

konsumen yang memilih buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor untuk di

konsumsi.

Sebelum konsumen membeli dan menggunakan produk yang konsumen pilih maka

ada berbagai kepentingan konsumen dan kepercayaan konsumen dari atribut-atribut

yang dimliki oleh objek tersebut, maka konsumen harus memperhatikan merek dari

suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimilki oleh masing-masing merek

dari produk tersebut atau dari mana produk tersebut berasal. Didalam hal ini adalah

(36)

Skema Kerangka Pemikiran

Gambar 1 : Skema kerangka pemikiran

Keterangan :

Menyatakan Hubungan / dukungan JERUK LOKAL & JERUK IMPOR

KEPENTINGAN KONSUMEN

KEPERCAYAAN KONSUMEN

ATRIBUT-ATRIBUT BUAH :

1. HARGA

2. RASA

3. UKURAN

4. WARNA

5. KESEGARAN

6. AROMA BUAH

7. VITAMIN

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di beberapa pasar tradisional

dan pasar swalayan yang ada di Kota Medan. Kota Medan dipilih dengan

pertimbangan daerah ini merupakan tempat persinggahan dan jalur lintas

komoditas-komoditas impor yang masuk ke Sumatera Utara.

Berikut ini diuraikan beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan di Kota Medan

yang akan dijadikan tempat pengambilan responden konsumen pada saat penelitian

berlangsung.

Tabel 3. Jenis dan Lokasi Daerah Penelitian Pasar di Kota Medan.

Jenis Pasar Nama dan Lokasi Pasar

Pasar Tradisonal 1. Pasar Pusat Pasar Medan di Kec. Medan Kota

2. Pasar Petisah Medan di Kec. Medan Petisah

3. Pasar Padang Bulan di Kec. Medan Baru

Pasar Swalayan 1. Carrefour di Kec. Medan Petisah

2. Hypermart di Kec. Medan Kota

3. Brastagi Supermaket di Kec. Medan Petisah

Sumber: Diolah dari data PD Pasar Kota Medan, 2009

Tabel 3 menunjukkan terdapat 2 jenis daerah penelitian pasar pada penelitian ini,

yaitu pasar tradisional dan pasar swalayan. Penelitian untuk jenis pasar tradisional

dilakukan di 5 pasar yang tersebar di 3 kecamatan yang berbeda yakni, Pasar Pusat

Pasar Medan di Kec. Medan Kota, Pasar Petisah Medan di Kec. Medan Petisah, Pasar

(38)

Penelitian di pasar swalayan dilakukan di 3 pasar swalayan di Kota Medan yakni:

Carrefour di Kec. Medan Petisah, Hypermart di Kec. Medan Kota dan Brastagi

Supermaket di Kec. Medan Petisah.

3.2. Metode Penentuan Responden

Metode penentuan responden dilakukan dengan metode Accidental (penelusuran).

Pengambilan responden melalui metode ini adalah dari konsumen yang sedang

membeli beli buah jeruk lokal dan buah jeruk import, dimana setiap anggota populasi

mempunyai Probability yang sama untuk dijadikan responden (Bungin, 2005).

Tabel 4 berikut jumlah responden yang akan diambil dalam penelitian ini.

Tabel 4. Jumlah Responden Konsumen

Jenis Pasar Populasi Pasar Sampel Pasar Responden Konsumen (Jiwa)

Jumlah Responden/Pasar (Jiwa)

Pasar Tradisional 55 3 15 Pasar Pusat Pasar = 5

Pasar Petisah = 5

Pasar P. Bulan = 5

Pasar Swalayan 30 3 15 Carrefour = 5

Hypermart = 5

Brastagi Supermaket = 5

Total 85 6 30 30

Sumber: Diolah dari data PD Pasar Kota Medan, 2009

Tabel 4 menunjukkan jumlah populasi konsumen buah jeruk lokal dan impor di pasar

tradisional dan swalayan. Dari seluruh konsumen diambil 30 jiwa responden

konsumen buah jeruk lokal dan impor. Hal ini sesuai dengan Teori Bailey yang

menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisi statistik, ukuran responden

(39)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder.

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional dan swalayan serta

wawancara kepada konsumen responden dengan menggunakan daftar

pertanyaan/kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini, seperti

Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Propinsi Sumatra Utara, Badan Pusat Statistik (BPS), Perusahaan Daerah (PD) Pasar

kota Medan serta literatur dan buku-buku pendukung lainnya.

Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan

hipotesis yang akan diuji.

Untuk analisis masalah (1), (2) dan (3) diuji dengan menganalisis sikap multi atribut

yang dievaluasi dengan menggunakan Model Multi Atribut Sikap Fishbein

digambarkan oleh rumus sebagai berikut :

Ao =

=

n

i 1

bi.ei

Dimana :

Ao = Sikap konsumen terhadap suatu objek (dalam hal ini buah jeruk).

bi = Kekuatan kepercayaan konsumen bahwa objek (buah jeruk) tersebut

memiliki atribut i

ei = Evaluasi kepentingan konsumen terhadap atribut i

(40)

Model Multi Atribut Sikap dari Fishbein yang terdiri dari variabel kekuatan

kepercayaan bahwa buah lokal dan buah import memiliki semua atribut (bi), dan

variabel evaluasi terhadap atribut tersebut (ei) (Sumarwan, 2002).

Atribut buah-buahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :(1) harga, (2 )

rasa buah, (3) ukuran buah, (4) warna kulit, (5) kesegaran buah (6) Aroma buah, (7)

(41)

Tabel 5. Parameter Evaluasi Kepentingan Konsumen (ei) Terhadap Atribut Buah Jeruk

No Parameter Pernyataan Skor

1. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

harga buah.

a. Sangat penting

b. Penting

c. Ragu-ragu

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

+2

+1

0

-1

-2

2. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

rasa buah yang manis.

a. Sangat penting

b. Penting

c. Ragu-ragu

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

+2

+1

0

-1

-2

3. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

ukuran buah yang besar.

a. Sangat penting

b. Penting

c. Ragu-ragu

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

+2

+1

0

-1

-2

4. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

warna buah yang cerah dan menarik.

a. Sangat penting

b. Penting

c. Ragu-ragu

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

+2

+1

0

-1

-2

5. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

kesegaran buah.

a. Sangat penting

b. Penting

c. Ragu-ragu

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

+2

+1

0

-1

-2

6. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

aroma buah.

a. Sangat penting

b. Penting

c. Ragu-ragu

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

+2

+1

0

-1

-2

7. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

vitamin yang terkandung didalam buah.

a. Sangat penting

b. Penting

c. Ragu-ragu

d. Tidak penting

e. Sangat tidak penting

+2

+1

0

-1

(42)

Tabel 6. Parameter Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Terhadap Buah Jeruk Lokal

No Parameter Pernyataan Skor

1. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

harga buah.

a. Sangat Murah

b. Murah

c. Ragu-ragu

d. Mahal

e. Sangat Mahal

+2

+1

0

-1

-2

2. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

rasa buah yang manis.

a. Sangat Manis

b. Manis

3. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

ukuran buah yang besar.

a. Sangat Ideal

b. Ideal

c. Ragu-ragu

d. Besar/kecil

e. Terlalu Besar/Kecil

+2

+1

0

-1

-2

4. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

warna buah yang cerah dan menarik.

a. Sangat Kuning (Matang)

b. Kuning

c. Ragu-ragu

d. Hijau

e. Sangat Hijau (Mentah)

+2

+1

0

-1

-2

5. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

kesegaran buah.

a. Sangat Segar

b. Segar

c. Ragu-ragu

d. Kusam/kisut

e. Sangat Kusam/Kisut

+2

+1

0

-1

-2

6. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

aroma buah.

a. Sangat Harum

b. Harum

7. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

vitamin yang terkandung didalam buah.

a. Sangat Banyak

b. Banyak

c. Ragu-ragu

d. Sedikit

e. Sangat Sedikit

+2

+1

0

-1

(43)

Tabel 7. Parameter Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Terhadap Buah Jeruk Impor

No Parameter Pernyataan Skor

1. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

harga buah.

f. Sangat Murah

g. Murah

h. Ragu-ragu

i. Mahal

j. Sangat Mahal

+2

+1

0

-1

-2

2. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

rasa buah yang manis.

f. Sangat Manis

g. Manis

3. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

ukuran buah yang besar.

f. Sangat Ideal

g. Ideal

h. Ragu-ragu

i. Besar/kecil

j. Terlalu Besar/Kecil

+2

+1

0

-1

-2

4. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

warna buah yang cerah dan menarik.

f. Sangat Kuning (Matang)

g. Kuning

h. Ragu-ragu

i. Hijau

j. Sangat Hijau (Mentah)

+2

+1

0

-1

-2

5. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

kesegaran buah.

f. Sangat Segar

g. Segar

h. Ragu-ragu

i. Kusam/kisut

j. Sangat Kusam/Kisut

+2

+1

0

-1

-2

6. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

aroma buah.

f. Sangat Harum

g. Harum

7. Memilih buah untuk dibeli dan dikonsumsi karena

vitamin yang terkandung didalam buah.

f. Sangat Banyak

g. Banyak

h. Ragu-ragu

i. Sedikit

j. Sangat Sedikit

+2

+1

0

-1

(44)

3.4. Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman mengenai pengertian tentang

istilah-istilah dalam usulan penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operational

sebagai berikut.

3.4.1. Definisi

1. Sikap merupakan hasil evaluasi yang mencerminkan rasa suka atau tidak suka

terhadap produk,

2. Konsumen adalah individu yang membeli dan mengkonsumsi buah untuk

memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri dan anggota keluarganya.

3. Harga adalah uang yang dikeluarkan untuk ditukarkan dengan buah.

4. Atribut-atribut yang dimaksud adalah rasa, harga, ukuran, warna buah, kesegaran

buah, aroma buah, tekstur buah atau tampilan buah, dan vitamin yang terkandung

di dalam buah tersebut.

5. Konsumsi adalah proses pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh

tubuh.

6. Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa,

termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

(45)

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di pasar tradisional dan pasar swalayan yang menjual buah

jeruk lokal dan impor, seperti Pasar Pusat Pasar Medan di Kec. Medan Kota,

Pasar Petisah Medan di Kec. Medan Petisah, Pasar Padang Bulan di Kec. Medan

Baru, Carrefour di Kec. Medan Petisah, Hypermart di Kec. Medan Kota dan

Brastagi Supermaket di Kec. Medan Petisah.

2. Sikap konsumen yang diteliti dibatasi hanya dalam menentukan sikap untuk

memilih buah jeruk lokal dan buah jeruk import yang akan di konsumsi.

3. Responden penelitian adalah konsumen yang membeli buah jeruk lokal dan impor

(46)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Letak dan Geografis

Kota Medan merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara, terletak antara 2º.27’ -

2º.44’ BT dan pada ketinggian 2,5-3,75 meter di atas permukaan laut.

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan ProvinsiSumatera Utara mempunyai luas

26.510 ha, terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Kota Medan berbatasan

dengan Kabupaten Deli Serdang pada bagian Utara, Barat, Selatan serta dengan Selat

(47)

4.1.2. Keadaan penduduk

4.1.2.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Penduduk kota Medan berjumlah 2.102.105 jiwa dengan 472.202 rumah tangga (RT)

tersebar disetiap Kecamatan Kota Medan. Jumlah dan persentase penduduk Kota

Medan diperlihatkan pada Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2009 Jiwa Persentase

(%) Jiwa

Sumber : BPS Medan dalam Angka 2009

Tabel 8. menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Medan pada tahun 2009 sebesar

2.102.10 jiwa terdiri dari 1.039. 707 jiwa laki – laki (49,46%) dan 1.062.398 jiwa

perempuan (50,53%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk

(48)

4.1.2.2. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk kota Medan bervariasi jenisnya, yakni bekerja sebagai

pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, dan sebagainya. Untuk mengetahui

lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk kota Medan dapat dilihat pada Tabel

9 berikut ini:

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2009

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1

Sumber: BPS, Medan Dalam Angka, 2009

Tabel 9. menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk terbesar adalah sebagai

tenaga pengajar yaitu sebesar 72.382 orang (15,32%), pegawai swasta 20.570 orang

(4.35%), pegawai negri 18.465 orang (3,91%), TNI/POLRI 14.563 orang (3,08%) ,

tenaga kesehatan 3.652 orang (0,77%), dan mata pencaharian lainnya yaitu gabungan

dari berbagai macam pekerjaan yang tidak dapat disebutkan satu per satu sebesar

(49)

4.1.2.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 11 beikut ini:

Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Kota Medan , Tahun 2009

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Sekolah

a. SD

b. SLTP

c. SMU

d. SMK

e. Perguruan Tinggi

812

335

205

137

75

2 Fasilitas Kesehatan

a. Rumah Sakit

b. Rumah Bersalin

c. Puskesmas

3 Tempat Peribadatan

a. Mesjid

b. Gereja

c. Kuil

d. Vihara

e. Langgar / Musholla

877

a. Kolam Renang

b. Permainan Ketangkasan

c. Diskotik

b. Pasar Swalayan

55

30

Total 6462

Sumber: BPS, Medan Dalam Angka, 2009 dan Pemko Medan

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat.

Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pembangunan.

(50)

ini sudah baik. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan,

pasar, dan lainnya yang sudah cukup memadai.

Pasar-pasar atau pusat perbelanjaan di Kota Medan juga sangat banyak dan sangat

cukup memadai. Pasar-pasar yang ada di Kota Medan dapat digolongkan menjadi

pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional identik dengan

bangunan-bangunan yang biasa saja atau tidak terlalu megah, sedangkan pasar swalayan identik

dengan bangunan-bangunan yang besar dan megah.

4.1.3. Karakteristik Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen jeruk lokal dan impor yang

melakukan pembelian pada pasar tradisional dan pasar swalayan. Karakteristik

konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari

umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan.

4.1.3.1. Umur

Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan merubah

pola pembeliannya selama umurnya terus bertambah demikian pula pada responden

buah jeruk lokal dan impor. Adapun keadaan umur responden di daerah penelitian

dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini.

Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur.

NO Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. 25-29 18 60

2. 30-34 2 6,6

3. 35-39 6 20

4. 40-44 2 6,6

5. 45-49 1 3,3

6. 50-54 1 3,3

7. ≥ 55 - -

Jumlah 30 100

(51)

Dari Tabel 11 diatas dapat dilihat range umur konsumen yang terbesar berada pada

kelompok umur 25-29 tahun dengan jumlah 18 jiwa 60% dan yang terkecil pada

kelompok umur ≥ 55 tahun dengan jumlah 0 jiwa 0%.

4.1.3.2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik

dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan responden konsumen di

daerah penelitian Kota Medan bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi. Tingkat

Konsumen adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO. Tingkat Pendidikan (Tahun) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. SD 0 0

2. SLTP 0 0

3. SLTA 6 20

4. Sarjana 24 80

Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1.

Dari Table 12 diatas dapat dilihat tingkat pendidikan konsumen yang terbesar berada

pada tingkat Sarjana dengan jumlah 24 jiwa atau 80% dan yang terkecil pada tingkat

SD dan SLTP dengan jumlah 0 jiwa atau 0%.

4.1.3.3. Jumlah Tanggungan

Dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk lokal dan impor, responden juga sangat

dipengaruhi oleh anggota keluarga lain yang tinggal bersama-sama dengan responden,

karena itu jumlah tanggungan dapat pula mempengaruhi jumlah konsumsi dalam

(52)

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan (Jiwa)

No. Jumlah Tanggungan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. 0-2 24 80

2. 3-5 6 20

3. ≥ 6 0 0

Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 1.

Dari Tabel 13 diatas dapat dilihat jumlah tanggungan konsumen yang terbesar berada

pada kelompok 0-2 dengan jumlah 24 jiwa atau 80% dan yang terkecil pada kelompok

≥ 6 dengan jumlah 0 jiwa atau 0%.

4.1.3.4. Pendapatan

Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang

diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi.

Pendapatan responden konsumen jeruk lokal dan impor dalam penelitian ini sangat

bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

No. Pendapatan (Rp) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. < Rp. 2.000.000 3 10

2. Rp 2.000.000 – Rp 6.000.000 25 83

3. ≥ Rp 6.000.000 2 6,6

Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 1.

Dari Tabel 14 diatas dapat dilihat jumlah pendapatan konsumen yang terbesar berada

pada kelompok Rp 2.000.000 – Rp 6.000.000 dengan jumlah 25 jiwa atau 83% dan

(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sikap Konsumen Terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor.

Sikap Konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan

konsumen. dalam menentukan sikap terhadap suatu produk. Kriteria pemilihan

konsumen dipengaruhi oleh atribut-atribut yang melekat pada produk tersebut. Model

ini sering disebut dengan Model Sikap Multiatribut. Model ini diawali oleh pendapat

Lancacaster (1966) dalam Colman dan Young (1992). Analisis atribut dapat

digunakan untuk mengetahui perilaku konsumen, yang menyatakan bahwa konsumen

mendrive utilitasnya bukan dari produk yang dikonsumsi tetapi dari karakteristik atau

atribut yang ada pada produk itu sendiri.

Dalam menganalisis sikap konsumen dalam penelitian ini, dalam hal ini terhadap

buah jeruk lokal dan impor digunakan Model Sikap Multiatribut Fishbein. Dalam

model multi atribut, dijelaskan bahwa sikap konsumen terhadap buah jeruk

ditentukan oleh: (1). variabel tingkat kepentingan konsumen (ei) terhadap atribut buah

jeruk lokal dan jeruk impor dan (2). variabel tingkat kekuatan kepercayaan konsumen

(bi) terhadap atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor.

Atribut buah jeruk lokal dan impor yang menjadi parameter, baik untuk pengukuran

tingkat kepentingan konsumen (ei) maupun untuk pengukuran tingkat kekuatan

kepercayaan konsumen (bi) dalam hal ini adalah : (1) harga, (2 ) rasa buah, (3) ukuran

(54)

Dalam pengukuran variable tingkat kepentingan, setiap responden (konsumen)

diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap parameter dalam 5 angka skala, dan

diberi skor mulai dari nlai +2 yang berarti sangat penting, sampai nilai -2 yang berarti

sangat tidak penting.

Untuk variabel kekuatan kepercayaan, setiap responden (konsumen) diminta untuk

menyatakan sikapnya untuk setiap parameter dalam 5 angka skala, dan diberi skor

mulai dari nlai +2 sampai nilai -2 , dimana untuk masing-masing parameter berbeda

pernyataan sikapnya tergantung atribut yang diteliti.

Parameter, pernyataan dan skor untuk pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat

kekuatan kepercayaan konsumen terhadap buah jeruk lokal dan impor diperlihatkan

pada Tabel 5, 6 dan 7.

5.1.1. Evaluasi Tingkat Kepentingan Konsumen (ei) Terhadap Atribut Buah Jeruk.

Hasil evaluasi (scoring) setiap responden (konsumen) atas tingkat kepentingan

terhadap atribut buah jeruk, baik lokal maupun jeruk impor, diperlihatkan pada Tabel

(55)

Tabel 15. Kepentingan Konsumen (ei) Terhadap Atribut Buah Jeruk

No. Sampel Skor Kepentingan Konsumen (ei) Skor

Harga Rasa Ukuran Warna Kesegaran Aroma Vitamin

Sumber : Data diolah dari Lampiran 2 & 3

Dari Tabel 15 di atas dapat diketahui rata-rata skor untuk variable kepentingan

konsumen terhadap atribut buah jeruk, yang menggambarkan arti pentingnya setiap

atribut buah jeruk bagi konsumen. Dari hasil evaluasi kepentingan konsumen (ei)

terhadap atribut produk buah jeruk, disimpulkan bahwa atribut ‘rasa’ memperoleh

rata-rata tertinggi (1,4) kemudian diikuti oleh atribut ‘kesegaran’ (1,3) dan ‘vitamin’

(1,3), kemudian diikuti oleh atribut ‘harga’ (1,2), atribut ‘warna’ (1,1), atribut

‘aroma’ (0,9) dan atribut ‘ukuran’ (0,7). Hal ini menunjukkan bahwa responden

(56)

yang terkandung di dalam buah jeruk di banding dengan atribut-atribut harga, warna,

aroma dan ukuran. Nilai evaluasi atribut yang paling rendah adalah ‘ukuran’ (0,7),

yang berarti bahwa konsumen menganggap atribut ukuran buah jeruk tidak penting di

banding atribut lainnya.

5.1.2 Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal Dan Jeruk Impor.

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan konsumen bahwa suatu produk (jeruk)

memiliki atribut tertentu yang melengkapinya. Konsumen akan mengungkapkan

kepercayaannya terhadap berbagai atribut yang dimiliki produk yang dievaluasinya.

Kepercayaan tersebut disebut sebagai object- attribute linkages, yakni kepercayaan

konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara suatu objek (jeruk) dengan

atribut yang dimilikinya.

Pengukuran terhadap variable kekuatan kepercayaan dilakukan terhadap buah jeruk

lokal dan buah jeruk impor secara terpisah. Hasil evaluasi (scoring) kekuatan

kepercayaan setiap responden (konsumen) terhadap atribut buah jeruk lokal dapat

(57)

Tabel 16. Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal.

No. Sampel Skor Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Skor

Harga Rasa Ukuran Warna Kesegaran Aroma Vitamin

Sumber : Data diolah dari Lampiran 4 & 5

Dari Tabel 16 di atas dapat diketahui rata-rata skor untuk variable kekuatan

kepercayaan konsumen terhadap setiap atribut yang ada pada buah jeruk lokal

mengungkapkan kepercayaan terhadap masing-masing atribut yang dimiliki terhadap

suatu produk oleh konsumen. Hasil scoring memperlihatkan bahwa. konsumen jeruk

lokal lebih mengutamakan atribut ‘kesegaran’ (1,6), di ikuti oleh ‘rasa’ (1,2), ‘warna’

(1,2) dan ‘aroma’ (1,2) buah merupakan atribut jeruk yang terbagus bagi konsumen.

Walaupun ‘vitamin’ (1,1) dipercaya sudah bagus bagi konsumen sedangkan ‘Harga’

(58)

Secara umum penilaian kekuatan kepercayaan konsumen terhadap buah jeruk lokal,

dapat disimpulkan bahwa, atribut yang dipercaya mempunyai kaitan dengan buah

jeruk lokal adalah perihal kesegaran buah, rasa, warna, aroma dan vitamin. Perihal

harga dan ukuran buah merupakan hal yang kurang dipercaya memiliki kaitan dengan

buah jeruk lokal.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa atribut

pengalaman (kesegaran dan rasa) merupakan atribut jeruk lokal yang disukai, namun

atribut pencarian (warna, aroma, vitamin, harga dan ukuran) kurang disukai oleh

konsumen (Ragaert et al, 2004; Poole dan Carrasco, 2007).

Kekuatan kepercayan konsumen terhadap produk buah jeruk impor menunjukkan hal

yang berbeda dengan jeruk lokal. Tabel 17 berikut menunjukkan hasil scoring

(59)

Tabel 17. Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Terhadap Atribut Buah Jeruk Impor

No. Sampel Skor Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Skor

Harga Rasa Ukuran Warna Kesegaran Aroma Vitamin

Sumber : Data diolah dari Lampiran 6 & 7

Dari Tabel 17 di atas dapat diketahui rata-rata skor untuk variable kekuatan

kepercayaan konsumen terhadap setiap atribut yang ada pada buah jeruk impor

mengungkapkan kepercayaan terhadap masing-masing atribut yang dimiliki terhadap

suatu produk oleh konsumen. Hasil scoring memperlihatkan bahwa. konsumen jeruk

impor lebih mengutamakan atribut ‘kesegaran’ (1,4), di ikuti oleh ‘vitamin’ (1,4),

‘warna’ (1,3) dan ‘rasa’ (1,3) buah merupakan atribut jeruk yang terbagus bagi

konsumen. ‘Aroma’ (1,2) dipercaya sudah bagus bagi konsumen sedangkan ‘Harga’

(60)

Secara umum dari penilaian kekuatan kepercayaan konsumen terhadap buah jeruk

impor, dapat disimpulkan bahwa, atribut yang dipercaya adalah perihal kesegaran

buah, kandungan vitamin, warna, rasa, dan aroma. Perihal harga dan ukuran buah

ternyata tidak menjadi hal yang utama bagi konsumen.

5.1.3. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Jeruk Lokal dan Jeruk Impor.

Sikap merupakan evaluasi dari seseorang, ungkapan perasaan konsumen suka atau

tidak suka terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor. Hasil analisis sikap konsumen

dengan Model Multiatribut Sikap dari Fishbein terhadap jeruk lokal dan jeruk impor

yang merupakan hasil perkalian antara skor variable kepentingan konsumen (ei)

dengan variable kekuatan kepercayaan konsumen (bi). Hasil analisis sikap tersebut

dapat dilihat pada Table 19 berikut :

Tabel 18. Hasil Analisis Sikap Konsumen Terhadap Jeruk Lokal dan Jeruk Impor.

NO Atribut Skor Evaluasi Kepentingan (ei)

Skor Kekuatan Kepercayaan (bi)

LOKAL IMPOR

Sumber : Data diolah dari Lampiran 4 – 7

Hasil analisis pada Tabel 18 di atas memperlihatkan bahwa hasil analisi sikap

multiatribut Fisbein. Berdasarkan skor Fishbein, skor sikap total jeruk impor (9,8)

lebih besar dari jeruk lokal (9,1). Ini berarti bahwa konsumen lebih memilih buah

jeruk impor dibandingkan buah jeruk lokal untuk dikonsumsi. Konsumen lebih

(61)

atribut jeruk impor lebih baik dari atribut jeruk lokal. Penilaian konsumen terhadap

jeruk lokal dan jeruk impor tersebut dipengaruhi oleh pengalaman konsumen dalam

mengkonsumsi jeruk lokal dan jeruk impor tersebut.

Analisis dalam penelitian ini tidak menggunakan nilai harga-harga ekonomi atau

financial seperti yang selama ini dilakukan, tetapi dengan tolak ukur ‘sikap

kepercayaan’ konsumen, yang berarti bahwa produk dikatakan memiliki daya saing

apabila diminati/dipilih oleh konsumen. Dengan kata lain, meski produk unggul

dalam hal harga ekonomi maupun financial tidak akan ada artinya manakala tidak

diminati oleh konsumen, sebaliknya harga yang mahal tidak menjadi masalah asal

konsumen memberikan sikap yang positip dalam membeli/mengkonsumsi produk

(62)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan di Kota Medan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut.

6.1.1. Terhadap Atribut Kepentingan Konsumen.

1. Konsumen menganggap penting semua atribut produk jeruk.

2. Diantara ketujuh atribut, atribut rasa dan kesegaran memiliki skor sikap yang

tertinggi. Ini berarti bahwa kedua atribut tersebut dianggap lebih penting

terhadap atribut lainnya.

6.1.2. Terhadap Atribut Kekuatan Kepercayaan Konsumen.

1. Atribut buah jeruk lokal yang dipercaya telah bagus oleh konsumen adalah

kesegaran buah, rasa buah, warna buah, dan aroma buah, dari keempat atribut

yang dipercaya bagus oleh konsumen, sedangkan atribut harga, ukuran dan

vitamin kurang mendapatkan kepercayan oleh konsumen.

2. Atribut buah jeruk impor yang dipercaya telah bagus oleh konsumen adalah

kesegaran buah, vitamin yang terkandung didalam buah, warna buah, dan rasa

buah, sedangkan atribut harga, ukuran dan aroma kurang mendapatkan

kepercayan oleh konsumen.

6.1.3. Sikap Konsumen Terhadap Jeruk Lokal dan Jeruk Impor.

1. Berdasarkan skor Fishbein, konsumen lebih menyukai buah jeruk impor

(63)

2. Atribut buah jeruk impor memiliki sikap yang lebih tinggi dari buah jeruk

lokal, ini berarti bahwa semua atribut buah jeruk impor dianggap lebih unggul

atau lebih disukai konsumen dibandingkan buah jeruk lokal.

6.2 Saran

1. Buah jeruk lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai di negeri

sendiri.

2. Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui strategi pemasaran dan

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius (AAK)., 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Anonimous, 1993. Peluang Usaha dan Pembudidayaan Jeruk Siam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anonimous, 2009. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk.

Anonimous, 2009. Produksi Jeruk Sumut Menur 11 November 2009.

Bungin, H. M.B. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana, Jakarta.

Departemen Pertanian RI, 2006. Eksport Import Produk Holtikultura Indonesia.

Hasan, M. I., 2002. Metododlogi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Indriani, Y. H., 1993. Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan Pasar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Joesoef, M., 1993. Penuntun Perkebunan Jeruk. Bhrata, Jakarta.

Kotler. P., 1997. Manajemen Pemasaran Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Mangkunegara, A. A.A. P., 2002. Perilaku Konsumen (Edisi Revisi). PT. Refika Aditama, Bandung.

Mankiw, N, Gregory, 2003. Pengantar Ekonomi. Erlangga, Jakarta.

Peter,J. Paul, 1999. Consumen Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Edisi 4, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Pracaya, Ir., 2000. Jeruk Manis Varietas, Budidaya, dan Pasca panen. Cetakan VIII. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rangkuti, F. 2003. Measuring Costomer Statisfaction, Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Plus Analisis Kasus PLN-JP. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga (KK), Pasar Tradisional, dan Pasar Swalayan di Kecamatan Kota
Tabel 2. Perkembangan Volume (Kg) dan Nilai Impor (US $) Komoditi Buah-Buahan di Sumatera Utara Tahun 2005  - 2009
Gambar 1 : Skema kerangka pemikiran
Tabel 3. Jenis dan Lokasi Daerah Penelitian Pasar di Kota Medan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Concerning the interaction of reciprocated ties and experience to proxy for a stronger signal comprising experience and the ability to generate deal flow (hypothesis 3), Table 2a and

Penelitian ini menguraikan tentang pola rekrutmen Partai Aceh dalam menetapkan Calon/ Kandidat yang akan di usung pada pilkada 2017 di Aceh Tengah.. Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi inokulasi isolat bakteri diazotrof endofit dengan tanpa pemupukan nitrogen memberikan hasil pertumbuhan vegetatif terbaik untuk

Intervensi pemberian makanan tambahan padat energi dan protein memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan status gizi berdasarkan indikator BB/TB, dan makanan

Adanya perubahan berat badan setelah penelitian disebabkan asupan energi dan protein yang cukup yaitu lebih dari 80% AKG, dan hal ini sesuai dengan pendapat

Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan

Kuasa ini datang dari jangkaan pengikut bahawa dia akan dihukum oleh pemimpin jika dia gagal untuk akur kepada pemimpin hingga menyebabkan orang bawahan cuba mengelakkan

Fenomena ketidakdisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas ini salah satunya didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum,