• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN ATAS BUAH JERUK LOKAL DAN IMPOR DI KOTA MEDAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN ATAS BUAH JERUK LOKAL DAN IMPOR DI KOTA MEDAN SKRIPSI"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH:

ELSHA LONIKA ULINA 150304148

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

SKRIPSI

OLEH :

ELSHA LONIKA ULINA 150304148

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)
(4)
(5)

ELSHA LONIKA ULINA (150304148) : “ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JERUK LOKAL DAN IMPOR DI KOTA

MEDAN“ dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, Msi dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal dan impor di Kota Medan dan mengetahui model kombinasi yang paling disukai konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal dan impor di Kota Medan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis konjoin dengan aplikasi SPSS 24. Pada penelitian ini menggunakan delapan atribut yang mempengaruhi yaitu warna kulit, warna daging buah, rasa, tekstur kulit, kandungan air, aroma, kemasan dan harga.

Hasil penelitian menunjukkan responden yang membeli buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor didominasi oleh perempuan dengan mayoritas kisaran usia produktif yaitu antara 20 hingga 30 tahun. Pendidikan terakhir mayoritas adalah sarjana. Pekerjaan mayoritas adalah pegawai swasta. Tingkat pendapatan mayoritas adalah Rp 3.000.000,00 - Rp 6.000.000,00. Mayoritas tidak memiliki tanggungan dengan jumlah pembelian sekitar 1-3 kg. Mayoritas alasan membeli karena khasiat buah. Mayoritas lebih memilih mengonsumsi buah jeruk impor.

Berdasarkan analisis konjoin, tingkat kepentingan atribut yang menjadi perhatian konsumen dalam keputusan mengonsumsi buah jeruk lokal dan impor yang dimulai dari yang pertama dan kedua adalah rasa dan warna kulit untuk jeruk lokal dan kebalikanya untuk jeruk impor, yang ketiga adalah atribut harga untuk jeruk lokal dan impor, yang keempat dan kelima adalah aroma dan kandungan air untuk jeruk lokal dan kebalikannya untuk jeruk impor, yang keenam kemasan untuk jeruk lokal dan impor, yang ketujuh dan kedelapan warna daging buah dan tekstur kulit untuk jeruk lokal dan kebalikannya untuk jeruk impor. Terdapat kesamaan model kombinasi yang paling disukai konsumen terhadap semua atribut-atribut yang ada pada buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, kecuali pada atribut warna kulit buah, tekstur kulit dan harga. Model kombinasi yang paling disukai konsumen adalah jeruk lokal dan impor dengan rasa manis, aroma harum, kandungan air banyak, tidak dibungkus, warna daging buah oranye cerah.

Sedangkan warna kulit untuk jeruk lokal adalah berwarna hijau kekuningan dan oranye untuk jeruk impor. Tekstur kulit jeruk lokal adalah kasar berpori besar dan halus berpori kecil untuk jeruk impor. Harga yang disukai untuk jeruk lokal adalah Rp 17.500/kg dan impor Rp 17.501/kg – Rp 25.500/kg.

Kata Kunci : Buah Jeruk Lokal Dan Impor, Atribut, Analisis Konjoin, Preferensi Konsumen

(6)

Local Orange and Imported Oranges in Medan“ guided Bapak by Ir. Yusak Maryunianta, Msi and Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS.

This research aims to determine the consumers importance level toward local orange and imported oranges attributes in Medan and determine the most preferred combination model of consumers towards local orange and imported oranges attributes in Medan. The analyzed method used is conjoint analysis method with the SPSS 24. This research used eight attributes i.e skin color, flesh color, taste, skin texture, juice, aroma, packaging, and price.

The result of research showed that the respondents buying local and imported orange fruits were predominantly female with productive age ranging from 20 to 30 years. The majority education level was bachelor. The majority occupation was private employees. The majority income level was IDR 3,000,000.00 – IDR 6,000,000.00 (26.04%). The majority had no dependents with the amount of purchases around 1-3 kg. The majority reasons to buy was because the efficacy of fruit. The majority prefer to consume imported oranges.

Based on conjoint analysis, attributes importance level that concern consumers toward decisions consuming local and imported oranges as the first and second was taste and skin color for local orange and otherwise for imported oranges, the third was price attribute for local and imported oranges, the fourth and the fifth was aroma and juice for local orange and otherwise for imported oranges, the sixth was packaging for local and imported oranges, the seventh and the eighth was flesh color and skin texture for local orange and otherwise for imported oranges. There are similarities of combination model that consumers most preferred in all local and imported oranges attributes, except for the attributes of skin color, skin texture and price. The most preferred combination model by consumers was local and imported oranges with sweet taste, fragrant aroma, lots of juice, not packed, bright orange flesh color. While the skin colors for local orange are yellowish green and orange for imported oranges. The skin textures for local orange are large rough porous and small smooth porous for imported oranges. The price that preferred by consumers for local orange is IDR 17.500/Kg and for imported oranges is IDR 17.501/Kg – IDR 25.50/Kg.

Keywords : Local and Imported Orange Fruit, Attribute, Conjoint Analysis, Consumer Preferences

(7)

Elsha Lonika Ulina, lahir di Binjai pada tanggal 08 Juni 1996. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, putri dari Bapak Ir. Sahnan, SP dan Ibu Ettina Maria Tarigan.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2001 masuk TK Swasta St. Ignatius Medan lulus tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk SD Swasta St. Ignatius Medan lulus tahun 2008.

3. Tahun 2008 masuk SMP Swasta Santo Thomas 1 Medan lulus tahun 2011.

4. Tahun 2011 masuk SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan lulus tahun 2014.

5. Tahun 2015 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB-PT.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Lima Laras Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara dari Bulan Juli 2018 - Agustus 2018.

7. Melaksanakan Penelitian di Kota Medan pada Bulan Maret - Juni 2019.

(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kepada Allah Bapa di Surga Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan cinta kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini

adalah “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Impor di Kota Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Sahnan Surbakti dan Ibunda Ettina Maria Tarigan, Abang saya Rionov Bayunta Surbakti, Kakak saya Florencia Irena Surbakti dan adik saya Kesia Bregita Ginting yang selalu memberikan doa, semangat, nasihat, tawa, yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti-hentinya, juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini.

2. Kepada Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini. Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap Bapak menjadi

(9)

3. Kepada Ibu Ibu Dr. Ir. Salmiah, MSselaku anggota komisi pembimbing yang dengan kesediaan waktu dalam membimbing, memberikan motivasi, memberikan pengarahan dan memberi kemudahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Kesabaran dan keikhlasan Ibu menjadi panutan bagi penulis.

4. Kepada Bapak Ir. Thomson Sebayan, MT dan Ir. M. Jufri, MSi selaku Dosen Penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, MSi selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang memberikan banyak kemudahan selama mengikuti masa perkuliahan.

6. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

8. Kepada sahabat penulis Raygitha Pangaribuan, Theresa Sirait, Nirmala Dewi, Gladys Hasugian, Rani, Maisri, Orin, Keiko, Etta, Dame, Ebet, Dwiki yang telah banyak memberikan dukungan doa, semangat, tawa, direpotkan,

(10)

9. Kepada teman-teman seperjuangan Agribisnis stambuk 2015, yang telah banyak membantu dan menjadi penyemangat penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Sepenggal waktu bersama mereka begitu berharga dan segala yang ada di kurun waktu tersebut tumbuh bersama diri penulis dan membekas di dalam hati.

10. Kepada Permata sektor efata johor khususnya pengurus, yang telah memberikan doa, semangat, tawa juga kepedulian selama melakukan penulisan skripsi.

11. Kepada responden penelitian yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk diwawancarai oleh penulis demi kesempurnaan penelitian penulis serta kepada semua pihak yang terlibat yang telah mendukung.

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2019

Penulis

(11)
(12)
(13)

1.1 Perkiraan Total Konsumsi Buah Per Tahun 2 1.2 Kontribusi Produksi Jeruk Siam/Keprok Beberapa Provinsi

Sentra di Indonesia Tahun 2011-2015

3

1.3 Kabupaten Sentra Produksi Jeruk Siam/Keprok di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015

4

2.1 Karakteristik Buah Jeruk Lokal dan Impor 11

2.3 Penelitian Terdahulu 23

3.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota, 2017

30

3.2 Atribut dan Level Atribut Jeruk Lokal dan Jeruk Impor 35 3.3 Design Stimuli Jeruk Lokal dan Impor (Kombinasi Atribut

dengan Level Buah Jeruk Lokal dan Impor)

38

3.4 Pemberian Rating Pada Stimuli Buah Jeruk Lokal Dan Impor 42 3.5 Bentuk Hasil Analisis Conjoint pada Buah Jeruk Lokal dan

Impor

44

4.1 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2017 50 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan dan Jenis Kelamin

Tahun 2017

51

4.3 Jumlah Rumah Tangga (KK), Pasar Tradisional, dan Pasar Swalayan Pada Tingkat Kecamatan Kota Medan Tahun 2017

52

4.4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 53

4.5 Responden Berdasarkan Usia 54

4.6 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 55

4.7 Responden Berdasarkan Pekerjaan 56

4.8 Responden Berdasarkan Pendapatan 57

4.9 Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan 58

(14)

4.12 Responden Berdasarkan Asal Jeruk 61 5.1 Nilai Kepentingan (Importance Value) Atribut Buah Jeruk

Lokal dan Impor di Kota Medan

62

5.2 Nilai Kegunaan (Utilit Values) pada Buah Jeruk Lokal dan Impor di Kota Medan

66

5.3 Kombinasi Level Atribut Buah Jeruk Lokal dan Impor Berdasarkan Preferensi Konsumen di Kota Medan

74

5.4 Nilai Korelasi Hasil Proses Conjoint 75

(15)

1 Skema Kerangka Pemikiran 27 2 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin(%) 54 3 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Usia (%) 55 4 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir (%)

56

5 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan (%) 57 6 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan (%) 58 7 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah

Tanggungan(%)

59

8 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Pembelian(%)

60

9 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Alasan Membeli(%)

61

10 Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Asal Jeruk(%) 61 11 Diagram Nilai Kegunaan Masing-masing Level Atribut Rasa 67 12 Diagram Nilai Kegunaan Masing-masing Level Atribut

Warna Kulit

68

13 Diagram Nilai Kegunaan Masing-masing Level Atribut Harga

69

14 Diagram Nilai Kegunaan Masing-masing Level Atribut Kandungan Air (%)

70

15 Diagram Nilai Kegunaan Masing-masing Level Atribut Aroma

71

16 Diagram Nilai Kegunaan Masing-masing Level Atribut Kemasan(%)

72

17 Diagram Nilai Kegunaan Masing-masing Level Atribut Tekstur Kulit(%)

73

(16)
(17)

Lampiran 1 Atribut dan Subatribut Jeruk Siam/Keprok Lokal dan Impor

Lampiran 2 Desain Stimuli Orthogonal Menggunakan SPSS

Lampiran 3 Data Karakteristik Responden Buah Jeruk Lokal dan Impor

Lampiran 4 Data Penilaian Responden terhadap Kombinasi dengan Menggunakan Skala Likert (Jeruk Lokal)

Lampiran 5 Data Penilaian Responden terhadap Kombinasi dengan Menggunakan Skala Likert (Jeruk Impor)

Lampiran 6 Hasil Analisis Conjoint (Jeruk Lokal) Lampiran 7 Hasil Analisis Conjoint (Jeruk Impor) Lampiran 8 Gambar Survey di Lapangan

Lampiran 9 Kuesioner Penelitian

(18)

1.1 Latar Belakang

Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman baik tanaman hortikultura tropis maupun hortikultura subtropis. Pemerintah telah menetapkan sepuluh prioritas komoditas prioritas hortikultura nasional yaitu manga, manggis, pisang, durian, jeruk, bawang merah, cabe merah, kentang, rimpang, dan anggrek (BPPP Deptan, 2007 :1)

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Komoditas hortikultura juga merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Buah-buahan adalah salah satu komoditas hortikultura yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat serta petani baik skala kecil, menengah, maupun besar.

Peningkatan populasi penduduk yang semakin meningkat, diiringi dengan terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat akan konsumsi buah-buahan di Indonesia. Banyaknya seruan untuk melakukan pola hidup sehat membuat masyarakat mulai gemar mengkonsumsi buah salah satunya adalah buah jeruk.

(19)

Tabel 1. Perkiraan Total Konsumsi Buah Per Tahun

Komoditi

Buah Satuan

Estimasi Perkapita

Setahun (Seminggu *

(365/7)

Penduduk (Juta Jiwa)

Perkiraan Total Konsumsi Nasional

(dalam Juta)

2015 2016 2015 2016 2015 2016

Jeruk Kg 3.28 3.60 254.89 257.89 853.48 928.41

Mangga Kg 0.32 0.34 254.89 257.89 80.65 88.04

Apel Kg 0.72 1.02 254.89 257.89 183.69 262.83

Rambutan Kg 8.88 4.38 254.89 257.89 2263.66 1129.31

Duku Kg 1.81 1.23 254.89 257.89 460.92 318.04

Durian Kg 2.74 1.10 254.89 257.89 698.48 282.93

Salak Kg 1.30 1.69 254.89 257.89 331.20 436.93

Pisang Kg 6.02 5.89 254.89 257.89 1535.45 1519.93

Pepaya Kg 2.25 2.85 254.89 257.89 572.43 734.45

Semangka Kg 1.81 2.25 254.89 257.89 460.30 580.12 Sumber : SUSENAS 2016

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan konsumsi buah jeruk pada tahun 2015 sebesar 853.480.000 Kg menjadi 928.410.000 Kg pada tahun 2016. Walaupun terjadi kenaikan, tetapi masih kalah jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi buah rambutan dan pisang mengingat jeruk merupakan salah satu komoditas prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah.

Buah jeruk merupakan buah yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan.

Jeruk (Citrus sp.) dapat dijumpai dalam setiap musim sebab penanaman buah jeruk yang mudah dan cocok di berbagai kondisi iklim. Oleh karena itu, jeruk merupakan salah satu buah yang amat digemari.

(20)

Buah jeruk juga dikonsumsi berbagai lapisan masyarakat dari yang berpendapatan rendah hingga tinggi, terutama karena merupakan sumber vitamin C yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu jeruk juga dapat mencegah beberapa penyakit berbahaya seperti kanker, diabetes, dan masalah kesehatan lain (Boyer and Liu, 2004; Silalahi, 2002 dalam ISAFRUIT Forum, 2008).

Indonesia berada di urutan ke sembilan sebagai negara penghasil jeruk di dunia dengan daerah sentra produksi terbesar saat ini berada di Propinsi Jawa Timur dan Sumatera Utara berada pada urutan kedua. Namun, sampai saat ini Indonesia masih saja banyak mengimpor jeruk dari luar negeri. Berdasarkan data, jeruk termasuk dalam lima besar komoditas buah yang paling banyak di impor di Indonesia (Pusdatin, 2016).

Tabel 2. Kontribusi Produksi Jeruk Siam/Keprok Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun 2011-2015

Provinsi

Produksi (Ton)

Share 2011 2012 2013 2014 2015 Rata- (%)

rata

Jawa Timur 315.133 362.68 514.855 569 480.395 448.367 27,02 Sumatera

Utara 573.98 350.354 326.322 500 483.006 446.781 26,92 Kalimantan

Barat 109.335 171.558 154.304 187 147.371 153.916 9,27 Bali 98.743 129.265 140.582 98.5 129.136 119.25 7,19 Kalimantan

selatan 114.600 99.612 109.099 130 112.301 113.028 6,81 Lainnya 510.089 384.926 303.223 301 392.121 378.308 22,79 Indonesia 1.721.880 1.498.394 1.548.394 1.785.256 1.744.330 1.659.650 100,00 Sumber : BPS, Diolah Pusdatin 2016

(21)

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa Provinsi Sumatera Utara merupakan sentra produksi jeruk siam/keprok terbesar kedua setelah Jawa Timur dengan rata- rata produksi sebesar 446.781 ton tiap tahunnya. Di Provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2015 Kabupaten Karo adalah kabupaten penghasil jeruk siam/keprok dengan produksi terbesar yaitu mencapai 292.701 ton atau 60.60 % dari produksi jeruk siam/keprok di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten penghasil jeruk siam/keprok terbesar lainnya adalah Kabupaten Simalungun dengan produksi sebesar 109.470 ton (22,66%), Kabupaten Dairi sebesar 52.405 ton (10.85%), Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 10.080 ton (2,09%), dan Pakpak Bharat sebesar 7.485 ton (1,55%). Sedangkan sisanya sebesar 2,25% (10.865 ton) merupakan kontribusi dari kabupaten lainnya. Kabupaten sentra produksi jeruk di Sumatera Utara dan kontribusinya disajikan secara rinci pada tabel 1.3.

Tabel 3. Kabupaten Sentra Produksi Jeruk Siam/Keprok di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015

No. Kabupaten Propinsi

(Ton)

Share thd Provinsi (%)

Share Kumulatif (%)

1 Kab. Karo 292.701 60,60 60,60

2 Kab. Simalungun 109.47 22,66 83,26

3 Kab. Dairi 52.405 10,85 94,11

4 Kab. Tapanuli Utara 10.08 2,09 96,20

5 Kab. Pakpak Bharat 7.485 1,55 97,75

6 Lainnya 10.865 2,25 100,00

Sumatera Utara 483.006 100

Sumber : BPS, Diolah Pusdatin 2016

Kota Medan sendiri merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara dimana memiliki jumlah penduduk terbanyak dibanding kabupaten atau kota lainnya di

(22)

Sumatera Utara dan merupakan salah satu kota tempat persinggahan buah-buahan impor yang salah satunya adalah buah jeruk.

Dengan meningkatnya konsumsi akan buah jeruk, maka menyebabkan ketersediaan jeruk di pasar tidak hanya dipenuhi melalui jeruk lokal saja namun juga melalui jeruk impor. Jeruk juga merupakan salah satu produk hortikultura yang harus bersaing dengan jeruk impor asal luar negeri karena merupakan buah yang digemari baik dalam bentuk olahan maupun segar.

Banyaknya jenis dan varietas buah jeruk lokal maupun impor yang tersedia dan diperoleh di pasar tradisional atau pasar modern membuat konsumen dapat dengan mudah menentukan buah jeruk yang sesuai dengan selera dan keinginannya. Saat ini, ada lima kelompok buah jeruk di dunia yaitu : kelompok Mandarin, kelompok Citroen, kelompok Orange atau jeruk manis, kelompok Pummelo dan Grapefruit, dan kelompok Lime dan Lemon (Pracaya 2002).

Adanya beragam jenis jeruk yang tersedia di pasar menyebabkan jeruk lokal harus mampu bersaing dengan jeruk impor karena jeruk impor rata-rata memiliki kualitas yang lebih baik dibanding jeruk lokal. Beragam jenis jeruk yang tersedia membuat konsumen mempunyai banyak pilihan dalam

menentukan keputusan pembelian buah jeruk. Adanya selera terhadap jenis buah jeruk yang berbeda-beda dari tiap konsumen menyebabkan kesukaan konsumen terhadap jenis buah jeruk juga berbeda.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Keprok/Siam Lokal Dan

(23)

Impor Di Kota Medan. Diharapkan hasil survai ini dapat dijadikan referensi untuk pengambilan kebijakan arah agribisnis jeruk lokal Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana urutan atribut jeruk lokal dan jeruk impor berdasarkan tingkat kepentingan (importance values) menurut preferensi konsumen di Kota Medan ?

2. Bagaimana kombinasi level atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor berdasarkan nilai kegunaan (utility values) menurut preferensi konsumen di Kota Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menjelaskan urutan atribut buah jeruk siam/keprok lokal dan impor berdasarkan tingkat kepentingan (importance values) menurut preferensi konsumen di Kota Medan.

2. Untuk menjelaskan kombinasi level atribut buah jeruk siam/keprok lokal dan impor berdasarkan nilai kegunaan (utility values) menurut preferensi konsumen di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

(24)

1. Bagi Peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti serta sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Produsen Jeruk, menambah informasi dan bahan masukan bagi produsen terutama petani lokal dalam menetapkan strategi yang berkaitan dengan pengembangan produk yang tepat sesuai dengan preferensi konsumen.

3. Bagi Pemasar buah jeruk, memberikan wawasan tentang preferensi konsumen buah jeruk siam/keprok lokal dan impor yang dapat dijadikan sebagai informasi dalam penetapan strategi pemasaran yang tepat.

4. Bagi Pemerintah, menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan bagi pemerintah terkait yang dapat mendukung peningkatan daya saing buah lokal.

5. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi, wawasan dan pengetahuan serta sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Komoditas Jeruk

Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk keprok (Citrus reticulate/nobilis L.), jeruk siam (C. microcarpa L. dan C. sinesis L) yang terdiri atas Siam Pontianak, Siam Garut, Siam Lumajang, serta jeruk besar (C. maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali (Kemenristek, 2000).

Dalam kelompok genus jeruk yang sesungguhnya (Citrus) terdapat 16 spesies dan 8 varietas jeruk berdasarkan Swingle dan Tanaka (Reuther et al., 1967).

Hampir semua jeruk-jeruk komersial Indonesia (Jeruk Siam, Keprok, Pamelo dan Manis) termasuk dalam genus ini. Jeruk yang sebenarnya tersebut mempunyai enam genera yaitu : 1) Citrus; 2) Microcitrus; 3) Fortunella; 4) Poncirus; 5) Cymenia, dan 6) Eremocitrus. Semua genera tersebut mempunyai daun tunggal, kecuali Poncirus yang mempunyai daun majemuk (trifoliate). Sifat daun trifoliate ini dominan terhadap daun tunggal. Di antara enam genustersebut di atas yang paling banyak dikenal adalah dari jenis Citrus. Citrus memiliki dua sub genera yaitu Citrus dan Papeda (Litbang, 2017).

Berbagai spesies dari genus Citrus telah di budidayakan di seluruh dunia dan bahkan beberapa negara telah menjadi produsen terbesarnya. China adalah Negara

(26)

penghasil jeruk berbagai spesies dan yang terbesar adalah jenis jeruk Tangerine, Mandarin, dan Clementine. (Litbang, 2017).

Komposisi buah jeruk terdiri dari bermacam-macam, diantaranya air 70-92%

(tergantung kualitas buah), gula, asam organik, asam amino, vitamin, zat warna, mineral dan lain-lain. Kandungan asam sitrat pada waktu cukup muda, tetapi setelah buah masak makin berkurang. Kandungan asam sitrat jeruk manis yang telah masak akan berkurang sampai duapertiga bagian (Pracaya, 2000).

Menurut Balitjestro (2016), secara keseluruhan jeruk siam dan jeruk keprok memiliki karakter yang hampir sama, bagi masyarakat awam akan sulit untuk membedakannya. Jeruk keprok atau Citrus sinensis (L) Osbeck sangat disukai masyarakat karena mempunyai rasa manis sedikit asam dan segar, warna kulit menarik dan mudah dikupas. Berat jeruk keprok 125-274 gram, bentuk buah jeruk keprok pada umumnya bulat ada yang gepeng, ciri khas mempunyai konde, tekstur permukaan agak kasar, warna kulit pada dataran tinggi bisa sampai oranye.

Mempunyai dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku, ketebalan kulit 3.13-4.63 mm.

Jeruk siam mempunyai rasa yang manis, kulit tipis dan mudah dikupas. Ukuran jeruk siam relatif lebih kecil dibandingkan dengan jeruk keprok, dengan kisaran 99.8-112.2 gram. Buah berbentuk bulat dengan ujung buah bundar. Kulit buah berwarna hijau kekuningan, mengkilat. Ketebalan kulit sekitar 1.8 – 2.5 mm, lebih tipis daripada jeruk keprok. Tekstur permukaan kulit buah siam lebih halus karena pori-pori lebih rapat dan berukuran kecil 0.8 mm, terlihat pada Gambar (7) pori- pori jeruk keprok lebih jarang dengan ukuran besar ≥1.2 mm. Hal ini salah satu

(27)

cara mudah untuk membedakan antara jeruk keprok dan siam, walau ada varietas tertentu yaitu jeruk keprok terigas kulit buah yang tipis hampir sama dengan jeruk Siam.

Lapisan tengah jeruk seperti spons yang terdiri atas jaringan bunga karang berwarna putih disebut Albedo. Dari gambar diatas ada perbedaan albedo antara keprok dan siam. Tekstur albedo pada jeruk keprok lebih kasar. Di dalam kulit buah ada segmen (bagian buah), setiap segmen mempunyai kulit tipis, putih transparan (jernih). Didalam segmen ada daging (pulp) yang berwarna kuning oranye rasanya manis dan sedikit asam. Pulp ini terdiri dari gelembung kecil yang kedua ujungnya runcing atau tumpul, berisi cairan dan letaknya bebas. Pulp jeruk siam lebih lembut dibandingkan jeruk keprok, dari gambar diatas jelas terlihat perbedaan ukuran maupun bentuknya.

Dalam kelompok buah jeruk impor, jeruk siam/keprok masuk dalam kelompok common mandarin (Citrus reticulata Blanco). Varietas yang masuk dalam kelompok ini adalah semua jenis jeruk keprok dan Siam yang di kenal di Inonesia.

Deskripsi yang diberikan untuk kelompok ini adalah: ukuran buah kecil hingga besar sedang, bentuk buah bulat, bulat pipih, bagian atas kadang berkerah, bagian bawah cenderung datar, Kulit tipis hingga tebal, kadang cukup rekat, permukaan halus berpori, kadang berminyak, warna kulit kuning ke oranye saat matang, juring antara 10-14, axis ada yang rapat.

Beberapa varietas lokal Indonesia yang masuk dalam kelompok ini adalah Keprok dan Siam. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Suptropika saat ini memiliki 83 varietas Mandarin yang berasal dari introduksi (42 jenis) dan domistik (41

(28)

jenis). Beberapa jenis domestik yang telah dikembangkan diantaranya Keprok Soe, Keprok Beras Sitepu, Keprok Batu 55, Siem Maga dan Siem Madu Batu 55, Soe, Berasitepu, dan Garut.

Terdapat beberapa varietas Common Mandarin yang sangat terkenal di seluruh dunia adalah Clementine Algeria, Dancy Tangerine, Freemont, Murcott, Ponkan, Oseola, Robinson (Balitjestro, 2017).

Tabel 4. Karakteristik Buah Jeruk Lokal dan Impor

Karakteristik

Jeruk Lokal Jeruk Impor

Jeruk Keprok Jeruk Siam Common Mandarin Ukuran Buah Lebih besar dari siam Sedang Sedang Bentuk Buah bulat ada yang

gepeng,

Bulat, ujung buah

bundar Bulat, bulat pipih Warna Kulit Hijau - kuning Hijau - Kuning Kuning - Oranye Tekstur Kulit Kasar, berpori besar Halus berpori rapat,

mengkilap

halus berpori, kadang berminyak Kerekaran

Epicarp-endocarp

Lemah, mudah dikupas

Lemah, mudah dikupas

Kadang cukup rekat,mudah dikupas kerekatan Juring Lemah, mudah

dilepas

Lemah, mudah

dilepas Mudah dilepas

Rasa Manis sedikit asam

dan segar Manis asam Manis - asam

Warna Daging

Buah (bulir) Kuning-Oranye Kuning-Oranye Oranye Ukuran Biji Kecil, 0.15-0.2 gr Kecil, 0.15-0.2 gr Kecil, kadang tidak

ada

Contoh

Jeruk Konde Purworejo, Keprok

Batu 55

Siam pontianak,

Siam medan,dsb. Murcott, Ponkam Sumber: Balitjestro ,2016/ 2018

(29)

2.1.2 Pemasaran

American Marketing Association, seperti yang dikutip oleh (Kotler dan Keller, 2010), dalam jurnal (Hutama dan Subagio,2014), menawarkan definisi pemasaran sebagai serangkaian kegiatan, dari proses membuat, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan menawarkan transaksi yang mempunyai nilai bagi konsumen, klien, partner, dan masyarakat pada umumnya. Adapun menurut Keegan dalam jurnal (Buchory, 2010) adalah sebagai berikut :“Marketing is the process of focusing the resourches and objective of an organizations and environmental opportunities and needs.”Sedangkan menurut Keegan dalam Maynard dan Beckam dalam (Alma, 2013) :“Marketing embarces all business activities involved in the flow of goods and service form physical production to consumption.”

Definisi menurut para ahli di atas menunjukan bahwa pemasaran berdasarkan kepuasan nilai yang diperoleh serta produk yang mereka beli dari produsen dalam jangka panjang. Dengan demikian pemasaran bukan hanya diartikan untuk kegiatan komersial saja tetapi juga untuk kegiatan sosial dalam artian produsen memasarkan produk untuk memuaskan konsumen.

2.1.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memasukan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler dan Keller, 2009).

(30)

Konsumen adalah bagian penting dalam keberlangsungan sebuah perusahaan, maka hal tersebut mengharuskan perusahaan untuk lebih mengerti dan mengetahui perilaku konsumen mereka, dan bagaimana perusahaan memberikan produk yang berkualitas kepada konsumennya.

The American Marketing Association dalam Setiadi (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting perilaku konsumen, yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian di sekitar.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler (2007) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis”.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut :

1. Faktor Budaya

(31)

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.

2. Faktor sosial.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan

(32)

merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang.

Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. Faktor pribadi.

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor psikologi.

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori-secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

Menurut Wilkie (1986) menyatakan bahwa perilaku konsumen itu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Yang disebut internal antara lain: usia, pekerjaan, gaya hidup, kepribadian, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Sedangkan faktor eksternal antara lain: budaya, keluarga, kelompok acuan, kondisi lingkungan, kegiatan pemasaran perusahaan dan situasi.

(33)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Preferensi

Menurut Kotler preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk jasa yang ada (Kotler, 2000). Preferensi merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk, barang atau jasa yang dikonsumsi (Poerwadaminta, 2006).

Sifat Dasar Preferensi Konsumen

Menurut Nicholson (1989), hubungan preferensi konsumen diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, antara lain:

a. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi/situasi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikan apakah A lebih disukai daripada B, B lebih disukai daripada A atau A dan B sama-sama disukai. Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam menentukan pilihan, sebab konsumen tahu mana yang baik dan mana yang buruk, dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihan diantara dua alternatif.

b. Transitivitas (Transitivity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai A daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan.

(34)

c. Kontinuitas (Continuity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.

Menurut Jeremy Bentham dalam Nicholson (1989) mengatakan bahwa barang yang lebih diminati menyuguhkan kepuasan yang lebih besar daripada barang yang kurang diminati. Ukuran kepuasan ini dipengaruhi oleh bermacam faktor.

Jadi kepuasan yang diterima tidak hanya ditentukan oleh bentuk atau jenis barang tersebut, tetapi juga oleh sikap psikologis (psychological attitudes), tekanan kelompok (group pressures), pengalaman pribadi dan lingkungan.

Preferensi memiliki tujuan yang merupakan keputusan akhir dalam proses pembelian untuk dapat dinikmati oleh konsumen sehingga dapat mencapai kepuasan konsumen. Dengan preferensi dan anggaran yang tersedia, dapat diketahui bagaimana setiap konsumen memilih berapa banyak barang yang dibeli. Hal ini dapat diasumsikan bahwa konsumen dapat membuat pilihan secara rasional, mereka yang memilih barang untuk memaksimalkan kepuasan yang dapat mereka raih dengan anggaran terbatas yang mereka miliki (Pindyck dan Rubinfeld, 2012).

2.2.2 Atribut Produk

Menurut Tjiptono (2017), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengembalian keputusan pembelian.

Sedangkan atribut produk menurut Kotler dan Amstrong (2004) yaitu : atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian manfaat- manfaat yang akan ditawarkan.

(35)

Menurut Simamora (2000), atribut produk adalah manfaat-manfaat yang akan diberikan oleh produk, manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut produk yang berwujud seperti: merek produk, mutu produk, ciri-ciri produk, desain produk, label produk, kemasan produk serta layanan pendukung produk, atribut-atribut ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap sebuah produk.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012), suatu produk biasanya diikuti oleh serangkaian atribut-atribut yang menyertai produk meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

a. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama untuk pemasar.

Mempunyai dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

b. Fitur Produk

Fitur produk adalah sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur, model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak

fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkealkan fitur baru yang bernilai merupakan salah satu cara paling efektif untuk bersaing.

c. Gaya dan Desain Produk

(36)

Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Desain selain mempertimbangkan faktor penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing.

d. Merek

Mungkin keahlian pemasar profesional yang paling istimewa adalah kemampuan mereka untuk membangun dan mengelola merek. Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen akan memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi suatu produk.

e. Kemasan

Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus untuk sebuah produk. Fungsi utama kemasan adalah menyimpan dan melindungi produk. Kemasan yang didesain dengan buruk bisa menyebabkan konsumen pusing dan perusahaan kehilangan penjualan. Sebaliknya, kemasan yang inovatif bisa memberikan manfaat kepada perusahaan melebihi pesaing dan mendorong penjualan.

f. Label

Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian kemasan. Label mempunyai beberapa fungsi. Setidaknya label menunjukkan produk atau merek, seperti nama Sunkist yang tercantum pada jeruk. Label juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk: siapa yang membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu

(37)

dibuat, kandungannya, cara pemakainya, dan bagaimana menggunakan produk itu dengan aman.

g. Pelayanan Pendukung Produk

Pelayanan pelanggan adalah elemen lain dalam strategi produk. Penawaran perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau bagian besar dari seluruh penawaran.

2.2.3 Siklus Hidup Produk

Setiap produk sebenarnya akan memiliki siklus perputaran terhadap kehidupannya. Setiap produk itu sebenarmya dapat di ikuti perkembangan hidupnya seperti manusia saja, yaitu memiliki tahap-tahap anak-anak, kemudian tumbuh berkembang menjadi remaja, kemudian menjadi dewasa lalu surut menjadi tua dan akhirnya meninggal.Tahap yang paling awal dari masa hidupnya suatu produk dimulai dari suatu tahap yang disebut sebagai tahap perkenalan atau introduction. Pada masa ini produk tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada masyarakat.Tahap berikutnya tahap pertumbuhan, di mana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap perkenalan yang berhasil.

Setelah banyak anggota masyarakat yang mengenal akan produk itu maka diharapkan masyarakat tersebut akan menjadi menyenangi produk tersebut dan apabila hal ini terjadi maka produk tersebut akan berada pada tahap pertumbuhan.Tahap berikutnya lagi adalah menginjak pada tahap kedewasaan atau ”Maturity”. Tahap ini menunjukkan adanya masa kejenuhan di mana masyarakat atau konsumen sudah jenuh sehingga akan menjadi sukar untuk meningkatkan penjualan produk tersebut.Tahap yang terakhir adalah tahap

(38)

penurunan atau ”Decline”. Dalam tahap ini masyarakat sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut sehingga penjualan akan segera merosot tajam. Hal ini akan akan terjadi apabila pengusaha tidak mampu lagi untuk mempertahankan produknya pada tahap kedewasaan (Gitosudarmo,2008).

2.2.4 Analisis Conjoint

Kata conjoint menurut para praktisi riset diambil dari kata Considered Jointly.

Dalam kenyataannya kata sifat conjoint diturunkan dari kata benda to conjoint yang berarti joined together atau bekerja sama (Kuhfeld, 2000).

Analisis konjoin bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari satu atau lebih bagian. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden (Santoso, 2004).

Analisis conjoint juga ditujukan untuk penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk membandingkan sub kelompok, direkomendasikan setidaknya 100 sampai 300 responden. Untuk meneliti dan mengembangkan hipotesis tentang pasar, dapat digunakan jumlah responden antara tiga puluh dan enam puluh. Asumsi pada analisis conjoint berbeda dengan analisis multivariat lainnya, karna proses conjoin tidak membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedasitas, dan lainnya (Santoso, 2012). Adapun model dasar analisis conjoint dirumuskan secara sistematis dapat dilihat sebagai berikut:

dimana:

(39)

μ(x) = Utility (Nilai Kegunaan) total dari tiap-tiap stimuli/kombinasi

i = Utility (Nilai Kegunaan) dari atribut ke-i (i = 1, 2, 3, ...,m) dan level ke-j

(j = 1, 2, 3, ..., k)

k = Banyaknya level atribut i

m = Banyaknya atribut

= 1, jika level ke-j dari atribut ke-i terjadi. 0, jika tidak terjadi.

Untuk menentukan tingkat kepentingan atribut ke-i (Wi) ditentukan melalui formula berikut:

= x

Dimana:

Ii = {max ( ) – min ( )}, untuk setiap i

(40)

Nama Judul Metode Hasil Mutia Intan

Savitri Herista (2015)

Sikap dan Preferensi Konsumen Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor (Kasus Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung)

Analisis deskriptif, Analisis multiatribut Fishbein, dan Conjoint analysis.

Karakteristik konsumen buah jeruk di kota Bandar Lampung yaitu terdiri atas pria dan wanita, segmen usia dari remaja hingga lanjut usia dengan mayoritas berusia 18-40 tahun, berstatus sudah menikah, pendidikan akhir sarjana (S1), berprofesi sebagai pegawai instansi, serta mempunyai

pendapatan per bulan diatas 3 juta rupiah.

Responden kota Bandar Lampung memiliki sikap positif baik untuk jeruk lokal maupun jeruk impor.

Secara keseluruhan atribut- atribut jeruk lokal memiliki keunggulan pada rasa, harga, kemudahan memperoleh, kandungan air, kondisi kesegaran dan derajat kematangan sedangkan jeruk impor unggul pada kandungan biji, kebersihan kulit dan promosi. Preferensi konsumen kota Bandar Lampung mengarah pada buah jeruk lokal yang rasanya manis, berukuran sedang, warnanya hijau kekuningan, kandungan air tinggi, tidak berbiji dan berada di selang harga Rp25.001- Rp35.000/kg.

(41)

Hasian A K Tambun (2016)

Preferensi Konsumen terhadap Buah Impor di

Analisis data deskriptif dan analisis

Karakteristik konsumen buah impor di Kota Medan bervariasi, dilihat dari

(42)

Kota Medan conjoint faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga/ bulan, dan jumlah anggota keluarga.

Kombinasi buah impor yang menjadi preferensi konsumen adalah buah dengan rasa yang manis, berukuran besar, memiliki aroma khas yang kuat dan warna yang cerah. Atribut buah impor yang memiliki nilai kepentingan tertinggi adalah rasa, kemudian aroma, ukuran dan warna.

Berdasarkan nilai korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi dalam proses conjoint. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa bahwa preferensi sampel terhadap buah impor yang dilakukan pada penelitian ini mampu menggambarkan preferensi konsumen secara

keseluruhan.

Isni Yuniar Riska (2012)

Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus

Analisis deskriptif, analisis chi- square, dan analisis multiatribut fishbein.

Terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap semua atribut- atribut yang ada buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, kecuali pada atribut warna buah jeruk impor.

Buah jeruk lokal yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa

(43)

manis sedikit asam, warna buah kuning kehijauan, ukuran buah sedang (8-9 buah/kg), dan aroma buah yang segar. Sedangkan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa manis, warna buah oranye, ukuran sedang (8-9

buah.kg), dan aroma buah yang segar. Atribut yang dipertimbangkan

konsumen dalam

keputusan pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus berturut-turut adalah rasa buah, warna buah, ukuran buah, adan aroma buah.

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam membuat keputusan pembelian jeruk siam/keprok lokal dan impor, konsumen dihadapkan pada sikap pemilihan/ preferensi terhadap jeruk siam/keprok lokal dan impor yang akan dibeli. Pada jeruk melekat karakteristik yang dalam penelitian ini disebut dengan atribut jeruk siam/keprok lokal dan impor. Selera konsumen ini dipengaruhi oleh atribut – atribut yang melekat pada kedua jenis jeruk tersebut. Atribut yang diidentifikasi mempengaruhi preferensi konsumen yaitu dari segi warna kulit, warna daging buah, rasa, tekstur kulit, kandungan air, aroma, kemasan dan harga.

Penyampaian produk hingga sampai ke tangan konsumen dilakukan melalui kegiatan pemasaran. Dalam memasarkan jeruk ini perlu adanya strategi khusus

(44)

dari produsen untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap jeruk yang menjadi selera konsumen sehingga produk yang ditawarkan dapat diterima di pasar. Preferensi konsumen terhadap jeruk siam/keprok lokal dan impor ini dianalisis dengan analisis conjoint, yaitu suatu teknik statistik multivariate yang berguna dalam menganalisis preferensi konsumen. Konsumen memilih jeruk berdasarkan kombinasi atribut–atribut yang ada pada produk sesuai dengan keingininan konsumen. Selera konsumen inilah yang akan mempengaruhi preferensi konsumen sehingga pada akhirnya konsumen pun memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap buah jeruk. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dalam skema berikut yang terdapat pada Gambar 1.

(45)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: Menyatakan Hubungan

: Adanya Pengaruh

Atribut Jeruk:

 Warna Kulit

 Warna Daging Buah

 Rasa

 Tekstur Kulit

 Kandungan Air

 Aroma

 Kemasan

 Harga Jeruk Lokal dan Impor

Konsumen

Keputusan Pembelian Konsumen

Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Siam/Keprok Lokal dan Impor Analisis Conjoint

(46)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat urutan atribut buah jeruk siam/keprok lokal dan impor berdasarkan tingkat kepentingan (importance values) menurut preferensi konsumen di Kota Medan.

2. Terdapat kombinasi level atribut buah jeruk siam/keprok lokal dan impor berdasarkan nilai kegunaan (utility values) menurut preferensi konsumen di Kota Medan.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, artinya daerah penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Medan, dengan pertimbangan daerah ini merupakan tempat persinggahan dan jalur lintas komoditas-komoditas impor yang masuk ke Sumatera Utara salah satunya buah Jeruk. Kota Medan juga merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduknya paling besar dibandingkan dengan daerah lainnya di Sumatera Utara, dapat dilihat pada Tabel 6.

Hal ini mengindikasikan bahwa dengan semakin besarnya jumlah penduduk, maka tingkat konsumsi pada daerah tersebut juga semakin besar.

Tabel 6. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota, 2017

Kabupaten/Kota

Luas Wilayah (km2)*)

Jumlah Penduduk

(jiwa)**

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten

01 N i a s 1 842,51 142 110 78

02 Mandailing Natal 6 134,00 439 505 72

03 Tapanuli Selatan 6 030,47 278 587 47

04 Tapanuli Tengah 2 188,00 363 705 167

05 Tapanuli Utara 3 791,64 297 806 79

06 Toba Samosir 2 328,89 181 790 79

(48)

07 Labuhanbatu 2 156,02 478 593 222

08 A s a h a n 3 702,21 718 718 195

09 Simalungun 4 369,00 859 228 197

10 D a i r i 1 927,80 281 876 147

11 K a r o 2 127,00 403 207 190

12 Deli Serdang 2 241,68 2 114 627 944

13 L a n g k a t 6 262,00 1 028 309 165

14 Nias Selatan 1 825,20 314 395 173

15 Humbang Hasundutan 2 335,33 186 694 80

16 Pakpak Bharat 1 218,30 47 183 39

17 Samosir 2 069,05 125 099 61

18 Serdang Bedagai 1 900,22 612 924 323

19 Batu Bara 922,20 409 091 444

20 Padang Lawas Utara 3 918,05 262 895 68

21 Padang Lawas 3 892,74 269 799 70

22 Labuhanbatu Selatan 3 596,00 326 825 91

23 Labuhanbatu Utara 3 570,98 357 691 101

24 Nias Utara 1 202,78 136 090 114

25 Nias Barat 473,73 81 279 172

Kota/City

71 S i b o l g a 41,31 87 090 2 109

72 Tanjungbalai 107,83 171 187 1 588

73 Pematangsiantar 55,66 251 513 4 519

74 Tebing Tinggi 31,00 160 686 5 184

75 M e d a n 265,00 2 247 425 8 481

76 B i n j a i 59,19 270 926 4 578

77 Padangsidimpuan 114,66 216 013 1 884

(49)

78 Gunungsitoli 280,78 139 281 497

Sumatera Utara 72 981,23 14 262 147 196

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2017

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Jumlah populasi konsumen yang gemar mengkonsumsi buah jeruk siam/keprok lokal dan impor di Kota Medan tidak dapat diketahui secara pasti sehingga penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling yakni dengan teknik accidental sampling. Accidental sampling dilakukan dengan memilih responden secara spontan atau yang kebetulan ditemui di lokasi penelitian.

Menurut Hair, et al. (2006) dalam analisis conjoint ukuran sampel yang dipertimbangkan berkisar antara lima puluh sampai dua ratus yang dianggap sudah cukup memadai. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 90 responden yang dianggap telah mewakili populasi konsumen buah jeruk lokal dan impor di Kota Medan yang didapat dengan menggunakan formula Menurut Orme (2010) di bawah ini :

Jumlah Sampel Minimum = [ (jumlah level – jumlah atribut) + 1] x 5

= [(24-8) + 1] x 5

= 90 Sampel

Lokasi penelitian dilakukan di lima pasar modern yang secara rutin menyediakan jeruk siam/keprok lokal dan impor dan distribusi sampel berdasarkan jumlah jeruk siam/keprok lokal dan impor yang terjual pada tiap supermarket per hari.

(50)

Sehingga didapat sampel untuk Berastagi Supermarket 32 sampel, Lotte Centre Point 20 sampel, Transmart Plaza Medan Fair 18 sampel, Smarco Ringroad City Walk 10 sampel, dan Hypermart Sun Plaza 10 sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Sampel yang digunakan adalah konsumen yang pernah mengonsumsi buah jeruk siam/keprok lokal dan impor yang ditemui di lima pasar swalayan tersebut. Sedangkan data sekunder didapat dari instansi terkait yaitu seperti dari BPS (Badan Pusat Statistik), Balitjestro (Badan Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika), pencarian, pengumpulan, dan penelaahan buku- buku, majalah, jurnal, internet, dan dokumen dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif dan analisis conjoint. Analisis deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi gambaran umum dan karakteristik konsumen buah jeruk siam/keprok lokal dan impor yang diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang terstruktur.

Analisis konjoin berbasis pada tingkat kegunaan dan tingkat kepentingan suatu produk sehingga diketahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari satu atau lebih bagian. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden (Santoso,2004).

(51)

Untuk penyelesaian Identifikasi Masalah 1,2, dan 3 dilakukan dengan proses dasar conjoint analysis sebagai berikut:

1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level

Menentukan faktor sebagai atribut spesifik kemudian level sebagai bagian-dari faktor sebuah objek. Dalam analisis ini, perancangan atribut yang berpengaruh merupakan bagian dari mengidentifikasi atribut dengan tingkatan, masing-masing dipergunakan untuk membuat stimuli. Penentuan atribut dan level buah jeruk lokal dan buah jeruk impor ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa produsen dan beberapa konsumen ketika pra- survey serta literatur yang terkait.

Berikut atribut dan level/ sub-atribut buah jeruk siam/keprok lokal dan impor :

1) Warna Kulit

Warna merupakan kesan yang ditangkap mata dari kulit buah jeruk siam/keprok lokal dan impor. Terdapat empat level atribut warna buah jeruk lokal dan impor yaitu, warna hijau, warna hijau kekuningan, warna kuning kehijauan, dan warna oranye. Warna hijau sendiri adalah warna kulit jeruk yang keseluruhan kulitnya berwarna hijau, warna hijau kekuningan adalah warna jeruk yang kulitnya didominasi warna hijau dan sedikit kuning, warna kuning kehijauan adalah warna jeruk yang kulitnya didominasi warna kuning hampir oranye dan sedikit warna hijau, warna oranye adalah warna kulit jeruk yang keseluruhan kulitnya berwarna oranye.

2) Warna Daging Buah

Warna merupakan kesan yang ditangkap mata dari daging buah jeruk siam/keprok

Gambar

Tabel 4. Karakteristik Buah Jeruk Lokal dan Impor
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran  Keterangan:    : Menyatakan Hubungan  : Adanya Pengaruh  Atribut Jeruk:    Warna Kulit
Tabel 3.3. Design Stimuli Jeruk Lokal dan Impor (Kombinasi antara Atribut dengan Level Jeruk Lokal dan Impor)  Warna Kulit
Gambar 2. Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin(%)  Sumber: Lampiran 3 (Data Primer Diolah), 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kematian pada pakan perlakuan A dan C diduga tidak disebabkan oleh keracunan pakan karena pakan tersebut merupakan pakan dibuat dari bahan baku yang umum

menganalisis LOI calon guru SD tinggi pada kategori awal yaitu discovery learning, interactive demonstration, dan inquiry lesson (gambar 1) hal ini dikarenakan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, Jakarta.. , Nomor 58 Tahun 2012 tentang

Penelitian ini menguraikan tentang pola rekrutmen Partai Aceh dalam menetapkan Calon/ Kandidat yang akan di usung pada pilkada 2017 di Aceh Tengah.. Penelitian

Ceramah, diskusi, praktikum terbimbing Kebenaran penjelasan dan langkah-langkah pembuatan dan penggunaan Percabangan untuk menyelesaikan masalah-masalah sederhana 20%. 9 - MID -

Fenomena ketidakdisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas ini salah satunya didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum,

Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan

Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah