1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling azasi, sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha mencukupi kebutuhan dengan berbagai cara. Dalam perkembangan peradaban masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup yang maju, mandiri, dalam suasana tentram, serta sejahtera lahir dan batin, semakin dituntut penyediaan pangan yang cukup, berkualitas, dan merata.
Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan akan pangan tidak hanya dalam hal kebutuhan pangan pokok saja seperti beras, jagung, dan umbi-umbian, tetapi juga memerlukan pemenuhan akan gizi khususnya yang mengandung vitamin dan mineral yang berasal dari buah-buahan. Kehadiran buah-buahan di dalam menu sehari-hari bangsa kita sudah dikenal sejak zaman dahulu. Buah-buahan sudah menjadi bagian dari menu sehari-hari. Buahan-Buah-buahan juga sama halnya dengan bahan makanan jenis lain, sama-sama memiliki tingkat kalori yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat sehari-hari. Pada awalnya, buah-buahan seperti durian, duku, langsat, manggis, dan sebagainya, tumbuh liar tanpa banyak campur tangan manusia. Demikian pula halnya dengan berbagai jenis pohon-pohonan, baik yang berfungsi sebagai peneduh (sawo kecik), ataupun penghasil buah (rambutan, kelengkeng, jeruk).
Produksi buah nasional (dalam negeri) belum mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehingga pemerintah melakukan impor buah-buahan. Hal tersebut dapat disebabkan karena infrakstruktur transportasi yang kurang memadai sehingga distribusi buah lokal tidak merata. Keinginan konsumen untuk konsumsi
2
buah impor semakin meningkat sehingga keberadaannya lebih mendominasi pasar-pasar swalayan di tanah air secara berkesinambungan. Buah-buah tropis Indonesia cenderung membanjiri pasar lokal hanya pasa saat panen raya. Mutu buah lokal pun belum memenuhi standar pasar modern, sehingga hanya bisa mencapai pasar tradisional. Volume hasil panen buahnya pun memang sedikit dan tidak kontinu sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan pasar (Sobir, 2009).
Saat ini buah impor tidak hanya tersedia di pasar modern. Buah impor sudah merambah pasar tradisional. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi menyangkut produksi buah di Indonesia, diantaranya volume produksi buah dalam negeri yang masih rendah, pohon buah di Indonesia masih berasal dari hutan-hutan liar atau masih dikelola dalam skala pekarangan dan kurang mendapat perawatan maksimal, keterbatasan lahan karena bersaing dengan sektor lain, seperti real estate yang selama ini lebih diutamakan, serta sentra produksi buah yang masih menyebar dan tidak ada kesinambungan antara satu dengan lainnya. Namun, peluang buah lokal masih terbuka lebar di pasaran jika kita dapat memanfaatkan dengan baik peluang tersebut. Berikut di bawah ini disajikan data buah impor di Kota Medan tahun 2009-2013.
Tabel 1.1. Volume Buah Impor di Kota Medan Tahun 2007-2013 Jenis Buah
(kg/tahun)
Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Jeruk 1.355.371 1.379.505 2.021.880 1.835.343 1.287.498 Jeruk
Mandarin
5.140.333 3.275.035 5.435.161 4.364.551 4.614.526
Lemon 16.643 20.860 41.631 139.771 600.915
Apel 17.262.977 18.867.161 22.051.774 18.693.666 12.797.166 Anggur 3.457.638 2.880.452 4.330.484 4.137.342 3.007.695 Pear 10.602.526 11.559.313 15.649.943 16.748.911 17.150.812
Kiwi 46.125 109.661 171.486 180.300 250.510
Sumber : Statistik Eksport dan Import 2009-2013 (BPS)
3
Preferensi konsumen menunjukkan minat dan keinginan konsumen terhadap kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Tiap konsumen mempunyai minat dan keinginan yang berbeda terhadap produk barang atau jasa yang paling mereka sukai. Perbedaan itulah yang menimbulkan heterogenitas dalam preferensi konsumen terhadap suatu produk barang atau jasa.
Salah satu kunci keberhasilan pelaku usaha adalah memahami dengan jelas kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan mengetahui hal itu maka pelaku usaha dapat menetapkan, menjalankan, serta mengendalikan strategi pemasaran dengan tepat. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, maka pelaku usaha harus senantiasa melakukan
monitoring terhadap perkembangan lingkungan pasar yang senantiasa berubah
setiap saat sejalan dengan perubahan tuntutan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Konsumen memperhatikan preferensi atau tingkat kesukaan terhadap berbagai atribut yang melekat pada buah impor yang akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan membeli. Menurut Suwarman (2004) perilaku konsumen akan sangat terkait dengan atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap preferensi konsumen terhadap buah-buah impor di Kota Medan.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraian di atas, maka diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik konsumen buah impor di Kota Medan ?
2. Atribut buah impor manakah yang menjadi preferensi buah impor di Kota Medan?
3. Bagaimana urutan atribut buah impor berdasarkan kepentingan menurut preferensi konsumsi buah impor?
4. Bagaimana tingkat keakuratan penelitian model analisis conjoint?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen buah impor di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui atribut buah impor yang menjadi preferensi konsumen di Kota Medan.
3. Untuk mengetahui urutan atribut buah impor berdasarkan tingkat kepentingan menurut preferensi konsumen buah impor.
4. Mengetahui tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint. 1.4Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2. Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.