• Tidak ada hasil yang ditemukan

elo173 slide infeksi oportunistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "elo173 slide infeksi oportunistik"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

•Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang timbul akibat

penurunan kekebalan tubuh dimana pada orang normal infeksi ini terkendali oleh kekebalan tubuh

•Banyak penderita dengan HIV pertama terdiagnosa setelah penurunan imunitasnya lanjut dan memperlihatkan penyakit penurunan imunitasnya lanjut dan memperlihatkan penyakit oportunistik.

(3)

Indonesia

• Ensefalitis Toksoplasma 17,3%

(4)
(5)
(6)
(7)

Merupakan penyebab demam paling sering pada ODHA

di negara berpenghasilan rendah.

CD4 rendah

Lebih sering TB milier & ekstra paru

CD4 < 200 Jarang kavitas.

Ro : limfadenopati, efusi, infiltrat di lap tengah dan

bawah, TB milier.

(8)

•5-20% ODHA yang mendapat OAT & ARV berkembang menjadi

Imunorekonstitusi Sindrom

•yaitu:

Perburukan klinis dan radiologis yang ditandai dengan demam, batuk, limfadenopati, infiltrat baru, efusi dan abses pada CNS. batuk, limfadenopati, infiltrat baru, efusi dan abses pada CNS.

•TH/ :

(9)

• Terutama disebabkan Streptokokus pneumonia, Stafilokokus aureus dan non Typhi salmonella.

Gejala mulai dari ringan sampai berat berupa syok septik.

Diagnosa dengan kultur darah. • Diagnosa dengan kultur darah.

• Local guideline digunakan untuk menetapkan antibiotik empirik yang dipakai. Bila tidak ada digunakan: kombinasi

sefalosporin generasi Ke- 3 dengan Quinolon atau

aminoglikosida, sambil menunggu hasil kultur.

(10)

• HIV(+) meningkatkan risiko dan beratnya infeksi malaria.

• CD4 < 200 mempunyai risiko 2-4 x dibanding CD4 > 500 sel/mm3.

• Study di Afrika Selatan HIV(+) risiko kematian akibat malaria meningkat 5x dibanding non HIV.

Terapi sama dengan penderita non HIV.

(11)

Merupakan IO utama pada penderita HIV(+) dengan imunosupresi berat di negara maju.

Insidens lebih rendah di Afrika dan Asia.

Jarang pada CD4 >100 sel/mm3, biasanya pada CD4 < 50 sel/mm3.

Gejala: demam, keringat malam, BB menurun, nyeri abdomen dan diare. Diare bisa berat dan kronis malabsorbsi dan wasting. Diagnosis: kultur darah

Terapi:

(12)

• Biasanya menyebabkan meningitis,

• Bisa tanpa demam pada 50% kasus.

• Dapat juga diseminata, ditandai dengan demam, fungaemia, kelainan kulit dan pneumonia.

Diagnosis: Sistemik Ag kriptokokus serum.

Meningitis CSF Ag kriptokokus.

(13)

• Subakut beberapa minggu – bulan : gejala demam, batuk kering, sesak nafas yang memburuk, BB turun

• CD4 < 200.

Ro: Sering tdk khas, dpt berupa bilateral infiltrat intertisial difus (10% kasus gambaran radiologis normal).

• Lebih sering di negara industri.

Diagnosis:

• Gejala, radiologis, isolasi kuman dari sputum atau BAL, LDH meningkat.

Terapi :

(14)

•Penyebab demam sub-akut •CD4 <100 sel/mm3.

•Gejala: Demam + Anemia BB menurun

lesi kulit khas papular rash dgn umbilikasi sentral lesi kulit khas papular rash dgn umbilikasi sentral bisa disertai batuk, limfadenopati, hepatomegali •Ro: difus retikulonoduler (alveolar Infiltrat)

•Diagnosis: - lesi kulit yg khas

- biopsi : kulit, hati atau sum-sum tulang. •Terapi:

(15)

Etiologi :

• L donovani, L braziliensis, L aethopica, L chagasi • ditularkan oleh Phlebotomus sand fly.

• 90% terdapat di India, Bangladesh, Brazil, Sudan, Nepal.

Gejala: demam, hepatosplenomegali, pansitopeni.

• HIV(+) meningkatkan risiko 100-2000 x, terutama CD4<200 sel/mm3 .

Diagnosis: Amastigotes di darah atau jaringan

(16)

• Dijumpai pada CD4<50 sel/mm3.

• Kebanyakan melibatkan retina dan menyebabkan penglihatan menurun

dengan progresif, kolitis, poliradikulopati atau ensefalitis, interstisial

pneumonia

• Demam bukan gejala dominan.

Diagnosis: Klinis dan funduskopi, Histologi/sitologi, deteksi antigen

(17)

BAB cair 3 kali atau lebih secara terus menerus atau periodik >1 bulan pada penderita infeksi HIV yang simptomatis

Etiologi: - Infeksi kriptosporodiosis, Isospora beli, Gyardia

Lamblia, Salmonella spp, Shigella flexeneri, Campilobacter spp, Lamblia, Salmonella spp, Shigella flexeneri, Campilobacter spp, Entamoeba hystolitica, CMV, Strongyloides stercoralis, MAC

Proses Keganasan : Lymfoma, Sarkoma Kaposi

(18)

Terapi

:

Cotrimoksazole Forte(empiris) 2x1 membrantas inf. Bakteri dan parasit (3mgg) atau Metronidazole 3x500mg

Simptomatis : Loperamid, codein

Simptomatis : Loperamid, codein

Diagnosa :

Pemeriksaan kultur tinja dan darah,mikroskopis tinja th/ sesuai dgn hasilk kultur/ST

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan indikator 4 C’s yang selaras dengan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika SMP/MTs kelas VIII semester 1 ini dikembangkan berdasarkan model Plomp yang

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian ilmiah sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Pada penelitian

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hastoni dan Aprilisabeth (2008) pada PT Trinunggal Komara dengan kesimpulan bahwa pengendalian internal yang dilaksanakan telah

bahwa: 1) faktor-faktor motivasional mahasiswa memilih STIKES Maharani Malang dalam penelitian ini adalah: a) promosi, b) personal, c) kelompok primer, d) teman sebaya, e) keinginan

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui individu dengan harga diri tinggi lebih cenderung dapat menyelesaikan masalah dengan baik, terbuka dengan masukan orang

Kuesioner tersebut kemudian dianalisis menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian yang didapat adalah 4 hipotesis diterima, dan 4 hipotesis lainnya

Prosedur yang dilakukan pada Kantor Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sungailiat dalam analisa dan perancangan sistem informasi kepegawaian yang sedang berjalan

Hal kedua yang dilakukan adalah pemberian perlakuan (x) terhadap kelompok eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi sedangkan untuk