METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif dan analisis conjoint. Analisis deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi gambaran umum dan karakteristik konsumen buah jeruk siam/keprok lokal dan impor yang diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang terstruktur.
Analisis konjoin berbasis pada tingkat kegunaan dan tingkat kepentingan suatu produk sehingga diketahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari satu atau lebih bagian. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden (Santoso,2004).
Untuk penyelesaian Identifikasi Masalah 1,2, dan 3 dilakukan dengan proses dasar conjoint analysis sebagai berikut:
1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level
Menentukan faktor sebagai atribut spesifik kemudian level sebagai bagian-dari faktor sebuah objek. Dalam analisis ini, perancangan atribut yang berpengaruh merupakan bagian dari mengidentifikasi atribut dengan tingkatan, masing-masing dipergunakan untuk membuat stimuli. Penentuan atribut dan level buah jeruk lokal dan buah jeruk impor ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa produsen dan beberapa konsumen ketika pra- survey serta literatur yang terkait.
Berikut atribut dan level/ sub-atribut buah jeruk siam/keprok lokal dan impor :
1) Warna Kulit
Warna merupakan kesan yang ditangkap mata dari kulit buah jeruk siam/keprok lokal dan impor. Terdapat empat level atribut warna buah jeruk lokal dan impor yaitu, warna hijau, warna hijau kekuningan, warna kuning kehijauan, dan warna oranye. Warna hijau sendiri adalah warna kulit jeruk yang keseluruhan kulitnya berwarna hijau, warna hijau kekuningan adalah warna jeruk yang kulitnya didominasi warna hijau dan sedikit kuning, warna kuning kehijauan adalah warna jeruk yang kulitnya didominasi warna kuning hampir oranye dan sedikit warna hijau, warna oranye adalah warna kulit jeruk yang keseluruhan kulitnya berwarna oranye.
2) Warna Daging Buah
Warna merupakan kesan yang ditangkap mata dari daging buah jeruk siam/keprok
lokal dan impor. Warna daging buah jeruk dibedakan menjadi dua level atribut yaitu, oranye cerah dan oranye pucat. Oranye cerah merupakan warna daging buah yang berwarna oranye cerah, sedangkan oranye pucat adalah warna daging buah jeruk yang berwarna oranye pucat hampir kuning.
3) Rasa
Tanggapan indra pengecap terhadap buah jeruk siam/keprok lokal dan impor Terdapat tiga level atribut rasa buah jeruk lokal dan impor yaitu, asam, manis asam dan manis. Rasa manis yaitu jeruk yang mempunyai rasa manis mendekati gula, rasa manis asam yaitu jeruk yang memiliki rasa manis bercampur asam, rasa asam yaitu jeruk yang memiliki rasa asam sehingga membuat konsumen mengernyitkan dahi saat mengonsumsinya.
4) Tekstur Kulit
Keadaan permukaan kulit jeruk siam/keprok lokal dan impor yang dirasakan oleh indra peraba. Tekstur kulit buah jeruk siam/keprok lokal dan impor yaitu, kasar berbercak, kasar berpori besar, dan halus berpori kecil. Tekstur kulit jeruk kasar berbercak adalah kulit jeruk yang memiliki bercak berwarna coklat pada kulitnya, sehingga kulitnya menjadi kasar, kulit kasar berpori besar merupakan jeruk yang memiliki tekstur kulit sedikit kasar karena memiliki pori yang lebih besar, tetapi masih mengkilap dan bersih. Tekstur kulit halus dan berpori kecil merupakan jeruk yang memiliki tekstur mulus, bersih dan mengkilap.
5. Kandungan Air
Proporsi air yang terkandung dalam bulir-bulir jeruk siam/keprok lokal dan impor.
Kandungan air jeruk siam/keprok lokal dan impor dibedakan menjadi kandungan air yang banyak, sedang dan sedikit. Kandungan air banyak yaitu jeruk yang banyak mengandung air, sedang yaitu jeruk yang tidak terlalu banyak mengandung air, dan sedikit yaitu jeruk yang memiliki sedikit air/hampir kering dan biasanya bulir gampang terpisah dan keras.
6) Aroma
Tanggapan indra penciuman terhadap buah jeruk siam/keprok lokal dan impor.
Aroma jeruk siam/keprok lokal dan impor dibedakan menjadi aroma harum, sedang dan tidak harum. Aroma harum adalah aroma jeruk yang langsung tercium saat membeli buah jeruk walau belum mengupas kulit jeruk, aroma sedang adalah aroma yang tercium pada buah jeruk yang tidak sekuat level harum, aroma tidak harum yaitu sedikitnya aroma yang dikeluarkan dari jeruk dan hanya tercium saat buah sudah dikupas.
7) Kemasan
Bagian terluar yang membungkus jeruk siam/keprok lokal dan impor per buahnya saat diperlihatkan di gerai, untuk melindungi buah, membuat buah terlihat menarik dan mudah dibawa. Terdapat tiga level atribut kemasan yaitu, dibungkus plastik, jaring plastik dan tidak dibungkus. Jeruk yang dibungkus plastik adalah jeruk yang per buahnya dibungkus plastik bening dengan tulisan ataupun gambar pada plastiknya. Kemasan jaring plastik adalah kemasan berbentuk jaring yang sudah membungkus jeruk menjadi beberapa buah atau kilogram. Jeruk yang tidak dibungkus adalah jeruk yang perbuahnya tidak dibungkus apapun.
8) Harga
Harga merupakan jumlah nominal yang dibayarkan kepada konsumen untuk memperoleh produk. Variasi harga jeruk siam/keprok lokal dan impor adalah Rp 17.500/Kg, Rp 17.501/Kg - Rp 25.500/Kg, Rp 25.501/Kg - Rp 40.000/Kg, dan
Rp 40.001/Kg.
Tabel 7. Atribut dan Level Atribut Jeruk Lokal dan Jeruk Impor
No. Atribut Level
2. Tekstur kulit agak kasar, kulit tetap bersih dan mengkilap.
3. Tekstur kulit mulus, dari dekat dan saat kulit dikupas.
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
2. Mendesain Stimuli
Kombinasi antara atribut dengan level disebut sebagai satu stimuli atau treatment.
Dalam penelitian ini bentuk stimuli yang bisa dibentuk yaitu warna kulit, warna daging buah, rasa, tekstur kulit, kandungan air, aroma, kemasan, harga.
Kemungkinan stimuli dari atribut dan level di penelitian preferensi konsumen jeruk lokal dan impor yaitu 4x2x3x3x3x3x3x4=7776 stimuli. Oleh karena jumlah stimuli terlalu banyak untuk dievaluasi oleh responden maka digunakan teknik ortoghonal design melalui konsep SPSS untuk membantu mereduksi stimuli dari 7776 kemungkinan stimuli tersebut agar tidak semua kombinasi harus dianalisis lebih lanjut.
Dengan memakai prosedur orthogonal design pada SPSS maka stimuli yang berjumlah 7776 tadi disederhanakan jumlahnya agar tidak semua kombinasi harus dianalisis. Hasil dari orthogonal design ini yaitu stimuli yang berjumlah 34 buah.
Dimana 32 buah berstatus design dan 2 buah berstatus holdout. Berikut ini stimuli hasil orthogonal design pada SPSS :
Tabel 3.3. Design Stimuli Jeruk Lokal dan Impor (Kombinasi antara Atribut dengan Level Jeruk Lokal dan Impor) Warna Kulit
Buah
Warna
Daging Buah Rasa Tekstur Kulit Kandungan
Air Aroma Kemasan Harga Status Card
Hijau
Kekuningan Oranye Pucat Manis
Asam Kasar Berbercak Sedikit Harum Jaring Plastik
Rp 25.501 - Rp
40.000 Design 1
Hijau
Kekuningan Oranye Cerah Manis Kasar Berbercak Banyak Harum Plastik Rp 17.501 - Rp
25.500 Design 2
Oranye Oranye Cerah Asam Halus Berpori
Kecil Sedikit Harum Plastik Rp 17.501 - Rp
25.500 Design 3
Oranye Oranye Cerah Manis
Asam Kasar Berbercak Sedang Harum Plastik Rp 25.501 - Rp
40.000 Design 4
Hijau Oranye Cerah Manis Asam
Kasar Berpori
Besar Banyak Harum Plastik ≥Rp 40.001 Design 5
Hijau
Kekuningan Oranye Pucat Asam Halus Berpori
Kecil Sedang Sedang Plastik Rp 17.500 Design 6
Kuning
Kehijauan Oranye Pucat Asam Kasar Berbercak Banyak Tidak
Harum Plastik Rp 17.501 - Rp
25.500 Design 7
Kuning
Kehijauan Oranye Pucat Manis Kasar Berpori
Besar Banyak Sedang Plastik Rp 25.501 - Rp
40.000 Design 8
Kuning
Kehijauan Oranye Pucat Manis Asam
Kehijauan Oranye Pucat Asam Kasar Berbercak Banyak Harum Jaring
Plastik Rp 17.500 Design 11
Oranye Oranye Cerah Manis Kasar Berbercak Sedang Sedang Jaring
Plastik ≥Rp 40.001 Design 12 Hijau Oranye Pucat Manis Halus Berpori
Kecil Sedikit Harum Tidak
Dibungkus Rp 17.500 Design 13 Hijau Oranye Pucat Manis
Asam
Kasar Berpori
Besar Sedikit Sedang Plastik Rp 17.501 - Rp
25.500 Design 14
Kuning
Kehijauan Oranye Cerah Asam Kasar Berbercak Sedikit Harum Plastik ≥Rp 40.001 Design 15 Hijau
Kekuningan Oranye Pucat Asam Kasar Berpori
Besar Sedang Harum Jaring
Plastik
Rp 17.501 - Rp
25.500 Design 16
Kuning
Kehijauan Oranye Cerah Manis Kasar Berpori
Besar Sedang Harum Plastik Rp 17.500 Design 17
Oranye Oranye Pucat Asam Kasar Berpori
Besar Banyak Harum Tidak
Dibungkus
Rp 25.501 - Rp
40.000 Design 18
Hijau Oranye Pucat Asam Kasar Berbercak Sedang Harum Tidak
Dibungkus ≥Rp 40.001 Design 19 Kuning
Kehijauan Oranye Cerah Manis Asam
Kekuningan Oranye Cerah Asam Halus Berpori
Kecil Banyak Harum Plastik Rp 25.501 - Rp
40.000 Design 21
Hijau Oranye Pucat Asam Kasar Berbercak Sedang Tidak
Harum Plastik Rp 25.501 - Rp
40.000 Design 22
Hijau Oranye Cerah Asam Kasar Berbercak Banyak Sedang Jaring Plastik
Rp 17.501 - Rp
25.500 Design 23
Oranye Oranye Cerah Asam Kasar Berpori
Besar Sedikit Tidak
Harum
Jaring
Plastik Rp 17.500 Design 24
Oranye Oranye Pucat Manis Kasar Berbercak Banyak Harum Tidak Dibungkus
Rp 17.501 - Rp
25.500 Design 25
Oranye Oranye Pucat Asam Halus Berpori
Kecil Banyak Sedang Plastik ≥Rp 40.001 Design 26
Hijau Oranye Cerah Manis Halus Berpori
Kecil Banyak Tidak
Kekuningan Oranye Pucat Manis Kasar Berbercak Sedikit Tidak
Harum Plastik ≥Rp 40.001 Design 28
Kuning
Kehijauan Oranye Cerah Asam Kasar Berbercak Sedikit Sedang Tidak Dibungkus
Rp 25.501 - Rp
40.000 Design 29
Hijau
Kekuningan Oranye Cerah Manis
Asam Kasar Berbercak Banyak Sedang Tidak
Dibungkus Rp 17.500 Design 30 Hijau
Kekuningan Oranye Cerah Asam Kasar Berpori
Besar Banyak Tidak
Harum
Tidak
Dibungkus ≥Rp 40.001 Design 31 Oranye Oranye Pucat Manis
Asam Kasar Berbercak Banyak Tidak
Harum Plastik Rp 17.500 Design 32
Kuning
Kehijauan Oranye Cerah Asam
Halus Berpori
Kecil Banyak Harum
Jaring
Plastik ≥Rp 40.001 Holdout 33
Hijau Oranye Cerah Asam
Halus Berpori
Kecil Banyak Harum Plastik Rp 17.500 Holdout 34
Pada tabel 8, yaitu pada stimuli satu kombinasi atribut jeruk yang mungkin menjadi preferensi konsumen adalah jeruk dengan warna kulit hijau kekuningan, warna daging buah oranye pucat, rasa manis asam, tekstur kulit kasar berbercak, kandungan air sedikit, aroma harum, dibungkus jaring plastik dengan harga Rp 25.501/Kg – Rp 40.000/Kg. Pada stimuli dua, kombinasi atribut jeruk yang mungkin menjadi preferensi konsumen adalah jeruk dengan warna kulit hijau kekuningan, warna daging buah oranye cerah, rasa manis, tekstur kulit kasar berbercak, kandungan air banyak, aroma harum, dibungkus plastik dan harga sebesar Rp 17.501/Kg – Rp 25.500/Kg. Demikian juga pada stimuli tiga hingga seterusnya sampai pada stimuli yang ke – 34.
3. Mengumpulkan pendapat responden terhadap setiap stimuli yang ada.
Responden akan memberikan rating terhadap stimuli yang ada. Penilaian rating menggunakan skala ordinal yang terukur berupa skala likert dengan angka 1=
sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = cukup suka, 4 = sangat suka, 5 = sangat suka sekali. Dari stimuli yang terbentuk, proses kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utility yang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan conjoint.
Rating diisi oleh konsumen buah jeruk yang menjadi responden dalam penelitian ini dan ditulis sesuai dengan selera mereka masing –masing dengan menggunakan skala likert dari nilai 1-5. Dari hasil penelitian terhadap stimuli tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint.
Tabel 3.4. Pemberian Rating Pada Stimuli Buah Jeruk Lokal Dan Impor
Berbercak Sedikit Harum Jaring Plastik
4. Melakukan proses conjoint dengan masukan data yang ada
Hasil penilaian rating oleh responden diolah dengan analisis conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil analisis conjoint secara keseluruhan dilihat dari overall statistic pada SPSS subfile summary. Hasil analisis ini diperoleh untuk memperkirakan (prediksi) atribut jeruk lokal dan jeruk impor yang diinginkan oleh responden berdasarkan penilaian terhadap stimuli tersebut yang disertakan dalam kuesioner sebelumnya.
5. Interpretasi Hasil Analisis
Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya, importance values yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut jeruk lokal dan jeruk impor serta nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy-nya.
Menurut Santoso (2012), interpretasi hasilnya adalah untuk nilai utility, yaitu nilai yang paling besar menjadi kombinasi stimuli yang disukai oleh konsumen. Untuk nilai kepentingan (importance values) yaitu nilai yang terbesar menunjukkan atribut buah jeruk yang paling penting serta untuk uji keakuratan dilihat dari korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau.
Uji keakuratannya (predictive accuracy):
H0 : Tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
H1 : Adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi actual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
Sign. < 0,05 maka H0 ditolak
Sign. > 0,05 maka H0 diterima
Jika Sign. < 0,05 maka ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint.
Tabel 10. Bentuk Hasil Analisis Conjoint pada Buah Jeruk Lokal dan Impor
No Atribut Sub Atribut
Kasar Berpori Besar a2
Halus Berpori Kecil a3
5 Kandungan Air
Banyak a1
b5
Sedang a2
Sedikit a3
7 Aroma
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Sementara itu untuk mengetahui apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi maka hasil conjoint diuji dengan sejumlah holdout stimuli. Holdout stimuli adalah stimuli yang dibuat SPSS sebagai penguji hasil yang didapat nanti. Jika nilai signifikansi holdout stimuli 0,000 (kurang dari 0,05) maka dapat dikatakan bahwa proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi.
Untuk tujuan penelitian pertama, yaitu melihat tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint maka output yang dilihat berupa nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau.
H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi
aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi actual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
Sign.< 0,05 maka H0 ditolak
Sign.> 0,05 maka H0 diterima (Santoso, 2012).
Interpretasi hasilnya yaitu jika nilai signifikansi 0,000 (kurang dari 0,05) menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint.
Untuk tujuan penelitian kedua, dengan menggunakan analisis konjoin, yang dilihat berupa nilai kepentingan (importance values). Nilai kepentingan (importance values) digunakan untuk melihat atribut manakah yang paling penting dari buah jeruk lokal dan impor menurut preferensi konsumen.
Interpretasi hasilnya yaitu nilai kepentingan (importance values) yang paling besar menunjukkan atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor yang paling penting sehingga mendasari konsumen untuk membeli produk tersebut.
Untuk tujuan penelitian ketiga, dapat dilihat dari nilai utility pada masing-masing level atribut. Interpretasi hasilnya yaitu nilai utility yang terbesar menunjukkan level dari atribut yang menjadi preferensi konsumen jeruk siam/keprok lokal dan impor sehingga level – level atribut yang memiliki nilai utility paling besar digabungkan maka akan membentuk kombinasi/stimuli dari karateristik produk yang menjadi preferensi konsumen.