• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritik

2) Sikap Sosial

sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.

f. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Harus dimiliki Siswa Sekolah Dasar24

Nilai-nilai karakter yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar, dilihat dari kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial adalah:

1) Sikap Spiritual

a) Ketaatan beribadah b) Berprilaku syukur

c) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan d) Toleransi dalam beribadah

2) Sikap Sosial

a) Jujur b) Disiplin

30

c) Tanggung Jawab d) Santun

e) Peduli f) Percaya diri

g) Bisa ditambah dengan sikap-sikap lain, sesui dengan kompetensi dalam pembelajaran, misalnya: kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll.

2. Keluarga

a. Pengertian Keluarga25

Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau berinteraksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga psikologis dan keluarga pedagogis.

25Moh. Shochib, “ Pola Asuh Orang Tua” (Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin

31

Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal yang yang sama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. Sedangkan dalam penelitian pedagogis keluarga adalah “satu” persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling melengkapi dan saling menyempurnakan itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua.

b. Peran dan Fungsi Keluarga

Orangtua memiliki peran kunci dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan karakter. Dengan pernyataan lain, orang tua memiliki peranan strategis dalam menentukan keberhasilan pengembangan karakter sukses anak. Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang dalam keluarga pengasuhan tidak hanya dilakukan oleh ayah ibunya . Akan tetapi terdapat anggota lain yang turut mengambil peranan dalam mengasuh dan mendidik anak . Apabila pengasuhan senada atau selaras, tentunya hal itu tidak masalah. 26

26 Tuhana Taufiq Andrianto” Mengembangkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber” (Yogyakarta:

32

Keluarga menjadi agen sosialisasi pertama dan utama bagi anak untuk mengenal perannya dalam keluarga maupun dalam masyarakat.27Fungsi Pokok Keluarga adalah:28

1) Fungsi Biologis

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak, fungsi biologis orang tua adalah melahirkan anak, fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup manusia.

2) Fungsi Afeksi

Hubungan yang bersifat sosial penuh dengan rasa cinta kasih, dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan, persahabatan, persamaan pandangan tentang nilia-nilai kebiasaan. Dasar cinta kasih ini merupakan faktor penting bagi pertumbuhan kepribadian anak.

3) Fungsi sosialisasi

Melalui interaksi sosial dalam keluarga, anak mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, nilai-nilai, norma dalam masyarakat dalam rangka pembenyukan kepribadiannya.

c. Pentingnya Pendidikan Karakter dimulai dari Keluarga

Keluarga adalah tempat pertama dan utama di mana seorang anak dididik dan dibesarkan. Fungsi keluarga sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak,

27Khairudin, “Sosiologi Keluarga”. (Yogyakarta: liberty, 2002), hal. 7

28

33

mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dimasyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera dan tempat pembentukan karakter anak yang utama, terlebih pada masa awal pertumbuhan mereka sebagai manusia. Selain memiliki fungsi pertama tempat sang anak menjalani apa yang di sebut sosialisasi, anak banyak belajar dari cara bertindak, cara berfiir orang tua. Merekalah yang menjadi model peran pertama dalam hal pendidikan nilai. 29

Seorang anak dalam proses tumbuh kembangya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, dari lingkungan mikro sampai makro. Peran keluarga dalam pendidikan, sosialisasi, dan penanaman nilai kepada anak adalah sangatlah besar. Menurut megawangi, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang brekarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal.

Willian Bennett berpendapat bahwa keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan menjadi yang terbaik, dan

29

Ratna Megawangi, “ Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa”. (Jakarta: BPMGAS, 2004), hal. 63

34

kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi institusi lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalannya.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anaknya, maka akan sulit bagi institusi lain di luar keluarga untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter, oleh karena itu setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak.

d. Pendidikan Karakter dalam Keluarga

Pendidikan karakter hendaknya diutamakan dan dimulai sejak anak itu berada di lingkungan yang terkecil yaitu keluarga. Sebab sejak di dalam kandungan bahkan setelah dilahirkan selalu berada di lingkungan keluarga khususnya dekat dengan orang tuanya. Pendidikan karakter dalam keluarga dapat dilakukan sedini mungkin secara perlahan, pertama, anak dibiasakan hidup dalam lingkungan positif. Orang tua dan orang-orang disekitar rumah harus mendemonstrasikan karakter positif dan keimanan seperti berdoa, berbagi, berkata sopan dan jujur. Selanjutnya direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari mengajarkan berdoa sebelum tidur.

35

Kebiasaan positif seperti ini lambat laun akan menjadi bagian dari pembentukan karakter anak.

Fungsi pertama orang tua dalam kontek pengembangan karakter anak adalah sebagai model peranan. Orang tua memainkan peran penting dalam penananaman berbagai macam nilai kehidupan yang dapat diterima dan dipeluk oleh anak. Anak lebih banyak meniru dan meneladan orang tua, entah itu dari cara berbicara, cara berpakaian, cara bertindak, dan lain-lain. Orang tua tetap menjadi pedoman bagi pembentukan nilai-nilai pada pola tingkah laku yang diakui sisi oleh anak dalam masa awal perkembangan hidupnya.30

Hal ini sesuai dengan Syarbini yang menyatakan bahwa sebagai institusi pendidikan dan keagamaan, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak. Keluarga ialah lingkungan pendidikan pertama anak sebelum ia melangkah kepada lembaga pendidikan lain. Dalam keluargalah seorang anak dibentuk watak, budi pekerti, dan kepribadiannya. 31Untuk itu, pendidikan karakter tidak terlepas dari peran serta orang tua walaupun anak telah memasuki jenjang pendidikan. Sebab, anak itu terlebih banyak waktunya bersama dengan orang tua atau keluarganya.

30

Doni Koesoema , “PendidikanKarakter: Strategi Membidik Anak di Jaman Global”. (Jakarta: Grasindo, 2012), hal. 148

31 AmirullahSyarbini. “Buku Pintar Pendidikan Karakter”.( Jakarta: as@-prima pustaka,

36 e. Metode Pendidikan Karakter dalam Keluarga

Dalam proses pendidikan, diperlukan metode-metode pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik pada diri seorang anak , sehingga anak tidak hanya tahu tentang moral (karakter) atau moral knowing, tetapi juga diharapkan mereka mampu melaksanakan moral action yang menjadi tujuan utamapendidikan karakter. Berkaitan dengan hal ini, berikut beberapa metode yang ditawarkan An-Nahlawi adalah sebagai berikut.32