• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI, ANALISIS DATA INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Intervesi Tindakan dan Hasil Pengamatan 1.Survei Pendahuluan

4. Siklus III

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan siklus III dimulai dengan mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator, menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan oleh guru kolaborator, menyiapkan jawaban soal untuk sebaran angket akhir siklus dan menyiapkan soal tes akhir siklus III.

Selanjutnya peneliti mendiskusikan beberapa hal yang dirasa perlu dibahas untuk menunjang keberhasilan intervensi yang akan dilakukan pda

79

siklus III. Berdasarkan kesepakatan dengan kolaborator, diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Pada siklus III ini kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya disertai pemberian hadiah (reword). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa juga dapat meningkatkan pencapaian skors kecemasan yang dirasa sudah cukup baik pada pertemuan sebelumnya.

2) Hadiah akan diberikan kepada kelompok yang sangat aktif dalam berdiskusi menurut penilaian kolaborator. Adapun hadiahnya adalah: piagam untuk kelompok serta hadiah untuk anggotanya berupa calculator science merek karce KC-109

3) Kelompok yang dibeentuk pada siklus III, sebaiknya menggunakan kelompok yang telah dibentuk pada siklus-siklus terdahulu. Dengan kata lain, kelompok siswa tidak usah dirombak. Karena menurut guru kolaborator, kelompokk siswa yang telah berjalan selama dua siklus ini sudah cukup homogen.

4) Hadiah (reword) yang akan diberikan kepada siswa akan diberikan pada akhir siklus, adapun bentuk hadiahnya diusahakan yang bisa bermanfaat untuk kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan kesembilan (Rabu, 26 Januari 2011)

Pada pertemuan kali ini, ada siswa yangg tidak masuk karena sakit, yaitu siswa A4. Setelah mengabsen siswa proses pembelajaran dimulai dengan mengatur bangku untuk diskusi kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kali ini siswa dibimbing dan diarahkan untuk mempelajari materi menghitung panjang busur dan luas juring. Awalnya sebagian besar siswa merasa sulit memahami materi ini, karena siswa harus mengingat dan menghubungkan keliling lingkaran dan luas lingkaran, terlebih lagi pada saat melakukan perkalian silang. Tetapi setelah guru dan usaha tutor membimbing dan memberikan

pemahaman kembali secara perlahan, siswa dapat memahami materi dengan baik.

Pada pertemuan kali ini pembelajaran berjalan dengan tertib dan kondusif, siswa terlihat santai dalam mempelajari materi dan mengerjakan latihan soal bahkan saat membahas latihan soalpun mulai ada beberapa siswa yang menawarkan diri untuk menyelesaikan di depan kelas.

2) Pertemuan kesepuluh ( Senin, 31 Januari 2011)

Pada pertemuan kesepuluh ini siswa hadir semua. Sebelum masuk materi, guru memberikan apersepsi kepada siswa mengenai perhitungan luas segitiga. Pemberian apersepsi ini dirasa sangat perlu untuk menunjang keberhasilan memahami materi yang akan diajarkan pada pertemuan kali ini.

Adapun materi yang dibahas pada pertemuan kali ini adalah menghitung luas tembereng. Sama pada pertemuan sebelumnya, awalnya siswa merasa sulit dalam memahami materi. Lalu siswa dipersilahkan kembali untuk membuka hand-out yang telah diberikan ketika pembelajaran siklus I. Selanjutnya siswa dipersilahkan untuk membahas beberapa latihan soal pada buku LKS.

Pertemuan kali ini terasa jauh berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Saat kegiatan membahas soal latihan, persaingan antar kelompok siswa mulai terasa. Setelah waktu habis, maka latihan soal yang belum selesai dijadikan tugas rumah untuk siswa.

3) Pertemuan kesebelas (Selasa 01 Februari 2011)

Pada pertemuan kali ini sebelum memulai kegiatan belajar, siswa meminta kepada guru untuk membahas PR yang telah dikerjakan oleh siswa. beberapa siswa menawarkan diri untuk menyelesaikan PR di depan kelas tanpa diminta oleh guru. Kompetisi antar kelompok yang terjadi pada pertemuan kesepuluh, kembali terjadi dipertemuan kesebelas ini bahkan terasa lebih aktif.

81

Setelah kegiatan membahas PR selesai, maka kegiatan pembelajaran mulai memasuki pembahasan materi, yaitu membahas materi mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama. Kegiatan belajar pada pertemuan kali ini terasa makin baik dan lebih mudah dalam mengkondisikan siswa ketika akan memberikan penjelasan. Diskusi yang dilakukan oleh siswapun mulai membaik, siswa yang menjadi tutorpun tidak menunggu instruksi dari guru untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya. Setelah kegiatan belajar selesai, siswa ditugaskan untuk mempelajari materi yang telah disampaikan selama siklus II berlangsung. Karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian.

4) Pertemuan kedua belas (Rabu, 02 Februari 2011)

Pertemuan kedua belas ini merupakann pertemuan yang terakhir. Pada pertemuan kali ini dilaksanakan tes akhir siklus III untuk materi menghitung panjang busur, luas juring dan luas tembereng dan materi mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama. Soal tes berbentuk essay berjumlah 5 soal yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai untuk pokok bahasan tersebut.

Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diajarkan dan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar antara siklus II dengan siklus III. Diakhir pembelajaran peneliti membagikan angket pengukur kecemasan siswa dalam belajar matematika siswa.

c. TahapTahap Observasi

Pembelajaran pada siklus III ini berjalan dengan baik, kondisi kelas lebih kondusif dibandingkan siklus II. Siswa lebih santai dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok dan dalam mengerjakan latihan-latihan soal yang ada dibuku LKS. Siswa-siswa yang lebih lambat memahami materi dapat mengikuti pelajaran dengan baik dengan adanya bimbingan ekstra dari tutor

sebaya dalam kelompok masing-masing. Hasil pengamatan terhadap pengajaran guru oleh observer sudah baik dan lembar pengamatan guru dapat dilihat pada lampiran 11.

Berdasarkan lembar observasi guru kolaborator, beberapa skor sikap siswa yang berkaitan dengan kecemasan mengalami peningkatan. Hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator pada kegiatan siklus III ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Skor Rata-rata Kecemasan Siswa kelas VIII-D SMP Negeri 21 Tangerang dalam Pembelajaran Matematika Selama Siklus III

No Aktivitas yang dilakukan

Rata-rata pertemuan ke-9 Rata-rata pertemuan ke-10 Rata-rata pertemuan ke-11 Rata-rata Total

1 Tidak tenang saat mengikuti

kegiatan pembelajaran. 1,65 1,33 0,75 1,24

2 Tidak berani bertanya kepada guru

jika ada materi yang kurang jelas. 2,58 2,18 2 2,25 3 Malu saat menjelaskan materi

diskusi. 2,73 2,38 2,25 2,45

4

Terbata-bata saat mengeluarkan ide/ gagasan ketika diskusi kelompok berlangsung.

2,73 2,33 2,03 2,36

5 Tidak berani menanggapi pertanyaan

dari kelompok lain di depan kelas. 2,18 2,05 1,78 2 6

Pucat ketika mendapat tugas untuk menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain.

1,33 1,03 0,88 1,08

7

Gerogi/ gugup ketika mendapat tugas untuk menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain.

2,53 2,33 2,03 2,3

8 Tidak percaya diri saat menjelaskan/

mengerjakan soal di papan tulis. 2,38 2,18 1,73 2,1 9 Gerogi saat mengerjakan soal

latihan/ ulangan harian. - - 1,09 1,09

83

Keterangan :

Skala penilaian rata-rata setiap aspek: Skala penilaian jumlah rata-rata: 1 : dilakukan sangat baik 9 – 17 : Kecemasan belajar rendah 2 : dilakukan dengan baik 18 – 26 : Kecemasan belajar sedang 3 : dilakukan cukup baik 27 – 36 : Kecemasan belajar tinggi 4 : dilakukan kurang baik

Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa dari 9 aspek yang diamati melalui lembar observasi pada pertemuan 9, 10 dan 11 didapatkan rata-rata 16,88 kategori kecemasan siswa dalam belajar matematika berada dalam rentang skala kecemasan belajar rendah dengan adanya penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya dengan menyertakan pemberian hadiah (reword) dalam belajar matematika. Dengan pencapaian skor hasil observasi sebesar 16,88, maka indikator keberhasilan telah tercapai. Hal ini dibarengi pula dengan berkurangnya frekuensi siswa yang berada pada skala kecemasan belajar tinggi. Jika pada siklus II frekuensi siswa yang berada pada kategori kecemasan tinggiHal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.8

Skala Rata-rata Skor Kecemasan Belajar Matematika Siswa SLTP Negeri 21 Tangerang Kelas VIII-D Siklus III Kategori Kecemasan

Belajar Skala kecemasan

f

f

relatif

Tinggi x ≥ 82,42 4 10%

Sedang 60,78 < x < 82,42 28 70%

Rendah x ≤ 60,78 8 20%

Ketika pelaksanaan tes akhir siklus III pada pertemuan keduabelas, seluruh siswa mengerjakan soal yang diberikan dan menurut hasil pengamatan peneliti dan kolaborator, ada beberapa siswa yang mencontek dan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan ketika siswa melakukan tes diakhir siklus II.

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir siklus III pada pertemuan kedua belas disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9

Nilai Tes Akhir Siklus III

Keterangan:

Nilai tertinggi = 90 Rata-rata = 71,5

Nilai terendah = 50 SD = 9,30

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diperoleh informasi bahwa pada siklus III rata-rata hasil belajar yang diperoleh oleh siswa mengalami penurunan. Namun demikian rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa masih berada diatas SKBM yang telah ditetapkan.

Pada siklus II siswa yang berada di bawah SKBM berjumlah 12, namun pada siklus III jumlahnya berkurang menjadi 10 orang. Jadi meskipun nilai rata-rata siswa mengalami penurunan, akan tetapi siswa yang mencapai SKBM jumlahnya bertambah. Hasil belajar yang diperoleh siswa yang diadakan pada tiap akhir siklus.

d. Tahap Refleksi

Pada saat melaksanakan siklus III ini, kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan sudah sangat baik. Dipertahankankannya anggota kelompok selama kegiatan hingga saat pelaksanaan siklus III membuat tutor sebaya lebih optimal dalam menjelaskan materi kepada anggota kelompok, bahkan karena telah lama

Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif Frekuensi Kumulatif 45 – 53 2 0,050 100 % 54 – 62 4 0,100 95 % 63 – 71 18 0,450 85 % 72 – 80 9 0,225 40 % 81 – 89 6 0,150 17,5 % 90 – 98 1 0,025 2,5 % Jumlah 40 1 100 %

85

bergabung dalam satu kelompok, sehingga pembelajaran berjalan lebih kondusif dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus II. Kerja sama dalam kelompok diskusipun begitu terlihat ketika siswa mengerjakan soal yang sulit terpecahkan.

Berdasarkan pengamatan melalui lembar observasi, ternyata hasil perolehan skor kecemasan siswa pada siklus III telah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Dengan adanya pemberian hadiah (reword) ketika menerapkan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya, hasil belajar tes akhir siklus III sudah menunjukkan hasil yang baik. Meskipun rata-rata nilai tes siswa mengalami penurunan dari 73 menjadi 71,5. Kolaborator menganggap hal ini wajar mengingat materi yang disampaikan pada siklus III lebih sulit dari materi siklus II dan penurunan nilai siswa masih berada diatas SKBM yang telah ditetapkan.

Selain menggunakan lembar observasi untuk mengukur kecemasan yang dialami siswa dalam belajar matematika. Pada hari rabu, 02 februari 2011 siswa kelas VIII-D diberikan angket pengukur skala kecemasan dalam belajar matematika untuk melihat kategori kecemasan belajar siswa pada siklus III. Hasil yang didapat adalah berkurangnya frekuensi siswa yang berada pada kategori kecemasan belajar tinggi menjadi empat siswa

Dokumen terkait