• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang diklakukan peneliti yaitu: menentukan materi pembelajaran, mebuat RPP sesuai dengan silabus yang ada di sekolah, membuat lembar kerja siswa (LKS), mepersiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model contextual teaching learning (CTL), dan menentukan media yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 maret 2016 dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran contextual teaching learning (CTL) sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama Kegiatan awal (±5 menit)

Diawal pemebelajaran ini guru menyapa siswa dengan mengucap salam dan mengajak siswa berdoa. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa untuk mengetahui siswa yang masuk dan tidak masuk, setelah itu dilajut dengan apersepsi dengan bertanya ““anak-anak pernahkah kalian duduk atau berdiri dengan tidak benar? Apa yang kalian rasakan? (Bertanya), kemudian Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran ini termasuk dalam. (Pemodelan)

Kegiatan Inti (±60 menit)

Dikegiatan inti ini mengawali pembelajaran siswa memperhatikan guru menjelaskan penyakit yang menyerang tulang manusia dan meperlihatkan media pembelajaran berupa gambar manusia yang terkena penyakit tulang dll agar siswa mudah memahami dengan materi yang akan dipelajari. (kontruktivimse), Siswa mengamati media dan guru menyebut penyakit pada tulang agar siswa memahami penyakit yang menyerang tulang manusia. Hal tersebut termasuk (Inkuiri) karena proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Siswa meperhatikan guru menjelaskan cara menjaga kesehatan tulang pada manusia dengan memberikan contoh cara sikap duduk dan berdiri yang baik dan mengkaitkan

dalam kehidupan siswa pada saat beraktifitas. (Pemodelan), setelah itu siswa mengamati guru memberikan contoh, agar siswa lebih memahami. (Inkuiri), kemudian siswa diminta memperagakan cara yang baik untuk menjaga kesehatan tulang agar siswa dapat memahami dan meperagakan ketika beraktifitas dalam kesehariannya .(kontuktivisme, Pemodelan), Siswa dibagi dalam kelompok belajar yang hetrogen dengan cara acak dengan berhitung sesuai dengan kelompok yang ditentukan. (masyarakat Belajar), kemudian setiap kelompok diberi LKS untuk didiskusikan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah. (Pemodelan). Siswa menerima dan memberikan masukan kepada teman-teman kelompok tujuannya agar siswa saling menghargai pendapat teman satu kelompoknya. (Kontrukvisme, Masyarakat belajar) setelah itu Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. (Kontruktivisme, Masyarakat belajar). Selesai dipresentasikan siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami kegiatan ini ,asuk dalam kegiatan. (Bertanya) dilanjutkan Guru memberikan pemantapan materi agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari, (refleksi).

Kegiatan Penutup (±5 menit)

Dikegiatan penutup ini dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan pembelajaran tentang jenis penyakit tulang dan cara menjaga agar tidak terkena penyakit tersebut. (kontruktivisme, Refleksi) dilanjutkan guru menyampaikan tidak lanjut agar siswa tahu kegiatan selanjutnya. Pembelajaran IPA ini berada pada jam

ketigan dan empat maka tidak ditutup namun dilanjutkan dengan pembelajaran selanjutnya.

a. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua pada siklus ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2016 dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran contextual teaching learning (CTL) sebagai berikut:

Kegiatan Awal (±5 menit)

Dikegiatan awal ini siswa diajak guru berdoa sebelum melakukan pembelajaran kemudia dilanjutkan dengan apersepsi dengan tanya jawab materi IPA yang akan dipelajari untuk awal berkomunikasi kepada siswa. (bertanya) dilanjutkan siswa mendengarkan guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran agar siswa paham terhadap materi yang dipelajari dan tujuan pembelajaran tersebut, (Pemodelan)

Kegiatan Inti (±5 menit)

Dikegiatan inti ini guru menyampaikan gangguan pada tulang manusia sambil meperlihatkan media tentang gambar manusia tekena gangguan tulang dan benda yang berat dll. agar siswa mudah memahami dengan materi yang akan dipelajari. (konturktivisme), selanjutnya Siswa mendengarkan guru menjelaskan gangguan pada tulang seperti Lordosis, Kifosis, dan Skoliosis tujuannya agar

siswa mengenal gangguan pada tulang manusia. guru menjelaskan dengan

mengangkat sesuatu yang berat tidak seimbang dapat menagkibatkan adanya gangguan tulang agar siswa lebih memahami dan nama-nama gangguan pada tulang manusia, (Pemodelan), siswa mengamati pada saat guru meberikan contoh

cara sikap yang baik termasuk dalam kegiatan. (inkuiri) karena siswa mengamati untuk dijadikan pemahaman pada materi tersebut. Lalu Siswa dibagi dalam kelompok belajar yang hetrogen dengan cara acak dengan berhitung sesuai dengan kelompok yang ditentukan. (masyarakat Belajar), kemudian setiap kelompok diberi LKS untuk didiskusikan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah. (Pemodelan). Siswa menerima dan memberikan masukan kepada teman-teman kelompok tujuannya agar siswa saling menghargai pendapat teman satu kelompoknya. (Kontrukvisme, Masyarakat belajar) setelah itu Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. (Kontruktivisme, Masyarakat belajar). Selesai dipresentasikan siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami kegiatan ini ,asuk dalam kegiatan. (Bertanya) dilanjutkan Guru memberikan pemantapan materi agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari, (refleksi).

Kegiatan penutup (±5 menit)

Dikegiatan penutup ini dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan pembelajaran tentang gangguan pada tulang manusia dan cara menjaga agar tidak terkena gangguan tersebut. (kontruktivisme, Refleksi) dilanjutkan guru menyampaikan tidak lanjut agar siswa tahu kegiatan selanjutnya. siswa mengerjakan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Pembelajaran IPA ini berada pada jam satu dan kedua maka tidak ditutup dengan berdoa namun dilanjutkan dengan pembelajaran selanjutnya.

Adapun rekapitulasi dari hasil tes akhir Siklus I dapat dilihat pada tabel 6. Melalui Tabel tersebutdapat diketahui dari 33 siswa yang tuntas minimum (KKM=75) atau diatasnya berjumlah 21 orang, sedangkan yang belum tuntas nilainya <75 adalah 12 orang. Untuk mengetahui hasil evaluasi pada siklus I lebih jelas dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 5. Data Jumlah siswa Siklus I

KKM Siswa Peresentase Rata-rata kelas 75 jumlah Tuntas KKM Belum tuntas KKM Tuntas KKM Belum Tuntas KKM 33 21 12 64% 36% 74,09

Hasil tes siklus I digambarkan dalam diagram dibawah ini:

Gambar 3. Diagram Nilai siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I

Ketika peneliti melakukan pelaksanaan tidakan pada siklus I dapat dilihat bahwa ada perkembangan pada hasil belajar siswa dibandingkan sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas.Jadi ada perbedaan yang begitu jelas antara hasil belajar siswa dari siklus I dengan pra siklus. Untuk mengetahui hasil belajar

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Siklus I Tuntas Belum tuntas

Tabel 6. Data nilai perbandingan hasil belajar pra siklus dan siklus I Ketuntasan Presentase Rata-rata Pra siklus Siklus I Pra siklus Siklus I Pra

siklus

Siklus I T BT T BT T BT T BT

71,09 74,09 11 22 21 12 33% 77% 64% 36%

Dari data di atas dapat disimpulkan bawah, adanya peningkatan untuk nilai siklus I dibandingkan pra siklus dimana pra siklus siswa yang tuntas 33% sedangkan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa yang sudah tuntas mencapai 64% presentase ketuntasan siswa sudah mencapai KKM.

b. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan terhadap penerapan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL) dengan mengamati aktivitas guru dan siswa kelas IV SD Sawit, Sewon, Bantul pada saat proses pebelajaran berlangsung.

1) Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I.

Hasil observasi mengajar guru memuat aspek penggunaan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL). Pelaksanaan kegiatan siklus I pada hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas mengajar guru kelas IV SD Sawit, Sewon, Bantul menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL).

Pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus I bahwa guru menyampaikan materi kepada siswa cukup baik, dikatakan cukup baik karena guru sudah berusaha dalam menyampaikan materi dengan baik namun masih banya siswa yang masih terkada sibuk sendiri hanaya beberapa siswa yang mendengarkan pada saat guru menjelaskan materi kemudian guru menyampaikan sambil memberikan

cukup baik mebagikan kelomok tidak begitu diacak, mebimbing siswa mengerjakan LKS kurang baik karena tidak semua guru bimbing dalam mengerjakan LKS, dan cukup baik dalam meberikan kesempatan kepada siswa untuk betanya meski tidak semua siswa diberikan kesempatan untuk bertanya. Guru cukup baik dalam membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran meski siswa tidak diberi kesempatan semua menyampaikan kesimpulan.

Hasil observasi aktivitas mengajar guru di atas menunjukkan bahwa aktivitas mengajar guru berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian aktivitas mengajar guru belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan.

2) Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada siklus I.

Adapun hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui model CTL pada siklus I selama dua pertemuan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Pada saat guru menyampiakan materi siswa mendengarkan dengan cukup baik karena masih beberapa siswa yang masih sibuk sendiri dan tidak mendengarkan pada saat guru menjelaskan, siswa cukup baik dalam mebentuk kelompok karena ada sebagian siswa yang tidak menerima dengan teman sekolmopk yang ditentukan secara acak, siswa cukup baik dalam bekerja sama dikatakan cukup baik karena tidak semua siswa dalam kelompok ikut aktif dalam mengerjakan LKS. Siswa betanya tentang hal-hal yang belum dipahami baik meski hanya satu atau dua orang yang mengajukan pertanyaan, dalam menyimpulkan pembelajaran cukup baik karena sebagian siswa yang memberikan kesimpulan.

Hasil observasi aktivitas belajar siswa diatas menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian aktivitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan.

c. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus untuk mengetahui kekurangan pada siklus I, Pada tahap ini guru dan peneliti merefleksi semua kegiatan yang telah diamati melalui lembar observasi guru dan hasil tes akhir siklus I dalam penerapan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL) pada materi pemeliharaan kesehatan tubuh manusia.Hasil refleksi ini digunakan sebagai acuan melakukan perbaikan tindakan siklus yang selanjutnya. Adapun permasalahan yang ditemukan pada guru selama proses pembelajaran adalah sebagia berikut :

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan materi yang dipelajari, namun sebagian siswa yang masih sibuk sendiri dan ngobrol sediri saat guru menjelaskan.

b. Guru Mengkordiansikan dalam kelompok belajar yang hetrogen namun sebagian siswa tidak terima dengan teman seklompoknya. Namun kurang mengarahkan bagaimana cara kerja sama yang baik dalam kelompok.

c. Guru membimbing siswa dalam menjawab LKS namun tidak semua siswa dibimbing dalam mengerjakan LKS.

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok, dan mengarahkan agar siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas secara bergantian dalam kelompok namun kurang memperhatikan cara siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok.

Berdasarkan uraian tahap refleksi, maka tindak lanjut yang dapat dilakukan terhadap perbaikan aktivitas mengajar guru dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

a) Guru lebih memperhatikan siswa saat menyampaikan materi pembelajaran b) Guru lebih tegas untuk mengarahkan agar setiap kelompok bekerja sama. c) Guru lebih banyak mengarahkan bagaimana cara kerja sama yang baik dalam

kelompok.

d) Guru lebih memperhatikan siswa saat mempersentasikan hasil kerja kelompok.

e) Ketuntasan yang harus dicapai siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I.

Dokumen terkait