• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) yang hasilnya telah penulis deskripsikan pada Bab III, maka penulis dapat menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

1. Penerapan informed consent pada pelayanan medik di Rumah Sakit Islam Surakarta ditinjau dari Peraturan Menteri Kesehatan No.585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik pada pelayanan medis di Rumah Sakit Islam Surakarta.

Format informed consent sudah berisi lengkap, seperti identitas pasien, identitas yang memberikan persetujuan atau penolakan tindakan medis, pernyataan persetujuan atau penolakan dilakukannya tindakan medis, pernyataan sudah menerima penjelasan yang harus disampaikan oleh dokter, tanggal pembuatan pernyataan, tandatangan yang membuat pernyataan, tanda tangan dan nama terang saksi-saksi dan tanda tangan serta nama terang dokter (kecuali untuk surat penolakan untuk operasi/ tindakan medis lain, tidak menggunakan tanda tangan dokter).

Di RSIS terdapat 4 format informed consent, yaitu: a. Surat Persetujuan Tindakan Medik

b. Surat Pernyataan Persetujuan Operasi Dan Pembiusan

c. Surat Penolakan Untuk Dirawat Di Bangsal Pada Pasien Indikasi ICU/ ICCU d. Surat Penolakan Untuk Operasi/ Tindakan Medis Lain

Para dokter, perawat dan pasien yang penulis wawancarai menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan penjelasan yang dokter berikan maupun pengisian dan penandatanganan format informed consent, dan dari penelitian yang penulis lakukan di bagian rekam medik dengan melihat banyak format

informed consent yang sudah diisi dan disusun dengan baik disana ditemukan bahwa seluruh format yang harus diisi telah diisi dengan lengkap dan baik, menyangkut pengisian identitas dan tanda tangan sudah diisi semua, kecuali

hampir semua form saksi diisi oleh perawat, hanya beberapa saja yang hanya mencantumkan satu orang saksi.

Tiap-tiap pasal sudah penulis jabarkan dan penulis tinjau dari pelaksanaan yang ada di RSIS, yaitu antara lain mengenai persetujuan, informasi, yang berhak memberikan persetujuan, tanggung jawab, sanksi, dan ketentuan-ketentuan lain seputar informed consent. Hampir seluruh ketentuan dalam permenkes dijalankan dengan baik dan benar di RSIS, namun ada satu pasal dimana RSIS tidak berani mengambil resiko besar dengan melakukan tindakan medik yang cukup beresiko, contohnya adalah dengan melakukan tindakan pembedahan atau tindakan infasiv

yang beresiko terhadap pasien yang tidak sadar dan tidak didampingi keluarganya, sedang pasien tersebut berada dalam kondisi gawat dan atau darurat. Hal ini diatur dalam pasal 11 Permenkes.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan informed consent pada pelayanan medis di Rumah Sakit Islam Surakarta

Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain: a. Faktor pendidikan

b. Faktor situasi dan kondisi pasien c. Dari segi medis

d. Faktor keuangan e. Faktor psikis f. Faktor agama

g. Faktor pertimbangan keluarga h. Faktor kompetensi pasien i. Faktor usia

j. Faktor adat dan kebudayaan

Dalam Permenkes No.585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis pasal 13 disebutkan bahwa terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan surat ijin prakteknya. Di RSIS dokter dikenakan sanksi administratif jika Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia menyatakan bahwa dokter tersebut bersalah dalam rapat

majelis, setelah dokter mendapatkan putusan bersalah dari pengadilan. Sanksi administratif dapat berupa peringatan atau pencabutan ijin praktek.

Ketentuan hukum mengenai Informed Consent juga diatur dalah KUHPidana pasal 359, 360 dan 361 Tentang Menyebabkan Mati atau Luka-luka karena kealpaan, selain itu juga diatur dalam pasal 1234, 1238,1248,1266 KUHPerdata tentang wanprestasi.

B. SARAN

1. Pelaksanaan prosedur Informed Consent di Rumah Sakit Islam Surakarta sudah cukup baik, seluruh dokter dan perawat mengerti dan memahami pentingnya kelengkapan pengisian format informed consent, namun masih perlu disempurnakan lagi karena masih ada beberapa format yang terlewati dan tidak diperhatikan, antara lain pengisian status penanggung jawab pasien adalah suami, istri, atau anggota keluarga yang lain. Hampir seluruh pasien yang penulis wawancarai mengaku sudah mendapatkan penjelasan dari dokter atau dari perawat, namun mereka masih mengeluh karena ada beberapa penjelasan yang tidak mereka mengerti, dan jika mereka ingin mengetahui lebih lengkap, mereka harus bertanya terlebih dahulu. Pasien ingin agar dokter dalam memberikan penjelasan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan memberi penjelasan yang cukup lengkap sehingga mereka tidak perlu bertanya-tanya lagi berulang kali.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemberian informasi kepada pasien untuk mendapatkan persetujuan hendaknya benar-benar lebih diperhatikan oleh dokter dan staff medis di Rumah Sakit Islam Surakarta. Implikasi yuridis mengenai pelaksanaan informed consent ini juga diatur dalam beberapa peraturan, antara lain Permenkes No.585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik, KUHPidana, KUHPerdata, Prosedur Tetap, maka dari itu Dokter dalam menjalankan profesi memberikan tindakan medis kepada pasien hendaknya selalu memathui ketentuan yang berlaku, dan tidak menganggap bahwa peraturan yang dibuat hanya untuk formalitas saja.

DAFTAR PUSTAKA

Anny Isfandyarie. 2006. Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter Buku I.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Bahder Johan Nasution. 2005. Hukum Kesehatan Pertanggung Jawaban Dokter. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

D Veronica Komalawati. 1989. Hukum dan Etika Dalam Praktik Dokter. Jakarta: Sinar Harapan.

Hendrojono Soewono. 2007. Batas Pertanggungjawaban Hukum Malpraktik Dokter Dalam Transaksi Terapeutik. Jakarta: Srikandi.

Guwandi J. 2005. Medical Error Dan Hukum Medis. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hermien Hadiati Koeswadji. 1984. Hukum dan Masalah Medik. Surabaya: Airlangga Univesity Press.

Lexy J Moeleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Soerjono Soekanto. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Subekti. 1978. Pokok-Pokok Hukum Perdata Cetakan Ke-13.Jakarta:PT.Intermasa.

Subekti dan R.Tjitrosidibio. 1978. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata cetakan ke-9.

Jakarta: PT.Pradnya Paramita.

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun1992 tentang Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent). Jakarta: Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Sumber Internet:

Adib A. Yahya. Informed Consent, Apakah Itu?.

<http://konsultasikesehatan.epajak.org/tag/informed-consent/> (21 Juni 2008 pukul 16.30 WIB)

Arya H. Malpraktek Kedokteran dan pembuktian di Pengadilan.

<http://pdskjijaya.org/MakalahPIDT2007/symposium.html> (28 Februari 2008 pukul 15.00).

Asta Qauliyah. Rekam Medik Rumah Sakit Perlu Transparansi. <http://astaqauliyah.com/2007/03/17/rekam-medik-rumah-sakit-perlu-

transparansi/> (19 Juni 2008 pukul 17.00).

Chrisdiono M Achadiat. Hukum Kedokteran tentang Kontrak Terapeutik. <http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip/112002/top-2.html> (20 Maret 2008 pukul 16.30).

.Perjanjian Terapeutik.

<http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip.html> (27 Februari 2008 pukul 11.00).

.Praktik Kedokteran. <http://64.203.71.11/kompas- cetak/0407/08/opini/1136639.htm> (7 April 2008 Pukul 17.00).

Dedy Afandi. Persetujuan Tindakan Medik Pasien Kompeten Pada Tindakan Bedah Elektif Di Rsupn Cipto Mangunkusumo Jakarta: Suatu Survei Evaluasi Sumatif Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Medik Ditinjau Dari Sudut Pandang Pasien. <http://www.digilib.ui.edu/opac/themes/libri2/abstrakpdf.jsp?id=109026&lokasi= lokal.> (19 Juni pukul 17.05)

Fahrie Haris.Informed Consent. <http://dokter-unhas.org/content/view/22/34/> (20 Juni 2008 pukul 16.00 WIB)

Indonesian Health Education. Sanksi Kode Eetik Kedokteran. <http://www.pendidikankesehatan.org> (24 Februari 2008 pukul 15.30).

Rumah Sakit Islam Indonesia. Persetujuan Tindakan Medik

<http://fkuii.org/tiki-

download_wiki_attachment.php?attId=147&page=3.%20PERSETUJUAN%20TI NDAKAN%20MEDIK%20DAN%20INFORMED%20CONSENT> (19 Juni 2008 pukul 17.10).

Teddy hidayat. Perlu Diungkap Hak Dan Kewajiban Pasien.

Dokumen terkait