• Tidak ada hasil yang ditemukan

Purwono, 2010). Ketiga hal tersebut dapat mendorong individu untuk melakukan suatu perilaku tertentu.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara iklim keselamatan kerja dengan kinerja keselamatan (p= 0,000<0,01), selain itu berdasarkan hasil penelitian (r= 0,389) juga menunjukan bahwa korelasi antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori lemah (Darmawan, 2014). Hal ini dapat dijelaskan bahwa memang terdapat faktor atau prediktor lain yang mempengaruhi kinerja keselamatan karyawan. Kinerja keselamatan merupakan perilaku yang terbentuk atau dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Pada penelitian ini, peneliti mengkaji perilaku kinerja keselamatan yang disebabkan oleh iklim keselamatan kerja atau persepsi karyawan terhadap pengelolaan keselamatan kerja di perusahaan. Dimana variabel tersebut termasuk dalam faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.

Koefisien determinasi (r2) sebesar 0,147 menunjukan bahwa sumbangan efektif variabel iklim keselamatan kerja terhadap kinerja keselamatan adalah 15 %, sedangkan sisanya 85 % dipengaruhi oleh variabel lain seperti resiko dan bahaya kerja, tuntutan pekerjaan, serta komitmen (Nahrgang, Morgeson, dan Hofmann, 2007). Selain itu penelitian terdahulu membenarkan bahwa terdapat faktor lain yang menyebabkan individu memiliki kinerja keselamatan yang tinggi yang disebabkan oleh faktor eksternal, salah satunya adalah faktor kepemimpinan yang dijadikan sebagai role model bagi bawahannya (Shen et.al., 2017). Penelitian lain mengenai faktor eskternal yang berhubungan kuat dengan kinerja keselamatan yaitu resiko atau bahaya kerja, karyawan yang memiliki tingkat resiko kerja tinggi akan melakukan perilaku-perilaku aman saat bekerja. Hal ini dikarenakan adanya informasi dan pengetahuan mengenai resiko dari pekerjaannya yang membantu karyawan dalam mengambil keputusan dan berperilaku kerja aman (Putri dan Hadi, 2014).

Penelitian ini memberikan pandangan mengenai isu-isu tertentu yang disebabkan oleh iklim keselamatan. Iklim keselamatan yang positif dapat mengurangi berbagai permasalahan di tempat kerja terkait dengan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian ini merupakan salah satu bukti empiris yang meneliti mengenai perilaku kinerja keselamatan pada karyawan. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut iklim keselamatan kerja dapat dijadikan sebagai pertimbangan penelitian selanjutnya yang menjadi salah satu prediktor pemicu munculnya kinerja keselamatan karyawan.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima, artinya terdapat hubungan positif antara hubungan positif antara iklim keselamatan kerja dengan kinerja keselamatan pada karyawan perusahaan food and beverage di Pasuruan (r= 0,389; p= 0,000<0,01, r2= 0,147). Dengan demikian diketahui bahwa semakin positif iklim keselamatan kerja maka semakin tinggi

pula kinerja keselamatan karyawan. Sebaliknya semakin negatif iklim keselamatan kerja maka semakin rendah pula kinerja keselamatan karyawan. Implikasi dari penelitian ini diantaranya :

1. Karyawan

Pandangan atau persepsi karyawan positif, terhadap lingkungan kerja dan peran manajemen perusahaan dalam penerapan keselamatan kerja. Persepsi karyawan yang positif tersebut dapat menumbuhkan perilaku kinerja keselamatan.

2. Perusahaan

Perusahaan berkomitmen penuh dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), seperti menyediakan peralatan keselamatan kerja (APD), pemberian informasi melalui kegiatan training K3, serta melakukan audit K3 secara menyeluruh, sehingga iklim keselamatan kerja yang positif dapat terwujud dan dapat menumbuhkan kinerja keselamatan karyawan yang tinggi. 3. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber referensi, inspirasi atau wawasan untuk melakukan penelitian serupa ataupun mengembangkan penelitian dengan variabel-variabel lain yang berhubungan dan dapat meningkatkan kinerja keselamatan karyawan, seperti faktor resiko dan bahaya kerja, kepemimpinan, maupun komitmen kerja.

REFERENSI

Ardi, M & Aryani, L. (2011). Hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Jurnal Psikologi, 7, (2), 153-163.

Azwar, S. (2015). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Beus, J. M., Payne, S. C., Bergman, M. E., & Arthur, W. Jr. (2010). Safety climate and injuries : An examination of theoritical and empirical relationships. Journal of Applied Psychology, 2010, 95, (4), 713–727. Blass, T. (1999). The milgram paradigm after 35 years: Some things we now

know about obedience to authority. Journal of Applied Social Psychology, 29, (5), 955-978.

Bradley, B .H., Klotz, A. C., Postlethwaite, B. E., & Hamdani, M. R. (2012). Reaping the benefits of task conflict in teams: The critical role of team psychological safety climate. Journal of Applied Psychology, 97, (1), 151– 158.

Brondino, M, Silva S. A., & Pasini, M. (2013). Authentic leadership and its relationship with risk perception and safety climate. Safety Science, 50, 1847–1856.

Burke, M. J., Sarpy, S. A., Tesluk, P. E., & Smith-Crowe, K. (2002). General safety performance: A test of a grounded theoretical model. Personnel Psychology, 55, 429-457.

Casey, T., Griffin, M. A., Harrison, H. F., & dan Neal, A. (2017). Safety climate and culture: Integrating Psychologycal and systems perspectives. Journal of Occupational Health Psychology, 1-13.

Clarke, S. (2013). Safety leadership: A meta-analytic review of transformational and transactional leadership styles as antecedents of safety behaviours. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 86, 22-49.

Darmawan, D. (2014). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dollard, M. F., & Bakker, A. B. (2010). Psychosocial safety climate as aprecursor to conducivework environments psychological health problem and employee engagement. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 83, 579–599.

Ford, T. M., & Tetrick, E. L. (2011). Relations among occupational hazards, attitudes, and safety performance. Journal of Occupational Health Psychology, 16, (1), 48–66.

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2009). Design and evaluate research in eduation. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Gao, R., Chan, Albert., Utama, W. P., & Zahoor, H. (2016). Multilevel safety climate and safety performance in the construction industry: Development and validation of a top-down mechanism. Int. J. Environ. Res. Public Health, 13.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 21. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Griffin, A. M. (2016). Safety climate in organization: New challenges and frontiers for theory, research, and practice. Annual Review of Organizational Psychology and Organizational Behavior, 3.

Griffin, M. A., & Neal, A. (2000). Perceptions of safety at work: Framework from linking safety climate to safety performance, knowledge, and motivation. Journal of Motivational Health Psycholoy, 5, (3), 347-358.

Griffin, M. A., & Neal, A. (2004). Safety climate and safety at work. In Barling, J & Michael, R. F (Eds), The psychology of workplace safety. Washington: American Psychologycal Association.

Idris, M. A., Dollard, M. F., dan Tuckey, M. R. (2015). Psychosocial safety climate as a management tool for employee engagement and performance: A multilevel analysis. International Journal of Stress Management, 22, (2), 183-206.

International Labour Organization. (2013). Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja sarana untuk produktivitas : Pedoman pelatihan untuk manajer dan pekerja. Jakarta: ILO.

International Weiterbildung und Entwicklung. (2010). Human Factors Vs Accidents Causation Industrial Disaster Risk Management. Germany: IWE. Kiani, F., & Khodabakhsh, M. R. (2013). The relationship between safety climate with fatalism and perceived helplessness among workers: Implication for health promotion. Journal of Community Health Research, 2, (3), 196-207. Kines, P., Lappalainen, J., Mikkelsen, K. L., Olsen, E., Pousette, A., Tharaldsen,

J., Tomasson, K., & Torner, M. (2011). Nordic safety climate questionnaire (NOSACQ-50): A new tool for diagnosing occupational safety climate. International Journal of Industrial Ergonomics, 41, 634-646.

Machrus, H., & Purwono, U. (2011). Pengkuran perilaku berdasarkan theory of planned behavior. INSAN, 12, (1), 64-72.

Nabilla & Sami’an. (2014). Hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja keselamatan pada karyawan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (Job P-PEJ). Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 3, (1), 218-226.

Nahrgang, J. D., Morgeson, F. P., Hofmann, D. A. (2007). Predicting safety performance: A meta-analysis of safety and organizational constructs. Poster session presented at the 22nd Annual Conference of the Society for Industrial and Organizational Psychology, New York, NY.

Nahrgang, J. D., Morgeson, F. P., & Hofmann, D. A. (2011). Safety at work: A meta-analytic investigation of the link between job demands, job resources, burnout, engagement, and safety outcomes. Journal of Applied Psychology, 96, 71–94.

Nielsen M. B, Eid J, Mearns K, & Larsson G. (2013). Authentic leadership and its relationship with risk perception and safety climate. Leadership & Organization Development Journal, 34, (4), 308-325.

Nielsen, M. B., Mearns, K., Matthiesen, S. B., & Eid J. (2011). Using the job demands resources model to investigate risk perception, safety climate and job satisfaction in safety critical organizations. Scandinavian Journal of Psychology, 52, 465–475.

Probst, T. M. (2015). Organizational safety climate and supervisor safety enforcement: Multilevel explorations of the causes of accident underreporting. Journal of Applied Psychology.

Putri, L.A., & Hadi, C. (2014). Perbedaan kinerja keselamatan ditinjau dari tingkat persepsi risiko pada pekerja PT. Ridlatama Bangun Usaha. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 3, (1), 204-209.

Sandjojo, N. (2011). Metode analisis jalur (path analysis) dan aplikasinya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sarah, D., April E. Smith., Christina L. Wilson., Peter Y. Chen., Konstantin P.C. (2011). Individual safety performance in the construction indutry: development and validation of two short scale. Accident Analysis and Prevention, 43: 948–954.

Shaheen, S., Bashir, S., Shahid, A.S., Yasin, G., Tariq, N.M., & Qidwai, A.S. (2014). Impact of safety climate on safety performance: Evidence from textile dyeing industries of Pakistan. International Journal of Chemical and Biochemical Sciences, 6, 50-55.

Shen, Y., Ju, C., Koh, T. Y., Rowlinson, S., & Bridge A. J. (2017). The impact of transformational leadership on safety climate and individual safety behavior on construction sites. Int. J. Environ. Res. Public Health, 14, (45).

Suma’mur. (1989). Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung.

Sugiyono. (2015). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suyono, K.Z., & Nawawinetu, D.E. (2013). Hubungan antara faktor pembentuk budaya keselamatan kerja dengan safety behavior di PT Dok dan Perkapalan Surabaya Unit Hull Construction. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 2, (1), 67-74.

Snyder, L.A., Krauss, A.D., Chen, P.Y., Finlinson, S., & Huang, Y.H. (2008). Occupational safety: Apllication of the job demand control support model. Journal of Accident Analysis and Prevention, 40, 1713-1723.

Turner, N., Stride, C. B., Carter, A. J., McCaughey, D., & Caroll, A. E. (2012). Job demand control support model and employee safety performance. Accident Analysis and Prevention, 45, 811–817.

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Waruwu, S., & Yuamita, F. (2016). Analisis faktor kesehatan dan keselamatan

kerja (K3) yang signifikan mempengaruhi kecelakaan kerja pada proyek pembangunan apartemen Student Castle. Spektrum industri, 14, (1), 1-108. Williamson, A. M., Feyer, A. M., Cairns, D., & Biancotti, D. (1997). The

development of a measure of safety climate: the role of safety perceptions and attitudes. Safety Science, 25, (No. 1-3), 15-27.

Winarsunu, T. (2007). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Press.

Winarsunu, T. (2008). Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM Press. Yang, C.-C., Wang, Y.-S., Chang, S.-T., Guo, S.-E., & Huang, M.-F. (2010). A

the healthcare industry. World Academy of Science, Engineering and Technology L: Educational and Psychological Sciences, 2: 94-87.

Zohar, D. (2003). Safety climate: Conceptual and measurement issues. In Quick, J. C & Tetrick, L. E (Eds), Handbook of occupational health psychology (pp. 123-142). American Psychologycal Association.

Zohar, D. (1980). Safety climate in industrial organization: Theoritical and applied implication. Journal of Applied Psychology, 65, (1), 96-102.

Zohar, D., & Polachek, T. (2014). Discourse based intervention for modifying supervisory commu-nication as leverage for safety climate and performance improve-ment: A randomized field study. Journal of Applied Psychology, 99, (1), 113–124.

-. (2016). Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. -, Acessed on

October 30, 2016 from

http://www.bpjsketenagarkerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-kecelakaan-kerja-di-Indonesiamasih-tinggi.html.

-. (2015). Hingga 2014, BPJS Ketenagakerjaan tangani 105.383 kasus kecelakaan kerja. -, Acessed on October 30, 2016 from http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/ berita/1637/Hingga-2014,-BPJS-Ketenagakerjaan-Tangani-105.383-Kasus-Kecelakaan-Kerja.html.

Lampiran 1. Skala Tryout Iklim Keselamatan Kerja dan Kinerja

Dokumen terkait