• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perlakuan pupuk tunggal dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman secara linier terhadap peubah tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah pelepah daun, dan panjang pelepah ke-9, serta secara kuadratik terhadap peubah jumlah pelepah daun. Dosis optimum untuk pupuk tunggal diperoleh pada taraf 1.63 kali dosis rekomendasi, dengan demikian dosis untuk tanaman kelapa sawit TBM II adalah: 3667.5 g urea + 3178.5 g SP-36 + 3667.5 g KCl tanaman-1 tahun-1.

2. Perlakuan pupuk majemuk dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman secara linier terhadap peubah tinggi tanaman, lingkar batang, jumlah pelepah daun, dan panjang pelepah ke-9, sementara pada awal pengamatan tinggi tanaman meningkat secara kuadratik. Dosis optimum untuk pupuk majemuk belum bisa ditentukan sampai rentang dosis yang digunakan.

3. Perlakuan pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah pertumbuhan tanaman, namun meningkatkan kadar hara P daun saat umur 24 bulan.

4. Pemberian pupuk mikro tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah pertumbuhan tanaman, namun meningkatkan kadar hara B daun umur 18 bulan.

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk tanaman kelapa sawit menghasilkan.

33 DAFTAR PUSTAKA

Asrul L, Mustari K, Ahmad F. 2012. Pertumbuhan bibit kelapa sawit pada pemberian pupuk organik di PT Perkebunan Nusantara XIV Unit I Burau Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan. J Agronomika. 1(3): 126-135.

Broschat TK. 2011. Uptake and distribution of boron in coconut and paurotis palms. Hort Science. 46(12):1683–1686.

Corley RHV, Tinker PB. 2003. The Oil Palm. 4th ed. Oxford (GB): Blackwell Science Ltd.

Goh KJ, Gan HH, Kee KK, Chew PS, Teoh KC. 2007. Boron Requirement and Distribution in the Oil Palm (Elaeis guineensis. Jacq) and Some Implications on Manuring Practices. Proceedings of the 3rd International Symposium on all Aspects of Plant and Animal Boron Nutrition. p 189-192.

Gusmawartati, Hapsoh, Rambe WPD. 2013. Pemberian mikroorganisme selulotik (MOS) dan pupuk anorganik pada pertumbuhan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di TBM II. J Agroteknologi. 3(2):21-26.

---, Wardati. 2012. Pemberian pupuk anorganik dan air pada tanah gambut terhadap pertumbuhan kelapa sawit di pre nursery. J. Agrotek. Trop. 1 (1): 23-26.

Hartatik W, Widowati LR. 2010. Pupuk kandang. [internet]. [diunduh pada 2014 Mar 15]. Tersedia pada http://balittanah.litbang.deptan.go.id.

[IFA] International Fertilizer Industry Association. 1992. IFA World Fertilizer Use Manual. Germany.

Kanny PI, Sudradjat, Sugiyanta. 2015. The role of manure, nitrogen, phosporus, and potassium fertilizer on growth of two year old palm oil in Jonggol, Bogor, Indonesia. International J of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR). 23(1): 25-33.

Manurung ANH, Sudradjat, Hariyadi. 2015. Optimization rate of organic and NPK compound fertilizers on second year immature oil palm. Asian journal of applied sciences. 3(3):375-381.

Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor (ID): IPB Press.

Ng SK. 1972. The Oil Palm, its Culture, Manuring and Utilisation. International Potash Institute.

Ochs R, Olivin J. 1977. Le diagnostic foliaire pour le controle de la nutrition des plantations de palmiers à huile: Prélèvement des échantillions foliares.

Oléagineux. 32(5):211-216.

Pusat Penelitian Tanah. 2005. Analisis Tanah dan Tanaman. Jakarta (ID): Pusat Penelitian Tanah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Ramadhaini RF, Sudradjat, Wachjar A. 2014. Optimasi dosis pupuk majemuk NPK dan kalsium pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pembibitan utama. J Agron Indonesia: 42(1): 52-58.

Safuan LO, Fransiscus S, Rembon, Syaf H. 2013. Evaluasi status hara tanah dan jaringan sebagai dasar rekomendasi pemupukan N, P, dan K pada tanaman kelapa sawit. J Agriplus. 23(2):154-162.

34

Saputra H. 2014. Optimasi dan pengaruh berbagai paket pemupukan pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan umur satu tahun [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Siallagan I, Sudradjat, Hariyadi. 2014. Optimasi dosis pupuk organik dan NPK majemuk pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. J Agron Indonesia. 42(2): 166-172.

Soepardi G. 1979. Sifat dan Ciri Tanah I. Bogor (ID): IPB.

Stephanus D, Supriadi, Sarifuddin. 2013. Survei dan pemetaan status hara tembaga dan boron perkebunan kelapa sawit rakyat hutabayu raja. J Agroekoteknologi. 2(1):64-71.

Sudradjat, Saputra H, Yahya S. 2015. Optimization of NPK compound fertilizer package rate on one year old oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) trees.

International J of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR). 20(1): 365-372.

---, Sukmawan Y, Sugianta. 2014. Influence of manure, nitrogen, phosphorus, and photassium fertilizer aplication on growth of one-year-old oil palms on marginal soil in Jonggol, Bogor, Indonesia. J Of Tropical Crop Science. 1(2): 18-24.

Tengoua FF, Hanafi MM, Idris AS, Syed-Omar SR. 2015. Screening for optimum concentrations of Boron, Copper, and Manganese for the growth of three-month old oil palm seedlings in solution culture. Pertanika J Trop Agric Sci. 38 (1): 113 – 126.

Uwumarongie-Ilori EG, Sulaiman-Ilobu BB, Ederion O, Imogie A, Imoisi BO, Garuba N, Ugbah M. 2012. Vegetative growth performance of oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) seedling in response to inorganic and organic fertilizer.

Greener J of Agricultural Sciences. 2(2); 26-30.

Wanasuria S, Gales K. 1990. Copper Deficiency of Oil Palm on Mineral Soils in Sumatra. Proceedings 1989 PORIM International Development Conference Module II Agriculture. pp 431-439.

Webb MJ. 2009. A conceptual framework for determining economically optimal fertiliser use in oil palm plantations with factorial fertiliser trials. Nutr Cycl Agroecosyst. 83:163-178.

Winarna, Darmosarkoro W, Sutarta ES. 2007. Teknologi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Di dalam: Darmosarkoro W, Sutarta ES, dan Winarna, editor.

Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit Edisi 1. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Wu L, Liu M, Liang R. 2008. Preparation and properties of a double-coated slowrelease NPK compound fertilizer with superabsorbent and water-retention.

35

36

Lampiran 1 Batas kritis kadar hara makro pada daun kelapa sawit Umur Tanaman Batas Persentase (%)

N P K Mg Tanaman muda

(di bawah 6 tahun)

Kekurangan < 2.50 < 0.15 < 1.00 < 0.20 Optimal 2.60-2.90 0.16-0.19 1.10-1.30 0.30-0.45 Kelebihan > 3.10 > 0.25 > 1.80 > 0.70 Tanaman tua

(di atas 6 tahun)

Kekurangan < 2.30 < 0.14 < 0.75 < 0.20 Optimal 2.40-2.80 0.15-0.18 0.90-1.20 0.25-0.40 Kelebihan > 3.00 > 0.25 > 1.60 > 0.70 Sumber: IFA (1992)

Lampiran 2 Batas kritis kadar hara mikro pada daun kelapa sawit

Umur Tanaman Batas Persentase (%) Ppm

Ca S Cl B Cu

Tanaman muda (di bawah 6 tahun)

Kekurangan < 0.30 < 0.20 < 0.25 < 8 < 3 Optimal 0.50-0.70 0.25-0.40 0.50-0.70 15-25 5-7 Kelebihan > 1.00 > 0.60 > 1.00 > 35 > 15 Tanaman tua

(di atas 6 tahun)

Kekurangan < 0.25 < 0.20 < 0.25 < 8 < 3 Optimal 0.50-0.70 0.25-0.35 0.50-0.70 15-25 5-8 Kelebihan > 1.00 >0.60 > 1.00 > 40 > 15 Sumber: IFA (1992)

Lampiran 3 Uptake hara oleh tanaman kelapa sawit

Uptake hara

Unsur hara (kg pohon-1 tahun-1)

N P2O5 K2O MgO

Diangkut saat panen 0.49 0.18 0.76 0.23 Immobil dalam jaringan 0.27 0.05 0.56 0.12 Dikembalikan ke tanah 0.53 0.17 0.83 0.32

Total hara ter-uptake 1.29 0.40 2.15 0.66 Total hara ter-uptake ha-1

kg ha-1

191 62 318 98

37 Lampiran 4 Hasil analisis pupuk organik yang digunakan

Parameter Hasil uji mutu

pH 7.50 C (%) 33.10 N (%) 1.34 P2O5 (%) 1.03 K2O (%) 1.02 Ca (%) 1.99 Mg (%) 0.37 Kadar air (%) 48.02

Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB

Lampiran 5 Hasil analisis pupuk anorganik yang digunakan

Parameter Hasil uji mutu

Urea N (%) 42.15 SP36 P2O5 (%) 34.84 KCl K2O (%) 51.19 Cu CuSO4 (%) 21.68 B B2O3 (%) 51.35 NPK N (%) P2O5 (%) K2O (%) 12.33 15.31 14.12

Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB

Lampiran 6 Hasil uji korelasi antarpeubah pengamatan pupuk tunggal pada umur 24 bulan

Peubah TT JP TT -

JP 0.837a -

**

Keterangan: a: nilai korelasi pearson *: nyata pada α = 5%, **: nyata pada α = 1% , TT: tinggi

38

Lampiran 7 Hasil uji korelasi antarpeubah pengamatan pupuk majemuk pada umur 24 bulan

Peubah LB JP LB -

JP 0.676a -

*

Keterangan: a: nilai korelasi pearson *: nyata pada α = 5%, **: nyata pada α = 1%, LB: lingkar

batang, JP: jumlah pelepah

Lampiran 8 Data curah hujan, hari hujan, suhu, dan kelembaban udara April 2014-Maret 2015

Bulan-tahun Curah hujan (mm) Hari hujan (hari) Suhu rata-rata (0C) Kelembaban (%) April 2014 472 17 26-33 77 Mei 2014 155 13 27-33 77 Juni 2015 250 7 27-32 78 Juli 2014 167 10 26-31 76 Agustus 2014 75 4 26-33 71 September 2014 27 1 26-34 64 Oktober 2014 5 1 27-35 59 November 2014 282 15 27-33 67 Desember 2014 298 11 26-31 69 Januari 2015 318 18 25-29 83 Februari 2015 244 16 25-29 85 Maret 2015 403 19 25-31 81 Total 2696 132 26-32 887

39

Dokumen terkait