BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk melakukan pola makan sehat dan olahraga pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUP Hasan Sadikin dan kelompok dewasa madia yang tidak mengidap penyakit tertentu di kota Bandung dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1) Tidak terdapat perbedaan intention untuk melakukan pola makan sehat dan
olahraga antara kedua kelompok. Artinya, kelompok 1 mengerahkan usahanya untuk melakukan pola makan sehat dan olahraga, seperti mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, menjaga asupan makanan, memerhatikan ajdwal makan, meningkatkan waktu berolahraga. Keadaan yang sama juga dilakukan oleh kelompok 2 untuk menjaga kesehatannya.
2) Tidak terdapat perbedaan pada determinan subjective norms dan perceived
behavioral control antara kedua kelompok. Artinya, kedua kelompok sama- sama memandang adanya tuntuan dari keluarga, teman, atau dokter yang mengharuskan untuk menjalankan pola makan sehat dan olahraga serta adanya kesediaan untuk mematuhi orang-orang yang signifikan tersebut. Intention untuk melakukan pola makan sehat dan olahraga pada kedua
Universitas Kristen Maranatha kelompok juga dipengaruhi persepsi kedua kelompok bahwa mereka memiliki kendali sendiri untuk mengendalikan kadar gula darah dan memerhatikan kesehatannya.
3) Terdapat perbedaan yang signifikan pada determinan attitude toward the
behavior antara kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 memiliki mean
determinan attitude toward the behavior lebih tinggi dibandingkan mean
determinan attitude toward the behavior kelompok 2. Artinya kelompok 1
memandang bahwa menjalankan pola makan sehat dan olahraga secara teratur merupakan hal yang bermanfaat untuk mengendalikan kadar gula darah, sedangkan kelompok 2 juga memandang penting menjalankan pola makan sehat dan olahraga guna menjaga kesehatan dalam upaya mengantisipasi kemungkinan munculnya penyakit tertentu, mengingat usia yang sudah berada pada tahap dewasa madia namun derajat kepentingannya berada di bawah kelompok 1.
4) Secara simultan, determinan attitude toward the behavior, subjective norms,
dan perceived behavioral control pada kelompok 1 memberikan kontribusi
yang lebih besar terhadap intention dibandingkan kelompok 2. Kelompok 1
memandang dengan menjalankan pola makan sehat dan olahraga secara teratur merupakan hal yang bermanfaat untuk mengendalikan kadar gula darah, usahanya tersebut juga dipengaruhi oleh keyakinan atas kendali sendiri, bahwa responden mampu menjalankan pola makan sehat dan olahraga secara teratur. Kelompok 1 juga memandang bahwa keluarga, teman dan dokter
67
menuntutnya untuk menjalankan pola makan dan berolahraga secara teratur sesuai anjuran dan mereka bersedia untuk mematuhinya. Berkaitan dengan masa dewasa madia, kelompok 2 hendaknya mulai memerhatikan kesehatannya, sehingga membuat kelompok 2 pun memandang penting mengenai pola makan sehat dan olahraga namun dengan aturan yang tidak terlalu ketat dibandingkan kelompok 1, karena kesadaran akan pentingnya kesehatan maka kelompok 2 mulai menjalankan pola makan sehat dan
olahraga secara teratur atas kendali pribadi. Kelompok 2 juga memandang
bahwa keluarga, teman dan dokter menuntut mereka untuk menjalankan pola makan dan berolahraga secara teratur untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya penyakit tertentu dan mereka bersedia untuk mematuhi orang- orang yang signifikan tersebut.
5) Ketiga determinan pada intention saling berkorelasi satu sama lainnya, dengan
kedua kelompok, adapun determinan yang memiliki korelasi terbesar adalah
antara attitude toward the behavior dan perceived behavioral control. Artinya
kedua kelompok memandang bahwa dengan menjalankan pola makan sehat dan olahraga memberikan manfaat guna mengendalikan kadar gula darah dan menjaga kesehatam dalam upaya mengantisipasi kemungkinan munculnya penyakit tertentu, dan menganggap penting usaha untuk menjalankan pola makan sehat dan olahraga. Karena kesadaran akan manfaatnya, membuat kedua kelompok menjalankan pola makan sehat dan olahraga secara teratur atas kendali pribadi.
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :
5.2 1 Saran Teoretis
Agar memeroleh gambaran intention yang menyeluruh, sebaiknya penelitian
dengan variabel intention dan determinan-determinan intention menyertakan beliefs
dan background factors sebagai bagian dari variabel yang diteliti.
5.2.2 Saran Praktis
1) Bagi RSUP Hasan Sadikin Bandung khususnya dokter dan perawat di
Poliklinik Endokrin, disarankan untuk menyampaikan informasi secara persuasif mengenai efektifitas melakukan pola makan sehat dan olahraga secara teratur, selalu mengingatkan tata cara menjalankan pola makan sehat dan olahraga yang baik dan benar, membangun relasi personal dengan pasien, memberikan dukungan untuk mengendalikan kadar gula darah sehingga dapat menumbuhkan niat yang kuat untuk menjalankan pola makan sehat dan olahraga.
2) Bagi pasangan hidup, anak, teman dekat dan saudara kelompok 1 maupun
69
dengan cara mengawasi asupan makanan, mengingatkan jadwal makan yang sudah ditetapkan, membantu dalam menghitung jumlah kalori yang dibutuhkan setiap makan, menemani dan mengajak untuk berolahraga secara teratur sehingga kelompok 1 dan kelompok 2 semakin memiliki niat yang kuat untuk menjalankan pola makan sehat dan olahraga secara teratur.
3) Bagi kelompok 1 dan kelompok 2 yang memiliki niat lemah, disarankan untuk
meningkatkan usahanya mengendalikan kadar gula darah dan memerhatikan kesehatannya melalui dukungan orang-orang terdekat sehingga kedua kelompok dapat menjalankan pola makan sehat dan olahraga secara teratur. Bagi kelompok 1 dan kelompok 2 yang memiliki niat kuat, disarankan untuk memertahankan usahanya untuk melakukan pola makan sehat dan olaharaga secara teratur.
70
Universitas Kristen Maranatha Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior, edisi kedua. Inggris :
Open university press, McGraw-hill education.
---, 2006. Constructing a TpB Questionnaire : Conceptual and Methodological Considerations.
Effendi, Adi Teruna & Sarwono Waspadji. 2013. Aspek Biomolekular Diabetes Melitus II. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
Graziano, Anthony M. 2000. Research Methods. Edisi keempat. New york: Allyn and Bacon.
Hartini, Sri KS Kariadi. 2009. Diabetes? Siapa Takut. Bandung: Qanita.
Papalia, Diane E. & Ruth D. F. 2014. Menyelami Perkembangan Manusia. Edisi 12. Jakarta : Salemba Humanika
Soewondo, Pradana. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI.
Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: C.V. Alfabeta.
Tjokronegoro, Arjatmo & Hendra Utama. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, cetakan kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Yunita, Oci M. 2012. Ajaibnya Terapi Herbal Tumpas Penyakit Diabetes. Jakarta : Dunia Sehat
71
DAFTAR RUJUKAN
http://rumahdiabetes.com/mengapa-kita-harus-peduli-diabetes/, diakses pada tanggal 20 April 2013.
http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/ Umum / Orang-Indonesia-Rentan- Terkena-DM, diakses pada tanggal 21 April 2013.
http://www.waspada.co.id/ 275610:dampak-diabetes-terhadap-psikologis, diakses pada tanggal 20 April 2013
terapidiabetesmelitus.com/akibat/pengobatan-yang-mampu-mengatasi-akibat- diabetes -melitus-secara-efektif, diakses pada tanggal 20 April 2013. www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/09/04/913/179334/Pertumbuhan-
Penderita-Diabetes-di-Indonesia-Capai-6%-per-Tahun/, diakses pada tanggal 5 Agustus 2013.