• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari awal sampai akhir, ada beberapa saran yang bisa penulis sampaikan dalam laporan ini, antara lain:

1. Para instruktur/guru serta calon-calon pendidik nantinya dari berbagai lembaga pendidikan yang ada di Indonesia ini, supaya bisa memanfaatkan dan menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran praktik umumnya, agar peserta didik cepat memahami dan mengerti apa yang mesti dilakukan nantinya serta aktivitas belajar mengajar menjadi semakin meningkat yang tentunya akan terlihat lebih menarik dan asyik dalam pelaksanaan belajar. 2. Dalam mendemonstrasikan atau memperlihatkan secara langsung apa yang

akan dilakukan dengan gerakan-gerakan yang ditambah dengan penjelasan singkat tidak hanya mengandalkan anggota tubuh, tetapi sangat lebih efektif jika peserta didik diajak langsung untuk melihat sesuatu yang ril atau nyata. Jadi, dalam hal ini gunakan dan manfaatkan berbagai media yang ada serta mencari dan membuat media-media baru untuk lebih mensukseskan penerapan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar.

3. Mengingat pentingnya metode demonstrasi, metode ini tidak hanya digunakan atau dipakai dalam suatu lembaga pendidikan saja, tetapi para calon tenaga kerja yang nantinya akan terjun ke dunia usaha maupun dunia industri serta kalangan masyarakat yang aktif dalam berbagai usaha dan lainnya, secara tidak langsung mereka akan memerlukan atau membutuhkan demonstrasi dari berbagai usaha atau pekerjaan yang mereka lakukan. Jadi, harapannya metode demonstrasi nantinya bisa digunakan dengan baik oleh berbagai kalangan mulai dari dunia pendidikan, dunia usaha maupun dunia industri (DUDI), dan kalangan masyarakat aktif umumnya, demi kesuksesan sebuah pembelajaran, sebuah usaha serta kegiatan-kegiatan aktif lainnya.

4. Penelitian ini hanya menggunakan populasi sebanyak satu kelas dengan jumlah peserta didik 31 orang, jadi diharapkan ada peneliti-peneliti muda yang akan datang yang mengembangkan penelitian ini dari berbagai segi seperti penambahan populasi dengan jumlah yang lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Butler Coit F. (1972). Intructional system development for vocational and technical training. New Jersey: Educational Technology Publication, Inc. Cenci, Louis. (1968). Teaching Accupational skill. Second Edition. New York:

Pitman Publishing Corporation.

Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Buana

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah Syaiful Bahri. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Firdaus Afifatul. (2001). Pengaruh Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Bidang Studi Fiqih Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Bandulan Malang. Penelitian. Malang.

Leighbody, G.B. & Kidd, D.M. (1968) Methods of teaching shop and technical subject. New York: Delmar Publisher.

Mill, H.R. (1977). Teaching and training. London: The Macmillan Press Ltd. Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Nana Sudjana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nana Sudjana & A. Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru Oemar Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfa Beta.

Sriwidharto. (1987). Petunjuk Kerja Las. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Staton, T.F. (1978). Cara Mengajar Dengan Hasil yang Baik (Tahalele. Terjemahan). Bandung: CV Diponegoro. Buku asli diterbitkan tahun 1975. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:

Andi Offset.

Sutrisno Hadi. (2004). Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.

Syaiful Sagala. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta. Universitas Negeri Yogyakarta. (2011). Pedoman Tugas Akhir UNY. Yogyakarta:

UNY Kampus Karangmalang

Wahyurishandi. (2010). Pengaruh Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Fikih Siswa Kelas II MTS 13 Desember Tebing Tinggi. Penelitian. Medan.

Lampiran 6. Validasi Instrumen Penelitian

VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penilaian hasil praktik Shielded Metal Arc Welding (SMAW),

untuk job sambungan T (fillet 1F) posisi bawah tangan dan job kampuh V

(groove 1G) posisi bawah tangan, serta instrumen aktivitas peserta didik untuk

menilai keaktifan peserta didik dibawah ini, telah diperiksa dan dikoreksi (dibenarkan) oleh Pembimbing Tugas Akhir Skripsi dan Guru Kompetensi Keahlian Teknik Las SMK Negeri 2 Pengasih sebelum digunakan untuk menilai hasil praktik siswa kelas X Teknik Las di SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada tanggal 19 Februari 2013.

Mengetahui,

Validator 1. Validator 2.

Dosen Pembimbing, Guru Kompetensi Keahlian,

Suyanto, M.Pd., MT. Ngadimun, S.Pd.

Lanjutan Lampiran 6.

Instrumen Penilaian Hasil Praktik Las SMAW

Job FilletPosisi Downhand

Tabel 7. Instrumen Penilaian Job Fillet(1F)

Aspek Indikator Soal Skor

Kualitas sambungan las.

Kualitas bentuk lasan.

Lebar deposit logam las 10

Tinggi deposit logam las 15

Kerataan permukaan deposit logam las 15 Kelurusan deposit logam las 15 Kebebasan cacat

permukaan.

Kebebasan cacat overlap 10

Kebebasan cacat over undercut 10 Kebebasan cacat porousity 10 Difusi deposit

logam las.

Kematangan deposit logam las

15

Total Skor 100

Job yang dinilai dengan instrumen penilaian praktik las SMAW dapat

dilihat pada Gambar 10:

105o

45o

Lanjutan Lampiran 6.

Instrumen Penilaian Hasil Praktik Las SMAW

Job GroovePosisi Downhand

Tabel 8. Instrumen Penilaian Job Groove(1G)

Aspek Indikator Soal Skor

Kualitas sambungan las Kualitas bentuk lasan Tembusan 15

Lebar deposit logam las 10

Tinggi deposit logam las 10

Kerataan permukaan deposit logam las 10 Kelurusan deposit logam las 10 Kebebasan cacat

permukaan

Kebebasan cacat overlap 10

Kebebasan cacat over undercut 10 Kebebasan cacat porousity 10 Difusi deposit

logam las

Kematangan deposit logam las

15

Total Skor 100

Job yang dinilai dengan instrumen penilaian praktik las SMAW dapat

dilihat pada Gambar 11:

Gambar 11: Kampuh V / Groove(1G) 60– 80

60o-70o

Tahap akhir (ayun lebar)

Tahap 1 (tembusan) Tahap 2 (ayun sedang)

2-3

2-3

Lanjutan Lampiran 6.

Instrumen Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar Praktik Las SMAW, Pertemuan ke

-Tabel 9. Instrumen Keaktifan Siswa

Subyek No. Aktivitas Siswa Total % A (Memperhatikan arahan guru) B (Bertanya sesuai materi) C (Meniru) D (Mempraktikan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah Rata-rata

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

F/7.5.1.P/T/WKS2/17 Pebruari 2013

SMK NEGERI 2 PENGASIH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Identitas: Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Ke -Alokasi Waktu Pendidikan Karakter : : : : : : SMK Negeri 2 Pengasih Kompetensi Keahlian X Teknik Las / 2 1 s/d 2 (6 x 45) menit

Disiplin, jujur, rajin, kreatif, mandiri, tanggungjawab dan bekerja keras.

B. Standar Kompetensi:

1. Mengelas dengan proses las busur manual C. Kompetensi Dasar:

1. Mengelas material dengan proses yang benar sesuai standar ISO D. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Mengidentifikasi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengelasan

2. Melaksanakan pengelasan material sesuai job dan spesifikasi yang telah ditentukan.

3. Melaksanakan pengelasan dengan baik dan tepat waktu sesuai prosedur 4. Mesin las dan elektroda diidentifikasi berdasarkan prosedur pengelasan E. Tujuan Pembelajaran:

1. Pertemuan ke - 1

a. Siswa dapat membuat jalur lurus posisi downhand dengan baik dan benar.

b. Siswa dapat menyiapkan material sesuai spesifikasi

c. Siswa dapat mengatur arus las sesuai dengan material yang dilas

d. Siswa dapat mengatur cara penempatan benda kerja dan posisi pengelasan.

2. Pertemuan ke - 2

a. Siswa dapat membuat jalur lurus posisi downhand dengan baik dan benar.

b. Siswa dapat menyiapkan material sesuai spesifikasi

c. Siswa dapat mengeset perlengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan d. Siswa dapat mengatur cara penempatan benda kerja dan posisi

pengelasan.

e. Siswa dapat menemukan masalah dalam membuat jalur lurus dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

F. Materi Ajar:

1. Pertemuan ke - 1

a. Penjelasan mengenai pembuatan sambungan T filletposisi downhand b. Keterampilan yang dibutuhkan dalam membuat sambungan T posisi

downhand.

c. Sikap yang dibutuhkan dalam proses pengelasan 2. Pertemuan ke - 2

a. Penjelasan mengenai pembuatan filletposisi downhand b. Sikap yang dibutuhkan dalam proses pengelasan c. Pentingnya K3 dalam proses pengelasan

G. Alokasi Waktu: (6 x 45) menit H. Metode Pembelajaran

1. Praktik kerja I. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke - 1

a. Kegiatan Awal: (7 menit) 1) Membuka pertemuan

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Apersepsi

b. Kegiatan Inti: (120 menit) 1) Eksplorasi (berisi, al) :

a) Menjelaskan tata cara pembuatan jalur las

b) Menjelaskan pentingnya memperhatikan K3 pada saat bekerja c) Mempraktikan secara langsung sambil menjelaskan proses

yang dilakukan.

d) Siswa memperhatikan apa yang dipraktikan oleh guru 2) Elaborasi (berisi, al):

a) Memberikan tugas pembuatan filletposisi downhand b) Mempraktikan cara membuat fillet

c) Siswa membuat filletsesuai perintah gambar kerja 3) Konfirmasi (berisi, al):

a) Memberikan apresiasi yang positif

b) Memfasilitasi peserta didik memberikan refleksi untuk mem-peroleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

c. Kegiatan Akhir : (8 menit)

1) Membuat rangkuman pelajaran (sendiri/bersama peserta didik) 2) Melakukan penilaian

3) Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Pertemuan ke - 2

a. Kegiatan Awal: (7 menit) 1) Membuka pertemuan

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Apersepsi

b. Kegiatan Inti: (120 menit) 1) Eksplorasi (berisi, al):

a) Menjelaskan tata cara pembuatan fillet

b) Menjelaskan pentingnya memperhatikan K3 pada saat bekerja c) Mempraktikan secara langsung sambil menjelaskan proses

yang dilakukan.

d) Siswa memperhatikan apa yang dipraktikan oleh guru 2) Elaborasi (berisi, al):

a) Memberikan tugas pembuatan filletposisi downhand b) Mempraktikan cara membuat fillet

c) Siswa membuat filletsesuai perintah gambar kerja 3) Konfirmasi (berisi, al):

a) Memberikan apresiasi yang positif

b) Memfasilitasi peserta didik memberikan refleksi untuk mem-peroleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

c. Kegiatan Akhir: (8 menit)

1) Membuat rangkuman pelajaran (sendiri/bersama peserta didik), 2) Melakukan penilaian

3) Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

5) Menyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya J. Penilaian :

1. Bentuk penilaian : Penilaian hasil lasan dengan Instrumen Penilaian Sambungan T (fillet) posisi downhand.

K. Sumber Belajar

Sri Widarto. (1987). Petunjuk Kerja Las. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Umaryadi. (2007). Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan. Surakarta: Yudhistira.

Guru Mata Pelajaran,

Ngadimun, S.Pd.

NIP. 19630912 198603 1 014

Kulon Progo, Pebruari 2013 Mahasiswa Peneliti,

Muhammad Syaihun NIM. 09503241003

F/7.5.1.P/T/WKS2/17 Pebruari 2013

SMK NEGERI 2 PENGASIH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Identitas: Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Ke -Alokasi Waktu Pendidikan Karakter : : : : : : SMK Negeri 2 Pengasih Kompetensi Keahlian X Teknik Las / 2 3 s/d 4 (6 x 45) menit

Disiplin, jujur, rajin, kreatif, mandiri, tanggungjawab dan bekerja keras.

B. Standar Kompetensi:

1. Mengelas dengan proses las busur manual C. Kompetensi Dasar:

1. Mengelas material dengan proses yang benar sesuai standar ISO D. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Mengidentifikasi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengelasan

2. Melaksanakan pengelasan material sesuai job dan spesifikasi yang telah ditentukan.

3. Melaksanakan pengelasan dengan baik dan tepat waktu sesuai prosedur 4. Mesin las dan elektroda diidentifikasi berdasarkan prosedur pengelasan E. Tujuan Pembelajaran

1. Pertemuan ke - 3

a. Siswa dapat membuat kampuh V (groove) posisi downhand dengan baik dan benar.

b. Siswa dapat menyiapkan material sesuai spesifikasi

c. Siswa dapat mengatur arus las sesuai dengan material yang dilas

d. Siswa dapat mengatur cara penempatan benda kerja dan posisi pengelasan.

2. Pertemuan ke - 4

a. Siswa dapat membuat grooveposisi downhanddengan baik dan benar b. Siswa dapat menyiapkan material sesuai spesifikasi

c. Siswa dapat mengeset perlengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan d. Siswa dapat mengatur cara penempatan benda kerja dan posisi

pengelasan.

e. Siswa dapat menemukan masalah dalam membuat groove posisi downhanddan menyelesaikan permasalahan tersebut.

F. Materi Ajar:

1. Pertemuan ke - 3

a. Penjelasan mengenai pembuatan groovedengan posisi downhand b. Keterampilan yang dibutuhkan dalam membuat groove dengan posisi

downhand.

c. Sikap yang dibutuhkan dalam proses pengelasan 2. Pertemuan ke - 4

a. Penjelasan mengenai pembuatan groovedengan posisi downhand b. Sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pengelasan c. Pentingnya K3 dalam proses pengelasan

G. Alokasi Waktu: (6 x 45) menit H. Metode Pembelajaran

1. Praktik kerja I. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke - 3

a. Kegiatan Awal: (7 menit) 1) Membuka pertemuan

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Apersepsi

b. Kegiatan Inti: (120 menit) 1) Eksplorasi (berisi, al):

a) Menjelaskan tata cara pembuatan jalur las

b) Menjelaskan pentingnya memperhatikan K3 pada saat bekerja c) Mempraktikan secara langsung sambil menjelaskan proses

yang dilakukan.

d) Siswa memperhatikan apa yang dipraktikan oleh guru 2) Elaborasi (berisi, al):

a) Memberikan tugas pembuatan jalur lurus b) Mempraktikan cara membuat jalur lurus

c) Siswa membuat groove1G sesuai perintah gambar kerja 3) Konfirmasi (berisi, al):

a) Memberikan apresiasi yang positif

b) Memfasilitasi peserta didik memberikan refleksi untuk mem-peroleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

c. Kegiatan Akhir: (8 menit)

1) Membuat rangkuman pelajaran (sendiri/bersama peserta didik) 2) Melakukan penilaian

3) Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Pertemuan ke - 4

a. Kegiatan Awal: (7 menit) 1) Membuka pertemuan

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Apersepsi

b. Kegiatan Inti: (120 menit) 1) Eksplorasi (berisi, al):

a) Menjelaskan tata cara pembuatan grooveposisidownhand b) Menjelaskan pentingnya memperhatikan K3 pada saat bekerja c) Mempraktikan secara langsung sambil menjelaskan proses

yang dilakukan.

d) Siswa memperhatikan apa yang dipraktikan oleh guru 2) Elaborasi (berisi, al):

a) Memberikan tugas pembuatan grooveposisidownhand b) Mempraktikan cara membuat grooveposisidownhand c) Siswa membuat groove1G sesuai perintah gambar kerja 3) Konfirmasi (berisi, al):

a) Memberikan apresiasi yang positif

b) Memfasilitasi peserta didik memberikan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan

c. Kegiatan Akhir: (8 menit)

1) Membuat rangkuman pelajaran (sendiri/bersama peserta didik) 2) Melakukan penilaian

3) Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

5) Menyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya J. Penilaian:

1. Bentuk penilaian : Penilaian hasil lasan dengan Instrumen Penilaian Kampuh V (groove) posisi downhand.

K. Sumber Belajar

Sri Widarto. (1987). Petunjuk Kerja Las. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Umaryadi. (2007). Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanasan. Surakarta: Yudhistira.

Guru Mata Pelajaran,

Ngadimun, S.Pd.

NIP. 19630912 198603 1 014

Kulon Progo, Pebruari 2013 Mahasiswa Peneliti,

Muhammad Syaihun NIM. 09503241003

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta

Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289,773888, e-mail : smkn2pengasih_kp@yahoo.com

homepage : www.smkn2pengasih.sch.id SMK Negeri 2 Pengasih

TOPIK : Praktik Las Busur Manual

Kode :

Program keahlian : TL Waktu :

Kelas : X TL Tanggal :

Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Manual

Kompetensi : Fillet1F

Nama guru : Muhammad Syaihun A. Tujuan

Setelah melakukan praktik siswa diharapkan mampu:

1. Mempersiapkan perlengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan 2. Menyesuaikan settingmesin dan parameter pengelasan

3. Membuat sambungan T (fillet) dengan baik dan benar sesuai standar yang ditentukan

4. Mengarahkan elektroda dengan lurus sesuai pusat yang sudah ditandai 5. Menemukan kesulitan dalam pengelasan, kemudian mampu menemukan

penyelesaiannya. B. Alat

1. Mesin las SMAW 2. Pemegang

elektroda 3. Kaca mata las 4. Tang penjepit 5. Palu terak 6. Sikat baja 7. Meja las 8. Klem masa 9. Sarung tangan 10. Mesin gerinda 11. Palu baja 12. Penitik 13. Penggaris C. Bahan

1. Plat baja lunak (6x50x100) mm 2. Elektroda E 6013 Ø2,6 mm

D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1. Gunakan pakaian praktik/wearpack

2. Gunakan alat keselamatan kerja seperti kaca mata las

3. Gunakan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya 4. Hindari kontak langsung dengan benda panas

5. Gunakan tang penjepit untuk memegang benda kertja yang masih panas 6. Jagalah keselamatan diri dan peralatan yang dipakai

7. Jangan bersendau gurau saat bekerja E. Informasi Singkat

1. Sambungan T (fillet) merupakan sambungan sudut dengan menggunakan dua potong benda kerja yang dibentuk dengan tack weldsesuai huruf T.

2. Bahan yang digunakan untuk membuat filletyaitu bahan mild steel(biasa digunakan)

F/7.5.1.P/T/WKS4/14 Pebruari 2013 SMK NEGERI 2

PENGASIH

3. Pergerakannya mengikuti sudut T dengan 2 kali proses, yaitu pertama: membuat jalur yang kecil sesuai dengan sudut fillet. Kedua: perlebar dengan mengayunkan elektroda sesuai ketentuan yang sudah dianjurkan.

4. Pada saat ayunan sedang berada ditepi atas dan bawah jalur, usahakan pergerakan ayunan berhenti sejenak atau ayun dengan pelan-pelan agar bagian pinggirnya terisi penuh dan menjadi sama rata dengan bagian-bagian lainnya.

5. Filletbertujuan untuk melatih keterampilan dalam membuat sambungan sudut F. Gambar Kerja

G. Langkah Kerja

1. Berdoa agar selalu selamat dan mendapatkan kemudahan dalam bekerja 2. Siapkan perlengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan

3. Settingmesin las dengan arus antara 80-100 Ampere

4. Berlatihlah pada benda kerja bekas

5. Lakukan pengelasan/membuat filletdengan baik dan benar sesuai prosedur yang ada

6. Bersihkan benda kerja yang telah dilas menggunakan palu terak dan sikat baja 7. Periksa kembali hasil lasan yang sudah dibersihkan

8. Ulangi pekerjaan jika hasil las belum sesuai dengan kriteria yang ditentukan 9. Beri nama dan serahkan pekerjaan pada instruktur/guru pengampu

H. Evaluasi

1. Kualitas bentuk las

2. Kebebasan cacat permukaan 3. Difusi deposit logam lasan

Kulon Progo, Pebruari 2013

Guru Mata Pelajaran, Mahasiswa Peneliti,

Ngadimun, S.Pd. Muhammad Syaihun

NIP. 19630912 198603 1 014 NIM. 09503241003

105o

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta

Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289,773888, e-mail : smkn2pengasih_kp@yahoo.com

homepage : www.smkn2pengasih.sch.id SMK Negeri 2 Pengasih

TOPIK : Praktik Las Busur Manual

Kode :

Program keahlian : TL Waktu :

Kelas : X TL Tanggal :

Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Manual

Kompetensi : Kampuh V atau

Groove1G

Nama guru : Muhammad Syaihun A. Tujuan

Setelah melakukan praktik siswa diharapkan mampu:

1. Mempersiapkan perlengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan 2. Menyesuaikan settingmesin dan parameter pengelasan

3. Membuat kampuh V (Groove) posisi downhanddengan baik dan benar sesuai standar yang ditentukan.

4. Mengarahkan elektroda dengan lurus sesuai pusat yang sudah ditandai 5. Menemukan kesulitan dalam pengelasan, kemudian mampu menemukan

penyelesaiannya. B. Perlengkapan Alat/mesin

1. Mesin las SMAW 2. Pemegang

elektroda 3. Kaca mata las 4. Tang penjepit 5. Palu terak 6. Sikat baja 7. Meja las 8. Klem masa 9. Sarung tangan 10. Mesin gerinda 11. Palu baja 12. Penitik 13. Penggaris C. Bahan

1. Plat baja lunak (6x50x100) mm

2. Elektroda E 6013 Ø2,6 mm

D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1. Gunakan pakaian praktik/wearpack

2. Gunakan alat keselamatan kerja seperti kaca mata las

3. Gunakan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya 4. Hindari kontak langsung dengan benda panas

5. Gunakan tang penjepit untuk memegang benda kertja yang masih panas 6. Jagalah keselamatan diri dan peralatan yang dipakai

7. Jangan bersendau gurau saat bekerja E. Informasi Singkat

1. Kampuh V (Groove) merupakan sambungan kampuh V dengan menggunakan dua potong benda kerja yang dibentuk dengan tack weldsesuai huruf V. 2. Bahan yang digunakan untuk membuat kampuh V yaitu bahan mild steel

3. Pergerakannya mengikuti kampuh V dengan 3 kali proses, yaitu pertama: membuat tembusan minimal 70%. Kedua: Mengisih/menambah hasil las tembusan dengan gerakan ayunan sedang. Ketiga: Ayunan penuh dari sudut kampuh 1 ke 2 sampai membentuk lengkungan dengan jarak dari permukaan

F/7.5.1.P/T/WKS4/14 Pebruari 2013 SMK NEGERI 2

4. Pada saat ayunan sedang berada ditepi atas dan bawah jalur, usahakan pergerakan ayunan diperlambat atau ayun dengan pelan-pelan agar bagian pinggirnya terisi penuh.

5. Kampuh V bertujuan untuk melatih keterampilan dalam membuat tembusan dan pergerakan ayunan ketika mengelas sebuah benda yang memilik jarak tertentu. F. Gambar Kerja

G. Langkah Kerja

1. Berdoa agar selalu selamat dan mendapatkan kemudahan dalam bekerja 2. Siapkan perlengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan

3. Settingmesin las dengan arus antara 80-100 Ampere(untuk tembusan 70-80

Ampere)

4. Berlatihlah pada benda kerja bekas

5. Lakukan pengelasan kampuh V dengan baik dan benar sesuai prosedur yang ada 6. Bersihkan benda kerja yang telah dilas menggunakan palu terak dan sikat baja 7. Ulangi pekerjaan jika hasil las belum sesuai dengan kriteria yang ditentukan 8. Beri nama dan serahkan pekerjaan pada instruktur/guru pengampu

H. Evaluasi

1. Kualitas bentuk las

2. Kebebasan cacat permukaan 3. Difusi deposit logam lasan

Kulon Progo, Pebruari 2013

Guru Mata Pelajaran, Mahasiswa Peneliti,

Ngadimun, S.Pd. Muhammad Syaihun

NIP. 19630912 198603 1 014 NIM. 09503241003

Gambar 1: Kampuh V / Groove(1G)

60– 80

60o-70o

Tahap akhir (ayun lebar)

Tahap 1 (tembusan) Tahap 2 (ayun sedang)

2-3

2-3

Lampiran 11. Skor Aktivitas Siswa Praktik Las SMAW Kelas X TL

“Rekapitulasi Skor Aktivitas Siswa Kelas X TL dengan Metode Demonstrasi” Tabel 10. Aktivitas Siswa Pertemuan Ke - 1&2

Kel. Aktivitas A B C D TOT % Subjek 1 1 0 1 0 0 1 50% 2 1 1 1 1 4 100% 3 1 0 1 1 3 75% 4 0 1 1 0 2 50% 5 1 1 1 0 3 75% 6 1 0 1 0 2 50% 7 1 0 0 1 2 50% 8 1 0 1 1 3 75% 9 0 1 0 0 1 25% 10 1 0 1 0 2 50% Jumlah 7 5 7 4 24 550% Rata-rata 70% 50% 70% 40% 55%

Tabel 11. Aktivitas Siswa Pertemuan Ke - 3&4

Kel. Aktivitas A B C D TOT % Subjek 2 11 1 0 1 1 3 75% 12 1 1 1 1 4 100% 13 1 0 1 0 2 50% 14 0 1 0 0 1 25% 15 1 0 1 1 3 75% 16 1 1 1 0 3 75% 17 1 1 1 1 4 100% 18 1 1 1 0 3 75% 19 0 1 0 0 0 25% 20 1 0 1 1 3 75% Jumlah 8 6 8 5 26 675% Rata-rata 80% 60% 80% 50% 67.5%

Lanjutan Lampiran 11.

Tabel 12. Aktivitas Siswa Pertemuan Ke - 5&6

Kel. Aktivitas A B C D TOT % Subjek 3 21 1 1 1 1 4 100% 22 1 1 0 1 3 75% 23 1 1 1 1 4 100% 24 1 1 1 1 4 100% 25 1 0 1 0 2 50% 26 1 1 0 1 3 75% 27 1 1 0 0 2 50% 28 1 1 0 1 3 75% 29 0 1 0 0 1 25% 30 1 1 1 1 4 100% 31 1 0 1 0 2 50% Jumlah 10 9 6 7 32 800% Rata-rata 90.91% 81.82% 54.55% 63.64% 72.73% Keterangan:

A = Memperhatikan arahan dari guru B = Bertanya sesuai materi

C = Meniru

Lampiran 12. Analisis Data

Perhitungan Mean, Median & Modus Metode Konvensional Tabel 13. Perhitungan Mean

No. Nilai (x1) 1 68 2 73 3 80 4 76 5 78 6 76 7 76 8 80 9 72 10 73 11 82 12 77 13 76 14 75 15 80 16 82 17 81 18 74 19 77 20 73 21 73 22 81 23 71 24 81 25 76 26 79 27 76 28 83 29 78 30 75 31 80 Jumlah (∑x1) 2382 Mean 76.84 Mean = ∑௫ ௡ Mean = ଶ ଷ ଼ ଶ ଷ ଵ Mean = 76.84

Jadi, nilai rata-rata (mean) dengan metode Konvensional yaitu76.84

Lanjutan Lampiran 12. Tabel 14. Perhitungan Median

No. Nilai 1 68 1 71 1 72 1 73 1 73 1 73 1 73 1 74 1 75 1 75 1 76 1 76 1 76 1 76 1 76 1 76 1 77 1 77 1 78 1 78 1 79 1 80 1 80 1 80 1 80 1 81 1 81 1 81 1 82 1 82 1 83 Jumlah 2382 Median 76

Karena jumlah siswa ganjil, maka medianlangsung diambil dari nilai yang ditengah yaitu 76.

Jadi, median (nilai tengah) dengan metode Konvensional adalah76.

Lanjutan Lampiran 12.

Tabel 15. Perhitungan Modus (Mode)

No. Nilai Siswa Jumlah

1 68 1 2 71 1 3 72 1 4 73 4 5 74 1 6 75 2 7 76 6 8 77 2 9 78 2 10 79 1 11 80 4 12 81 3 13 82 2 14 83 1 Jumlah 31 Modus 76

Dari tabel diatas, ternyata nilai yang paling banyak muncul adalah 76 sebanyak 6. Jadi, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai 76.

Lanjutan Lampiran 12.

Perhitungan Mean, Median & Modus Metode Demonstrasi Tabel 16. Perhitungan Mean

No. Nilai (x2) 1 80 2 85 3 82 4 81 5 83 6 82 7 82 8 82 9 78 10 82 11 83 12 85 13 82 14 88 15 83 16 83 17 84 18 83 19 75 20 85 21 85 22 82 23 84 24 88 25 81 26 80 27 80 28 81 29 80 30 84 31 80 Jumlah (∑x2) 2553 Mean 82.35 Mean = ∑୶ ୬ Mean = ଶ ଻ ହ ହ ଷ ଺ Mean = 82.35

Jadi, nilai rata-rata (mean) dengan metode Demonstrasi adalah82.35

2553 31

Lanjutan Lampiran 12. Tabel 17. Perhitungan Median

No. Nilai 1 75 1 78 1 80 1 80 1 80 1 80 1 80 1 81 1 81 1 81 1 82 1 82 1 82 1 82 1 82 1 82 1 82 1 83 1 83 1 83 1 83 1 83 1 84 1 84 1 84 1 85 1 85 1 85 1 85 1 88 1 88 Jumlah 2553 Median 82

Karena jumlah siswa ganjil, maka medianlangsung diambil dari nilai yang ditengah yaitu 82.

Jadi, median (nilai tengah) dengan metode Demonstrasi adalah82.

Lanjutan Lampiran 12.

Tabel 18. Perhitungan Modus (Mode)

No. Nilai Siswa Jumlah

1 75 1 2 78 1 3 80 5 4 81 3 5 82 7 6 83 5 7 84 3 8 85 4 9 88 2 Jumlah 31 Modus 82

Dari tabel diatas, ternyata nilai yang paling banyak muncul adalah 82 sebanyak 7. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai 82.

Lampiran 13. Daftar Nilai Praktik Las SMAW Siswa Kelas X TL Tabel 19. Daftar Nilai Praktik Las SMAW Kelas X TL (Konvensional)

Subyek No.

Skor Kualitas Sambungan Las (FilletPosisi Downhand)

Dokumen terkait