• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Hasil penelitian terhadap 45 perawat tentang pengaruh persepsi tentang profesionalitas, pengetahuan tentang patients safety, dan motivasi perawat terhadap pelaksanaan program patients safety di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang didasarkan pada perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

Variabel persepsi tentang profesionalitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan program patients safety di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hal ini dibuktikan oleh besarnya nilai uji t statistik dengan derajat kepercayaan 95%sebesar 1,778 > t tabel 1,679

Variabel pengetahuan tentang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan program patients safety di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hal ini dibuktikan oleh besarnya nilai uji t dengan derajat kepercayaan 95% sebesar 2,688 > t tabel 1,679

Variabel motivasi perawat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan program patients safety di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hal ini dibuktikan oleh besarnya nilai uji t statistik dengan derajat kepercayaan 95%sebesar 2,360 > t tabel 1,679

Variabel persepsi tentang profesionalitas, pengetahuan tentang patients safety, dan motivasi perawat berpengaruh terhadap pelaksanaan program patients safety di RSO. Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan uji F statistik dengan tingkat kepercayaan 95 % hasil regresi sebesar 12,801 lebih besar dari nilai F tabel = 9,55.

Implikasi

Berdasarkan masing-masing butir simpulan di atas mempunyai implikasi sebagai berikut :

Implikasi butir kesimpulan pertama. Persepsi persepsi tentang profesionalitas diyakini memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program patients safety. Persepsi persepsi tentang profesionalitas perawat mencerminkan bagaimana sikap perawat terhadap pekerjaan, pelayanan, kualitas dan sikap perawat terhadap organisasinya. Dengan tindakan yang didasarkan atas persepsi, perawat akan mengambil suatu keputusan yang tepat pula untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuannya. Dengan persepsi tersebut, perawat akan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan secara aman dan nyaman kepada pasien, diri sendiri, profesi maupun masyarakat sesuai kode etik keperawatan. Sebaliknya jika perawat mempunyai anggapan yang salah tentang patients safety akan terjadi penyimpangan – penyimpangan sehingga menghambat pelaksanaan program patients safety rumah sakit. Dengan demikian, diyakini bahwa persepsi memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program patients safety.

Implikasi butir kesimpulan kedua. Pengetahuan tentang patients safety dapat mempengaruhi moril dan sikap yang dimiliki oleh perawat terhadap pelaksanaan program patients safety. Pengetahuan erat hubungannya dengan tindakan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian dapat

dijelaskan bahwa semakin tinggi pengetahuan perawat tentang program patients safety, diharapkan semakin tinggi pula perawat dalam memahami pentingnya pelaksanaan program patients safety yang diberikan kepada pasien yang selanjutnya akan terwujud pelaksanaan tindakan program patients safety Dengan demikian pengetahuan diyakini mempengaruhi peningkatan pelaksanaan program patients safety

Implikasi butir kesimpulan ketiga. Pelaksanaan program patients safety pada hakekatnya adalah tercapainya pelaksanaan program tersebut yang didorong oleh motivasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kontrol internal ini adalah yang mengarahkan perawat untuk membuat tujuan dan mengembangkannya dalam mencapai tujuan. Tercapainya pelaksanaan program patients safety diperlukan adanya seorang perawat yang mempunyai motivasi tinggi. Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi, tetapi kebutuhan tentang patients safety rendah, maka pelaksanaan patients safety hasil pencapaian juga rendah pula. Dengan demikian motivasi perawat diyakini mempengaruhi peningkatan pelaksanaan patients safety.

Implikasi butir kesimpulan keempat. Persepsi tentang profesionalitas akan mempengaruhi proses dalam pengambilan suatu keputusan, dan dengan adanya suatu keputusan seseorang akan terdorong untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi apabila perawat mempunyai angggapan yang salah tentang konsep tersebut, juga akan tejadi penyimpangan

dalam pengambilan keputusan sehingga pelaksanaan program patients safety pasien tidak tercapai. Namun demikian, pelaksanaan program patients safety dapat diraih apabila individu mendapat kontrol internal yang mengarahkan mereka untuk membuat tujuan dan melaksanakan program patients safety. Kontrol internal tersebut berupa motivasi. Anggapan tentang patients safety, pengetahuan dan kontrol internal perawat bila didukung dengan yang baik dalam organisasi akan lebih mengarahkan tujuan, sehingga pencapaian pelaksanaan program patients safety dapat terwujud. Dengan demikian persepsi persepsi tentang profesionalitas, pengetahuan tentang patients safety dan motivasi perawat diyakini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pelaksanaan program patientssafety.

Saran

Penentu Kebijakan Rumah Sakit

1. Meningkatkan pemahaman visi, misi, dan tujuan rumah sakit kepada seluruh komponen yang ada melalui melalui seminar, presentasi karya ilmiah, lokakarya, rapat dinas dan ketulusan penentu kebijakan untuk memberikan teladan kepada perawat sebagai mitra kerjanya.

2. Penentu Kebijakan hendaknya selalu memberikan peran dan contoh yang melibatkan dan partisipasi perawat dalam pelaksanaan program patients safety.

3. Menetapkan perencanaan pencapaian pelaksanaan program patients safety yang melibatkan perawat dan pemberian kesempatan yang lebih luas kepada perawat untuk bertindak atas inisiatif sendiri sesuai kemampuannya

4. Memberdayakan tim yang sudah ada secara maksimal menangani program patients safety, dan memberikan kesempatan perawat mernyumbangkan saran dan kritik sesuai dengan ketentuan yang ada.

Perawat sebagai Pemberi Pelayanan Kesehatan

1. Peningkatan persepsi tentang profesionalitas, pengetahuan patients safety, dan motivasi terkait patients safety yang dapat dilakukan melalui seminar, bedah buku, presentasi karya ilmiah, lokakarya, pelatihan dan studi lanjut yang lebih tinggi.

2. Peningkatan motivasi kerja yang semakin baik dalam setiap langkah dalam memberikan pelayanan yang aman dan nyaman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

3. Memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di lingkungan kerja dengan memanfaatkan persepsi yang baik dan penyesuaian diri terhadap perubahan menuju pencapaian hasil kerja dalam pelaksanaan program patients safety. Peneliti Selanjutnya

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian serupa di waktu yang akan datang dengan spesifikasi variable, subyek dan waktu yang lain.

2. Mengadakan penelitian lebih lanjut tentang upaya optimalisasi pelaksanaan program patients safety.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, S. 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dala m Praktik Kedokteran, Yogyakarta, Penerbit Kanisius.

Darmanto, B. 2003. Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Produktifitas Kerja Karyawan PT. Danaremen Muka Semarang.

Depkes RI. 1994. SK Menkes No 511/Menkes/VI/1994 Tentang Organisasi dan Tatalaksana RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta . Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik

Depkes RI. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Jakarta

Feinberg,M., R., Tanofsky,R., Tarrant J., J., 1990. The New Psychology For Managing People (Terjemahan : Turman Sirait, Psikologi Manajemen). Jakarta:Mitra Utama

Gibson, JL., Ivancevich, JM, dan Donelly, Jr. 1997. Organizations Behavior Structure Processes , United States Of America : Van Hoffmann Press

Hariandja, TE. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan Pengembangan Pengkompensasian Dan Peningkatan Pruduktivitas Pegawai, Jakarta : Penerbit PT Grasindo

Hanafiah,j., dan Amir., 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 3.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Ilyas, Yaslis. (1999). Kinerja : Teori Penilaian Dan Penelitian, Jakarta, Penerbit FKM UI

Ildan. 2006. Mutu pelayanan yang berorientsi pada patients safety http://www..scribd.com.doc/15130575/

KKP-RS.2008. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), Jakarta

Muchlas,M., 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Notoatmojo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Penerbit PT

Rineka Cipta

Notoadmojo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. ---, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nurcahyo, B. 2004. Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Rewards, da n Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Unit Pelayanan Pendapatan Daertah Kota Magelang.

Pusdiknakes Depkes RI. 2003. Dasar-Dasar Keperawatan : Pandangan Kini Di Bidang Pendidikan Pera watan, Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Pratama.B.2009.konsep-pengetahuan html http://pratama88 blogspot.com/2009/08

Robins, Stephen P. 1999. Esentials Of Organizational Behavior, New Jersey : Prentice Hall

Klinis Edisi ke-2, Jakarta: Sagung Seto.

Setiaji, Bambang. (2004). Panduan Riset Dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Siagian, S. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : PT Rineka Cipta Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suharsimi, A. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Soehardi, S. 2003. Perilaku Organisasinal, Yogyakarta Fakultas Ekonomi Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Suprihanto J, Harsiwi A.M, Dan Hadi P. 2003. P erilaku Organisasional, Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Umar, Husein . (2004). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Jakarta : Penerbit PT. Ghramedia Pustaka Utama.

Wordpress.com/2009/04/04/patien-safety-forum/ http://nursinginformatic.

Widyaswati, E, 2007. Seminar Nasional Patients Safety, Yogyakarta

Winarsunu, T. (2004). Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, Malang : Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang

Lampiran 1

Dokumen terkait