• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, pada faktor Pendukung biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya di Desa Wisata Laksana mengenai Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ekowisata dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan kriteria-kriteria Konsep Desa Wisata yang didapatkan peneliti dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner dari Faktor Pendukung Kondisi biofisik, Faktor Pendukung Kondisi sosial-ekonomi dan Faktor Pendukung Kondisi budaya. Desa Wisata Laksana merupakan Desa Wisata yang memiliki keunikan yang khas dibandingkan dengan Destinasi wisata lainnya terutama berkaitan langsung dengan konsep Ekowisata serta didukung oleh semua masyarakatnya dan pihak-pihak yang ingin membangun Desa Wisata Laksana sebagai Organisasi Pioneer bagi Desa Wisata lainnya di Kabupaten Bandung.

2. Berbagai macam jenis aktivitas wisata berbasis ekowisata yang memuat unsur Pendidikan (Education), Perlindungan (Advocasy), Keterlibatan Komunitas (Community Involvement), Pengamatan (Monitoring), Konservasi (Conservation) yang bisa dikembangkan di Desa Wisata Laksana diantaranya Wisata Budaya, Geowisata, Wisata Kuliner Tradisional, Wisata Sejarah, Agrowisata dan Wisata Udara. Pemerintah Kabupaten Bandung beserta KPDWL mulai pada tahun 2014 sudah mengalakan beberapa program untuk pengembangan desa seperti pengembangan fasilitas infrastruktur dan beberapa program-program wisata seperti Gebyar pesta rakyat tahun baru 2015, lomba kesenian tangkas domba serta kerja sama dengan BKSDA mengenai pengunaan lahan untuk pengembangan kawasan fasilitas wisata terpadu/terpusat di wilayah Kampung Sangkan RW 10.

3. Pengembangan Desa Wisata Laksana berdasarkan potensi wilayah di bagi menjadi tiga zona yaitu :

111

b. Zona Penyangga atau Buffer (Hutan Kamojang) c. Zona Fasilitas dan Aktivitas Budaya (RW 10) d. Zona Fasilitas PLTP

Terdapat lima (5) hasil analisis potensi dan kendala berikut pilihan pengembangannya diantaranya termasuk dari Perkembangan Pariwisata Desa Wisata Laksana, Kondisi Biofisik, Kondisi Sosial-Ekonomi, Kondisi Budaya dan Faktor Penentu Ekowisata.

4. Perencanaan Aktivitas Wisata berdasarkan Potensi Wilayah di Desa Wisata Laksana ada delapan (8) jenis wisata yang dapat di kembangkan diantaranya adalah :

a. Wisata Alam (Kawah Kamojang, Danau Ciharus, Curug madi, Cagar Alam Kamojang)

b. Wisata Seni dan Budaya (Terebang Buhun, Pencak Silat, Ketangkasan Domba, Degung, Karinding, Celempung)

c. Wisata Agro (Pertanian dan Perkebunan)

d. Wisata Sejarah (Tugu Monitoring Penaatan Ambalat, Goa Ciharus, PLTP Kamojang)

e. Kerajinan

f. Wisata Kuliner (Sentra Borondong, Enten, Ranginang,, Keripik Jamur, Keripik Peuyeum dan lain-lain )

g. Wisata Panas Bumi (PLTP Kamojang, PT Indonesia Power) h. Wisata Udara (Titik Penaatan).

5. Konsep Pengembangan Desa Wisata Laksana Berbasis Ekowisata dibagi menjadi :

a. Tema Desa Wisata Laksana yaitu Ekowisata

b. Dasar Hukumnya adalah Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bandung No.556.42/Kap.71.Dispopar/Tahun 2011 yaitu Penetapan Desa Laksana sebagian bagian dari 10 Desa Wisata

c. Posisi : Kabupaten Bandung dan berbatasan dengan kabupaten Garut d. Alamat Kantor : Komp. Desa Laksana ( RW 09 ), Jalan Raya

Ibun-MajalayaKabupaten Bandung, No Telp 08522131617 ( Bapak Sepul ). Web : cukangmonteng.com

112

e. Deskripsi : sebuah destinasi wisata berupa Desa wisata yang menawarkan berbagai aktivitas wisata alam, budaya dan minat khusus sesuai kebutuhan wisatawan. Dengan npemandangan yang indah sepanjang jalan berupa hamparan persawahan, bukit serta rangkaian pegunungan yang cocok untuk pilihan berlibur khususnya di daerah selatan perbatasan dengn Kabupaten Garut dengan kekayaan alam brupa bentukan geologi Kawah Kamojang, Hutan Kamojang, Danau Ciharus dan curug Madi beserta kesenian terebang buhun yang sudah ada sejak zaman dulu sambil menikmati kuliner tradisonal Borondong yang terkenal di daearah Ibun dan Majalaya. Desa Wisata ini memiliki ciri Khas yaitu kawasan Panas Bumi dengan berwisata sejarah tentang geowisata di kawasan PLTP Kamojang serta goa ciharus sebagai bagian dari peristiwa penumpasana DII/TII di Jawa Barat.

f. Akses Jalan : di temput melalui tiga (3) jalur Ciparay, Majalya dan Kabupaten Garut

g. Objek Menarik (dijelaskan pada Tabel 4.7 Tentang Perencanaan Aktivitas Wisata)

1. Kawah Kamojang, Danau dan Goa Ciharus, Curug Madi, Hutan Kamojang

2. Gunung Kamojang dan Gunung Rakuta 3. PLTP Kamojang

4. Tugu Monitoring Udara

h. Aktrasi Budaya (dijelaskan pada Tabel 4.7 Tentang Perencanaan Aktivitas Wisata)

1. Kesenian Terebang Buhun

2. Pertanian dan perkebunan ( kopi, strawberry, padi sawah dan lain-lain) 3. Kuliner Tradisional Borondong dan Kerajianan Tangan

4. Pembuat Keripik Jamur, Peyeum kegiatan KUKM dan penanaman Pohon di Hutan Kamojang.

i. Musim Kunjungan : Setiap Bulan

j. Pilihan Paket Tour : One day Trip, 2D1N dan lain-lain k. Jenis Tour : perorangan, kelurga, instansi dan lain-lain

113

a. Marketing Research dan Marketing Target : target pasar Desa Wisata

Laksana diantaranya jenis wisatawan mancanegara terupa eropa dan sekitarnya, jenis wisatawan keluarga, Wisatawan perusahaan (corporate), serta wisatawan minat khusus seperti hiking, geowisata, dan lain lain.

b. Situation Analysis : dijelaskan pada tabel analisis potensi dan kendala

halaman 87.

c. Tourist Promotion : mouth to mouth, pemasangan iklan Desa Wisata

Laksana baik media cetak maupun elektronik, brosur, booklet kerjasama promosi melalui pihak swasata dan perusahaan.

d. Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Laksana diantanya : 1) Pelatihan tour guide (pemandu wisata) tentang atraksi wisata.

2) Pelatihan membuat cinderamata baik berupa gantungan kunci, lukisann, kaos dan lain-lain.

3) Pelatihan di bidang pelayanan restoran dan perhotelan. 4) Pelatihan bahasa asing bagi pemandu wisata.

5) Pelatihan pengolahan limbah pariwisata dan penghijauan serta pemeliharan sumber daya pariwisata.

6) Pelatihan membuat paket tour terpadu oleh pengurus desa wisata, baik itu untuk jenis wisatawan keluarga, rombongan perusahaan maupun untuk wisatawan individu dan minat khusus, yang di dalamnya terdapat aturan khusus baik menginap atau tidap menginap, one day Trip, 2D1N (two days one night) dan 3D2N (three days two night

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan tentang penelitian Pengembangan Desa Wisata Laksana berbasis Ekowisata diatas maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu :

1. Sosialisasi dan peningkatan sumber daya manusia di bidang pariwisata terutama mengenai konsep Desa Wisata Laksana berbasis Ekowisata serta

hospitality dari pengurus Desa Wisata kepada seluruh masyarakat Desa

Laksana sehingga memudahkan dalam hal pengembangan fasilitas dan promosi untuk peningkatan kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Laksana.

114

2. Penambahan dan perbaikan beberapa fasilitas beserta infrastuktur untuk mempermudah dalam askes menuju Desa Wisata Laksana. Serta realisasi dari pengembangan Kawasan fasilitas terpusat/terpadu di Wilayah Kamojang dan papan interpretasi untuk setiap objek wisata.

3. Kerjasama dengan pihak-pihak terkait pengembangan Desa Wisata untuk kelancaran beberapa aktivitas wisata dan kelestarian alam serta kesenian, budaya tradisonal baik untuk pendanaan, pemberdayaan serta promosi Desa Wisata Laksana.

4. Untuk pengurus Desa Wisata Laksana dapat melakukan promosi Desa Wisata Laksana dengan membuat sebuah paket wisata terpadu baik untuk perorangan, rombongan, keluarga yang menyediakan seluruh aktivitas wisata yang di miliki oleh Desa Wisata Laksana serta membuat sebuah buku atau Guide Book yang mewakili seluruh isi dari konsep Desa Wisata Laksana serta Aktivitas wisatanya.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji atau menambahkan permasalahan pengembangan Desa Wisata agar memperhatikan hal-hal yang detail terutama mengenai program-program Pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan.

115

Dokumen terkait