• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pengolahan Data dan Analisis Data

V. SIMPULAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut:

1. Alasan pengajuan permohonan pembatalan perdamaian ke Pengadilan Niaga adalah karena P.T. Goro Batara Sakti (Termohon) telah lalai memenuhi isi perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh Pengadilan Niaga dengan putusan No. 03/PKPU/2004/PN. Niaga. Jkt. Pst. jo No. 12/ Pailit 2004 PN. Niaga. Jkt.Pst. tertanggal 28 Juni 2004. Pemohon II masih mempunyai tagihan pada Termohon sebesar Rp. 35.607.882,- (tiga puluh lima juta enam ratus tujuh ribu delapan rarus delapan puluh dua rupiah) yang sudah jatuh waktu. Bahwa berdasarkan perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh Pengadilan Niaga, Termohon seharusnya sudah melunasi seluruh utangnya tersebut kepada Pemohon II pada tanggal 30 September 2004.

2. Dasar pertimbangan hukum Majelis Hakim mengabulkan permohonan pembatalan perdamaian adalah karena alasan Pemohon II telah memenuhi ketentuan Pasal 15 Ayat (1), Pasal 170 Ayat (1) dan (2), Pasal 286 jo Pasal 291 Ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, yaitu: a. telah ada perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh pengadilan;

b. ada pihak berpiutang yang mengajukan permohonan pembatalan perjanjian perdamaian yang telah disahkan;

c. ada si berutang yakni Termohon yang lalai memenuhi isi perjanjian perdamaian yang telah disahkan tersebut;

d. kepada Termohon telah diberikan kesempatan untuk membuktikan bahwa ia telah memenuhi isi perjanjian perdamaian yang telah disahkan tersebut. e. berdasarkan fakta yang tidak dapat dibantah oleh Termohon dan dari bukti

T-1 sampai dengan T-25 ternyata tidak ada satu buktipun yang dapat membuktikan bahwa debitor telah memenuhi isi perdamaian

3. Akibat hukum yang timbul dari putusan Pengadilan Niaga No. 01/ Pembatalan Perdamaian/ 2006/ PN. Niaga. Jkt. Pst., adalah Putusan No. 03/ PKPU/ 2004/ PN. Niaga. Jkt. Pst. jo No. 12/ Pailit 2004 PN. Niaga. Jkt.Pst tidak lagi memiliki kekuatan mengikat terhadap pihak-pihak dalam putusan tersebut dan perdamaian tersebut tidak dapat ditawarkan kembali untuk kedua kalinya hal tersebut sesuai dengan Pasal 175 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepaillitan dan PKPU. P.T. Goro Batara Sakti pailit dengan segala akibat hukumnya, sehingga P.T. Goro Batara Sakti kehilangan hak untuk menguasai dan mengurus harta kekayaannya, hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 24 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Pengurusan dan pemberesan harta pailit dilakukan oleh Tutik Sri Suharti, S.H., M.H., sebagai Kurator dan Binsar Siregar, S.H., M.Hum., sebagai Hakim Pengawas, hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Ayat (1), dan Pasal 172 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU. P.T. Goro Batara Sakti dihukum untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah), hal

tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 181 HIR dan Pasal 192 RBG. Terhadap putusan pembatalan perdamaian tersebut dilakukan upaya hukum yaitu Peninjuan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) dengan putusan bahwa P.T. Goro Batara Sakti Pailit dengan segala akibat hukumnya

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka rekomendasi yang dapat disampaikan sebagai wacana penutup antara lain:

1. Terhadap Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh debitor kepada Mahkamah Agung dengan putusan P.T. Goro Batara Sakti dinyatakan sebagai debitor pailit. Jika P.T. Goro Batara Sakti telah memenuhi kewajiban kepada seluruh kreditor, maka P.T. Goro Batara Sakti harus mengajukan rehabilitasi kepada Pengadilan Niaga, agar berwenang kembali melakukan kegiatan usaha dan mengurus harta kekayaannya.

2. Di era globalisasi ini, masalah perdagangan merupakan masalah yang cukup kompleks. Sejalan dengan itu pemerintah Indonesia seharusnya segera mendirikan Pengadilan Niaga di berbagai daerah, tidak hanya di 5 (lima) kota yang telah ada. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para pelaku usaha untuk menyelesaikan masalah di bidang kepailitan, PKPU dan di bidang perniagaan lainnya.

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA

NO: 01/ PEMBATALAN PERDAMAIAN/ 2006/ PN. NIAGA. JKT. PST. TENTANG PEMBATALAN PERDAMAIAN

TERHADAP P.T. GORO BATARA SAKTI

Oleh:

ANIK SUPARTI NINGSIH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA NOMOR: 01/ PEMBATALAN PERDAMAIAN/ 2006/ PN. NIAGA. JKT. PST . TENTANG PEMBATALAN PERDAMAIAN TERHADAP

PT GORO BATARA SAKTI (Skripsi)

Oleh:

ANIK SUPARTI NINGSIH

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aspek-Aspek Hukum Dalam Kepailitan ... 9

1. Definisi Kepailitan ... 9

2. Pihak-Pihak Dalam Kepailitan ... 10

3. Syarat dan Prosedur Permohoan Pailit ... 12

4. Akibat Hukum Pailit ... 14

B. Aspek-Aspek Hukum Dalam PKPU ... 14

1. Definisi PKPU ... 14

2. Pihak-Pihak Dalam PKPU ... 15

3. Syarat dan Prosedur PKPPU ... 17

4. Perdamaian Dalam PKPU ... 21

C. Pembatalan Perdamaian ... 26

1. Pengertian Pembatalan Perdamaian ... 26

2. Syarat dan Prosedur Pembatalan Perdamaian ... 26

3. Akibat Hukum Pembatalan Perdamaian ... 28

D. Penyelesaian Perkara Kepailitan Melalui Pengadilan Niaga ... 29

1. Dasar Pembentukan ... 29

3. Isi Putusan Pengadilan Niaga ... 33

4. Upaya Hukum ... 35

E. Kerangka Pikir ... 38

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian ... 41

B. Pendekatan Masalah ... 42

C. Data , Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ... 43

D. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Alasan Pemohon Mengajukan Permohonan Pembatalan Perdamaian ... 49

B. Dasar Pertimbangan Hukum dalam Putusan Pembatalan Perdamaian ... 56

C. Akibat Hukum Yang Timbul Dari Putusan Pembatalan Perdamaian... 67

V. SIMPULAN A. Simpulan ... 77

B. Saran ... 79

DAFTAR RAGAAN

Ragaan Halaman

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Izin Penelitian ………. 83 2. Putusan No. 01/ Pembatalan Perdamaian/ 2006/

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku/ Literatur

Asikin, Zainal. 2002. Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Di Indonesia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Fuady, Munir. 2005. Hukum Kepailitan Dalam Teori dan Praktek Edisi Revisi. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.

Harahap, M. Yahya. 2007. Pengantar Hukum Acara Perdata. PT Sinar Grafika. Jakarta.

Hartini, Rahayu. 2008. Hukum Kepailitan. UMM Press. Jakarta.

H.M.N. Purwosutjipto. 1993. Pengertian dan Pokok- Pokok Hukum Dagang Indonesia. PT Djambatan. Jakarta.

Jono. 2008. Hukum Kepailitan. PT Sinar Grafika. Jakarta.

R. Subekti. 1995. Pokok-Pokok Hukum Dagang. PT Intermas. Jakarta.

Sjahdeini, Sutan Remy. 2009. Hukum Kepailitan. PT Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.

Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja. 2000. Hukum Bisnis Kepailitan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

B. Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-Undang No 37 Tahun 2004 Lembaran Negara RI Tahun 2004 No 131 Tambahan Lembaran Negara RI No 4443 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Pst. Tentang Pembatalan Perdamaian P.T. Goro Batara Sakti.

C. Internet

http://ivo.blogspot.com http.//click-gtg.blogspot.com

Judul Skripsi : ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN

NIAGA NO: 01/ PEMBATALAN PERDAMAIAN/

2006/ PN. NIAGA. JKT. PST. TENTANG PEMBATALAN PERDAMAIAN TERHADAP PT GORO BATARA SAKTI

Nama Mahasiswa : Anik Suparti Ningsih No. Pokok Mahasiswa : 0612011004

Bagian : Hukum Keperdataan Fakultas : Hukum

MENYETUJUI I. Komisi Pembimbing

Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum. Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H., M.H. NIP 19600421 198603 2 001 NIP 19621109 198811 1 001

2. Ketua Bagian Hukum Keperdataan

Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H.,M.H NIP 19621109 198811 1 001

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum. ...

Sekretaris/ Anggota: Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H., M.H. ...

Penguji

Bukan Pembimbing: Ratna Syamsiar, S.H., M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

H. Adius Semenguk, S.H., M.S. NIP19560910 198103 1 003

MOTTO

“Kesuksesan diawali oleh mimpi

dipengaruhi oleh persepsi dan diwujudkan oleh tindakan”

(Edward Linggar)

”Syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah, tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik.

Jangan menyerah, jangan menyerah”

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek-Aspek Hukum dalam Kepailitan 1. Definisi Kepailitan

2. Pihak-Pihak dalam Kepailitan

3. Syarat dan Prosedur Permohonan Pailit 4. Akibat Hukum Pailit

B. Aspek-Aspek Hukum dalam PKPU 1. Definisi PKPU

2. Pihak- Pihak dalam PKPU 3. Syarat dan Prosedur PKPU 4. Perdamaian dalam PKPU

C. Aspek- Aspek Hukum dalam Pembatalan perdamaian 1. Definisi Pembatalan Perdamaian

2. Syarat dan Prosedur Pembatalan Perdamaian 3. Akibat Hukum Pembatalan Perdamaian

D. Penyelesaian Perkara Kepailitan Melalui Pengadilan Niaga 1. Dasar Pembentukan

2. Kewenangan Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara Pailit 3. Isi Putusan Pengadilan Niaga

4. Upaya Hukum Atas Putusan Pailit E. Kerangka Pikir

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tipe Penelitian C. Pendekatan Masalah D. Data dan Sumber Data

E. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data F. Analisis Data

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Alasan Pemohon Mengajukan Pembatalan Perdamaian B. Dasar Pertimbangan Hukum Majelis Hakim

C. Akibat Hukum Yang Timbul Dari Putusan Pembatalan Perdamaian V. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah- NYA lah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dengan ketulusan dan kerendahan hati

penulis persembahkan skripsi ini kepada:

Kedua orang tua penulis yaitu: Parman (Alm) dan Sugiyem

Yang dengan ikhlas mencurahkan waktu, tenaga, pikirannya serta keikhlasan di dalam doa untuk mendidik, membimbing, dan memberikan kasih sayang yang

tulus serta mengajarkan banyak hal untuk hidup penulis.

Saudara-saudara penulis Lilik Suparti, Wiji Nuryadin, Duwi Rahayu, Ronald Jaya Eki Anisa Putri, Willy Fahreza Putra, Rahmadani Regita Putri, serta Dhea Putri

Agraini yang selalu menjadi semangat dan motivasi.

RIWAYAT HIDUP

Anik Suparti Ningsih lahir di kota Bandar Lampung, 22 Agustus 1987, anak ke 2 (dua) dari 3 (tiga) bersaudara dari pasangan Bapak Parman (Alm) dan Ibu Sugiyem.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 4 Kampung Sawah Lama Lampung Tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 10 Lampung Tahun 2003, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 4 Lampung Tahun 2006. Tahun 2006 terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH UNILA) melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akedemik dan Bakat (PKAB). Tahun 2009 menyelesaikan pendidikan Diploma Satu (D1) program Komputer Akuntansi di Lembaga Pelatihan Profesional Master Komputer. Tahun 2009 mengikuti Pelatihan Perbankan Syariah Program Dasar (Basic) di Universitas Bandar Lampung (UBL).

Selama menjadi mahasiswa, organisasi yang pernah diikuti antara lain: Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode Tahun 2007-2008 sebagai Sekretaris Komisi C dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Perdata sebagai anggota. Tahun 2009 mengikuti Praktek Kerja Lapangan Hukum (PKLH) program magang periode XIV tanggal 19 Januari-27 Februari 2009 di Bank Indonesia Cabang Bandar Lampung.

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT, karena rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: ”Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Niaga No: 01/ Pembatalan Perdamaian/ 2006 Tentang pembatalan Perdamaian Terhadap P.T. Goro Batara Sakti”

Peraturan hukum kepailitan termasuk dalam hukum dagang meskipun tidak diatur dalam KUH Dagang. Peraturan kepailitan diatur dalam peraturan tersendiri yaitu Faillissements Verordening yang disingkat dengan FV (S. 1905-217 bsd. 1906- 348) terdapat 279 pasal, terdiri dari 2 bab yaitu tentang kepailitan dan PKPU. Pada tanggal 22 April 1998, peraturan kepailitan tersebut kemudian disempurnakan melalui PERPU No. 1 Tahun 1998. Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter di beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Krisis moneter diawali dengan melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang dolar AS. Hal itu mengakibatkan utang-utang pengusaha Indonesia menajdi membengkak dan mengakibatkan banyak debitor Indonesia yang tidak mampu membayar kewajibannya terhadap kreditor. Kondisi tersebut mengakibatkan para kreditor mulai mencari sarana-sarana yang dapat digunakan untuk menagih haknya. Hukum kepailitan yang berlaku pada saat itu yaitu Faillissements Verordening, peraturan tersebut dinilai tidak memberikan jaminan kepastian hukum pemenuhan

pemerintah Indonesia harus memenuhi utang kepada kreditor-kreditor luar negeri dan menyelesaikan kredit macet perbankan. IMF mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengganti dan mengubah peraturan kepailitan yang berlaku.

Pemerintah Indonesia dan DPR menganti dan mengubah peraturan kepailitan dengan PERPU No. 1 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang tentang Kepailitan. PERPU No. 1 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- undang tentang Kepailitan menjadi UU No. 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Kepailitan yang telah disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 9 September 1998 yang tertuang dalam Lembar Negara Republik Indonesia (LNRI) Tahun 1998 No. 135. UU No. 4 Tahun 1998 bukan merupakan undang-undang yang baru melainkan hanya sekedar mengubah dan menambah undang-undang yang lama. Selannjutnya pada tahun 2004, pemerintah mengeluarkan UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU. UU tersebut merupakan perbaikan peraturan perundang-undangan sebelumnya.

Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan harta debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, hal tersebut berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Debitor dapat mengajukan permohonan PKPU ke Pengadilan Niaga, untuk menghindari putusan pailit. Debitor berhak pada waktu

dari pengadilan agar berlaku secara hukum. Perdamaian yang telah mendapat pengesahan oleh Pengadilan Niaga, mengikat semua kreditor kecuali kreditor yang tidak menyetujui rencana perdamaian. Debitor yang lalai memenuhi isi perjanjian perdamaian, dapat dimohonkan pembatalan perdamaian ke Pengadilan Niaga.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang alasan pemohon mengajukan pembatalan perdamaian, dasar hukum pertimbangan hakim dan akibat hukum yang timbul dari Putusan Pengadilan Niaga No: 01/ Pembatalan Perdamaian/ 2006/ PN. Niaga. Jkt. Pst. Tentang Pembatalan Perdamaian Terhadap P.T. Goro Batara Sakti.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Hal tersebut dikarenakan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki peneliti, sehingga berbagai saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat diperlukan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb Bandar Lampung,

Penulis

Dokumen terkait