• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian penerapan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) yang dilakukan pada setiap siklus dirancang dalam perangkat pembelajaran yaitu:

a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran.

b. Bahan ajar dan menetapkan sumber belajar. c. Gambar mengenai cerita.

d. Lembar Kerja Siswa dan soal tes.

e. Instrumen penelitian yaitu berupa catatan lapangan, lembar wawancara, lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa.

Proses pembelajaran pada setiap siklus akan berbeda sesuai dengan masalah-masalah yang ditemukan dilapangan. Perencanaan pada siklus I yaitu memfokuskan pembelajaran sesuai indikator yang ditentukan dan pembelajaran dilakukan secara kelompok kemudian secara individu. Pada siklus II dan III perencanaan dirancang tidak hanya memfokuskan pembelajaran sesuai indikator tetapi pada aktivitas siswa yang terlibat aktif pada proses membaca. Pada siklus III pembelajaran dilakukan secara individu. 2. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA

(Directed Reading Thingking Activity) terdiri dari tiga tahap, yaitu: pramembaca, membaca dan pascabaca. Pada tahap pramembaca aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu memprediksi isi bacaan dengan petunjuk judul dan petunjuk gambar. Guru memperkenalkan isi teks bacaan dengan cara menuliskan judul terlebih dahulu tanpa memberitahu isi dari teks tersebut, hal

89

ini akan merangsang siswa untuk mengetahui isi teks yang akan dibahas. Jika siswa belum mampu, maka guru harus membimbing siswa sehingga dapat membuat prediksi. Tahap membaca yaitu kegiatan membaca teks yang telah siswa prediksi sebelumnya. Jenis membaca yang dilakukan adalah membaca dalam hati. Pada tahap ini, guru membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata. Pada tahap terakhir yaitu tahap pascabaca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali isi teks bacaan, dimana siswa mulai mengetahui isi teks secara keseluruhan sehingga pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat berkembang. Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan isi dari teks yang telah dibaca dan mengetahui kebenaran dari prediksi mereka. Pelaksanaan pada siklus I dan II siswa dibagi dalam kelompok sedangkan pada siklus III dilakukan secara individu. Pelaksanaan metode DRTA lebih efektif apabila aktivitas pembelajaran dilakukan secara individu.

3. Hasil analisis data diperoleh bahwa:

a. Dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I rata-rata mencapai 3,37 dengan persentase 67,5% dengan kategori cukup, siklus II rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase 77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai 4,62 dengan persentase 92,5% berada pada ketegori sangat baik. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I rata-rata mencapai 3,69 dengan persentase 73,8% berada pada kategori baik, siklus II rata-rata mencapai 4,15 dengan persentase 83% dengan kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai 4,53 dengan persentase 90,7% yaitu dengan kategori sangat baik.

b. Hasil yang diperoleh dari nilai siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 62,15 (kurang) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,54 (baik) sedangkan hasil penelitian siklus I pada setiap aspek yang mendapat kategori Sangat Baik

Ida Rahmawati, 2013

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

90

(0%), Baik (19%), Cukup (31%), Kurang (35%), Sangat Kurang (15%). Hasil siklus II yang mendapat kategori Sangat Baik (22%), Baik (35%), Cukup (17%), Kurang (26%), Sangat Kurang (0%). Hasil pada siklus III yang mendapat kategori Sangat Baik (32%), Baik (55%), Cukup (9%), Kurang (4%), Sangat Kurang (0%). Jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman pada siklus I, penilaian pada aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 26 siswa terdapat 4 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 12 siswa, aspek 4 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan terdapat 5 orang siswa. Siklus II penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 23 siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 3 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan skesulitan pada aspek 4 dan 5 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri dan memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa. Siklus III aspek 2 terdapat 1 siswa yang mendapat nilai kurang yaitu aspek menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar). Maka dapat disimpulkan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa sangat baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA maka peneliti menyarankan:

1. Guru sebaiknya menggunakan metode DRTA terutama pada kemampuan membaca pemahaman karena memudahkan siswa dalam memahami bacaan

91

dan melibatkan siswa secara aktif ketika proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan membaca pemahaman dan hasil penelitian metode DRTA dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Metode DRTA diharapkan tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya yang membutuhkan pemahaman ketika proses membaca seperti ilmu pengetahuan sosial sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi bacaan.

4. Metode membaca yang menarik diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam membaca sehingga pembelajaran membaca tidak membuat siswa bosan, dan diharapkan siswa menjadi lebih berminat untuk membaca tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi diluar lingkungan sekolah.

92

Ida Rahmawati, 2013

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Cahyani, I dan Hodijah. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Farida. (2011). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman. [Online] Tersedia : http://farida.blogspot.com/2011/03/peningkatan-kemampuan membacapemahaman_917.html. [02 Februari 2010]

Iskandarwassid. (2009) Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Maria, K. (2012). Kajian Teori. [Online] Tersedia :

http:Eprints.uny.ac.id/9331/3/bab%202-08208241006.pdf [02 Maret 2013] Marmila, P. (2012). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. [Online]

Tersedia: http://Myellaa.blogspot.com/2012/03/strategi-dan teknik-pembelajaran.html. [18 April 2013]

Nurhadi. (2008). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Nurhadi. (2010). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung :

93

Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. (2012). Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD/MI. Bandung: UPI PRESS.

Prastiti, S. (2006). Paparan Kuliah Membaca I. Semarang : PBSJ

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi Aksara.

Resmini N. Dkk. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, N dan Juanda, D. (2008). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Taniredja, T. Dkk. (2010). Penelitian Tindakan kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, G. H. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Pustaka Agung Harapan. Tanpa tahun. Rangkuman Materi Penting Bahasa Indonesia. Surabaya : CV. Pustaka Agung Harapan.

Tirta, W . (2012). DRTA-Directed Reading Thinking Activity. [Online] Tersedia: http://emu1967.tripod.com/DRTA.htm [01 Maret 2013]

Toni, P. (2012). Directed Reading Thinking Activity(DRTA.) [Online] Tersedia : http://m.readingrockets.org/strategies/drta/ [03 Maret 2013]

Tuki, C (2012). Membaca Pemahaman dan Unsur-unsurnya. [Online] Tersedia : http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/08/membaca-pemahaman. html [02 Maret 2013]

Ida Rahmawati, 2013

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

94

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Dokumen terkait