• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1Simpulan

Kalimat imperatif bahasa Jepang diantaranya meirei hyougen dan irai

hyougen. Pola kalimat meirei hyougen antara lain, V-nasai, V-na, meireikei dan

lain- lain. Sedangkan pola kalimat irai hyougen antara lain te kudasai, te,

V-te kure dan lain- lain. Kedua ungkapan V-tersebut memiliki makna yang berbeda, Meirei hyougen bermakna perintah. Sedangkan irai hyougen bermakna

permohonan. Namun, beberapa ahli bahasa berpendapan V-te kudasa juga bermakna memerintah. Sehingga pola ka limat V-nasai dan V-te kudasai bermakna sama. Tetapi penggunaan pola kalimat tersebut berbeda. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan terjadi kesalahan penggunaan pola kalimat. Berdasarkan hasil Analisis Kesalahan yang telah dilakukan, berikut kesalahan-kesalahan responden dalam menggunakan kalimat imperatif V-nasai dan V-te

kudasai.

a. Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa atau errors.

1. Soal mengubah kata kerja kamus ke bentuk V-nasai dan V-te kudasai. Kesalahan mengubah kata kerja kamus ke bentuk V-nasai dan V-te kudasai disebabkan oleh:

 Tidak memahami kelompok kata kerja, dalam bahasa Jepang kata kerja dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: kelompok I (godan doushi), kelompok II (ichidan doushi) dan kelompok ke III (fukisoku doushi).

Tidak memahami perubahan kata kerja bentuk masu untuk membentuk

V-nasai.

Tidak memahami perubahan kata kerja bentuk te untuk membentuk V-te

Uripah, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF V-NASAI dan V-TE KUDASAI BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

 Kesalahan mengubah kata kerja kelompok II adalah dengan menambahkan

sokuon.

 Banyaknya kata kerja yang sama dan hampir sama pengucapannya, namun berbeda jenis atau kelompok kata kerjanya, sehingga dalam mengubah bentuk kata kerja tersebut ke bentuk V-nasai dan V-te kudasai banyak yang salah. Contohnya , kittekudasai ‘memotong’ menjadi kitekudasai ‘datang’.

 Persamaan perubahan yang diawali dengan huruf ‘na’. Misalnay ~ な さ い

dengan ~ な い. kesalahan tersebut terjadi pada kata kerja 拾 う Bentuk kesalahan yaitu 拾わなさい.

2. Soal memilih bentuk V-nasai dan V-te kudasai dan soal benar-salah

Soal memilih dan soal benar salah digunakan untuk mengetahui kesalahan dan pemahaman mahasiswa menggunakan pola kalimat V-nasai dan V-te kudasai. Dari kategori Analisi Kesalahan Berbahasa Intralingual, penulis menyimpulkan kesalahan tersebut disebabkan oleh faktor overgeneralisasi atau penyamarataan, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh perluasan kaidah- kaidah bahasa sasaran pada konteks- konteks yang tidak tepat, hasil tes tertulis yang berdasarkan jawaban responden. Ketidak tepatan dalam menggunakan V-nasai dan V-te

kudasai misalnya:

a. Penggunaan V-nasai yang ditujukan kepada lawan bicara yang berkedudukan lebih tinggi.

b. Penggunaan V-nasai yang digunaan pada situasi dan kondisi formal (di tempat kerja, penyiar informasi).

c. Penggunaan V-nasai yang ditujukan kepada lawan bicara yang berkedudukan sama atau sederajat.

d. Penggunaan V-te kudasai yang ditujukan kepada lawan bicara yang berkedudukan lebih rendah. Sehingga makna imperatifnya yang bermaksud menyuruh berubah menjadi memohon.

Uripah, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF V-NASAI dan V-TE KUDASAI BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sementara itu, kesalahan juga diperkirakan disebabkan oleh faktor

interferensi atau pengaruh bahasa asli pembelajar. Meskipun bahasa daerah yang

digunakan oleh pembelajar mempunyai tingkatan berbahasa, namun kebanykan mahasiswa menggunakan bahasa kasar atau kurang sopan dalam berkomunikasi sehari- hari. Sehingga, hal tersebut berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa ke dua. Berikut tabel penjelasan kesalahan berdasarkan indikator dalam instrumen tes penggunaan V-nasai dan V-te kudasai:

Tebel 5.1.1

Indikator Kesalahan mengubah kata kerja dan penggunaan pola kalimat V-nasai dan V-te kudasai

Kesalahan-kasalahan tersebut bisa diatasi dengan melakukan tes khusus terhadap pola kalimat yang berpotensi menyebabkan kesalahan, terutama jika pola kalimat atau ungkapan tersebut berbeda mak na dan penggunaannya dengan bahasa asli pembelajar. Kemudian tes khusus juga dilakukan pada pola kalimat yang mempunyai makna sama namun berbeda penggunaannya. Selain itu,

buku-0 10 20 30 40 50 60

V-nasai V-te kudasai Kedudukan

pembicara lebih tinggih Kedudukan pembicara lebih rendah Kedudukan pembicara sama Kesesuaian situasi dan kondisi

Uripah, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF V-NASAI dan V-TE KUDASAI BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

buku yang digunakan dalam perkuliahan hendaknya dibuat sama dengan penjelasan yang ada di dalam buku-buku tata bahasa bahasa Jepang yang berasal dari Jepang, yang sudah diterjemahkan dalam bahsaa Indonesia. Membuat kelompok-kelompok belajar untuk mempresentasikan ungkapan atau pola kalimat yang berpotensi menyebabkan kesalahan dalam menggunakanya.

Sedangkan hasil angket yang diperoleh, penulis mendapatkan perbedaan yang signifikan antara responden yang mendapatkan nilai >75 dengan jawaban angketnya dengan responden yang mendapatkan nilai <75 dengan jawaban angketnya.

Responden yang mendapatkan nilai >75 menjawab, kesalahan yang telah dilakukan disebabkan oleh kurangnya penje lasan dari dosen pengajar, sedangkan upaya mengatasi kesalahan tersebut dilakukan dengan bertanya kepada orang lain yang dianggap menguasai bahasa Jepang. Selain itu, untuk memudahkan responden memahami bahasa Jepang, banyak responden menjawab sering menggunakan bahasa Jepang dalam percakapan sehari- hari dan mencari referensi di sumber belajar lainnya. Sedangkan responden yang mendapatkan nilai <75 menjawab, kesalahan yang dilakukan disebabkan oleh, kurangnya menggunakan bahasa Jepang. Kemudian upaya untuk mengatasi kesalahan, paling banyak responden menjawab, mendengarkan lagu atau menonton film Jepang. Sehingga dari hasil tersebut pengajar maupun pembelajar bisa mengetahui cara belajar dan strategi belajar mahasiswa yang mendapatkan nilai > 75 dengan mahas iswa yang mendapatkan nilai <75.

1.2Saran

Banyaknya pola kalimat dan ungkapan bahasa Jepang, penulis menyarankan perlu melakukan penelitian-penelitian mengenai pola kalimat atau ungkapan yang berpotensi menyebabkan kesalahan dalam penggunaanya. Terutama pola kalimat atau ungkapan yang mempunyai perbedaan dengan bahasa asli pembelajar. Penelitian yang perlu dan mungkin dilakukan misalnya, “Analisis Pragmatif Kalimat Imperatif Bahasa Jepang Ungkapan Permohonan”. Diperkirakan

Uripah, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF V-NASAI dan V-TE KUDASAI BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kesalahan yang terjadi pada pembelajar bahasa Jepang khususnya mengenai unkapan atau pola kalimat bahasa Jepang disebabkan oleh interferensi bahasa asli pembelajar. Untuk itu perlu melakukan penelitian pada bahasa asing lain yang berkenaan dengan kesalahan tersebut misalnya: “Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Perintah Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris ”.

Uripah, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF V-NASAI dan V-TE KUDASAI BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ANGKET

Nama : Kelas :

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dalam mempelajari bahasa Jepang. 1. Apakah anda mengetahui jenis kalimat imperatif bahasa Jepang ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda mengetahui pola kalimat imperatif bahasa Jepang?

a. Ya b. Tidak

3. Ketika anda menggunakan pola kalimat imperatif bahasa Jepang, apakan anda memperhatikan maksud dari kalimatnya?

a. Ya b. Tidak

4. Menurut anda, mengetahui kesesuain antar kalimat imperatif dengan tidak mengetahui akan sama saja?

a. Ya b. Tidak

5. Menurut anda, mengetahui penggunaan dan maksud pola kalimat imperatif dengan tidak mengetahui penggunaannya akan sama saja?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda memahami penggunaan meirei hyougen dan irai hyougen?

a. Paham b. Kurang Paham c. Tidak Paham

7. Apakah anda memahami jenis pola kalimat yang termasuk meirei hyougen dan irai hyougen.

a. Paham b. Kurang Paham c. Tidak Paham

8. Apakah anda, memahami penggunaan pola kalimat V-nasai dan V-te kudasai?

Uripah, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF V-NASAI dan V-TE KUDASAI BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

9. Menurut anda, pola kalimat V-nasai adalah pola kalimat imperatif apa?

a. Permohonan b. Perintah c. Anjuran

10. Menurut anda, pola kalimat V-te kudasai adalah pola kalimat imperatif jenis apa?

a. Permohonan b. Perintah c. Anjuran

11. Apakah anda memahami persamaan dan perbedaan penggunaan pola kalimat V-nasai dan V-te kudasai?

a. Paham b. Kurang Paham c. Tidak Paham

12. Apakah anda pernah melakukan kesalahan dalam menggunakan pola kalimat V-nasai dan V-te kudasai?

a. Selalu c. Sering

b. Jarang d. Tidak Pernah

13. Menurut anda, faktor apa yang meenyebabkan terjadinya kesalahan dalam menggunakan pola kalimat V-nasai dan V-te kudasai?

a. Kurang jelasnya penjelasan dari dosen

b. Kurangnya sumber belajar mengenai pola kalimat tersebut c. Jarang Menggunakan bahasa Jepang

14.Jika anda pernah melakukan kesalahan dalam menggunakan pola kalimat

V-nasai dan V-te kudasai, usaha apa yang anda lakukan untuk mengurangi

kesalahan dalam mempelajari bahasa Jepang?

a. Bertanya kepada orang lain (dosen, teman, native speaker) b. Membaca materi tentang pola kalimat tersebut

c. Mendengarkan lagu, film atau anime bahasa Jepang d. Tidak melakukan usaha apapun

15.Apakah yang memudahkan anda memahami bahasa Jepang? a. Mendengar bahasa Jepang dari lagu, anime dan film b. Membaca materi bahasa Jepang

Uripah, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF V-NASAI dan V-TE KUDASAI BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu c. Melakukan percakapan dengan bahasa Jepang d. Jawaban a, b, dan c

Dokumen terkait