• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

Contoh penelitian adalah siswa SMP Bina Insani Bogor kelas VIII yang berjumlah 48 orang. Sebanyak 45 orang contoh (93.75%) berumur 13 tahun dan 3 orang (6.25%) berumur 14 tahun. Rata-rata umur contoh adalah 13.06 ± 0.25 tahun. Dengan demikian, umur contoh tergolong pada umur remaja awal. Contoh terdiri atas 23 orang laki-laki (47.92%) dan 25 orang perempuan (52.08%). Tingkat pendidikan ayah (95.83%) dan ibu (91.67%) termasuk kategori tamat perguruan tinggi. Tingkat aktivitas fisik contoh laki-laki (91.30%) dan perempuan (88.00%) termasuk kategori rendah. Rata-rata tingkat aktivitas fisik atau PAL contoh adalah 1.51 ± 0.13. Nilai PAL tersebut termasuk dalam kategori aktivitas rendah.

Durasi tidur malam contoh laki-laki (56.52%) dan perempuan (76.00%) tergolong cukup. Contoh laki-laki (52.17%) dan perempuan (68.00%) tidur pada waktu ≥ 22.00 wib. Sebagian besar contoh tidak mengalami gangguan tidur (79.17%) dengan sebanyak 35 orang contoh (73.00%) mematikan lampu ketika tidur. Contoh memiliki durasi menonton televisi yang tergolong sedang baik contoh laki-laki (56.52%) maupun perempuan (48.00%). Sebagian besar contoh perempuan (76.00%) mengonsumsi camilan ketika sedang menonton televisi dibandingkan dengan contoh laki-laki (26.09%). Status gizi contoh laki-laki sebagian besar tergolong obesitas (39.13%), sedangkan status gizi perempuan tergolong normal (80.00%). Persen lemak tubuh sebagian besar contoh tergolong normal baik laki-laki (39.13%) maupun perempuan (52.00%).

Berdasarkan hasil uji korelasi, diketahui bahwa indeks massa tubuh berhubungan secara signifikan dengan jenis kelamin, pendidikan ayah, durasi tidur malam dan konsumsi camilan. Remaja laki-laki dan perempuan memiliki indeks massa tubuh yang berbeda. Sementara itu, durasi tidur yang pendek cenderung meningkatkan nilai indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh juga memiliki hubungan signifikan dengan persen lemak tubuh. Semakin besar nilai indeks massa tubuh maka semakin besar nilai persen lemak tubuh. Namun, indeks massa tubuh tidak berhubungan signifikan dengan umur, pendidikan ibu, PAL, waktu tidur malam, dan durasi menonton televisi.

Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, kebiasaan tidur dan menonton televisi berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi gizi lebih. Dengan demikian, sebaiknya orang tua dapat menerapkan kebiasaan tidur dan menonton televisi yang baik dan teratur. Anak diharapkan memperbanyak kegiatan positif di luar rumah, seperti olahraga sehingga meningkatkan aktivitas fisik. Minimal anak melakukan aktivitas fisik sedang dan berat sebanyak 60 menit sehari atau tiga hari seminggu. Selain itu, pihak sekolah sebaiknya menerapkan sistem sekolah yang memungkinkan anak untuk olahraga atau melakukan aktivitas fisik yang aktif.

27

DAFTAR PUSTAKA

Adityawarman. 2007. Hubungan aktivitas fisik dengan komposisi tubuh pada remaja. [artikel penelitian]. Semarang (ID): Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Al-Hazza HM, Musaiger AO, Abahussain NA, Al-Sobayel HI, Qahwaji DM. 2012. Prevalence of short sleep duration and its association with obesity among adolescents 15–19 tahun: A cross-sectional study from three major cities in Suadi Arabia. Annals Of Thoracic Medicine. 7(1): 133–139 .doi: 10.4103/1817-1737.98845.

Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Astuti FD, Sulistyowati TF. 2013. Hubungan tingkat pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar di kecamatan Godean. Kesmas. 7(1): 15–20.

Atmarita, Fallah TS. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Di dalam: Widya Karya Pangan dan Gizi VIII. Jakarta (ID): Lembaga Penelitian Indonesia.

[Bappenas] Badan Pengawas Pembangunan Nasional. 2010. Televisi Ramah Anak. [internet]. [diunduh 2013 Des 25]. Tersedia pada: http//www.bappenas.go.id. FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirements. Roma: FAO.

Hapsari DS. 2013. Anak sering nonton televisi saat makan cenderung alami obesitas saat dewasa [internet]. [diunduh 2014 Jan 28]. Tersedia pada: http//food.detik.com.

Harvard School of Public Health. c2014. Television watching and “sit time” [internet]. [diunduh 2014 Mar 19]. Tersedia pada: http://www.hsph.

harvard.edu/obesity-prevention-source/obesity-causes/television-and-sedentary-behavior-and-obesity/

Hasiana R. 2013. Hubungan pola tidur dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. [karya tulis ilmiah]. Medan (ID): Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Hermana M. 2009. Pengaruh durasi tidur terhadap risiko obesitas pada pria dewasa [skripsi]. Bandung (ID): Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha.

[HHS] US Department of Health and Human Service. 2008. Physical Activity Guidelines for Americans: Active Children and Adolescents [internet].

[diunduh 2014 mar 18]. Tersedia pada:

http://www.health.gov/paguidelines/guidelines/chapter3.aspx

Hidayati SN, Irawan R, Hidayat B. 2009. Obesitas pada Anak. Surabaya (ID): Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Intan NR. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas berdasarkan persen lemak tubuh pada remaja di SMA Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Japardi I. 2002. Gangguan Tidur. Sumatera Utara (ID): Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara

Kinanti AA. 2013. Sering tidur dengan lampu menyala? Ini akibatnya bagi kesehatan. detikHealth. Rubik Health News [internet]. [diunduh 2014 Mar 18].

28

Tersedia pada: http://health.detik.com/read/2013/11/19/195731/2417654/ 763/sering-tidur-dengan-lampu-menyala-ini-akibatnya-bagi-kesehatan

Kusramadhanty M. 2012. Hubungan aktivitas fisik, waktu menonton televisi, dan konsumsi pangan dengan status gizi dan status kesehatan anak umur prasekolah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lanywati E. 2001. Insomnia: Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta (ID): Kanisius [internet]. [diunduh 2014 Mar 18]. Tersedia pada: books.google.com/books?isbn=9792100083.

Low S, Chin MC, Deurenberg-Yap M. 2009. Review on epidemic of obesity. Annals Academy of Medicine Singapore. 38(1): 57–65.

Madan J, Gosavi N, Vora P, Kalra P. 2014. Body fat percentage and its correlation with dietary pattern, physical activity, abd life-style factors in school-going children of Mumbai, India. Journal of Obesity and metabolic Research. 1(1): 14–19.

Manurung NK. 2009. Pengaruh karakteristik remaja, genetik, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas di SMU Tri Sakti Medan 2008, 2009. [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.

[NSF] National Sleep Foundation. c2013. How much sleep do we really need [internet]. [diunduh 2014 Mar 18]. Tersedia pada: http://sleepfoundation.org/how-sleep-works/how-much-sleep-do-we-really-need.

_____. 2014. Melatonin and sleep [internet]. [diunduh 2014 Mar 18]. Tersedia pada: http://sleepfoundation.org/sleep-topics/melatonin-and-sleep

Pramudita RA. 2011. Faktor resiko obesitas pada anak sekolah dasar di Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Priyambodo. 2010. Sedikit tidur berisiko obesitas pada anak [internet]. [diunduh 2014 Jan 2]. Tersedia pada: http//www.antaranews.com/berita/ 1284156755/sedikit-tidur-berisikoobesitas-pada-anak.

Proper KI, Cerin E, Brown WJ, Owen N. 2006. Sitting time and sosio-economic differences in overweight and obesity. International Journal of Obesity. 31(1): 169–176.doi: 10.1038/sj.ijo.0803357.

Reilly JJ, Armstrong J, Emmett PM, Ness A, Rogers I, Steer C, Sherriff A. 2005. The Avon Longitudinal Study of Parents and Children Study Team. Early life risk factor for obesity in childhood: cohort study. British Medical Journal. 330(7504):1357.doi:10.1136/bmj.38470.670903.E0

[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Laporan hasil riset kesehatan dasar nasional 2007 [internet]. [diunduh 2014 Jan 22]. Tersedia pada: http//www.riskesdas.litbang.depkes.go.id.

_____. 2010. Laporan hasil riset kesehatan dasar nasional 2010 [internet].

[diunduh 2013 Okt 01]. Tersedia pada:

http//www.riskesdas.litbang.depkes.go.id.

Ross M. 2013. What is healthy body fat percentage for teenagers?. Livestrong.com [internet]. [diunduh 2014 Mar 1]. Tersedia pada: http://www.livestrong.com/article/281660-healthy-body-fat-percentage-for-teenagers/.

Sartika RAD. 2011. Faktor risiko obesitas pada anak 5–15 tahun di Indonesia. Makara Kesehatan. 15(1): 37–43.

29 Schmid SM, Hallschmid M, Kamila JC, Born J, Schultes B. 2008. A single night of sleep deprivation increases ghrelin levels feelings of hunger in normal-weight healthy men. Journal of Sleep Research. 17(3): 331–334.

Sekine M, Yamagami T, Handa K, Saito T, Nanri S, Kawaminami K, Tokui N, Yoshida K, Kagamimori S. 2002. A dose-response relationship between short sleeping hours and childhood obesity: results of the Toyama Birth Cohort Study. US National Library of Medicine National Institute of Health. 28(2):163–70.

Soetardjo S, Almatsier S, Soekatri M. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan: Gizi Usia Remaja. Almatsier S, editor. Jakarta (ID): Gramedia. Taheri S, Lin L, Austin D, Young T, Mignot E. 2004. Short sleep duration is

associated with reduced leptin, elevated ghrelin, and increase body mass index. PLoS Med. 1(3): e62

Taveras EM. 2012. Short sleep duration: Associations with childhood obesity. Let’s Go! Childhood Obesity Conference. Boston (USA): Harvard Medical School.

[WHO] World Health Organization. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Eidemic. Geneva: WHO Technical Report Series.

_____. 2007. Body Mass Indeks (BMI) = Indeks Massa Tubuh.

_____. 2008. Growth reference 5–19 years [internet]. [diunduh 2013 Des 18]. Tersedia pada: http//www.who.int/features/factfiles/adolescent_health/en/ _____. 2013. Fact sheet [internet]. [diunduh 2014 Jan 10]. Tersedia pada:

http//www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/

Widodo DP, Soetomenggolo TS. 2000. Perkembangan normal tidur pada anak dan gangguannya. Sari Pediatri. 2(3): 139–145

30

31 Lampiran 1 Kuesioner penelitian hubungan

Dokumen terkait