• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implikatur percapakan yang terjadi dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Bambu Kuning Bandarlampung, terdapat tuturan yang mengandung implikatur yang diklasifikasikan ke dalam jenis tindak tutur yaitu meliputi sebagai berikut.

1. Implikatur dalam tindak tutur merayu (ITR) yang terdiri atas dua bentuk yaitu (a) tindak tutur merayu dengan modus berita (ITRMB), (b) tindak tutur merayu dengan modus perintah (TTRMP).

2. Implikatur dalam tindak tutur menawar (ITTa) yang terdiri atas empat bentuk yaitu (a) tindak tutur menawar dengan modus berita (ITTaMB), (b) tindak tutur menawar dengan modus tanya (ITTaMT), (c) tindak tutur menawar dengan modus perintah (ITTaMP), (d) tindak tutur menawar dengan modus menyatakan fakta (ITTaMF).

3. Implikatur dalam tindak tutur menolak (ITTo) yang terdiri atas tiga bentuk (a) tindak tutur menolak dengan modus menyatakan fakta (ITToMF), (b) tindak tutur menolak dengan modus perintah (ITToMP), (c) tindak tutur menolak dengan modus berita (ITToMB).

4. Implikatur dalam tindak tutur memerintah meliputi (ITPe) yang terdiri atas dua bentuk yaitu (a) tindak tutur memerintah dengan modus tanya (ITPeMT), (b) tindak tutur memerintah dengan modus berita (ITPeMB).

5. Implikatur dalam tindak tutur penawaran (ITPw) yang terdiri atas dua bentuk yaitu (a) tindak tutur penawaran dengan modus berita (ITPwMB), (b) tindak tutur penawaran dengan modus tanya (ITPwMT).

6. Implikatur dalam tindak tutur kecewa (ITK) yang terdiri atas dua bentuk yaitu (a) tindak tutur kecewa dengan modus menyatakan fakta (ITKMF), (b) tindak tutur kecewa dengan modus berita (ITKMB).

Bentuk percakapan yang mengandung implikatur yang terjadi dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Bambu Kuning, Bandarlampung juga terdapat bentuk tindak tutur yang diklasifikasikan berdasarkan bentuk verbal tindak tutur meliputi (1) tindak tutur langsung tidak literal (LTLt), (2) tindak tutur tidak langsung dan literal (TLLt), dan (3) tindak tutur tidak langsung tidak literal (TLTLt).

Adanya percakapan yang mengandung implikatur dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional tersebut dapat dikatakan bahwa, implikatur percakapan terjadi antara penjual dan pembeli pada proses jual-beli tersebut bertujuan untuk memperoleh suatu kesepakatan harga barang yang diperjual-belikan agar keduanya tidak ada yang merasa dirugikan.

Implikatur percakapan yang dituturkan baik oleh penjual maupun pembeli dalam transaksi jual-beli tersebut, masing-masing memiliki tujuan yaitu bagi penjual bertutur menggunakan kalimat yang mengandung implikatur bertujuan agar

penjual dapat meyakinkan pembeli agar pembeli tersebut semakin tertarik untuk membeli atau memiliki barang yang dijualnya dengan harga yang relatif tinggi agar penjual tersebut dapat memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya. Tuturan yang mengandung implikatur yang diucapkan oleh penjual yang paling banyak menggunakan jenis modus modus tuturannya adalah pada saat penjual mengucapkan tindak tutur penawaran. Modus tuturan yang digunakan adalah modus berita [MB], modus tanya [MT], modus perintah [MP], dan modus menyatakan fakta [MF].

Implikatur percakapan yang diucapkan oleh pembeli terjadi bertujuan agar pembeli dapat membeli suatu barang dari penjual dengan harga yang semurah mungkin dengan kualitas barang yang bagus. Pembeli akan menawar harga barang yang ingin dibelinya dengan menggunakan jenis tindak tutur dan dengan modus tuturan yang bervariasi yaitu tindak tuturan menawar dengan modus berita [TtaMB], tindak tutur menawar dengan modus perintah [TtaMP], tindak tutur menawar dengan modus tanya[TtaMT], dan tindak tutur menawar dengan modus menyatakan fakta [TtaMF].

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa, implikatur percakapan terjadi selain bertujuan agar tuturan terkesan lebih sopan, tuturan yang mengandung implikatur yang terjadi dalam proses jual-beli bertujuan untuk memperoleh suatu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli dan diantara keduanya tidak ada yang merasa dirugikan.

Hasil penelitian berupa implikatur percakapan dapat diimplikasikan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA yaitu berkaitan dengan Kompetensi dasar

(KD) dalam silabus Kurikulum 2013 kelas X meliputi KD 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan, KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan, dan KD 4.1 Menginterpretasi makna teks negosiasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemudian dalam silabus kelas XII berkaitan dengan KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks iklan, baik melalui lisan maupun tulisan dan KD 4.1 Menginterpretasi makna teks iklan, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, implaktur percapakan berkaitan dengan materi dalam pembelajan yang ada dalam silabus bahasa Indonesia.

Pembelajaran teks negosiasi di kelas X dan teks iklan di kelas XII dapat memanfaatkan hasil penelitian berupa teks percakapan transaksi jual-beli untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih bahan ajar untuk membelajarkan siswa, serta hasil penelitian berupa percakapan yang mengandung implikatur dapat membantu guru dalam memahami materi yang berkaitan dengan tuturan yang mengandung implikatur pada materi yang berkaitan dengan proses jual-beli.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang dilakukan, saran yang disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti dan pembaca dapat dijadikan sumber referensi untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam kajian ilmu pragmatik tentang implikatur percakapan.

2. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia hasil penelitian dapat dijadikan alternasi bahan ajar untuk membelajarkan materi yang berkaitan dengan memahami dan menginterpretasi makna tuturan terkhusus dalam materi yang berkaitan dengan proses jual-beli.

Chaer, Abdul. 2009.Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. 2010.Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Brown, Gillian dan Yule, George. 1996.Analisis Wacana.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djajasudarma, fatimah. T. 1994.Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: PT Eresco.

Lecch, Geoffrey. 1993.Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Lubis, Hamid Hasan. 1993.Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa. Mahsun. 2014.Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, Lexy. J. 2011.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nadar, F.X. 2009.Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Garaha Ilmu..

Rahardi, Kunjana. 2009.Sosiopragmatik. Jakarta : Erlangga.

Rahardi, Kunjana. 2005.Pragmatik kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rusminto, Nurlaksana Eko. 2013.Analisis Wacana: Sebuah Kajian Teoritis dan Praktis.Bandarlampung: Universitas Lampung.

Sukardi. 2012.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Tarigan, Hendri Guntur. 1986.Pengajaran Pragmatik.Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996.Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset. Yule, George. 2006.Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dokumen terkait