• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Simpulan

1 Keberadaan habitat larva A. sundaicus di desa Senggigi berupa muara sungai dan laguna.

2 Penyebaran habitat berupa muara sungai di dusun Senggigi dan Mangsit sedangkan berupa laguna di dusun Kerandangan.

3 Karakteristik kualitas perairan habitat memiliki kisaran suhu 24,80-28,10oC, salinitas 0,00-2,00o/oo serta pH 7,00-8,00. Situasi habitat relatif terbuka bagi

masuknya sinar matahari secara langsung dengan dasar perairan berupa lumpur berpasir serta sedikit batu kerikil.

6.2 Saran

Pengelolaan lingkungan diperlukan untuk pengendalian larva A. sundaicus, terutama dengan membuka pintu muara atau laguna bila air telah menggenang selama seminggu. Dinas Pariwisata setempat hendaknya mewaspadai potensi terjadinya malaria pada wisatawan di desa Senggigi. Wisatawan yang berkunjung sebaiknya melakukan tindakan pencegahan dengan profilaksis dan menggunakan repelen untuk menghindari kontak dengan nyamuk.

PUSTAKA

Bates. 1970. The Natural History of Mosquitoes. Gloucester, Mass. Peter Smith, New York.

Bonne-Wepster, J. dan N.H. Swellengrebel. 1953. The Anopheline Mosquitoes of Indo-Australian Region. J.H. De Bussy. Amsterdam.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Fonds For Aquaculture. Birmingham Publishing co. Birmingham.

Budasih, H. 1993. Beberapa aspek ekologi tempat perindukan Anopheles sundaicus

Rodenwaldt dalam kaitannya dengan epidemiologi malaria di Desa Labuan Lombok, Lombok timur [Tesis]. ENK-IPB, Bogor.

Clements, A.N. 1963. The Physiology of Mosquitoes. Pergamon Press, New York. Dachlan, Y.P., S. Yotopranoto, B.V. Sutanto, S.H.B. Santosa, A.S. Widodo,

Kusmartisnawati, A. Sutanto, I.K.K. Gerudug, M. Takagi, Y. Tsuda, K. Tanabe, F. Kawamoto, K. Yoshinaga dan H. Kanbara. 2005. Malaria Endemic Patterns on Lombok and Sumbawa Island Indonesia. Jpn. J. Trop. Med. Hyg. 33(2): 105-113

Dahlan, Z. dan Ngadijo. 1985. Ekologi An. sundaicus Rodenwaldt [Abstrak]. Di dalam: Prosiding Seminar Parasitologi Nasional IV dan Kongres P4I ke-III.

Yogyakarta, Hal 143.

Depkes RI. 2003. Modul Entomologi Malaria. Dit. Jen. PP&PLP. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Depkes RI. 2007a. Vektor Malaria di Indonesia. Dit. Jen. PP&PLP. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Depkes RI. 2007b. Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Dit.Jen. PP&PLP. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Depkes RI. 2009. Pidato Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Peringatan Hari Malaria Sedunia Ke-2. Jakarta

Dinkes Lobar. 2008. Laporan Tahunan Program Malaria Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008. Subbid. P2PL, Gerung.

Disbudpar Lobar. 2009. Laporan Tahunan Program Promosi Pariwisata. Bid. Promosi Pariwisata. Gerung.

42 Disbudpar Lobar. 2010a. Menuju Visit Lombok Sumbawa 2012.

http://www.visitlomboksumbawa.net/index.php/berita/254. [12 Pebruari 2010] Disbudpar Lobar. 2010b. Tourism Object.

http://visitlomboksumbawa.net/index.php/tourism-object. [12 Pebruari 2010] Dusfour, I., R. Herbach, S. Maguin. 2004. Bionomic and Systematic of The Oriental

Anopheles sundaicus Complex in relation to Malaria Transmission and Vector Control. Am. J. Trop. Med. Hyg., 71(4l: 518-524.

Eaton, A. D., L.S. Clesceri, E.W. Rice, A.E. Greenberg dan M.A.H. Franson. 1986.

Standard methods for the examination of water & wastewater. APHA. New York.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Hoedojo, R. 1998. Vektor Mekanik. Di dalam: Gandahusada, S., H.H.D. Ilahude dan W. Pribadi, editor. Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-3. FK-UI. Jakarta.Parasitologi Kedokteran.Edisi ke-2. FK-UI. Jakarta.

Hoedojo. 1992. Bionomik An. subpictus Khususnya Mengenai Peranannya Sebagai Vektor Malaria Di Jengkalang Flores.

Horsfall, W. R. 1955. Mosquitoes. Their Bionomic and Relation to Disease. The Ronald Press Company. New York.

Kec. Batulayar. 2007. Kecamatan Batulayar Dalam Angka 2007. Batulayar.

Kirnowardoyo, S., Zubaidah dan R. Bambang. 1982. Studi Ekologi A. sundaicus di Pantai Selatan Garut Jawa Barat. Laporan Dit. Jen. PPM&PLP Depkes RI. Jakarta.

Lee, D.J., M.M. Hick, M. Grifiths, M.L. Debenham, J.H. Bryan, R.C. Russel, M. Geary dan E.N. Mark. 1987. The Culicidae of The Australian Region Volume. 5.

Australian Goverment Publishing Service. Canberra.

Mardiana, Shinta dan Wigati. 2002. Berbagai Jenis Nyamuk Anopheles dan Tempat Perindukannnya yang Ditemukan di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Media Litbang Kesehatan Volume XII Nomor 4: 30-35.

Mattimu, A. 1989. Studi Laboratorium Potensi Ikan Mujair Oreochromis mossambicus (Peters) untuk Pengendalian Hayati Larva Anopheles aconitus

Donizt. [Tesis]. ENK-IPB, Bogor.

Nishiyama, K. dan J. Hempel. 1985. Fishes As a Biological Control Agent of Malaria Vector. [Laporan Penelitian]. Asahan Health Improvement Project. JICA.

43

Oaks, S. C. Jr, V. S. Mitcell, G. W. Pearson dan C. C. J. Carpenter. 1991. Malaria Obstacles and Opportunities. Ins.of Med.National Aca Pres. Washington DC. O’Connor, C.T. dan A. Supanto. 1979. Kunci Bergambar untuk Anopheles Dewasa

dari Indonesia. Dit. Jen. PPM&PLP. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Pemda Lobar. 2006. Profil Kabupaten Lombok Barat Tahun 2006, Gerung.

Perkins, E.J. 1974. The biology of Estuaries and Coastal Water. Academic Press. London.

Pribadi, W. 1998. Parasit Malaria. Di dalam: Gandahusada, S., H.H.D. Ilahude dan W. Pribadi, editor. Parasitologi Kedokteran.Edisi ke-3. FK-UI. Jakarta.

Rao, T.R. 1981. The Anophelines of India.Indian Council of Medical Research. New Delhi.

Reid, J.A. 1968. Anopheline Mosqiutoes of Malaya and Borne. The Institute for Medical Research Kualalumpur. Malaysia.

Russel, P.F., L.S. West, R.D. Man Well dan G. Macdonald. 1963. Practical Malariology. Second Edition. Oxford University Press.

Safitri, 2009. Habitat perkembangbiakan dan beberapa aspek perilaku Anopheles sundaicus di kecamatan padang cermin kabupaten lampung selatan. [Tesis]. ENK-IPB, Bogor.

Sembiring, T.U.J. 2005. Karakteristik habitat larva Anopheles sundaicus

(Rodenwaldt) (Diptera: Culicidae) di daerah pasang surut Asahan Sumatera Utara [Tesis]. ENK-IPB, Bogor.

Service, M.W. 1976. Mosquito Ecology, Field Sampling Methods. Applied science Publishaers Ltd. London.

Shinta, S. Sukowati dan Mardiana. 2003. Komposisi spesies dan dominasi nyamuk

Anopheles di daerah pantai Banyuwangi Jawa Timur. Media Litbang KesehatanXII (3): 1-8.

Situmeang, R.K. 1986. Beberapa Perilaku Anopheles sundaicus (Rodenwaldt) Betina di Pantai Glagah Daerah Istimewa Yogyakarta. [Skripsi]. FMIPA-UNAS. Jakarta.

Situmeang, R.K. 1991. Studi perilaku Anopheles sundaicus Rodenwaldt di desa sukaresik pangandaran jawa barat dan dampak pembersihannya. [Tesis]. ENK-IPB, Bogor.

Sundararaman, S., R.M. Soeroto dan M. Siran. 1957. Vector Malaria in Mid Java.

44

Sukowati, S. 2004. Pengaruh Perubahan Lingkungan Terhadap Penyakit Tular Nyamuk di Indonesia. Media Populer & Informasi Direktorat P2B2. Edisi Desember 2004 : 14-16.

Sukowati, S. 2009. Habitat perkembangbiakan dan aktivitas menggigit nyamuk

Anopheles sundaicus dan Anopheles subpictus di Purworejo Jawa Tengah. J. Ekol. Kes. 8(1): 915-925.

Supriyadi. 1991. Respon perkembangan dan pertumbuhan stadium pradewasa An. aconitus Donitz (Diptera: Culicoidae) terhadap suhu konstan. [Tesis]. ENK-IPB, Bogor.

Tjokroprawiro, S. 1983. Perilaku perindukan Anopheles sundaicus Rod di Kepenghuluan Berakit Pulau Bintan. [Tesis]. ENK-IPB, Bogor.

45

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kepadatan larva

A. sundaicus

(ekor/cidukan)

Indeks curah

hujan Malaria (orang)

N 5 5 5

Normal Parametersa Mean 2.2540 10.5080 27.4000

Std. Deviation .61097 12.55284 14.57052

Most Extreme Differences Absolute .237 .320 .341

Positive .237 .320 .341

Negative -.205 -.220 -.197

Kolmogorov-Smirnov Z .530 .716 .762

Asymp. Sig. (2-tailed) .942 .685 .608

a. Test distribution is Normal.

Uji Hubungan Kepadatan Larva A. sundaicusdengan Indeks Curah Hujan

Correlations Kepadatan larva A. sundaicus (ekor/cidukan) Indeks curah hujan Kepadatan larva A. sundaicus (ekor/cidukan) Pearson Correlation 1.000 -.664 Sig. (2-tailed) .222 N 5.000 5

Indeks curah hujan Pearson Correlation -.664 1.000

Sig. (2-tailed) .222

N 5 5.000

Uji Hubungan Kepadatan Larva A. sundaicus dengan Malaria

Correlations

Kepadatan larva

A. sundaicus

(ekor/cidukan) Malaria (orang) Kepadatan larva

A. sundaicus(ekor/cidukan)

Pearson Correlation 1.000 .324

Sig. (2-tailed) .595

N 5.000 5

Malaria (orang) Pearson Correlation .324 1.000

Sig. (2-tailed) .595

Dokumen terkait